Pengaruh Brand Image terhadap minat beli ulang Oriflame studi kasus: mahasiswi Kampus 1 Universitas Sanata Dharma.

(1)

xvii

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT BELI ULANG ORIFLAME

Studi Kasus: Mahasiswi Kampus 1 Universitas Sanata Dharma

Sydney Grashelita Mendrika Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah brand image berpengaruh terhadap minat beli ulang. Penelitian ini dilakukan selama bulan Februari sampai Maret 2017 di kampus 1 Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi kampus 1 Universitas Sanata Dharma yang sudah pernah membeli dan menggunakan Oriflame. Pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada 100 responden. Uji Validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dan Uji Reabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa brand image berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.


(2)

xviii

INFLUENCE OF BRAND IMAGE TO REPURCHASE INTEREST OF ORIFLAME

Case Study: Female Students of Campus 1 Sanata Dharma University

Sydney Grashelita Mendrika Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

This research is conducted in order to find out whether brand image influences repurchase interest. This research was conducted on February until March of 2017 at Campus 1 of Sanata Dharma University, Yogyakarta. The population of this research is female students of Campus 1 Sanata Dharma University who have ever bought and used Oriflame cosmetics. The sampling was used by nonprobability sampling technique. The data of this research was acquired from 100 respondents by filling in the questionnaire. The data validity was tested by Product Moment Correlation technique and the reliability was tested by Cronbach Alpha formula. This research used Descriptive Analysis as the data analysis technique. From this research, it can be concluded that brand image influences repurchase interest in positive way.


(3)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Sydney Grashelita Mendrika NIM: 132214077

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Sydney Grashelita Mendrika NIM: 132214077

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

if you want to accomplish to goals of your life,

you have to begin with you spirit.

Oprah Winfrey

hidupmu adalah pesan yang kau

sampaikan kedunia, buatlah hidupmu

menjadi inspirasi.

L.lee

Bergembiralah karena Tuhan,

maka ia akan memberikan kepadamu

Apa yang diingankan hatimu.

Mazmur 37;4

Jadilah dirimu yang sebenarnya

Yang unik, yang jujur, yang rendah hati,

Yang bahagia.

Merry Riana

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Tuhan Yesus, penopangku.

Mamaku tercinta, wanita hebat dalam

hidupku.


(8)

(9)

(10)

vii

Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli Ulang Oriflame, Studi Kasus: Mahasiswi kampus 1 Universitas Sanata Dharma”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mendukung, dan menasehati penulis dengan kesabaran dan kesungguhan hati dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan, perhatian, kritik dan saran yang sangat berharga dengan penuh kesabaran dan kesungguhan hati sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

4. Seluruh dosen dan staf Sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

viii

dengan sabar mendengarkan curahan hatiku yang mendorongku untuk melangkah maju.

6. Adikku tersayang, Maximilian Andra yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, doa, dan ocehan yang mengobarkan semangatku untuk terselesainya skripsi ini.

7. Cece yang ku cintai, Bernadetha Putri Lidia yang selalu sabar mendengarkan curahan hatiku, terimakasih untuk wejangan-wejangannya.

8. Om dan Tanteku, Yakobus Bigin dan Liechin yang senantiasa mendukungku baik secara materi maupun non-materi. Terimakasih aku dapat merantau sejauh ini.

9. Kakek dan nenekku yang tak pernah lelah menyebut namaku disetiap doanya. Terimakasih untuk kasih sayang yang tiada habisnya, aku merindukan kalian.

10. Sahabatku yang baik hati, Devi Novita Sari, Aprilia, Ior wena dan Martha Vira Sariayu meskipun jauh selalu mendukungku dan siap menjadi supirku. Terimakasih wanita-wanitaku.

11. HMJM periode 2014-2015 dan 2015-2016, keluarga kedua di Yogyakarta. Terima kasih untuk semua kenangan dan pengalaman yang tak terduga, luar biasa dan berharga.

12. Para paijoku (Wanti, Mega, Michel, Ella), yang telah menemani dari awal perkuliahan hingga detik ini selama 4 tahun dengan melewati segala suka duka yang tak terhitung, yang telah banyak mengajarkan tentang hal-hal hidup, memberikan semangat, dukungan dan kasih sayang yang tak terbatas. Terima kasih Jo!


(12)

(13)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR DIAGRAM ... xv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

HALAMAN ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6


(14)

xi

B. Penelitian Sebelumnya ... 20

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 21

D. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 23

C. Waktu dan Lokasi Penelitian... 23

D. Variabel Penelitian ... 24

E. Definisi Operasional... 26

F. Populasi dan Sampel ... 28

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

H. Sumber Data ... 30

I. Teknik Pengumpulan Data ... 30

J. Teknik Pengujian Kuesioner ... 31

K. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM... 39

A. Profil Oriflame ... 39

B. Oriflame Indonesia ... 41

C. Tujuan Berdirinya ... 41

D. Visi-Misi ... 42

E. Nilai-Nilai Utama ... 42

F. Sarana Pelayanan ... 43


(15)

xii

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Pengujian Kuesioner ... 49

B. Analisis Data... 52

C. Pembahasan ... 61

BAB V PENUTUP ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 65

C. Keterbatasan ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III. 1 Dimensi dan Indikator Brand Image………… ... 24

III. 2 Skala Likert ... 26

V.1 Rangkuman Tes Validitas Brand Image ... 50

V. 2 Rangkuman Tes Validitas Minat Beli Ulang ... 50

V. 3 Hasil Uji Reabilitas Brand Image ... 51

V. 4 Hasil Uji Reabilitas Minat Beli Ulang ... 52

V. 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi ... 53

V. 6 Hasil Analisis Deskriptif Brand Image ... 56

V. 7 Hasil Analisis Deskriptif Minat Beli Ulang ... 57

V. 8 Uji Normalitas ... 58


(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II. 1 Tahapan Proses Pembelian ... 15

II. 2 Hubungan Variabel ... 22

IV. 1 Simbol Oriflame ………... ... 39

IV. 2 Kategori Produk Skin Care ... 44

IV. 3 Kategori Produk Bath and Body ... 45

IV. 4 Kategori Produk Hair ... 45

IV. 5 Kategori Produk Make-up ... 46

IV. 6 Kategori Produk Fragrance ... 52


(18)

xv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Judul Halaman

V. 1 Kategori Produk ... 54 V. 2 Jenis Kulit Responden ... 55


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 71 Lampiran 2 Print Out hasil Olah data Kuesioner Penelitian . 74


(20)

xvii

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT BELI ULANG ORIFLAME

Studi Kasus: Mahasiswi Kampus 1 Universitas Sanata Dharma

Sydney Grashelita Mendrika Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah brand image berpengaruh terhadap minat beli ulang. Penelitian ini dilakukan selama bulan Februari sampai Maret 2017 di kampus 1 Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi kampus 1 Universitas Sanata Dharma yang sudah pernah membeli dan menggunakan Oriflame. Pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada 100 responden. Uji Validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dan Uji Reabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa brand image berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.


(21)

xviii

INFLUENCE OF BRAND IMAGE TO REPURCHASE INTEREST OF ORIFLAME

Case Study: Female Students of Campus 1 Sanata Dharma University

Sydney Grashelita Mendrika Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

This research is conducted in order to find out whether brand image influences repurchase interest. This research was conducted on February until March of 2017 at Campus 1 of Sanata Dharma University, Yogyakarta. The population of this research is female students of Campus 1 Sanata Dharma University who have ever bought and used Oriflame cosmetics. The sampling was used by nonprobability sampling technique. The data of this research was acquired from 100 respondents by filling in the questionnaire. The data validity was tested by Product Moment Correlation technique and the reliability was tested by Cronbach Alpha formula. This research used Descriptive Analysis as the data analysis technique. From this research, it can be concluded that brand image influences repurchase interest in positive way.


(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemasaran dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan dari penjualan produk. Kemampuan handal yang dimiliki pemasar untuk memasarkan produk atau jasa menjadi semakin penting daripada produk itu sendiri. Ketatnya persaingan antar perusahaan–perusahaan secara tidak langsung menuntut perusahaan menciptakan cara baru dalam memasarkan produk atau jasa bahkan mampu membuat pelanggan semakin loyal akan produk tersebut.

Perkembangan ilmu, teknologi dan pengetahuan yang semakin berkembang dari tahun ke tahun membawa pengaruh yang besar bagi kehidupan bermasyarakat seperti tidak ada lagi batasan–batasan yang menghalangi antara negara satu ke negara lainnya. Selain memberikan dampak positif hal ini juga memberikan dampak negatif terhadap perubahan nilai–nilai masyarakat indonesia yaitu munculnya pola hidup konsumtif. Melihat kondisi tersebut menyebabkan banyaknya peluang bisnis kecil maupun besar yang dapat dibuka untuk mendapatkan keuntungan dari masyarakat. Masyarakat yang dimaksud disini berperan konsumen, konsumen dengan perilakunya (terutama perilaku beli) adalah wujud dari kekuatan tawar yang merupakan salah satu kekuatan kompetitif yang menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas perusahaan (Engel et al dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:11).


(23)

Konsumen dengan perilakunya dalam pengambilan keputusan menjadi salah satu kekuatan kompetitif yang menentukan keuntungan suatu lembaga (perusahaan). Perusahaan harus mampu memenangkan persaingan dalam merebut konsumen dan perilaku konsumen merupakan pengangan untuk memahami keinginan konsumen, berikutnya pemahaman ini akan membangun keunggulan bersaing bagi perusahaan bersangkutan. Salah satu aset penting dalam suatu perusahaan adalah merek. Dewi (2009:4) menyatakan bahwa merek menjadi sebuah kontrak kepercayaan (a contract of trust) antara perusahaan dan konsumen karena ia menjamin adanya konsistensi bahwa sebuah produk akan selalu dapat menyampaikan nilai yang diharapkan konsumen darinya. Pemberian merek yang unik dan kreatif sehingga membangun citra merek atau brand image yang positif juga merupakan salah satu strategi untuk berasing. Aaker (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:327) menyatakan bahwa citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar. Dewi (2009:20) menambahkan suatu brand image dibangun dengan menciptakan image (citra) dari suatu produk. Konsumen bersedia membayar lebih tinggi dan menganggapnya berbeda karena brand ini (dipersepsikan) memancarkan asosiasi dan citra tertentu. Sangadji dan Sopiah (2013:327) mengatakan bahwa citra merek dapat positif maupun negatif, tergantung pada persepsi seseorang terhadap merek.

Kalangan mahasiswi, merupakan kalangan yang sangat memperhatikan perkembangan produk yang sedang populer saat ini. Salah satu produk yang sangat diikuti oleh kaum mahasiswi saat ini adalah perawatan pribadi dan


(24)

kosmetik. Hal ini dikarenakan adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat yang semula cukup menggunakan bedak wajah untuk mempercantik diri beralih ke produk pelengkap lainnya seiring dengan meningkatnya pendapatan dan kebutuhan akan kosmetik lainnya. Pergeseran pola konsumsi tersebut berdampak pada semakin ketatnya persaingan antar perusahaan industri perawatan pribadi dan kosmetik. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika beredar baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri. Banyaknya produk kosmetika dipasaran mempengaruhi sikap seseorang terhadap pembelian dan pemakaian barang. Di Indonesia sendiri perkembangan industri kosmetik tergolong solid. Hal ini terlihat dari peningkatan penjualan kosmetik pada tahun 2015 tumbuh 9% menjadi Rp 64,3 triliun dibanding tahun 2014 Rp 59,03 triliun, menurut perhitungan data dunia Industri (sumber: www.indonesiafinancetoday. com), Ini mengindikasikan bahwa adanya peningkatan jumlah konsumen yang menggunakan kosmetik. Peningkatan jumlah tersebut dapat menjadi salah satu peluang industri kosmetik memenangkan persaingan dan meningkatkan pendapatan. Saat ini Indonesia dibanjiri dengan berbagai merek kosmetik salah satunya adalah Oriflame. Oriflame adalah salah satu perusahaan kosmetik dengan perkembangan tercepat di dunia. Oriflame memiliki kantor penjualan di 59 negara dan merupakan pemimpin pasar di lebih dari 30 negara. Jaringan penjualan yang terdiri dari 1.8 juta konsultan mandiri yang memasarkan rangkaian lengkap perawatan kulit, wewangian dan kosmetik.


(25)

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan kepuasan konsumen dan keputusan pembelian, dengan mengambil judul penelitian sebagai berikut, yaitu “Pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli Ulang Oriflame”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah brand Image “Oriflame” berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian Brand Image dan Minat Beli Ulang, penulis membatasi permasalahan agar tidak menyimpang dan terlalu luas. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Brand Image yang diteliti menggunakan 5 dimensi yaitu, Brand Identity (Identitas Merek), Brand Personality (Personalitas Merek), Brand Association (Asosiasi Merek), Brand Attitude (Sikap dan Perilaku Merek), Brand Benefit and Competence (Manfaat dan Keunggulan Merek).

2. Minat beli ulang yang akan diteliti menggunakan tiga indikator, yaitu minat referensial, minat exploratif, dan minat preferensial.


(26)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap minat beli ulang konsumen.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang akan dilakukan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain :

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk perusahaan guna meningkatkan penjualan dan profit perusahaan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan bacaan ilmiah bagi mahasiswa dan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam penulisan karya Ilmiah pada penelitian selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan bagi penulis yang dapat berguna dan dapat diterapkan penulis dalam dunia kerja nantinya.


(27)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

American Marketing Association (dalam Tjiptono dan Chandra, 2012:3) mendefinisikan pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan para stakeholder-nya.

Sedangkan menurut William J. Stanton (dalam Irawan dan Swastha, 2005:5) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan–kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Menurut Kotler (dalam Fajar Laksana, 2008:4) pemasaran is a social process by which individual and groups obtain what they need and want through creating, offering, and freely exchanging products and services of value with others atau pemasaran suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang


(28)

mereka inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

b. Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (dalam Irawan dan Swastha, 2005:7) manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program–program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar.

Menurut Fajar Laksana (2008:5) manajemen pemasaran adalah pertukaran produk yang dilakukan melalui aktivitas dari bauran pemasaran, yaitu produk, price, promotion and place.

2. Brand (Merek) a. Definisi Brand

Brand dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan merek. Brand merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki pemasar. Brand diperlukan untuk membedakan produk yang satu dengan yang lain. Merek atau brand dapat dikatakan sebagai identitas dan janji penjual kepada konsumen berupa tampilan.


(29)

Kaegan et al, Aaker (dalam Pujadi, 2010:3) menyatakan bahwa merek (brand) bukanlah sekedar nama, istilah (term), tanda (sign), simbol atau kombinasinya. Lebih dari itu merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan features, benefits dan services kepada para pelanggan. Dan “janji” inilah yang membuat masyarakat luas mengenal merek tersebut lebih dari yang lain. Kotler dan Armstrong (2016:275) menambahkan bahwa brand are more than just names and symbols. They

are a key element in the company’s relationship with consumers atau merek lebih dari sekedar nama dan simbol, merek adalah elemen kunci dalam hubungan antara perusahaan dengan pelanggan.

Keller (dalam Tjiptono, 2011:40) mendefinisikan merek adalah produk yang mampu memberikan dimensi tambahan yang secara unik membedakannya dari produk-produk lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan serupa. Perbedaan tersebut bisa bersifat rasional dan tangible (terkait dengan kinerja produk dari merek bersangkutan) maupun simbolik, emosional dan intangible (berkenaan dengan representasi merek). Dengan kata lain, merek mencerminkan keseluruhan persepsi dan perasaan konsumen mengenai atribut dan kinerja produk, nama, merek dan maknanya, dan perusahaan yang diasosiasikan dengan merek bersangkutan.

b. Manfaat brand


(30)

Manfaat merek sebagai berikut : 1) Bagi pembeli

Merek bermanfaat untuk menceritakan mutu dan membantu memberi perhatian terhadap produk–produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka.

2) Bagi masyarakat

Merek memberikan manfaat dalam tiga hal, yaitu :

a) Memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten. b) Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan

informasi tentang produk dan tempat untuk membelinya.

c) Meningkatkan inovasi–inovasi baru karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan–keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.

3) Bagi penjual

Merek memberikan manfaat, yaitu:

a) Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah – masalah yang timbul.

b) Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri khas produk.

c) Memungkinkan menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan.


(31)

c. Komponen Brand

Brand atau Merek terdiri dari beberapa bagian seperti yang dijelaskan oleh Kotler dan Keller (2009:76), yaitu:

1) Nama merek (brand image) adalah sebagian dari merek dan yang diucapkan.

2) Tanda merek (brand image) adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal, tetapi tidak dapat diucapkan seperti lambang, desain, huruf atau warna khusus.

3) Tanda merek dagang (trademark) adalah merek atau sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya menghasilkan sesuatu yang istimewa.

4) Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi undang – undang memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni.

d. Definisi Brand Image (Citra Merek)

Brand image atau yang dikenal dengan istilah citra merek adalah salah satu bagian dari ekuitas merek. Kotler dan Keller (2016:330) menyatakan bahwa brand imagery: decribes the extrinsic properties of the product/ services including the ways in which the brand attempts to meet

costumers’ psychological or social needs atau menjelaskan sifat ekstrinstik dari produk/ jasa termasuk cara dimana merek mencoba untuk memenuhi kebutuhan psikologi atau sosial pelanggan. Sementara


(32)

Gronross (dalam Tjiptono, 2000:30) menjelaskan bahwa brand image yaitu profil, reputasi, citra umum dan daya tarik khusus suatu merek.

Dewi (2009:53) mendefinisikan brand image adalah semua asosiasi tentang suatu brand yang dimiliki oleh konsumen. Asosiasi ini bisa diukur dalam tiga dimensi, yaitu kekuatan (strength), kelebihan (favorability), dan keunikan (uniqueness) brand tersebut dibandingkan brand pesaing. Fandy (2005:49) menambahkan brand image merupakan deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen tentang merek tertentu. Asosiasi tersebut merupakan atribut yang ada didalam merek itu dan memiliki suatu tingkat kekuatan.

1) Manfaat Brand Image

Rangkuti (2004:17) mengemukakan berbagai manfaat brand image bagi perusahaan, yaitu:

a) Brand image dapat dibuat sebagai tujuan di dalam strategi perusahaan.

b) Brand image dapat dipakai sebagai dasar untuk bersaing dengan brand – brand lain dari produk sejenis.

c) Brand image dapat membantu memperbaharui penjualan suatu produk.

d) Brand image dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efek kualitas dari strategi pemasaran.


(33)

e) Brand image dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain diluar usaha-usaha strategi perusaha-usahaan.

2) Komponen yang membentuk brand image

Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih & Didit Darmawan (2004) komponen pembentuk brand image adalah:

a) Citra Korporat

Citra yang didalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan sebagai organisasi berusaha membangun imagenya dengan tujuan tak lain ingin agar nama perusahaan ini bagus, sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

b) Citra Produk / Konsumen

Citra konsmen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif maupun negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Image dapat mendukung terciptanya sebuah brand image atau citra dari merek tersebut. c) Citra Pemakai

Dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontrak dengan pengguna merek tersebut. Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka dapatkan dari produk atau layanan tersebut.


(34)

3) Dimensi Brand Image

Menurut European Journal of Business and Management (2013:62) dimensi brand image, yaitu:

a) Brand Identity (Identitas Merek)

Brand identity merupakan identitas fisik yang berkaitan dengan merek atau produk tersebut sehingga konsumen mudah mengenali dan membedakannya dengan merek atau produk lain, seperti logo, warna, kemasan, identitas perusahaan, slogan dan sebagainya. b) Brand Personality (Personalitas Merek)

Brand personalty adalah karakter khas sebuah merek yang membentuk kepribadian tertentu sebagaimana layaknya manusia, sehingga khalayak konsumen dengan mudah membedakannya dengan merek lain dalam kategori yang sama, misalnya karakter tegas, kaku, kreatif, independen dan sebagainya.

c) Brand Association (Asosiasi Merek)

Brand association adalah hal-hal spesifik yang pantas atau selalu dikaitkan dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran unik suatu produk, aktivitas yang berulang dan konsisten misalnya dalam hal sponsorship atau social responsibility, isu-isu yang sangat kuat berkaitan dengan merek tersebut, ataupun person, symbol-simbol dan makna tertentu yang sangat kuat melekat pada


(35)

suatu merek, misalnya “ ingat air mineral ingat Aqua”, “ art + technology = Apple”, “ Nike = Tiger Woods”, dan sebagainya. d) Brand Attitude (Sikap dan Perilaku Merek)

Brand attitude and behavior adalah sikap atau perilaku komunikasi dan interaksi merek dengan konsumen dalam menawarkan benefit-benefit dan nilai yang dimilikinya. Kerap sebuah merek menggunakan cara-cara yang tidak pantas dan melanggar etika dalam berkomunikasi, pelayanan yang buruk sehingga mempengaruhi pandangan publik terhadap sikap dan perilaku merek tersebut atau sebaliknya sikap dan perilaku simpatik, jujur, konsisten antara janji dan realitas, pelayanan yang baik dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas membentuk persepsi yang baik pula terhadap sikap dan perilaku merek tersebut. Jadi brand attitude & behavior mencakup sikap dan perilaku komunikasi, aktivitas dan atribut yang melekat pada merek saat berhubungan dengan khalayak konsumen, termasuk perilaku karyawan dan pemilik merek.

e) Brand Benefit and Competence (Manfaat dan Keunggulan Merek) Brand benefit and competence merupakan nilai-nilai dan keunggulan khas yang ditawarkan oleh suatu merek kepada konsumen yang membuat konsumen dapat merasakan manfaat karena kebutuhan, keinginan, mimpi dan obsesinya terwujudkan


(36)

oleh apa yang ditawarkan tersebut. Nilai dan benefit disini dapat bersifat functional, emotional, symbolic, maupun social, misalnya merek dengan produk deterjen dengan benefit membersihkan pakaian (functional benefit/values), pemakai pakaian menjadi percaya diri (emotional benefit/values), menjadi simbol gaya hidup masyarakat modern yang bersih (symbolic benefit/values). Manfaat, keunggulan dan kompetensi khas suatu merek akan mempengaruhi brand image produk, individu atau lembaga/ perusahaan tersebut.

3. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keller, 2012). Proses keputusan pembelian konsumen seperti, pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Gambar II.1

Model Lima Tahap Proses Pembelian Sumber: Kotler dan Keller (2012) Pengenalan

Masalah

Pencarian Informasi

Evalausi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pasca Pembelian


(37)

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadair suatu masalah atas kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal. Rangsangan internal misalnya kebutuhan umum seseorang haus yang kemudian mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Rangsangan eksternal misalnya seseorang mengangumi tas baru temannya yang memicu pemikiran kemungkinan melakukan suatu pembelian. b. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Ada dau level rangsangan yaitu level penguatan perhatian, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level berikutnya orang tersebut mungkin akan lebih aktif dalam mencari informasi melalui bahan bacaan, melakukan kegiatan online, bertanya keteman dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.

c. Evaluasi Alternatif

Banyakya pilihan produk mengharuskan konsumen melakukan evaluasi alternative untuk menentukan pilihan produk yang akan menjadi pilihannya. Proses evaluasi dasar dapat membantu konsumen; pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing- masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai


(38)

kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan.

d. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain yaitu, pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan.

e. Perilaku Pasca Pembelian

Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan rasa puas atau tidak puas. Pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembeli, tindakan pasca pembeli dan penggunaan produk pasca pembeli.

1) Kepuasan Pasca Pembeli

Pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan konsumen, konsumen akan kecewa jika memenuhi harapan, konsumen akan puas jika melebihi harapan konsumen akan merasa sangat puas. Perasaan ini akan


(39)

menentukan apakah pelanggan membeli produk kembali dan membicarakan hal-hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan tentang produk kepada orang lain.

2) Tindakan Pasca Pembelian

Jika konsumen puas, konsumen akan membeli produk itu kembali. pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal baik tentang merek kepada orang lain. Di pihak lain, konsumen yang kecewa mungkin akan mengabaikan dan mengembalikan produk.

3) Penggunaan dan Penyingkiran Pasca Pembelian

Kunci kesuksesan penjualan adalah tingkat konsumsi produk- semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah produk, semakin cepat mereka kembali kepasar untuk membelinya lagi.

4. Minat Beli Ulang a. Definisi minat beli

Kotler, 2007 (dalam Sudrajad, 2014:16) menyatakan minat beli adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan untuk membeli atau memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan, dan mengkonsumsi atau bahkan mengiginkan suatu produk. Shah, et al.,2011 (dalam Purba 2015:18) minat beli merupakan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian dimasa mendatang. Minat beli konsumen dapat berubah sesuai dengan stimulus yang diberikan. Minat beli konsumen dipengaruhi oleh faktor internal dan


(40)

eksternal. Faktor yang berhubungan dengan perasaan dan emosi yang dimiliki konsumen merupakan faktor internal. Minat beli pembelian juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pemasaran maupun lingkungan. stimulus yang diperoleh konsumen kemudian akan diproses dan dipertimbangkan konsumen sesuai dengan kebutuhan pribadinya. Konsumen berkemungkinan besar akan memiliki minat membeli ketika stimuli dari luar sesuai keinginan konsumen tersebut.

b. Definisi Minat Beli Ulang

Cronin dkk, 1992 (dalam Sudrajad, 2014:16) minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespon positif terhadap kualitas pelayanan suatu perusahaan dan berniat melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut. Chen & Hsieh (dalam Purba, 2015:18) mendefinisikan minat beli ulang sebagai bentuk respon positif yang ditunjukan konsumen terhadap suatu produk setelah melakukan evaluasi keseluruhan terhadap produk tersebut dan tujuan yang dimilikinya dimasa mendatang.

c. Indikator Minat Beli Ulang

Ferdinand, 2006 (dalam purba, 2015:19) minat beli ulang bisa diidentifikasi oleh beberapa indikator, yaitu:

1) Minat referensial, merupakan minat seorang konsumen untuk mereferensikan sebuah produk berdasarkan pengalaman yang


(41)

dimilikinya kepada konsumen lain agar konsumen tersebut ikut membeli.

2) Minat Exploratif yaitu, minat seorang konsumen mencari segala informasi yang berhubungan dengan produk yang diinginkannya. 3) Minat Preferensial yaitu, minat menggambarkan perilaku seorang

konsumen yang menjadikan produk tersebut sebagai preferensi utama dibandingkan dengan produk - produk lain dipasaran.

B. Penelitian Sebelumnya

Gilang Sudrajad, 2014. Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang pada toko Buck Store yang ada di Tembalang Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra merek (X1), harga (X2) dan kualitas produk terhadap minat beli ulang(Y) pada konsumen toko Buck Store Semarang. Hipotetsis dalam penelitian ini adalah: citra merek berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, harga berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, kualitas produk berpengaruh positif terhadap minat beli ulang. Penelitian dilakukan kepada konsumen toko buku Buck Store Semarang dengan menggunakan kuesioner secara personal (Personality Questitionmaires).

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis menggunakan SPSS 16.0 yang meliputi uji realibilitas, uji validitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui uji F dan uji t, serta analisis koefisien


(42)

determinan (R2). Dari analisis tersebut diperoleh persamaan regresi: Y = 0,246 X1 + 0,235 X2 + 0,403 X3. Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa semua variabel independen berpengaruh terhdap minat beli ulang konsumen, hal ini berarti apabila terjadi perubahan pada satu atau lebih variabel independenya maka akan terjadi perubahan juga pada variabel dependenya. Selain itu, diperoleh juga urutan dari masing-masing variabel bahwa variabel kualitas produk memiliki pengaruh paling besar terhadap minat beli ulang dengan koefisien regresi sebesar 0,403. Lalu variabel citra merek dengan koefisien regresi sebesar 0,246, dan harga sebagai variabel yang paling rendah pengaruhnya terhadap minat beli ulang dengan koefisien regresi 0,235.

Maka berdasarkan penelitian sebelumnya, penulis memodifikasi penelitian terdahulu dengan memfokuskan pengaruh variabel X (brand image) dan objek yang diteliti.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep berguna untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang topik penelitian yang dibahas. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui brand image (variabel independen) mempengaruhi minat beli ulang (variabel dependen) atau minat beli ulang (variabel dependen) mempengaruhi brand image (variabel independen).


(43)

Gambar II.2

Hubungan variabel independen - dependen

Pengaruh brand image terhadap minat beli ulang. suatu produk yang memiliki merek atau nama yang telah dkenal luas oleh masyarakat biasanya memiliki daya tarik khusus yang akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk melakukan pembelian ulang produk. Pembelian ulang dipengaruhi oleh faktor brand image yang positif, karena dengan brand image yang kuat dapat menyebabkan konsumen menjadi loyal (Andreani et al, 2012).

Dengan demikian, brand image merupakan salah satu faktor seseorang untuk melakukan pembelian ulang, karena dengan brand image yang positif tersebut dapat membuat konsumen melakukan pembelian secara berulang-ulang.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan jawaban sementara berupa alternatif-alternatif jawaban yang di buat oleh peneliti terhadap masalah yang akan diteliti. Brand image adalah suatu persepsi konsumen tentang suatu merek, persepsi inilah yang nantinya akan mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian ulang suatu merek tertentu. Bila konsumen merasa puas, maka akan ada pembelian ulang terhadap produk tersebut. Berdasarkan uraian tersebut penulis dapat merumuskan sebagai berikut:

Hipotesis (Ha): brand image berpengaruh terhadap minat beli ulang.


(44)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2001:11), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Bentuk hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan kausal, yaitu hubungan sebab akibat.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang akan diteliti adalah mahasiswi kampus 1 Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta yang merupakan konsumen produk Oriflame

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah brand image dan minat beli ulang konsumen.

C. Waktu dan Lokasi 1. Waktu Penelitian


(45)

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus 1 Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel Bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya (variabel terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah brand image (X) Oriflame. Indikator dalam penelitian ini diturunkan dari dimensi brand image.

Tabel III. 1

Dimensi dan Indikator Brand Image

Dimensi Indikator

1. Brand Identity Tampilan fisik merek mudah dikenali (logo dan kemasan produk)

2. Brand Personality Penggunaan produk merek oriflame membentuk citra diri tertentu (semakin percaya diri dan semakin keren) 3. Brand Association kosmetik dengan potongan harga dan penggunaan

bahan alami (tumbuhan).

4. Brand Attitude Kesesuaian produk dengan penawaran dikatalog (bentuk dan warna produk, janji yang diberikan). 5. Brand Benefit and

Competence

Manfaat yang menjadi keunggulan produk merek oriflame sesuai kebutuhan.


(46)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi variabel lainnya (variabel bebas). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Minat Beli Ulang (Y). Indikator minat beli ulang yaitu:

a. Kecenderungan merekomendasikan orang lain untuk membeli produk merek Oriflame.

b. Kecenderungan mengikuti informasi tentang produk merek Oriflame. c. Kecenderungan memilih produk merek Oriflame dibandingkan

kosmetik yang lain. 3. Pengukuran Variabel

Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2007:132). Dalam penelitian ini peneliti telah menetapkan 2 variabel yang akan diteliti yaitu brand image dan minat beli ulang.

Peneliti menggunakan skala pengukuran data, yaitu teknik skala Likert yang berskala 1 sampai 5. Pernyataan kuesioner akan dibuat dalam bentuk checklist dan masing-masing item jawaban memiliki bobot yang berbeda. Bobot dari masing-masing kuesioner sebagai berikut.


(47)

Tabel III.2 Tabel Skala Likert

Kode Keterangan Skor SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak Setuju 2 STS Sangat Tidak Setuju 1

E. Definisi Operasional 1. Brand Image

Brand image (variabel bebas) merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Oleh karena itu dalam konsep ini konsumen mejadi lebih penting daripada keadaan sesungguhnya (Dobni & Zinkhan dalam Dewi, 2008:166).

2. Minat Beli Ulang

Menurut Hellier (dalam Edi dan Rahmawati, 2015) minat beli ulang merupakan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian kembali suatu produk atau jasa berdasarkan apa yang telah diperoleh dari perusahaan yang sama, melakukan pengeluaran untuk memperoleh barang dan jasa tersebut dan ada kecendrungan dilakukan secara berkala.


(48)

3. Brand Identity (Identitas Merek)

Brand identity merupakan identitas fisik yang berkaitan dengan merek atau produk tersebut sehingga konsumen mudah mengenali dan membedakannya dengan merek atau produk lain.

4. Brand Personality (Personalitas Merek)

Brand personality adalah karakter khas sebuah merek yang membentuk kepribadian tertentu layaknya pribadi konsumen.

5. Brand Association (Asosiasi Merek)

Brand Association adalah hal – hal spesifik yang pantas atau selalu dikaitkan dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran unik suatu produk, aktivitas yang berulang dan konsisten.

6. Brand Attitude (Sikap dan Perilaku Merek)

Brand Attitude dan behavior adalah sikap atau perilaku komunikasi dan interaksi merek dengan konsumen dalam menawarkan benefit – benefit dan nilai yang dimilikinya.

7. Brand Benefit and Competence (Manfaat dan Keunggulan Merek)

Brand benefit and competence merupakan nilai – nilai dan keunggulan khas yang ditawarkan oleh suatu merek kepada konsumen yang membuat konsumen dapat merasakan manfaat karena kebutuhan, keinginan, mimpi dan obsesinya terwujudkan oleh apa yang ditawarkan tersebut.


(49)

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi kampus 1 Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang sudah pernah membeli dan menggunakan Oriflame.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2013 : 122). Sampel penelitian ini adalah sebagian mahasiswi aktif 2013 – 2016 kampus 1 Universitas Sanata Dharma yang sudah pernah membeli dan menggunakan Oriflame.

Dalam penelitian ini karena jumlah populasi tidak diketahui, maka dalam menentukan sampel menggunakan asumsi berikut (Sugiarto, 2004 : 70).

Rumus :


(50)

Keterangan : = Sampel

e = Besarnya rentang waktu atau rentang interval (0,1) p.q = Ukuran penyebaran populasi (0,25)

(0,05) = 1,96

Maka, minimal jumlah responden yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 97 responden, tetapi dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 responden dengan pertimbangan jumlah sampel cukup representatif untuk mewakili populasi.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Nonprobability Sampling, adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2014:66).

Teknik Nonprobability Sampling yang digunakan adalah Sampling Insidental yaitu, teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.


(51)

H. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari subjek yang diteliti. Sumber data ini diperoleh langsung dilapangan oleh peneliti. Data dihasilkan dari kuesioner yang disebarkan kepada sampel yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu mahasiswi kampus 1 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Data Skunder

Data yang diperoleh dari pihak lain baik berupa dokumentasi, data yang telah diolah maupun informasi mengenai suatu hal. Data skunder dalam penelitian ini adalah literature dan penelitian ilmiah lainnya yang relevan dan dapat melengkapi penelitian ini.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012:142). Adapun responden dalam penelitian ini adalah mahasiswi aktif 2013 – 2016, berjenis kelamin wanita dan sudah pernah membeli serta menggunakan Oriflame.


(52)

J. Teknik Pengujian Kuesioner 1. Uji Validitas

Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2012:121). Uji validitas bisa menggunakan rumus Product Moment dari Karl Pearson (Sugiyono, 2012:183), yaitu :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

keterangan:

rxy = koefisien korelasi;

∑X = skor pertanyaan tiap nomor; ∑Y = jumlah skor total pertanyaan; N = jumlah sampel.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka pernyataan tersebut dinayatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah hasil penelitian dimana terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2009:190). Banyak rumus


(53)

yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas diantaranya adalah rumus Cronbach’s Alpha. Rumus ini digunakan untuk mencari nilai Cronbach’s Alpha yang skornya antara 1 dan 0.

{ }{ ∑ }

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument

k = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ Total dari varian masing-masing pertanyaan

= Varian dari total skor

Ketentuan yang berlaku adalah nilai alpha > 0,60; data kuesioner dapat dikatakan reliabel.

K. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskrptif

a. Analisis Deskriptif Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa kampus 1 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah pernah membeli dan menggunakan Oriflame, kemudian yang diambil sebagai sampel adalah sebagian mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang pernah membeli dan menggunakan Oriflame sebanyak 100 orang. Hasil


(54)

penelitian dari 100 responden sampel dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) Deskriptif responden berdasarkan pernah atau tidak melakukan pembelian dan menggunakan produk merek Oriflame.

2) Deskriptif responden berdasarkan Program Studi.

3) Deskriptif responden berdasarkan kategori produk yang pernah/sering dibeli dan digunakan.

4) Deskriptif responden berdasarkan jenis kulit. b. Analisis Deskriptif Variabel

Analisis variabel digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang variabel dilihat dari rata – rata (mean) masing – masing variabel. Dengan prosedur sebagai berikut:

1) Menghitung nilai mean untuk setiap variabel/obyek/item.

2) Membuat kategori nilai mean dengan pengkategorian skor yang telah dibuat yaitu:

Dengan menggunakan skala likert diketahui bobot nilai tertinggi adalah 5 dan nilai terendah adalah 1, maka jumlah interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval = Interval =


(55)

Dengan rentang skala 0,8 maka skor brand image dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang menunjukkan brand image sangat buruk.

2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang menunjukkan brand image buruk.

3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang menunjukkan brand image cukup.

4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan brand image baik.

5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang menujukkan brand image sangat baik.

Sementara dengan rentang skala 0,8 maka skor minat beli ulang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Sangat Rendah (SR) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang menunjukkan minat beli ulang sangat rendah.

2) Rendah (R) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang menunjukkan minat beli ulang rendah.

3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang menunjukkan minat beli ulang cukup.

4) Tinggi (T) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan minat beli ulang tinggi.


(56)

5) Sangat Tinggi (ST) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang menujukkan minat beli ulang sangat tinggi.

2. Analisis Regresi

Model regresi linier disebut sebagai model yang baik jika memenuhi uji asumsi klasik. Oleh karena itu Uji Asumsi Klasik sangat diperlukan sebelum melakukan analisis regresi.

a. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu, Uji Normalitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki residual yang terdistribusi secara normal. Dalam penelitian ini pengujian normalitas menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov, dalam hal ini untuk mengetahui apakah suatu data terdistribusi secara normal adalah jika signifikan (signisficance level) lebih dari 0,05 (sign > 0,05).

b. Persamaan Regresi

1) Persamaan Regresi Linier Sederhana

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana dikarenakan hanya terdapat satu variabel independen dan satu


(57)

variabel dependen. Regresi linier merupakan sebuah prosedur hubungan matematis untuk mengukur ada tidaknya pengaruh dimensi – dimensi pada variabel independen terhadap variabel dependen. Perhitungannya dapat dilakukan dengan alat bantu software SPSS. Persamaan garis regresi linier sederhana ditentukan sebagai berikut:

Y = a + bX Keterangan :

Y= Variabel Dependen (Minat Beli Ulang) a = Konstanta

b = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan.

X = variabel independen (Brand Image).

Jika sudah didapatkan a dan b maka selanjutnya nilai tersebut dimasukkan kedalam persamaan regresi sederhana untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada variabel Y berdasarkan nilai variabel X yang diketahui. Regresi linier sederhana bermanfaat untuk meramalkan rata-rata variabel Y bila X diketahui dan meramalkan perubahan yang terjadi pada variabel Y jika variabel X terjadi perubahan.


(58)

2) Pengujian Hipotesis (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Pada penelitian ini digunakan uji satu pihak kanan dengan tingkat kepercayaan sebesar 0,05. Pengujian ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

a) Merumuskan Hipotesis

H0 ; β = 0, brand image tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang.

Ha ; β ≠ 0, brand image berpengaruh terhadap minat beli ulang. b) Menentukan level of significance (α)

Dalam penelitian ini level of significance atau tigkat signiifikansinya sebsar 0,05 (5%) dengan derajat bebas (df) = n-k dan n merupakan jumlah sampel penelitian, k merupakan jumlah variabel Independen.

c) Menentukan nilai thitung dan ttabel

Thitung diperoleh dari output SPSS dan ttabel dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05.

d) Kriteria pengujian

thitung ≤ ttabel = H0 diterima yang artinya brand image tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang.


(59)

thitung ˃ ttabel = H0 ditolak yang artinya brand image berpengaruh terhadap minat beli ulang.

e) Membuat Kesimpulan

Jika H0 ditolak dan Ha diterima berarti brand image berpengaruh pada minat beli ulang begitu pula sebaliknya jika H0 diterima dan Ha ditolak maka brand image tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang.


(60)

39 BAB IV

GAMBARAN UMUM A. Profil Oriflame

Gambar IV.1

Simbol Oriflame

(sumber: http://www.oriflame.com)

Oriflame merupakan salah satu perusahaan kecantikan internasional dengan sistem penjualan langsung dilebih dari 60 Negara di dunia. Oriflame pertama kali didirikan pada tahun 1967 oleh dua bersaudara Jonas dan Robert af Jochnick. Semua berawal dari sebuah ruang kantor sederhana dipusat kota Stockholm. Mereka adalah dua pemuda yang mempunyai visi dan impian yang kuat. Mereka ingin membangun perusahaan kosmetik yang menawarkan jenis perawatan kulit yang berbeda dibanding produk lainnya yang ada pada saat itu, yaitu terbuat dari bahan-bahan alami dan tidak diujicobakan pada hewan serta menggunakan bahan-bahan yang tidak merusak lingkungan bagi kemasan dan mendaur ulangnya. Terobosan luar biasa yang dilakukan oleh dua bersaudara af Jochnick adalah memindahkan mata rantai bisnis Oriflame kerumah konsumen. Segera saja, Oriflame memiliki konsultan diseluruh


(61)

negeri, masing-masing dan setiap satu dari mereka memiliki hati dan ambisi menjadi seorang pengusaha.

Pada tahun 1968 Oriflame memulai pasar pertamanya diluar Swedia yaitu di Denmark dan Norwegia, kemudian pada tahun 1986 mulai masuk ke pasar Asia dan Negara pilihan yang menjadi pasar pertamanya di Asia adalah Indonesia melalui PT. Orindo Alam Ayu yang berkantor pusat dijalan bulungan No. 16, Jakarta. Selanjutnya pada tahun 1989 Oriflame memilih Negara Cili yang menjadi pasar pertamanya di Amerika Latin. Pada tahun 1990 setelah tumbuhnya tembok Berlin, Oriflame Czech Republic memulai berekspansi ke Eropa Timur dan Eropa Tengah, diikuti dengan CIS dan Negara- Negara Baltik. Mesir menjadi pasar pertamanya di Afrika pada tahun 1997, selanjutnya pada tahun 2000 Oriflame mendirikan Global Technical Center di Dublin, Irlandia untuk penelitian lanjutan dan pengembangan produk. Dublin dipilih sebagai Negara yang cocok untuk memproduksi dan mengembangkan produk-produk Oriflame karena lingkungannya bebas dari polusi sehingga sangat mendukung untuk pengolahan kosmetik dari bahan – bahan tumbuhan alami. Kemudian pada tahun 2004 Oriflame sudah memiliki 1,5 juta Consultan aktif, yang hadir dilebih dari 60 pasar dunia dan menikmati penjualan bersih lebih dari 60 juta USD. Hingga saat ini Oriflame sudah memiliki 2,3 juta sales consultants, 6200 Karyawan, 800 produk dan 100 juta katalog dalam 35 bahasa.


(62)

B. Oriflame Indonesia

Oriflame mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1986 dan bekerjasama dengan PT. Orindo Alam Ayu untuk memasarkan produknya dan telah berjaya di Indonesia selama hampir 31 tahun. Indonesia mempunyai 14 kantor cabang tersebar di seluruh kota besar di Indonesia, yaitu: Jakarta, Bandung, Medan, Pekan Baru, Makassar, Surabaya, Denpasar, Jogyakarta, Balikpapan, Semarang, Palembang dan Manado. Pada tahun 2010, Oriflame mendapatkan dua buah penghargaan yaitu, Superbrand dan Indonesia Most Favourite Woman Brand kategori kosmetik oleh Majalah Marketing.

C. Tujuan Berdirinya Oriflame

Oriflame memiliki tujuan yaitu, menciptakan produk kecantikan yang terinspirasi dari alam dan menggunakan ilmu pengetahuan terbaru untuk kemudian dipasarkan ke seluruh dunia.

Dalam operasinya Oriflame memanfaatkan berbagai macam tumbuh- tumbuhan yang memiliki manfaat untuk kesehatan kulit serta aroma khas untuk menciptakan wewangian bagi tubuh dan memasarkan produknya melalui katalog. Katalog adalah merupakan alat publikasi yang digunakan perusahaan sebagai cara untuk memperkenalkan produk dan layanan perusahaan. Terdiri dari jilid cetakan berisi setidaknya delapan halaman, menjual berbagai produk yang menawarkan mekanisme pemasaran langsung.


(63)

D. Visi – Misi Oriflame

Dengan keberhasilannya hingga saat ini perusahaan Oriflame memiliki visi dan misi yang cukup sederhana tetapi memiliki arti yang sangat dalam bagi perusahaan maupun konsumen. Visi dan misi perusahaan, yaitu:

1. Visi

“to be the natural first choice..”

Menjadi pilihan alami yang pertama bagi semua orang. Oriflame manjadi nama pertama yang muncul dalam benak setiap orang yang mencari kosmetik berkualitas dengan bahan alami dan Oriflame sebagai perusahaan utama yang dapat memasarkan serta mendistribusikan produk secara langsung kepada konsumen.

2. Misi

“Opportunity for All”

Peluang untuk semua maksudnya adalah Oriflame memberikan jalan pada semua dengan cara yang mudah dan pintar, serta kesempatan untuk meningkatkan kehidupan melalui peluang bisnis yang dinamis.

E. Nilai – Nilai Utama Perusahaan 1. Togetherness (kebersamaan)

Kebersamaan adalah suatu nilai yang kuat dan penting bagi perusahaan Oriflame dalam membangun hubungan kerja sama. Kebersamaan ini berperan secara alami dalam bisnis sejak perusahaan berdiri, yang bermula


(64)

dari kerjasama dua bersaudara. Hal ini terus menjadi hal penting bagi perusahaan karena seluruh konsep dalam bisnis ini membutuhkan kerja sama dengan orang lain.

2. Spirit (Semangat)

Semangat “saya bisa” yang merupakan karakteristik dari perusahaan mampu menjadi sebuah kata ajaib para consultants untuk tidak menyerah dengan suatu tantangan dan menjadikan kegagalan sebagai kesempatan untuk mencoba lagi.

3. Passion (gairah)

Gairah, orang yang memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. gairah muncul dari hal – hal disukai. Gairah dibutuhkan untuk dapat menciptakan rangkaian produk yang sempurna, dalam merancang katalog dan menciptakan sebuah inovasi. Dibutuhkan banyak gairah untuk dapat mengolah lebih dari satu juta konsultan dan dibutuhkan banyak gairah untuk memasarkan lebih dari 800 produk dalam 35 negara.

F. Sarana Pelayanan Oriflame

Oriflame sebagai pemimpin pasar dengan sistem penjualan langsung di Indonesia terus menerus melakukan terobosan-terobosan untuk memanjakan para consultantsnya dalam menjalankan bisnis MLM ini.


(65)

1. Layanan call center untuk melakukan order, layanan pelanggan, pengecekan jumlah poin, pengecekan ketersediaan stok

2. Layanan Oriflame online, berupa fasilitas website untuk melakukan order, pembayaran online, pengecekan jumlah poin, pengecekan ketersediaan stok

3. Layanan delivery, C.O.D maupun pengiriman luar kota.

G. Kategori Produk Oriflame

Melalui katalog – katalognya yang terbit setiap satu bulan sekali Oriflame menawarkan sekitar 800 produk setiap bulannya. Produk-produk tersebut diproduksi melalui standar teknis yang tinggi dengan segala manfaat dari alam menggunakan teknologi terkini dan mutakhir. Produk Oriflame yang diproduksi oleh perusahaan yakni sebagai berikut:

1. skin care

Oriflame senantiasa menggunakan bahan- bahan alami yang efekif untuk menjaga keindahan dan kesehatan kulit. Produk skin care Oriflame seperti cleanse (cleanser dan toner), moisturizer (night cream, day cream, bb and cc cream, lip care), treat (face treatments & serums, mask & scrubs), sun protectors. Salah satu produk unggulan perawatan kulit dari Oriflame yaitu True Perfection perawatan lengkap dengan cream pagi dan malam, serum serta cream


(66)

pelembab mata. Semua produk ini dibuat menggunakan ekstrak tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat untuk semua jenis kulit.

2. Bath and body

Dalam kategori bath and body Oriflame memilik banyak produk seperti body care (body moisturisers, hand care, foot care, deodorants & anti-respirants, anti-celluite & toning), bath and shower (body wash & Shower gel, body scrubs & exfoliants), bath and body tools (manicure & pedicure), kids and baby (oral care) perawatan kulit alami yang menjaga tubuh tetap indah dan sehat. Merawat tekstur kulit yang tidak merata, kulit kering, kulit kendur sehingga kulit tampak terawat, terlindungi, halus dan terasa kencang serta mencerahkan kulit gelap.

3. Hair

perawatan rambut alami yang menjaga dan menutrisi kulit kepala hingga ujung rambut sehingga rambut tampak bersinar, mudah diatur dan terawat dengan keharuman menawan. Oriflame menyediakan shampoo, conditioner, styling product, hair treatments, hair tools and acerssories.

Gambar IV.3


(67)

4. Make – Up

Oriflame memiliki banyak koleksi tata rias yang membantu konsumen lebih percaya diri seperti: face make-up (foundation, powder, primer, concealer, blush, bronzer, face make-up remover, face tools & brushes), eye make-up (mascara, eyeliner, eye shadow, eye make-up remover, eyebrows, eye and tools brushes), lips (lipstick, lip gloss, lip stain, lip liner, lip care, lip and tools brushes), nails (nail polish, nail care, manicure and pedicure), beauty tools and brushes (make-up brushes, sponges & Applicators, manicure & pedicure, eyelash curlers).

5. Fragrance

Oriflame menciptakan wewangian yang khas, lembut dan memberikan kesegaran aroma yang tahan lama sepanjang hari. Selain itu oriflame juga memberikan pesan khusus disetiap produk wewangiannya. Salah satunya adalah Imagination Eau de Toilette, parfum yang mengandung Williams pear berkarakter kuat dan ceria penuh ekspresi yang mengingatkan kepada anda bahwa hidup ini sungguh penuh warna.

Gambar IV.5


(68)

6. Wellbeing

Wellbeing merupakan produk berkualitas tinggi yang dikembangkan oleh para ilmuwan Swedia. Wellbeing menawarkan gaya hidup sehat dan bahagia. Wellbeing sangat baik untuk manajemen berat badan yang sehat berarti dengan makan yang sehat dan seimbang dari protein, karbohidrat rendah proses, lemak baik dan mendapatkan jumlah harian yang direkomendasikan dari vitamin dan mineral yang berfungsi dengan baik. Dan Oriflame menawarkan produk ini sebagai pelengkap makanan untuk sehari-hari.


(69)

48

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan karakteristik responden, analisis data penelitian dan pembahasan. Dalam memperoleh data, peneliti membuat kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh konsumen Oriflame di kampus 1 Universitas Sanata Dharma. Kuesioner yang dibagikan kepada 100 mahasiswi kampus 1 Universitas Sanata Dharma. Kuesioner dibagikan dan diisi dalam dua tahapan. Tahap pertama pada bulan Februari kepada 30 responden dan tahap kedua pada bulan Maret kepada 70 responden.

Penyebaran kuesioner ini dilakukan secara langsung oleh peneliti kepada konsumen Oriflame di kampus 1 Universitas Sanata Dharma dan disebar sebanyak 100 eksamplar. Dalam pemilihan responden untuk mengisi kuesioner, peneliti menanyakan terlebih dahulu kepada calon responden sesuai kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, jika calon responden memenuhi kriteria yang diajukan oleh peneliti maka calon responden berhak mengisi kuesioner peneliti. Setelah mengisi kuesioner, peneliti memberikan souvenir kepada konsumen yang bersedia dijadikan responden sebagai ucapan terima kasih peneliti kepada responden.

Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberikan tanda centang () pada pernyataan yang telah penulis susun, masing – masing pernyataan telah dicantumkan 5 pilihan yaitu “SS” sangat setuju, “S” setuju, “N” netral, “TS” tidak


(70)

setuju, dan “STS” sangat tidak setuju, sehingga responden hanya perlu memilih salah satu pernyataan yang sesuai dengan apa yang mereka alami dan rasakan.

Dalam bab ini, karakteristik responden yang akan dipaparkan meliputi program studi, jenis produk, jenis kulit dan pernah atau tidaknya membeli dan menggunakan produk merek Oriflame. Data deskriptif yang akan memaparkan skor rata – rata brand image dan minat beli ulang. sedangkan kuantitatif pada variabel brand image dan minat beli ulang meliputi uji instrument (Validitas dan Reabilitas), uji asumsi klasik (uji normalitas), uji analisis data (analisis regresi linier sederhana) serta pengujian hipotesis (uji t). pengolahan data menggunakan software perangkat lunak SPSS Statistics 16.0 dan Microsoft Excel 2013.

A. Pengujian Kuesioner 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur valid tidaknya suatu instrumen. Hasil uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment pearson. Dalam uji validitas, kriteria suatu nilai dikatakn valid apabila hasil uji rhitung > rtabel. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan menggunakan 30 kuesioner yang dibagikan kepada responden pada tahap 1. Diketahui N = 30 dan α = 5%, maka rtabel = 0,361. Setiap item peryataan dapat dikatakan valid jika rhitung > 0,361. Adapun uji validitas data adalah sebagai berikut:


(71)

Tabel V.1

Rangkuman Tes Validitas Brand Image

Dimensi Butir r (hitung) r (tabel) Keterangan

Brand Identity

1 0.798** 0,361 VALID 2 0.634** 0,361 VALID

Brand Personality

3 0.795** 0,361 VALID 4 0.568** 0,361 VALID

Brand Association

5 0.519** 0,361 VALID 6 0.448** 0,361 VALID

Brand Attitude

7 0.770** 0,361 VALID 8 0.723** 0,361 VALID Brand Benefit and

Competence

9 0.600** 0,361 VALID

Sumber: Data Primer yang diolah, Maret 2017

Tabel V.2

Rangkuman Tes Validitas Minat Beli Ulang

Indikator Butir r (hitung) r (tabel) Keterangan Minat Referensial 1 0.704** 0,361 VALID

Minat Exploratif 2 0.860** 0,361 VALID Minat Preferensial 3 0.827** 0,361 VALID Sumber: Data Primer yang diolah, Maret 2017


(1)

Tabulasi Data Brand Image

No Responden

Jawaban Responden

Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Total Rata-rata

1 4 3 3 3 3 5 4 3 3 31 3.44

2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 32 3.56

3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 31 3.44

4 4 4 2 2 4 2 3 3 3 27 3.00

5 5 4 3 2 2 4 4 4 2 30 3.33

6 4 3 3 2 2 5 4 4 3 30 3.33

7 5 5 4 4 4 4 5 5 4 40 4.44

8 5 5 4 4 4 5 5 5 4 41 4.56

9 1 2 1 2 3 2 1 2 2 16 1.78

10 4 3 3 2 3 2 4 3 4 28 3.11

11 5 5 4 3 3 4 3 4 3 34 3.78

12 5 5 4 3 3 3 3 3 3 32 3.56

13 4 4 3 3 3 3 3 3 3 29 3.22

14 4 2 2 3 3 4 3 4 2 27 3.00

15 5 5 4 4 4 4 4 4 4 38 4.22

16 4 4 3 3 4 2 4 4 3 31 3.44

17 4 3 4 4 3 3 5 5 4 35 3.89

18 4 4 3 3 4 5 2 2 4 31 3.44

19 5 5 4 2 4 4 4 4 5 37 4.11

20 4 4 3 3 2 2 4 2 4 28 3.11

21 5 4 4 3 4 5 5 4 4 38 4.22

22 4 3 3 3 4 2 4 4 3 30 3.33

23 5 4 4 4 3 5 4 5 4 38 4.22

24 4 4 3 3 4 3 4 3 4 32 3.56

25 2 3 2 3 2 3 3 3 3 24 2.67

26 5 5 4 4 5 4 5 5 4 41 4.56

27 4 4 5 3 4 4 5 5 5 39 4.33

28 4 5 5 4 3 2 4 4 5 36 4.00

29 5 2 3 4 4 1 4 5 5 33 3.67

30 4 4 5 4 2 4 4 2 1 30 3.33

31 4 2 3 3 3 2 4 4 2 27 3.00

32 5 4 5 4 4 5 5 5 4 41 4.56

33 4 4 3 4 4 4 4 3 4 34 3.78

34 4 4 5 4 4 5 4 4 4 38 4.22

35 5 5 5 4 5 4 4 4 4 40 4.44

36 4 4 5 5 3 3 4 3 4 35 3.89

37 4 4 2 2 4 4 4 4 4 32 3.56

38 4 5 5 4 3 3 5 4 4 37 4.11

39 3 4 3 3 4 4 4 4 4 33 3.67

40 5 5 4 4 5 4 3 4 5 39 4.33

41 5 4 4 3 3 4 4 4 5 36 4.00

42 5 4 5 3 5 5 5 5 4 41 4.56

43 4 2 3 4 4 4 5 5 5 36 4.00

44 4 4 2 3 3 4 4 4 4 32 3.56

45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4.00

46 4 2 3 2 2 3 4 3 3 26 2.89

47 4 4 4 3 5 5 4 4 4 37 4.11

48 5 4 5 5 5 5 5 5 5 44 4.89

49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4.00

50 4 4 3 3 5 5 5 5 5 39 4.33

51 4 4 3 3 4 3 5 5 5 36 4.00

52 4 4 2 2 4 4 4 4 4 32 3.56

53 4 4 3 3 4 4 4 4 4 34 3.78

54 2 2 3 2 2 3 4 3 3 24 2.67

55 4 3 4 4 3 5 2 4 3 32 3.56


(2)

57 5 4 3 3 4 4 5 4 5 37 4.11

58 5 4 4 4 4 4 4 3 3 35 3.89

59 4 4 4 5 4 4 5 4 5 39 4.33

60 4 3 2 2 3 4 3 4 4 29 3.22

61 4 4 3 3 4 4 4 4 3 33 3.67

62 4 4 4 3 1 4 2 3 4 29 3.22

63 4 3 4 4 3 4 5 5 5 37 4.11

64 4 3 3 4 4 4 4 4 4 34 3.78

65 4 3 3 3 4 4 3 4 3 31 3.44

66 3 3 4 3 3 3 3 3 3 28 3.11

67 4 3 3 3 3 3 4 3 3

29 3.22

68 2 2 3 3 4 4 4 2 4 28 3.11

69 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 3.89

70 4 4 4 3 4 3 4 3 4 33 3.67

71 3 3 3 2 2 2 4 4 4 27 3.00

72 3 3 3 2 3 4 3 4 3 28 3.11

73 5 4 2 2 2 3 4 3 2 27 3.00

74 2 3 3 3 2 4 3 4 3 27 3.00

75 5 4 5 5 3 3 3 4 4 36 4.00

76 3 4 3 3 4 5 4 4 4 34 3.78

77 3 4 4 4 3 2 4 3 4 31 3.44

78 4 4 3 3 3 3 4 3 4 31 3.44

79 3 4 3 3 3 4 3 3 3 29 3.22

80 4 4 3 3 3 3 4 3 3 30 3.33

81 5 3 2 1 2 1 3 3 3 23 2.56

82 4 4 4 3 4 3 4 3 4 33 3.67

83 5 4 5 4 3 5 5 5 5 41 4.56

84 4 3 4 4 4 5 4 3 4 35 3.89

85 4 4 3 3 3 5 4 4 3 33 3.67

86 4 3 3 3 3 4 4 4 4 32 3.56

87 4 3 4 3 3 5 4 4 4 34 3.78

88 4 4 2 2 2 4 5 5 3 31 3.44

89 4 4 3 3 4 4 5 4 3 34 3.78

90 5 4 3 3 5 3 5 3 3 34 3.78

91 5 4 4 4 4 4 4 3 4 36 4.00

92 4 4 3 3 3 3 4 3 4 31 3.44

93 4 4 3 3 4 4 3 3 3 31 3.44

94 5 4 3 3 4 4 4 3 4 34 3.78

95 4 3 3 3 3 4 4 4 4 32 3.56

96 2 3 3 3 4 2 4 3 3 27 3.00

97 4 2 3 2 3 4 4 3 3 28 3.11

98 2 3 3 3 2 2 2 3 3 23 2.56

99 4 3 2 2 4 4 4 4 4 31 3.44

100 4 3 3 3 4 3 2 3 2 27 3.00

Total 404 365 340 316 344 366 390 373 367 3265 362.78


(3)

Tabulasi Data Minat Beli Ulang

No Responden

Jawaban Responden

Butir 1 Butir 2 Butir 3 Total Rata-rata

1 4 4 3 11 3.67

2 4 3 3 10 3.33

3 4 4 2 10 3.33

4 4 2 2 8 2.67

5 3 3 3 9 3.00

6 3 2 2 7 2.33

7 4 4 4 12 4.00

8 4 4 4 12 4.00

9 2 1 1 4 1.33

10 3 2 3 8 2.67

11 3 3 4 10 3.33

12 5 3 3 11 3.67

13 4 3 3 10 3.33

14 2 2 2 6 2.00

15 5 4 3 12 4.00

16 3 2 2 7 2.33

17 4 3 2 9 3.00

18 4 3 3 10 3.33

19 5 3 2 10 3.33

20 4 2 1 7 2.33

21 2 3 3 8 2.67

22 3 2 2 7 2.33

23 5 3 3 11 3.67

24 4 3 3 10 3.33

25 3 3 3 9 3.00

26 5 5 4 14 4.67

27 4 5 5 14 4.67

28 4 2 3 9 3.00

29 5 4 4 13 4.33

30 4 2 3 9 3.00

31 3 3 2 8 2.67

32 5 4 4 13 4.33

33 4 4 4 12 4.00

34 4 5 4 13 4.33

35 5 4 5 14 4.67

36 4 3 3 10 3.33

37 4 3 2 9 3.00

38 5 5 3 13 4.33

39 5 3 3 11 3.67

40 4 4 5 13 4.33

41 4 4 4 12 4.00

42 5 5 4 14 4.67

43 4 3 3 10 3.33

44 4 3 3 10 3.33

45 3 3 3 9 3.00

46 4 3 2 9 3.00

47 4 4 4 12 4.00

48 4 4 4 12 4.00

49 4 4 5 13 4.33


(4)

51 5 3 3 11 3.67

52 4 4 4 12 4.00

53 3 4 4 11 3.67

54 3 3 3 9 3.00

55 4 3 3 10 3.33

56 4 3 3 10 3.33

57 3 2 4 9 3.00

58 3 5 3 11 3.67

59 4 3 3 10 3.33

60 2 3 2 7 2.33

61 3 3 4 10 3.33

62 3 3 2 8 2.67

63 5 4 3 12 4.00

64 4 3 3 10 3.33

65 2 3 2 7 2.33

66 2 2 3 7 2.33

67 4 3 3 10 3.33

68 4 2 2 8 2.67

69 3 3 3 9 3.00

70 3 3 2 8 2.67

71 3 2 2 7 2.33

72 3 1 2 6 2.00

73 2 1 1 4 1.33

74 4 4 2 10 3.33

75 3 4 3 10 3.33

76 3 2 3 8 2.67

77 3 4 3 10 3.33

78 3 3 2 8 2.67

79 3 3 2 8 2.67

80 3 2 2 7 2.33

81 3 1 3 7 2.33

82 3 3 2 8 2.67

83 5 4 5 14 4.67

84 4 4 4 12 4.00

85 2 3 3 8 2.67

86 4 3 3 10 3.33

87 3 3 3 9 3.00

88 4 4 3 11 3.67

89 3 2 2 7 2.33

90 4 2 2 8 2.67

91 4 3 3 10 3.33

92 4 3 4 11 3.67

93 4 3 4 11 3.67

94 5 5 3 13 4.33

95 3 2 2 7 2.33

96 4 2 2 8 2.67

97 1 2 1 4 1.33

98 3 2 3 8 2.67

99 4 3 3 10 3.33

100 3 2 2 7 2.33

Total 363 308 294 965 321.67


(5)

Uji Validitas dan Reabilitas (SPSS.16.0)

1.

Validitas Brand Image

Correlations

butir1 butir2 butir3 butir4 butir5 butir6 butir7 butir8 butir9 Butir_Tot

butir1 Pearson Correlation

1 .557

**

.609

**

.330 .339 .340 .597

**

.540

**

.355

.798

**

Sig. (2-tailed)

.001

.000 .075 .067 .066 .000

.002 .054

.000

N

30

30

30

30

30

30

30

30 30

30

butir2 Pearson Correlation .557

**

1 .581

**

.185 .271 .243 .319

.144 .349

.634

**

Sig. (2-tailed)

.001

.001 .329 .148 .196 .086

.446 .059

.000

N

30

30

30

30

30

30

30

30 30

30

butir3 Pearson Correlation .609

**

.581

**

1 .577

**

.138 .330 .656

**

.423

*

.345

.795

**

Sig. (2-tailed)

.000

.001

.001 .466 .075 .000

.020 .062

.000

N

30

30

30

30

30

30

30

30 30

30

butir4 Pearson Correlation

.330

.185 .577

**

1 .216 .127 .449

*

.437

*

.194

.568

**

Sig. (2-tailed)

.075

.329

.001

.252 .504 .013

.016 .305

.001

N

30

30

30

30

30

30

30

30 30

30

butir5 Pearson Correlation

.339

.271

.138 .216

1 .012 .232 .424

*

.526

**

.519

**

Sig. (2-tailed)

.067

.148

.466 .252

.949 .217

.020 .003

.003

N

30

30

30

30

30

30

30

30 30

30

butir6 Pearson Correlation

.340

.243

.330 .127 .012

1 .217

.203 -.074

.448

*

Sig. (2-tailed)

.066

.196

.075 .504 .949

.249

.282 .696

.013

N

30

30

30

30

30

30

30

30 30

30

butir7 Pearson Correlation .597

**

.319 .656

**

.449

*

.232 .217

1 .662

**

.400

*

.770

**

Sig. (2-tailed)

.000

.086

.000 .013 .217 .249

.000 .029

.000

N

30

30

30

30

30

30

30

30 30

30

butir8 Pearson Correlation .540

**

.144 .423

*

.437

*

.424

*

.203 .662

**

1 .444

*

.723

**

Sig. (2-tailed)

.002

.446

.020 .016 .020 .282 .000

.014

.000

N

30

30

30

30

30

30

30

30 30

30

butir9 Pearson Correlation

.355

.349

.345 .194 .526

**

-.074 .400

*

.444

*

1

.600

**

Sig. (2-tailed)

.054

.059

.062 .305 .003 .696 .029

.014

.000

N

30

30

30

30

30

30

30

30 30

30

Butir_

Tot

Pearson Correlation .798

**

.634

**

.795

**

.568

**

.519

**

.448

*

.770

**

.723

**

.600

**

1

Sig. (2-tailed)

.000

.000

.000 .001 .003 .013 .000

.000 .000

N

30

30

30

30

30

30

30

30 30

30

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level

(2-tailed).


(6)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.822 9

3.

Validitas Minat Beli Ulang

Correlations

Butir1 Butir2 Butir3 Butir_Tot

Butir1 Pearson Correlation 1 .388* .316 .704**

Sig. (2-tailed) .034 .089 .000

N 30 30 30 30

Butir2 Pearson Correlation .388* 1 .655** .860**

Sig. (2-tailed) .034 .000 .000

N 30 30 30 30

Butir3 Pearson Correlation .316 .655** 1 .827**

Sig. (2-tailed) .089 .000 .000

N 30 30 30 30

Butir_Tot Pearson Correlation .704** .860** .827** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4.

Reabilitas Minat Beli Ulang

Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items