Singkatan Kitab Suci Kesetiaan Maria sebagai teladan dalam hidup berkeluarga bagi ibu-ibu di lingkungan Santo Yohanes Pemandi Paroki Santo Albertus Agung Jetis, Yogyakarta.
4
iman dan penyerahan diri Maria secara total pada kehendak Allah, Maria mendapat penghormatan secara istimewa di dalam Gereja dan mendapat gelar-gelar.
Konstitusi dogmatik tentang Gereja Lumen Gentium mengatakan:
Adapun dalam tata rahmat itu peran Maria sebagai bunda tiada hentinya terus berlangsung, sejak persetujuan yang dengan setia diberikannya
pada saat Warta Gembira, dan tanpa ragu-ragu dipertahankannya di bawah kayu salib, hingga penyempurnaan kekal semua terpilih. Sebab
sesudah diangkat ke surga ia tidak meninggalkan peran yang membawa keselamatan itu, melainkan dengan aneka perantaraannya ia terus-
menerus memperoleh bagi kita karunia-karunia yang menghantar kepada keselamatan kekal. Dengan cinta kasih keibuannya, ia memperhatikan
saudara-saudari Puteranya, yang masih dalam peziarahan dan menghadapi bahaya-bahaya serta kesukaran-kesukaran, sampai mereka
mencapai tanah air yang penuh kebahagiaan. Oleh karena itu, dalam Gereja Santa Perawan disapa dengan gelar Pembela, Pembantu,
Penolong, serta Perantara LG, art. 62.
Maria disapa oleh malaikat Gabriel sebagai orang yang dikarunia oleh Allah, penuh rahmat Lukas 1:28-30 dan jawaban Maria kepada malaikat
menunjukkan diri-nya sebagai hamba Tuhan yang taat Lukas 1: 38. Menyadari diri sebagai hamba dan segala sesuatu hanyalah kelimpahan rahmat semata, Maria
tidak dapat berbuat lain kecuali menyerahkan diri dalam kesederhanaan iman kepada rencana ilahi. Yang menjadi pedoman
Maria ialah “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” Lukas 1:38. Sabda Tuhan itulah yang menjadi pusat hidup
Maria. Dengan begitu Maria menjadi hamba karya penyelamatan Allah. Sikap penyerahan diri Bunda Maria ini sungguh merupakan buah iman Maria akan kuasa
Allah yang menaungi. Dalam keluarga, seorang dilahirkan sebagai individu. Kenyataan ini
menggambarkan bagaimana seorang individu merupakan bagian dari keluarga yang dibentuk Yohanes Paulus II, 1994 :8. Bila seseorang tidak mempunyai keluarga,