Manajemen Konflik dalam Pernikahan Beda Agama Kajian Penelitian yang Relevan

Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pernikahan beda agama ialah seorang pria dan wanita yang secara kepercayaan atau agama yang berbeda namun menjalin suatu ikatan batin yang di wujudkan dalam sebuah pernikah tanpa berpindah agama dari salah satu pasangan tersebut. Penyatuan dua pola pikir dan cara hidup yang berbeda, dan perbedaan agama dengan pasangan dalam pernikahan.

C. Manajemen Konflik dalam Pernikahan Beda Agama

Menurut Esere 2003 manajeman konflik dalam perkawinan adanya perbedaan persepsi dan harapan-harapan yang terjadi pada pasangan suami istri tentang masalah pernikahan. Masalah-masalah itu antara lain latar belakang pengalaman yang berbeda, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai yang mereka anut sebelum memutuskan untuk menjalin ikatan perkawinan. Manajemen konflik dalam pernikahan merupakan usaha pasangan suami istri guna mengolah sebuah konflik yang berasal dari dalam keluarga itu sendiri ataupun disebabkan oleh pihak luar. Pernyataan di atas disinggung mengenai manajeman konflik didalam sebuah pernikahan beda agama, bagaimana seorang pasangan beda agama mampu mengelola konflik dan dapat melihat berbagai kemungkinana yang terjadi didalam pernikahan. Manajemen konflik dimaksudkan pasangan dapat melihat dari sisi yang positif dari pasangannya dan dapat mengkomunikasikan atau menyelesaikan masalah didalam rumah tangga tanpa membuat konflik semakin parah dan saling menyakiti. Perbedaan agama, cara pandang seringkali membuat pasangan yang beda agama gelap mata dalam megatasi konfliknya sendiri di dalam pernikahannya. Berdasarkan pemaparan para ahli terkait dengan manajemen konflik dalam pernikahan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bagaimana seorang pasangan beda agama mampu mengelola konflik dan dapat melihat berbagai kemungkinana yang terjadi didalam pernikahan. Manajemen konflik dimaksudkan pasangan dapat melihat dari sisi yang positif dari pasangannya dan dapat mengkomunikasikan atau menyelesaikan masalah didalam rumah tangga tanpa membuat konflik semakin parah dan saling menyakiti.

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian Nur Laili Oktafian tentang Manajemen Konflik pada Pasangan suami Istri yang menjalani Perkawinan Campuran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dua subyek sebagai pasangan wanita Jawa dan pria Belanda menggunakan cara manajemen konflik kompetitif, menghindar, dan kompromi dalam mengelola konflik, sedangkan satu subyek yang merupakan pasangan dengan etnis Jawa-Perancis lebih banyak menggunakan perpaduan antara cara menghindar dan kolaborasi dalam penyelesaian konflik diantara mereka. Penelitian studi kasus Tri Artha Fransiska dalam Komunikasi Keluarga Pasangan Beda Agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif cinta adalah motif yang digunakan pelaku pernikahan beda agama. Seperti menggunakan cara kompromi, cara mengikuti kemauan orang lain dan cara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kolaborasi dalam menentukan tata cara keagamaan dalam pernikahan dan penunjukan simbol keagamaan. Pengambilan keputusan dengan cara akomodatif dalam menentukan agama anak. sedangkan, manajemen konflik keluarga beda agama dalam menjalankan ibadah dan hari besar keagamaan menggunakan cara kolaborasi dan cara kompromi. Penelitian Asteria Agustin mengenai Manajemen Konflik Antar Pribadi Pasangan Suami Istri Beda Agama. Hasil penelitian bahwa mengkomunikasikan dengan cara saling membicarakan berkolaborasi dan berunding kepada pasangan guna menyelesaikan masalah, mereka bekerja sama dan mencari pemecahan yang memuaskan. Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dipaparkan pada paragraf sebelumnya, terdapat beberapa perbedaan antara penelitian diatas dengan penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada manajemen konflik yang digunakan pada tiga subjek pernikahan beda agama.

E. Kerangka Pikir