6
2. Sejauh mana ibu-ibu lingkungan St. Yohanes Pemandi meneladani kesetiaan
Maria dalam hidup berkeluarga? 3.
Cara apa yang dapat ditempuh untuk membantu ibu-ibu lingkungan St. Yohanes Pemandi meneladani kesetiaan Maria dalam hidup berkeluarga baik suka
maupun duka?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah: 1.
Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat ketidaksetiaan dalam hidup berumah tangga di lingkungan St. Yohanes Pemandi.
2. Mengetahui pemahaman ibu-ibu di lingkungan St. Yohanes Pemandi mengenai
kesetiaan Maria dalam hidup berkeluarga lewat hidup sehari-hari. 3.
Membantu ibu-ibu meningkatkan kualitas kesetiaan dalam menjawab panggilan Tuhan sebagai keluarga Kristiani.
4. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan sarjana
Strata 1 S1 Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma.
D. Manfaat Penulisan
Mengkaji hal-hal yang telah ditemukan, maka penulisan ini diharapkan, antara lain:
1. Semakin memotivasi ibu-ibu untuk tetap setia dalam hidup berkeluarga
meskipun berbagai rintangan yang melanda keluarga mereka.
7
2. Sebagai sumbangan untuk memperdalam kesetiaan ibu-ibu dalam hidup
berkeluarga. 3.
Meningkatkan kualitas kesetiaan ibu-ibu di lingkungan St. Yohanes Pemandi dalam menjawab panggilan Tuhan sebagai ibu-ibu keluarga Kristiani.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai penulis dalam karya ilmiah ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif analisis dengan studi pustaka yang
dilengkapi dengan penelitian, yang datanya diperoleh melalui kuesioner dan wawancara.
F. Sistematika Penulisan Judul skripsi yang dipilih adalah KESETIAAN MARIA SEBAGAI
TELADAN DALAM HIDUP BERKELUARGA BAGI IBU-IBU DI LINGKUNGAN
SANTO YOHANES
PEMANDI PAROKI
SANTO ALBERTUS AGUNG JETIS, YOGYAKARTA.
Bab I, Penulis mengawalinya dengan pendahuluan dengan membahas latar belakang penulisan judul skripsi. Latar belakang penulisan dengan melihat
fenomena keluarga masa kini secara khusus di lingkungan St. Yohanes Pemandi. Dalam Bab I, penulis akan merumuskan Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang,
Rumusan masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
Bab II, Penulis akan menguraikan secara singkat mengenai Kesetiaan Maria dalam sejarah keselamatan Allah kepada umat-Nya, gambaran Maria,
8
keistimewaan Maria, Maria teladan hidup beriman sejati, sinar kegelapan, Maria bunda dukacita, Maria teladan hidup keluarga Katolik, keluarga, pengertian keluarga
Katolik, peranan keluarga Kristiani, rumah tangga bahagia, menguraikan Gambaran ibu keluarga Katolik, pemahaman tentang ibu-ibu, peranan ibu dalam keluarga dan
masyarakat, dan nilai-nilai keibuan. Bab III berbicara tentang gambaran kesetiaan ibu-ibu dalam hidup
berumah tangga di paroki St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta, sejarah Gereja St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta, letak dan batas geografisnya, Keadaan
Lingkungan St. Yohanes Pemandi, persiapan penelitian, meliputi: pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden, teknik dan pengumpulan data,
teknik analisis data, hasil penelitian, serta kesimpulan. Bab IV, ini merupakan usulan program yang akan ditindaklanjuti oleh
ibu-ibu lingkungan St. Yohanes Pemandi paroki St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta, demi meningkatkan kesetiaan hidup berkeluarga dalam hidup sehari-
hari. Dengan demikian, citra Allah dalam hidup berkeluarga semakin terwujud bagi sesama.
Pada Bab V, pada bagian akhir ini penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dalam karya ilmiah tersebut.
9
BAB II KESETIAAN MARIA SEBAGAI TELADAN
KELUARGA KATOLIK
Setia berarti “tahan uji” dengan segala situasi baik suka maupun duka, terutama dalam situasi duka, malang dan pahitnya kehidupan. Dalam diri seseorang
kesetiaan dapat dilihat setelah terbukti tahan uji dalam menghadapi salib kehidupan yang menimpa hidupnya. Maka, kesetiaan dalam keluarga adalah mempertahankan
relasi harmonis satu sama lain, sehingga salib kehidupan dapat dipikul bersama demi cintanya kepada keluarga Wignyasumarta, 2000 :94.
Maka bab II ini, merupakan kajian pustaka yang akan penulis uraikan dalam tiga bagian. Pada bagian pertama berbicara tentang kesetiaan Maria dalam
sejarah keselamatan Allah kepada umat-Nya, gambaran Maria, keistimewaan Maria, Maria teladan hidup beriman sejati, sinar kegelapan, Maria bunda dukacita, Maria
teladan hidup keluarga Katolik. Bagian kedua berbicara tentang keluarga, pengertian keluarga Katolik, peranan keluarga Kristiani, rumah tangga bahagia. Bagian yang
ketiga menguraikan tentang gambaran ibu-ibu Katolik, pemahaman tentang ibu-ibu, peranan ibu dalam keluarga Katolik, dan nilai-nilai keibuan.
A. Kesetiaan Maria dalam Sejarah Keselamatan Allah
Tawaran yang diterima dari Allah lewat perantaraan malaikat Gabriel, Maria secara total menyerahkan hidup-nya kepada karya-karya Allah, yaitu karya
untuk menyelamatkan umat-Nya dari siksaan maut dengan cara melahirkan Tuhan Yesus Kristus menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Ketika dunia gelap gulita
10
Maria menyaksikan sendiri pandangan yang mengerikan melihat Putera-nya mengalami sakrat maut sampai mati di kayu salib. Kejadian itu membuat Maria
memasuki kesatuan penderitaan dengan Yesus.
1. Gambaran Maria
Gambaran Maria di bawah ini akan diuraikan berdasarkan Dokumen Gereja Lumen Gentium dokumen Konsili Vatikan II tentang Gereja. Gelar-gelar
Santa Maria tidak boleh diabaikan begitu saja oleh Gereja, demi membantu hidup beriman umat masa kini Eddy Kristiyanto, 1987 :27.
a. Maria Hawa Baru
Dalam Tradisi Gereja Katolik, Maria diberi gelar sebagai Hawa Baru. Hal ini, berkaitan erat dengan sikap Maria terhadap sabda Allah, Maria telah
menerima sabda Allah dengan bebas. Artinya, ia tidak mau bersikap lain kecuali setuju terhadap firman-
Nya, “menerima peran” sebagai Bunda Yesus, untuk mengandung dan melahirkan Yesus sebagai Sang Pembaharu dan Sang Pembawa
hidup bagi dunia. Hawa lama dalam Perjanjian Lama mendatangkan kematian bagi dunia, dengan menolak sabda Allah. Sedangkan Maria dalam Perjanjian Baru
sebagai Hawa Baru mendatangkan kehidupan bagi dunia dengan menerima Sabda Allah dan melahirkan Yesus Sang kehidupan Eddy Kristiyanto, 1987 :27-30.
Maria sebagai Hawa Baru dalam dokumen Lumen Gentium dijelaskan, sebagai berikut:
Adapun Bapa yang penuh belaskasihan menghendaki supaya penjelmaan sabda didahului oleh persetujuan dari pihak dia, yang telah ditetapkan
menjadi bunda-Nya. Dengan demikian, dahulu wanita mendatangkan