Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

k Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung termasuk biaya tidak relevan, dimana total biaya relatif tetap sampai dengan tingkat output tertentu atau tidak dipengaruhi dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya-biaya tersebut digolongkan seperti dilihat dalam tabel 5.8 dibawah ini: Tabel 5.9 Pemisahan Biaya Relevan dan Tidak Relevan Biaya Produksi Relevan Tidak Relevan Biaya Bahan Baku Relevan Biaya Tenaga Kerja Langsung Relevan Biaya Listrik Variabel Relevan Biaya Kesejahteraan Karyawan Tidak Relevan Biaya Penyusutan Mesin Tidak Relevan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Tidak Relevan Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Tidak Relevan Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Relevan Biaya Non Produksi Biaya Telekomunikasi Tidak Relevan Biaya Pemasaran: Biaya Pengiriman Barang Tidak Relevan Biaya Promosi Tidak Relevan Biaya Pameran Tidak Relevan Sumber: UD. Mintarso Fiberglas yang sudah diolah b. Berdasarkan yang Terjadi di dalam Perusahaan Dalam langkah penentuan biaya relevan dan tidak relevan, perusahaan tidak melakukan penentuan biaya relevan dan tidak relevan. Setelah menghitung kapasitas menganggur, perusahaan langsung menghitung biaya-biaya yaitu dengan menghitung biaya produksi dan biaya non produksi tanpa melakukan pemisahan biaya relevan dan tidak relevan. Tabel 5.10 Biaya Produksi Bulan Juni 2011 Biaya Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 33.000.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung : 1. Bagian pengolahan Rp 4.200.000 2. Bagian Pencetakan Rp 3.150.000 3. Bagian Finishing Rp 4.200.000 4. Bagian Pengecatan Rp 3.150.000 5. Bagian Pembungkusan Rp 3.150.000 Biaya Overhead Pabrik: 1. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 1.290.000 2. Biaya Listrik Rp 259.220 3. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rp 352.950 4. Biaya Kesejahteraan Karyawan Rp 1.141.600 5. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin Rp 266.000 6. Biaya Penyusutan Mesin Rp 126.000 Sumber: UD Mintarso Fiberglas Tabel 5.11 Biaya Non Produksi Bulan Juni 2011 Biaya Non Produksi Jumlah Biaya Adm dan Umum: 1. Biaya Telepon Rp 62.344 Biaya Pemasaran: 1. Biaya Promosi Rp 405.400 2. Biaya Pameran Rp 324.000 Sumber: UD. Mintarso Fiberglas Setelah melakukan perhitungan total kapasitas menganggur selama bulan Juni 2011, perusahaan tidak menentukan biaya relevan dan tidak relevan. Perusahaan langsung mencatatnya ke dalam perhitungan biaya produksi dan biaya non produksi. Disinilah letak perbedaan antara yang terjadi diperusahaan dengan yang ada di dalam teori. Langkah kedua yang dilakukan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus tidak sama dengan teori yaitu setelah menghitung kapasitas menganggur, langkah selanjutnya dengan dilakukan penentuan biaya relevan dan tidak relevan. 3. Membandingkan Penentuan Total Pendapatan Diferensial, Biaya Diferensial dan Laba Diferensial Pesanan Khusus special order pricing dengan Menggunakan Analisis Biaya Relevan a. Berdasarkan Teori Cara dalam perhitungan analisis biaya relevan dibutuhkan perhitungan pendapatan diferensial, biaya diferensial dan laba diferensial diolah berdasarkan data yang ada di perusahaan. Dengan melihat data perhitungan per pcs yang dilakukan oleh perusahaan maka dapat dihitung biaya diferensial pesanan khusus yang diterima. Tabel 5.12 Perhitungan Biaya Per Unit Selama Bulan Juni 2011 Keterangan Total Per Unit Biaya Bahan Baku Rp 33.000.000 Rp 18.851,0800 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 17.850.000 Rp 10.050,6800 Biaya Overhead Pabrik: Biaya Listrik Rp 259.220 Rp 145,9572 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rp 352.950 Rp 198,7331 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Rp 266.000 Rp 149,7748 TOTAL 51.728.170 29.126,22 Sumber: UD. Mintarso Fiberglas 1 Biaya Diferensial Maka dapat ditentukan biaya diferensial seperti tabel dibawah ini: Tabel 5.13 Biaya Diferensial Biaya Juni Biaya Produksi: Biaya Bahan Baku Rp 3.770.216,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 2.010.136,00 Biaya Overhead Pabrik: 1. Biaya Listrik Rp 29.191,44 2. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin Rp 29.954,96 Jumlah Biaya Diferensial Rp 5.839.498 Sumber UD. Mintarso Fiberglas yang Sudah diolah 2 Pendapatan Diferensial Tabel 5.14 Pendapatan Diferensial Bulan Pendapatan Pesanan Khusus Patung Juni 200pcs x Rp 50.000 = Rp 10.000.000 Sumber UD. Mintarso Fiberglas yang Sudah diolah Tabel 5.15 Analisis Biaya Relevan Pesanan Khusus Bulan Juni 2011 Keterangan Menerima Pesanan Khusus Menolak Pesanan Khusus Penjualan Rp 10.000.000,00 - Biaya Produksi: Biaya Bahan Baku Rp 3.770.216,00 - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 2.010.136,00 Biaya Overhead Pabrik: 1. Biaya Listrik Rp 29.191,44 - 2. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin Rp 29.954,96 - TOTAL BIAYA Rp 5.839.498 - LABA DIFERENSIAL Rp 4.160.502 - Sumber UD. Mintarso Fiberglas yang sudah diolah b. Berdasarkan yang Terjadi di Perusahaan Dalam menentukan total biaya diferensial dan pendapatan diferensial perusahaan UD. Mintarso Fiberglas tidak melakukan langkah ke tiga ini. Perusahaan hanya menghitung dari total HPP sebagai bahan pertimbangan, jika harga per unit yang telah dihitung oleh perusahaan berdasarkan HPP masih dibawah harga pesanan khusus per unit yang ditentukan oelh pembeli maka setelah dari berbagai pertimbangan diatas maka pesanan khusus diterima, seperti didalam tabel dibawah ini; Tabel 5.16 Perhitungan Biaya Per Unit Selama Bulan Juni 2011 Keterangan Total Per Pcs Biaya Bahan Baku Rp 33.000.000 Rp 18.851,0800 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 17.850.000 Rp 10.050,6800 Biaya Overhead Pabrik: Biaya Listrik Rp 259.220 Rp 145,9572 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rp 352.950 Rp 198,7331 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Rp 266.000 Rp 149,7748 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 1.290.000 Rp 726,3514 Biaya Kesejahteraan Karyawan Rp 1.141.600 Rp 642,7928 Biaya Penyusutan Mesin Rp 126.000 Rp 70,9459 Biaya Adm dan Umum: 1. Biaya Telepon Rp 62.344 Rp 35,1036 Biaya Pemasaran: 1. Biaya Promosi Rp 405.400 Rp 228,2658 2. Biaya Pameran Rp 324.000 Rp 182,4324 TOTAL Rp 55.077.514 Rp 31.012,1100 Sumber UD. Mintarso Fiberglas Perusahaan dalam menentukan biaya diferensial, pendapatan diferensial dan laba diferensial tidak mengikuti langkah dari teori Hanson dan Mowen 2005: 282-283 yaitu penentuan total pendapatan diferensial, biaya diferensial dan laba diferensial pesanan khusus special order pricing . Perusahaan juga tidak melakukan perhitungan analisis biaya relevan. Dengan alasan perusahaan dalam pengambilan keputusan hanya melihat dari kapasitas menganggur, biaya produksi dan non produksi dan terakhir adalah melihat hasil hpp yang terjadi diperusahaan. Ketiga hal tersebut yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menerima atau menolak pesanan khusus. Dalam langkah ke 3 ini perusahaan tidak mengikuti langkah yang ada di dalam teori. Jadi dalam langkah ke 3 menurut teori Hansen dan Mowen 2005: 282-283 yaitu penentuan pendapatan yang diterima dengan menggunakan analisis biaya relevan, perusahaan tidak mengikuti langkah yang ada di dalam teori tersebut. 4. Pengambilan Keputusan dikatakan Tepat Jika Pengambilan Keputusan yang dilakukan Perusahaan sama dengan yang ada di dalam teori. Dari ketiga langkah dalam teori Hanson dan Mowen diatas perusahaan hanya menerapkan satu langkah yaitu menentukan total kapasitas menganggur sebelum mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan khusus. Sedangkan langkah kedua dan ketiga yang terjadi diperusahaan tidak sama seperti yang ada di dalam teori. Pengambilan keputusan dikatakan tepat jika langkah pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan sama dengan teori. Jadi, pengambilan keputusan yang dilakukan oleh UD Mintarso Fiberglas dalam menerima atau menolak pesanan khusus sudah tepat yaitu menerima pesanan khusus, meskipun langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan tidak sama dengan yang ada di dalam teori.

C. Pembahasan

UD. Mintarso Fiberglas tidak menggunakan penerapan teori analisis biaya relevan dalam pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus. Meskipun perusahaan mengambil keputusan dengan tepat yaitu menerima pesanan khusus tersebut dan memperoleh laba, tapi langkah yang dilakukan oleh perusahaan tidak sama dengan teori analisis biaya relevan menurut hansen dan mowen dalam bukunya akuntansi manajemen. Dilihat dari langkah pertama berdasarkan teori Hanson dan Mowen 2005: 282-283 untuk menerima pesanan khusus, perusahaan pertama-tama harus melihat kapasitas menganggur yang terjadi dalam bulan Juni 2011 dengan cara volume produksi normal dikurangi volume produksi sesungguhnya. Perusahaan UD. Mintarso Fiberglas dalam menerima pesanan khusus pertama-tama menghitung total kapasitas menganggur. Total kapasitas menganggur sebesar 224 pcs didapat dari perhitungan yang ditetapkan oleh perusahaan dengan mengurangi volume produksi yang ditetapkan dengan volume produksi sesungguhnya yang terjadi pada bulan Juni volume yang ditetapkan sebesar 2000 pcs dikurangi volume sesungguhnya yang terjadi pada bulan Juni sebesar 1776 pcs. Kapasitas menganggur ini yang dijadikan pertimbangan oleh perusahaan dalam menerima atau menolak pesanan khusus. Perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan ini sama seperti dalam teori Hanson dan Mowen 2005: 282- 283 yaitu dengan mempertimbangkan kapasitas menganggur pada bulan Juni 2011. Hal ini juga disebabkan dengan adanya pesanan khusus pada bulan Juni 2011 yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Langkah kedua dari teori Hansen dan Mowen 2005: 282-283 yaitu membandingkan penentuan biaya relevan dan biaya tidak relevan. Langkah ini sangat penting untuk perusahaan dalam proses pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, karena tidak semua biaya dapat digolongkan relevan dalam perhitungan pesanan khusus. Perusahaan UD. Mintarso Fiberglas tidak menggolongkan setiap biaya mana yang biaya relevan dan mana yang tidak relevan, ini mungkin disebabkan ketidaktahuan perusahaan mengenai teori analisis biaya relevan seperti di dalam teori. Didalam teori itu sendiri Biaya relevan digunakan dalam pembuatan keputusan taktis Hansen dan Mowen, 2005:505. Namun dalam membuat keputusan ini, pembuat keputusan harus selalu menjaga keputusan didalam kerangka etis. Sayangnya, manajer di perusahaan UD. Mintarso Fiberglas mempunyai pandangan kebalikannya. Hal ini kemungkinan juga disebabkan karena perusahaan lebih fokus kepada perhitungan biaya per unit sehingga tidak dipisahkan biaya relevan dan biaya tidak relevan. Kemungkinan yang lain perusahaan tidak melihat adanya sifat dari masing-masing biaya, terutama biaya relevan ataupun biaya tidak relevan. Biaya yang termasuk biaya relevan dalam perusahaan UD Mintarso berdasarkan teori adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya listrik. Sedangkan yang termasuk biaya tidak relevan adalah biaya listrik, biaya pemeliharaan dan perbaikan gedung, biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin, biaya telekomunikasi, biaya perjalanan pameran, biaya promosi. Biaya yang sudah dipisahkan tersebut akan menjadi acuan dalam melakukan analisis biaya relevan. Langkah ketiga dari teori Hansen dan Mowen 2005: 282-283 yaitu Membandingkan penentuan total pendapatan diferensial dan biaya diferensial pesanan khusus special order pricing dengan Analisis Biaya Relevan. Yang terjadi diperusahaan yaitu tidak sama dengan langkah ketiga dalam teori tersebut. Dari hasil analisa Tabel 5.14 dapat dilihat bahwa pada bulan Juni UD. Mintarso Fiberglas jika menerima pesanan khusus akan mendapatkan laba sebesar Rp 4.160.502. Maka keputusan yang diambil perusahaan UD. Mintarso Fiberglas ini benar, meskipun langkah kedua dan ketiga dalam teori pengambilan keputusan pesanan khusus tersebut tidak sama. Sangat penting bagi perusahan untuk menghitung analisis biaya relevan, karena analisis biaya relevan sangat menguntungkan bagi manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus. Analisis yang tepat dalam mengambil keputusan menerima pesanan khusus adalah menggunakan analisis biaya relevan dan memusatkan perhatian pada hasil akhir keseluruhan. Pada umumnya, hanya biaya relevan yang dipengaruhi oleh pesanan khusus. Semua biaya tidak relevan tidak terpengaruh, dan oleh karena itu diabaikan dalam kalkulasi pesanan khusus. Analisis biaya dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan analisis biaya relevan, yang membedakan pola perilaku biaya relevan dan biaya tidak relevan Horngren, 1984: 106-107. Perusahaan UD. Mintarso Fiberglas dalam menerima atau menolak pesanan khusus hanya menerapkan satu langkah penentuan kapasitas menganggur sebeleum menerima pesanan khusus. Sedangkan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus berdasarkan teori Hansen dan Mowen 2005: 282-283 analisis biaya relevan terdapat 3 langkah yang harus digunakan dalam menerima atau menolak pesanan khusus. Tindakan yang diambil oleh manajer perusahaan UD. Mintarso Fiberglas mungkin masih terbatas karena kurangnya pemahaman teori analisis biaya relevan dalam mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan khusus. Sehingga langkah yang dilakukan masih dibilang sangat sederhana. 63

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti serta informasi yang telah diperoleh dari perusahaan, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus tidak sama dengan teori, tetapi pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan sudah tepat berdasarkan teori yaitu menerima pesanan khusus pada bulan Juni 2011.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dalam karya tulis ini yaitu: 1. Penggolongan biaya yang dilakukan oleh perusaahan masih sederhana, sehingga biaya yang dimasukan dalam perhitungan biaya per unit kurang lengkap. 2. Data biaya yang dimiliki perusahaan ada beberapa yang tidak tercatat dalam pembukuan, sehingga hasil laba yang diterima perusahaan tidak optimal.

C. Saran

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan di UD.Mintarso Fiberglas, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan a. Perusahaan dalam mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan khusus dapat menggunakan teori analisis biaya relevan. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan mendapatkan laba yang optimal. b. Seharusnya perusahaan memisahkan dan menggolongkan biaya-biaya yang terjadi kedalam biaya relevan dan tidak relevan. 2. Peneliti Selanjutnya a. Mencari perusahaan yang memiliki data laporan keuangan yang tersusun baik. Sehingga memudahkan dalam perhitungan laba yang optimal sesungguhnya yang diterima oleh perusahaan. b. Semoga skripsi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan acuan untuk penelitian selanjutnya.