Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang
berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
e. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki
perasaan, pendirian
maupun latar
belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan
yang berbeda-beda, kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
f. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan
tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Berdasarkan pandangan para ahli mengenai sumber-sumber konflik yang
dapat terjadi dapat ditarik kesimpulan bahwa konflik muncul karena ada kondisi yang melatar-belakanginya dan berkaitan dengan tujuan yang hendak
dicapai.
3. Faktor- faktor Penyebab Konflik
Stevenin 2000, pp.132-133, ada beberapa faktor yang mendasari
munculnya konflik antar pribadi diantaranya:
a. Pemecahan masalah secara sederhana yakni fokusnya tertuju pada
penyelesaian masalah dan orang-orangnya tidak mendapatkan perhatian utama.
b. Penyesuaian dimana kedua pihak bersedia saling memberi dan
menerima, namun tidak selalu langsung tertuju pada masalah yang sebenarnya. Waspadailah masalah emosi yang tidak pernah disampaikan
cenderung ada ketidakpuasan. c.
Tidak sepakat yakni tingkat konflik ini ditandai dengan pendapat yang diperdebatkan, mengambil sikap menjaga jarak, memanfaatkan dan
menunjukkan aspek-aspek yang sehat dari ketidaksepakatan tanpa membiarkan adanya perpecahan dalam kelompok.
d. KalahMenang ini adalah ketidaksepakatan yang disertai sikap bersaing
yang amat kuat. Pada tingkat ini, sering kali pendapat dan gagasan orang lain kurang dihargai. Sebagian di antaranya akan melakukan berbagai
macam cara untuk memenangkan pertarungan. e.
Pertarungan ini adalah konflik “penembak misterius”, orang-orang yang terlibat di dalamnya saling menembak dari jarak dekat kemudian
mundur untuk menyelamatkan diri. Bila amarah meledak, emosi pun menguasai akal sehat dan orang-orang saling berselisih.
f. Keras Kepala ini adalah mentalitas “dengan caraku atau tidak sama
sekali”. Satu-satunya kasih karunia yang menyelamatkan dalam konflik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini adalah karena biasanya hal ini tetap mengacu pada pemikiran yang logis. Meskipun demikian, tidak ada kompromi sehingga tidak ada
penyelesaian. g.
Penyangkalan ini adalah salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi karena tidak ada komunikasi secara terbuka dan terus-terang. Konflik
hanya dipendam. Konflik yang tidak bisa diungkapkan adalah konflik yang tidak bisa diselesaikan.
Berdasarkan pandangan para ahli mengenai faktor terjadinya konflik dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya yang mendasari mengenai pemecahan
masalah, penyesuaian dimana kedua pihak bersedia saling memberi dan menerima, adnya ketidak sepakat yakni tingkat konflik ini ditandai dengan
pendapat yang diperdebatkan, sikap kalahmenang dimana adanya
ketidaksepakatan yang disertai sikap bersaing yang amat kuat, pertarungan yakni
konflik “penembak misterius”, orang-orang yang terlibat di dalamnya saling menembak, sifat keras kepala dimana seseorang mentalitasnya
“dengan caraku atau tidak sama sekali, dan cara penyangkalan yakni salah satu jenis
konflik yang paling sulit diatasi.
4. Konflik Dalam Pernikahan Beda Agama