51
Tabel: II Variabel Penelitian Ibu-ibu
No Variabel
Item Jumlah
1 2
3 4
1 Keluarga Katolik
15, 16, 17, 18, 19
5
2 Peranan ibu
20, 21, 22, 23, 24, 25
6
Jumlah Soal
11
C. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dari 20 responden penelitian yaitu kaum ibu lingkungan St. Yohanes Pemandi paroki St. Albertus Agung Jetis, Yogyakarta, yang terdiri dari
28 kepala keluarga. Jumlah kuesioner yang peneliti sebarkan sebanyak 30 kuesioner. Usia perkawinan responden antara 3-15 tahun sebagai keluarga muda sebanyak 5
keluarga, sedang antara 16-25 sebanyak 10 keluarga, kategorial keluarga tua antara 26 sampai ke atas sebanyak 4 keluarga, sedangkan keluarga tunggal tidak punya
suami 1 keluarga. Jumlah keluarga di lingkungan St. Yohanes Pemandi Paroki St. Alertus Agung Jetis, Yogyakarta sesuai data tingkat paroki.
Dari jumlah tersebut, 20 orang yang mengembalikan kuesioner dari kuesioner yang sudah disebarkan oleh peneliti. Laporan penelitian akan disajikan
sesuai dengan urutan variabel penelitian yang tertera dalam Tabel I dan II yang terdiri dari: pengetahuan akan kesetiaan Maria, penghayatan kesetiaan Maria dengan
berdevosi dan kesetiaan Maria sebagai teladan dalam hidup berkeluarga bagi ibu- ibu, sedangkan variabel tabel II yakni: keluarga Katolik dan peranan ibu.
52
1. Kesetiaan Maria
a. Pengetahuan
Tabel 3.1. Pengetahuan akan Kesetiaan Maria N= 20
No Pernyataan
Jumlah Sll
S K
1 Kesetiaan Maria mendampingi Yesus dan
Yosep semakin
menguatkan panggilan
hidupku sebagai seorang ibu 5
25 15
75 -
2 Kesetiaan Maria menjalankan tanggung
jawab yang dipercayakan Allah padanya menginspirasi saya dalam menjalankan tugas
sebagai ibu rumah tangga yang baik 6
30 14
70 -
3 Mengikuti teladan Maria dengan menyimpan
segala perkara dalam hati tanpa ada rasa dendam
3 15
15 75
2 10
4 Mampu menghadapi segala cobaan tanpa
mengeluh sebagaimana telah diteladankan Maria saat menerima tawaran dari Allah
lewat malaikat Gabriel 5
25 8
40 7
35
5 Penderitaan yang dialami Maria semakin
menguatkan panggilan hidup saya sebagai seorang ibu Katolik
5 25
15 75
-
Keterangan:
Sll : Selalu S : Setuju
K : Kadang-kadang
Tabel 3.1 di atas, pengungkapan responden tentang pengetahuan akan kesetiaan Maria. Pernyataan kesetiaan Maria mendampingi Yesus dan Yusuf
53
semakin menguatkan panggilan hidup sebagai seorang ibu yang menyatakan selalu sebanyak 5 responden 25, sedangkan yang menyatakan setuju 75. Kesetiaan
Maria menjalankan tanggung jawab yang dipercayakan Allah padanya sangat menginspirasi dalam menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga yang baik dengan
jumlah 6 responden 30, yang menyatakan setuju sebanyak 14 responden 70. Pernyataan ini dikuatkan oleh responden I saat wawancara, mengatakan:
Yang menjadi pedoman hidup saya untuk meneladani Bunda Maria sebagai inspirasi dalam keluarga yaitu bahwa Maria setia mendampingi
Yesus sampai ke salib, memangku mayat Yesus ketika diturunkan dari salib dan tidak pernah mengeluh dan melawanberontak kepada Yusuf
suaminya serta kepada Tuhan meskipun mengalami banyak penderitaan setelah menerima kabar dari malaikat Gabriel hasil wawancara.
Ungkapan di atas sangat jelas bahwa kesetiaan Maria mendampingi Yesus maupun Yusuf sangat menginspirasi kaum ibu dalam menjalani panggilan
mereka lewat kehidupan berkeluarga sebagaimana yang telah diteladankan oleh Maria. Dengan demikian semakin mendorong kaum ibu untuk selalu berhati mulia
baik di dalam keluarga maupun di kehidupan masyarakat, seperti yang diungkapkan oleh responden ke II saat wawancara:
Meneladani Maria bukanlah hal yang paling gampang untuk dilakukan oleh sebab itu penuh perjuangan yang begitu besar, dalam hidup
berkeluarga pasti banyak permasalahan tanpa disadari hal sepele menjadi masalah besar, misalnya bara api jikalau dikipas-kipas pasti bara api
semakin besar begitu juga dengan situasi keluarga. Berangkat dari kejadian itu saya didorong terus dan menerus untuk belajar seperti Maria
yang selalu sabar dan tabah mendampingi Yesus maupun Yusuf, saya selalu berdoa agar Roh Kudus memberikan kekuatan dalam
menyelesaikan masalah tersebut. Begitu juga dengan tetangga yang selalu mengkotak-katik suami saya saat suami selama 6 bulan tidak
menerima gaji, dimana mereka selalu mengatakan sebentar lagi motor dan harta kalian akan diambil oleh orang lain karena hutang keluargamu
banyak, darimana uang suamimu untuk membanyar itu semua. Namun saya tidak memperdulikan itu semua, saya selalu mengingat keluh kesah
yang dialami oleh Maria hasil wawancara. Pada pernyataan yang menyatakan selalu mengikuti teladan Maria
dengan menyimpan segala perkara dalam hati tanpa ada rasa dendam sebanyak 3
54
responden 15, yang menyatakan setuju dengan jumlah 15 responden 75 sedangkan yang mengungkapkan kadang-kadang sebanyak dua 2 responden
10. Ada 5 responden 25 menyatakan bahwa mampu menghadapi segala cobaan tanpa mengeluh sebagaimana telah diteladankan Maria saat menerima
tawaran dari Allah, yang mengungkapkan setuju sebanyak 8 responden 40, sedangkan yang menyatakan kadang-kadang dengan jumlah 7 responden 35.
Responden yang menyatakan selalu bahwa penderitaan yang dialami Maria semakin menguatkan panggilan hidup sebagai seorang ibu Katolik sebanyak 5 dengan
porsentase 25, sedangkan yang menyatakan setuju sebanyak 15 responden 75.
Dari hasil kuesioner dan wawancara peneliti melihat bahwa rata-rata kaum ibu memahami kesetiaan Maria dan mereka mau belajar sebagaimana yang
telah Maria teladankan. Kaum ibu memiliki suatu komitmen untuk berusaha belajar, mengikutinya sebagaimana yang telah mereka ketahui. Hati Maria yang berwajah
keibuan mendalam sangat membantu kaum ibu dalam menjalani panggilan hidupnya sebagai seorang ibu keluarga. Kaum ibu mengetahui dan memahami Maria dengan
sungguh-sungguh, hal ini nampak dalam ketabahan kaum ibu dalam keluarga.
b. Penghayatan kesetiaan Maria dengan cara berdevosi
Tabel 3.2. Penghayatan kesetiaan Maria dengan cara berdevosi N= 20
No Pernyataan
Jumlah Sll
S K
6 Menyerahkan segala hidup kepada Tuhan
adalah bagian dari hidup saya dalam hidup 3
15 16
80 -
55
sehari-hari 7
Devosi kepada Maria semakin mengajari saya untuk berpasrah diri terhadap kehendak
Allah 5
25 15
75 -
8 Saya malas berdevosi kepada Maria karena
tidak memberikan rejeki dan berkat bagi saya 1
5 1
5 14
70 9
Saat iman saya kering, saya berdevosi kepada Maria guna menguatkan iman saya
kepada Tuhan 6
30 8
40 6
30
10 Saya selalu meluangkan waktu untuk
berdevosi kepada Maria 3
15 9
45 8
40
Dari tabel 3.2 di atas, pengungkapan responden tentang penghayatan kesetiaan Maria dengan cara berdevosi. Ada sejumlah 3 responden 15 yang
menyatakan selalu menyerahkan segala hidup kepada Tuhan adalah merupakan bagian dari hidup mereka, yang mengungkapkan setuju 16 responden 80.
Pernyataan ini dikuatkan ungkapkan oleh salah seorang dari responden ke I saat diwawancara:
Sabar dalam menghadapi masalah dan minta pertolongan lewat doa kepada Tuhan agar Dia selalu menguatkan dan memberkati segala karya
dan usaha yang saya lakukan juga berdevosi kepada Maria hasil wawancara.
Responden yang berjumlah 5 orang 25 menyatakan selalu berdevosi
kepada Maria guna mengajari mereka untuk berpasrah diri kepada kehendak Allah, yang mengungkapkan setuju sebanyak 15 responden 75. Terdapat 1 responden
5 menyatakan bahwa selalu malas berdevosi kepada Maria karena tidak memberikan rejeki dan berkat, yang menyatakan setuju 1 orang 5, sedangkan
56
yang mengungkapkan kadang-kadang sebanyak 14 responden 70. Dalam kolom ini ada beberapa responden tidak menjawab sama sekali.
Saat iman kering para ibu-ibu berdevosi kepada Maria guna menguatkan iman kepada Tuhan. Hal ini terbukti dari 6 responden 30 menyatakan selalau,
yang menyatakan setuju 8 orang 40, sedangkan yang mengungkapkan kadang- kadang sebanyak 6 orang 30. Dengan demikian dapat dilihat bahwa sebanyak 3
responden 15 menyatakan selalu meluangkan waktu untuk berdevosi kepada Maria, yang menyatakan setuju 9 orang 45, sedangkan yang mengungkapkan
kadang-kadang 8 orang 40. Hasil observasi menunjukkan bahwa rata-rata kaum ibu sudah menghayati Maria dengan cara berdevosi. Kerelaan dan kemauan seorang
ibu berdevosi dalam hidup sehari-hari didukung oleh kaum ibu yang ada di lingkungan St. Yohanes Pemandi, di mana ketika kaum ibu mengalami masalah
keluarga mereka dapat bersabar, tabah dan pasrah kepada Tuhan seperti Maria. Seperti yang diungkapkan oleh responden I ketika diwawancarai:
Makna atau arti meneladani Bunda Maria terhadap panggilan sebagai seorang ibu keluarga Katolik adalah membuat saya semakin sabar, tabah
dan kuat dalam menghadapi masalah. Bunda Maria menjadi senjata dalam hidup sehari-hari hasil wawancara.
Kaum ibu yang mau menghayati kehidupan keluarga Maria berarti ada
semacam perubahan dalam diri kaum ibu untuk menjadi yang terbaik dan baik. Mau bertindak seperti Maria berarti kaum ibu semakin menghayati Maria dalam
keluarga. Hal yang demikian sangat relevan ketika peneliti melakukan Karya Bakti Paroki KBP di lingkungan tersebut, para kaum mengalami permasalahan keluarga
yang sangat berat namun mereka masih mampu bertahan sampai sekarang. Meskipun, ada beberapa keluarga mengalami permasalahan yang rumit.