Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA
a Pemasaran Hubungan Relationship Marketing, mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling
memuaskan dengan konstituen kunci guna mendapatkan dan mempertahankan bisnis. Tujuan lain dari pemasaran hubungan
adalah mendapatkan penekanan yang lebih besar pada kegiatan mempertahankan pelanggan. Empat konstituen kunci untuk
pemasaran hubungan adalah pelanggan, pegawai, mitra pemasaran saluran, pemasok, distributor, dealer, agent dan
anggota masyarakat finansial pemegang saham, investor, analis
b Pemasaran Terintegrasi Integrated Marketing, lebih merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program
pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai bagi konsumen.
c Pemasaran Internal Internal Marketing, tugas pemasaran internal ialah tugas merekrut, melatih dan memotivasi
karyawan yang kompeten, yang ingin melayani pelanggan dengan baik. Pemasaran internal berlangsung pada dua
tingkatan, yang pertama berfungsi sebagai pemasaran, tenaga penjualan, periklanan, pelayanan pelanggan, manajemen
produk, riset pemasaran. Yang kedua pemasaran berlangsung oleh departemen lain, departemen tersebut memerlukan
pe mikiran pemasaran yang “memikirkan pelanggan”, dimana
dapat menembus keseluruhan perusahaan. d Pemasaran Kinerja Social Responsibility Marketing, konsep
pemasaran masyarakat yang menuntut para pemasar untuk memasukkan pertimbangan sosial dan etika ke dalam praktik
pemasaran mereka. Para pemasar harus menyeimbangkan dan menyiasati kriteria yang sering mengalami konflik, yaitu laba
perusahaan, pemuasan keinginan konsumen dan kepentingan publik.
2. Perilaku Konsumen a. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Egel et al dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah 2013:7, perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat
dalam pemerolehan, pengonsumsian, dan penghabisan produkjasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul tindakan ini.
Menurut Mowen dan Minor dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah 2013:7, perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses
pembuatan keputusan yang terlibat dalam penerimaan, penggunaan dan pembelian, dan penentuan barang, jasa, dan ide. Schiffman dan
Kanuk dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah 2013:7 mendefinisikan
perilaku konsumen
sebagai perilaku
yang diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Sedangkan menurut
Kotler dan Keller 2009:166, perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,
menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Dari beberapa
definisi yang telah disebutkan, Etta Mamang Sangadji dan Sopiah 2013:9 menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah:
1 Disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok, atau organisasi dan proses-proses yang digunakan konsumen untuk
menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalamanide untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan
dampak dari proses-proses tersebut pada konsumen dan masyarakat.
2 Tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan memenuhi kebutuhanya baik dalam penggunan, pengonsumsian,
maupun penghabisan barang dan jasa termasuk proses yang mendahului dan yang menyusul.
3 Tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, kemudian
berusaha mendapatkan produk yang diinginkan, mengkonsumsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
produk tersebut, dan berakhir dengan tindakan-tindakan pasca pembelian, yaitu perasaan puas atau tidak puas.
b. Model perilaku konsumen
Gambar II .2. Model Perilaku Konsumen Kotler dan Armstrong 2008:158
Menurut Kotler dan Armstrong 2008:159 titik tolak untuk memahami perilaku pembelian adalah model rangsangan-tanggapan
yang diperlihatkan dalam gambar II.2. gambar ini memperlihatkan bahwa pemasaran
dan rangsangan lain memasuki “kotak hitam” konsumen dan menghasilkan respon tertentu. Rangsangan pemasaran
terdiri dari Empat P, product produk, price harga, place tempat, dan promotion promosi. Rangsangan lain meliputi kekuatan dan
faktor utama dalam lingkungan pembeli, ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua masukan ini memasuki kotak hitam pembeli yang
diubah menjadi sekumpulan respon pembeli. Setelah tahapan-tahapan tersebut dilalui baru pembeli membuat keputusan tentang jenis
produk, merek, penyalur, waktu pembelian, dan jumlah pembelian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan
situasi lapisan masyarakat di mana ia dilahirkan dan berkembang. Ini berarti konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan
yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbeda-beda, sehingga pengambilan keputusan
dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor, yaitu:
Gambar II.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, Kotler dan
Armstrong 2008:160
Kotler dan Armstrong 2008:159- menguraikan empat faktor yang mempengaruhi perilaku seorang konsumen dalam membeli
suatu produk, yaitu: 1 Faktor Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang
dimainkan oleh budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli. a Budaya
Budaya culture, adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar. Perilaku manusia dipelajari
secara luas. Tumbuh di dalam suatu masyarakat, seseorang anak mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
perilaku dari keluarga dan ilustrasi penting lainya. b Subbudaya
Subbudaya subculture, masing-masing budaya mengandung subbudaya yang lebih kecil atau kelompok orang yang berbagi
sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok,
ras, dan daerah geografis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c Kelas Sosial Kelas sosial social class, adalah pembagian masyarakat
yang relatif permanen dan berjenjang di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.
2 Faktor Sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,
seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.
a Kelompok Referensi Kelompok referensi, merupakan kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung berhadapan dan tidak langsung dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang.
b Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif. Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku
pembeli. c Peran dan Status
Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan statusnya. Masing-masing
peran membawa status yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh masyarakat.
3 Faktor Pribadi Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
seperti usia dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian.
a Usia dan Tahap Siklus Hidup Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang
hidup mereka. Para pemasar sering mendefinisikan pasar sasaran
mereka dengan
tahap siklus
hidup dan
mengembangkan produk dan rencana pemasaran yang sesuai untuk setiap tahap itu.
b Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
mereka beli. Para pemasar berusaha mendefinisikan kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata pada produk
dan jasa mereka. c Situasi Ekonomi
Situasi ekonomi yang dilihat dari pendapatan individu seseorang yang mempengaruhi pilihan produk.
d Gaya Hidup Gaya hidup lifestyle, adalah pola hidup seseorang yang
mempengaruhi perilaku pembelian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian personality, mengacu pada karakteristik
psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan orang itu
sendiri, sedangkan konsep diri menjurus kepada citra diri yang menunjukan dan mencerminkan identitas mereka.
4 Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis utama: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.
a Motivasi Motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang
mengarahkan seseorang mencari keputusan atas kebutuhan tersebut.
b Persepsi Persepsi perception, adalah proses dimana orang memilih,
mengatur, dan
menginterpretasikan informasi
untuk membentuk gambaran dunia yang berarti.
c Pembelajaran Pembelajaran learning, mengambarkan perubahan dalam
perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d Keyakinan dan sikap Keyakinan belief, adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki
seseorang tentang sesuatu. Sikap attitude, menggambarkan evaluasi,perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari
seseorang terhadap sebuah objek atau ide. 3. Gaya Hidup
a. Pengertian Gaya Hidup lifestyle Gaya hidup lifestyle adalah pola hidup seseorang di dunia
yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi “seseorang secara utuh” dengan lingkunganya
Kotler dan Keller 2009:175, menurut Mowen dan Minor dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah 2013:46 gaya hidup menunjukan
bagaimana seseorang menjalankan hidup, membelanjakan uang, dan memanfaatkan waktunya.
Menurut Kotler dan Armstrong 2008:170 gaya hidup adalah pola
hidup seseorang
yang diekspresikan
dalam keadaan
psikografisnya. Gaya hidup melibatkan pengukuran dimensi AIO utama
pelanggan, activities
kegiatan, interest
minat, dan
opinions pendapat. Gaya hidup menangkap sesuatu yang lebih dari
sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan profil seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang di
dunia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat
dan pendapatnya dalam membelanjakan uang dan bagaimana mengalokasikan waktu.
b. Pengukuran Gaya Hidup Gaya hidup setiap kelompok atau individu mempunyai ciri-ciri yang
unik. Dengan demikian gaya hidup akan sangat relevan dengan usaha- usaha pemasaran untuk menjual produknya. Dalam penelitian ini
pengukuran suatu gaya hidup, menggunakan Plog’s Psychographics.
Model plog seperti yang dikutip Park dan Jang dalam jurnal Tourismt Management
2011 mengatakan ada lima jenis kepribadian psikografis atau gaya hidup individu, antara lain :
1 Psychocentric, konsumen memilih dengan tujuan ingin mengulang kepuasan yang telah dia dapatkan sebelumnya
mencari kepuasan internal 2 Mendekati Psychocentric near psychocentric, konsumen
terbiasa menggunakan produk yang lama untuk mendapatkan kepuasan yang sama, namun ada kecenderungan ingin pula
mencari produk yang menawarkan hal baru. 3 Midcentric, konsumen meniru orang lain mencari pengalaman
baru yang telah didapatkan dari orang lain mencari kepuasan eksternal atau pujian
4 Mendekati allocentric near allocentric, konsumen ingin mencari produk yang menawarkan hal yang baru, namun ada
kecenderungan ingin pula tetap menggunakan produk lama. 5 Allocentric, konsumen memilih produk dengan pertimbangan,
biasanya mencari produk yang menawarkan hal yang baru dan unik mencari kepuasan internal.
Karakteristik Psychocentric dapat dicirikan sebagai berikut: 1 Kurang menantang dan mengeksplorasi
2 Hati-hati dan konservatif 3 Ketat dalam pengeluaran pendapatan
4 Lebih memilih merek terkenal 5 Kecenderungan tinggi terhadap minat berkunjung kembali
setelah mereka puas. Karakteristik Allocentric dapat dicirikan sebagai berikut:
1 Penasaran dan ingin menjelajahi atau mencoba 2 Membuat keputusan dengan mudah
3 Membelanjakan pendapat dengan mudah 4 Memilih produk baru daripada menggunakan merek yang
popular 5 Mencari tujuan baru secara berkesinambungan
c. Identifikasi Gaya Hidup Menurut Widjaja 2009:43 terdapat empat kategori yang
menjadi motif dalam proses pembelian oleh konsumen karena lifestyle,
yaitu: 1 Uitilitarian purchase pembelian produk bermanfaat, konsumen
membelanjakan produk ini dalam kondisi tidak sangat mendesak membutuhkan, tetapi memberikan keyakinan bahwa produkjasa
yang dibelinya akan meningkatkan kehidupan yang lebih baik atau lebih mudah.
2 Indulgences kesukaanmemanjakan diri, individu mencoba untuk hidup menikmati sedikit kemewahan tanpa banyak menambah
pengorbanan dari pengeluaranya. Gratifikasi dari produkjasa ini terletak pada faktor emosional.
3 Lifestyle luxuries gaya hidup mewah, Lifestyle luxuries menawarkan manfaat dan kegunaan bagi konsumen berupa
meningkatkan prestige, image, dan superior quality dari sebuah merek. Dalam hal ini, peranan merek menjadi gratifikasi
konsumen untuk membeli produk atau jasa. 4 Aspirational luxuries hasrat kemewahan, seiring dengan
indulgences, aspirational luxuries akan memuasakan konsumen
dari aspek kebutuhan emosionalya. Melalui pembelian, konsumen dapat mengekspresikan dirinya, sistem nilai, minat, dan hasratnya.
Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah gaya hidup di kota Yogyakarta, khususnya gaya hidup MahasiswaI Fakultas
Ekonomi Kampus I Universitas Sanata Dharma. Gaya hidup akan terus berkembang pada masing-masing dimensi AIO activity,
interest, opinion atau kegiatan, minat dan pendapat konsumen.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai AIO: a Activity Kegiatan, merupakan tindakan nyata dari individu.
b Interest Minat, merupakan pandangan dari individu atau tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun
terus menerus. c Opinion Pendapat, merupakan jawaban lisan atau tertulis
yang orang berikan sebagai respon terhadap situasi stimulus berupa dimana “pertanyaan” diajukan.
Tabel II.1. Tabel Dimensi AIO menurut Sumarwan 2011:47
Aktivitas Minat
Opini
Bekerja Keluarga
Diri sendiri Hobi
Rumah Isu social
Kegiatan Sosial Pekerjaan
Politik Liburan
Masyarakat Bisnis
Hiburan Rekreasi
Ekonomi Anggota Club
Fashion Pendidikan
Masyarakat Makanan
Produk Belanja
Media Masa depan
Olahraga Keberhasilan
Budaya
3. Minat Beli a. Pengertian Minat Beli
Salah satu bentuk dari perilaku konsumen yaitu minat atau keinginan membeli suatu produk atau layanan jasa. Bentuk konsumen
dari minat beli adalah konsumen potensial, yaitu konsumen yang belum melakukan tindakan pembelian pada masa sekarang dan
kemungkinan akan melakukan tindakan pembelian pada masa yang akan datang atau dapat disebut sebagai calon pembeli. Minat yang
timbul dalam diri pembeli seringkali berlawanan dengan kondisi keuangan yang dimiliki. Minat beli konsumen merupakan keinginan
tersembunyi dalam benak konsumen. Menurut Kotler dan Keller 2009:137 minat beli adalah
perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menujukan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian. Assael
yang dikutip oleh Arumni 2013:22 mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau
mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.
Kinnear dan Taylor dalam Arumni 2013:23 menyatakan bahwa minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak
sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Sedangkan Schiffman dan Kanuk dalam Veronika 2016:22 berpendapat bahwa
pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli
konsumen Keputusan pembelian dipengaruhi oleh nilai produk yang telah
dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibanding pengorbanan untuk mendapatkanya, maka dorongan untuk membeli
semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaat yang dirasakan lebih kecil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibanding pengorbananya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan umumnya mengevaluasi produk lain yang sejenis.
Menurut Winkel dalam Arumni 2013:23, faktor-faktor yang mempengaruhi minat dikelompokan menjadi 2 golongan, yaitu:
1 Minat secara intristik, yaitu minat yang berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada pengaruh dari luar, misalnya: sumber daya konsumen, pengetahuan, sikap, dan gaya hidup.
2 Minat secara ekstrinsik, yaitu minat yang berdasarkan dorongan atau pengaruh dari luar diri individu, misalnya: iklan, pendapat
teman, faktor, keluarga, dan pengalaman. Dapat disimpulan bahwa, pengertian minat beli adalah
sikap kecenderungan perilaku konsumen untuk membeli suatu produk yang dalam proses pembelianya dari mencari informasi
produk hingga tindakan yang berhubungan dengan pembelian. b. Indikator Minat Beli
Menurut Ferdinan dalam Veronika 2016:24 minat beli dapat didefinisikan melalui indikator-indikator sebagai berikut:
1 Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
2 Minat preferensial, yaitu menunjukan perilaku seseorang yang memiliki prefrensial utama pada produk tersebut. Preferensi ini
hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
3 Minat eksploratif, yaitu menunjukan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminati dan
mencari informasi lain yang mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.