1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang adalah individu yang unik, tidak ada duanya. Semua orang mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda, hidup dalam
situasi kehidupan yang berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab yang berlainan, dan mempunyai tujuan – tujuan hidup yang berlainan.
Pengalaman masa lampau seorang wirausaha biasanya luas dan beragam serta menentukan situasi kehidupannya yang sekarang. Kebanyakan
wirausaha telah saling meniru satu sama lain, mungkin wirausaha yang tua, dan identifikasi yang mendekati “model peranan” demikian akan
menghasilkan sikap dan ketrampilan wirausaha. Menjadi seorang wirausaha lebih daripada sebuah pekerjaan atau karir. Berwirausaha
adalah suatu gaya hidup dan prinsip – prinsip tertentu akan mempengaruhi strategi karir. Bersifatlah fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan,
mengambil resiko, mengambil keputusan – keputusan dan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan.
Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemauan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi
dirinya dan orang lain. Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya- upaya kreatif dan inovatif denga jalan mengembangkan ide, dan meramu
sumber daya untuk menemukan peluang opportunity dan perbaikan proparation hidup Prawirokusumo, 1997 dalam
http:www.puskur.net
. Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus
dimiliki yaitu memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh ketrampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Menurut Poerwadarminto, minat adalah perhatian, kesukaan
kecenderungan hati kepada sesuatu. Jika seseorang berminat terhadap suatu kegiatan tertentu, maka ia akan mempunyai perhatian terhadap
kegiatan tersebut. Sejalan dengan itu menurut WS. Winkel 1983:30 minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang agak menetap pada
obyek yang merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam hal itu.
Jiwa kewirausahaan adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur atas kemampuan diri sendiri, dalam setiap
tindakan selalu berorientasi pada hasil, selalu berani menghadapi dan mengambil resiko, mempunyai jiwa kepemimpinan dalam setiap aktivitas,
dalam setiap usaha selalu bersifat orisinil dan memiliki pandangan jauh ke depan. Apabila jiwa kewirausahaan seseorang tinggi, maka diduga kuat
minat siswa untuk berwirausaha juga akan tinggi. Sebaliknya jika jiwa kewirausahaan rendah, maka minat siswa untuk berwirausaha juga rendah.
Minat berkembang karena keterlibatan dalam aktivitas yang memberi daya tarik kuat. Minat adalah perasaan suka yang dihubungkan
dengan suatu obyek diluar individu. Perasaan senang tersebut dapat mendorong individu untuk berbuat sesuatu obyek seperti memberi
perhatian, mempelajari atau ikut dengan obyek tersebut. Minat merupakan salah satu faktor yang menentukan pilihan pekerjaan seseorang.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang juga memegang peran penting dalam prestasi anak. Ditinjau dari segi
lingkungan maka pembentukan watak, kecerdasan, keterampilan, kepribadian, idiologi, keluarga merupakan lingkungan pertama yang
paling dominan. Keluarga adalah merupakan lingkungan pertama bagi anak. Setiap orang tua menjadi teladan bagi anak-anaknya. Dengan
bimbingan dan pengawasan dari orang tua maka unsur-unsur psikologis anak dapat didayagunakan secara optimal. Unsur-unsur psikologi tersebut
adalah perhatian, pengawasan, tanggapan, fantasi, ingatan, pikiran, intelegensi dan bakat.
Sebagian besar laki – laki lebih mempunyai kreatifitas dan inovasi untuk menyalurkan bakatnya di bidang wirausaha. Sedangkan perempuan
cenderung memilih pekerjaan di kantor – kantor atau lebih memilih menjadi guru dibanding wirausaha. Ada perbedaan yang signifikan dalam
hal kesuksesan usaha dan kesuksesan dalam wirausaha antara perempuan dan laki – laki. Minat laki – laki untuk berwirausaha konsisten
dibandingkan minat perempuan yang berubah menurut waktu. Jadi laki – laki mempunyai intensi kewirausahaan yang tinggi dibandingkan dengan
perempuan.
B. Batasan Masalah