Konflik Dalam Pernikahan Beda Agama

ini adalah karena biasanya hal ini tetap mengacu pada pemikiran yang logis. Meskipun demikian, tidak ada kompromi sehingga tidak ada penyelesaian. g. Penyangkalan ini adalah salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi karena tidak ada komunikasi secara terbuka dan terus-terang. Konflik hanya dipendam. Konflik yang tidak bisa diungkapkan adalah konflik yang tidak bisa diselesaikan. Berdasarkan pandangan para ahli mengenai faktor terjadinya konflik dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya yang mendasari mengenai pemecahan masalah, penyesuaian dimana kedua pihak bersedia saling memberi dan menerima, adnya ketidak sepakat yakni tingkat konflik ini ditandai dengan pendapat yang diperdebatkan, sikap kalahmenang dimana adanya ketidaksepakatan yang disertai sikap bersaing yang amat kuat, pertarungan yakni konflik “penembak misterius”, orang-orang yang terlibat di dalamnya saling menembak, sifat keras kepala dimana seseorang mentalitasnya “dengan caraku atau tidak sama sekali, dan cara penyangkalan yakni salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi.

4. Konflik Dalam Pernikahan Beda Agama

Konflik dalam pernikahan beda agama antaranya dapat berupa konflik antar individu dan kelompok, baik di dalam sebuah kelompok maupun antar kelompok. Konflik yang muncul pada Pernikahan Beda Agama Menurut Paramitha, 2002 antara lain: a. Penetuan Agama anak Penentuan agama anak bagi pasangan pernikahan beda agama benar-benar menjadi perhatian khusus dan perlu dipikirkan secara matang. Kerendahan hati suami memperbolehkan anak ikut agama istri dan begitu sebaliknya, dengan berdiskusi secara terbuka dan adanya keterampilan berkomunikasi menurut Scannell 2010:18 bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi individu saling memahami serta meresolusi adanya konflik. Sikap tegas mengharuskan anak mengikuti agama salah satu pasangan suami atau istri tanpa berdiskusi terlebih dahulu b. Pemilihan Sekolah Anak Tanggung jawab dalam mendidik anak terletak di atas bahu orang tua. Melalui pendidikan, orang tua dapat memberikan pengaruh dalam pembentukan pribadi anak dan watak yang akan dibawa hingga dewasa. Pilihan sekolah yang tepat akan sangat membantu memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak. Sekolah bukan hanya sebagai tempat anak mencari ilmu, namun lebih dari itu, sekolah menjadi tempat pembentukan karakter dan kepribadian anak. Oleh sebab itu, orang tua jelas harus memilih sekolah yang terbaik untuk anak. Terbaik bukan berarti yang termahal. Terbaik adalah yang sesuai dengan kebutuhan anak. Demikian bagi seorang yang menikah dengan beda agama, hal ini akan menjadi pertimbangan serta pilihan yang perlu dibicaran dan disepakati bersama. c. Relasi dalam Keluarga dan Lingkungan Relasi dalam keluarga akan mempengaruhi karakter atau kepribadian dari seorang anak bahwa fondasi utama pendidikan adalah keluarga, bukan sekolah. Pola komunikasi orang tua harus disiapkan dengan baik, komunikasi dialogis yang terjadi antara orang tua dan anak-anaknya,terutama yang berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk memecahkan masalahnya. Ketika orang tua tidak bisa berkomunikasi dengan baik kepada anaknya, maka dapat dikatakan bahwa relasi atau hubungan mereka kurang baik. Hubungan yang kurang baik yang dilihat dari pola komunikasinya tersebut akan mempengaruhi sikap dan kepribadian anak hal itu dikarenakan pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam pembentukan kepribadian anak. Semua dan perilaku anak yang telah dipolesi dengan sifat atau pola asuh yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Dampak dari pernikahan beda agama mampu mempengaruhi relasi anak dengan keluarga ataupun lingkungannya. Maka dari itu sangat diperlukan pola asuh yang tepat bagi sang buah hati. d. Ditempati Doa Lingkungan Menurut Huub Boelaars 2005 salah satu kekhasan Gereja Katolik Indonesia adalah adanya sistem lingkungan kring stasi dalam pelayanan pastoral parokial-teritorial yang memungkinkan semakin banyak kaum beriman awam terlibat dalam pengembangan Gereja e. Memaksakan Agama Anak Menurut Amsal Bakhtiar 2007 bahwa tidak dibolehkannya melakukan pemaksaan dalam agama, ini bisa dimaklumi karena Allah memposisikan manusia sebagai makhluk berakal. Dengan akalnya, manusia bisa memilih agama mana yang terbaik buat dirinya tentang kebebasannya.

5. Pengertian Manajemen Konflik