Pengaruh jiwa kewirausahaan, latar belakang pekerjaan orang tua dan jenis kelamin terhadap minat berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) eks SMEA
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, LATAR BELAKANG
PEKERJAAN ORANG TUA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
EKS SMEA
Studi Kasus : Siswa Kelas XII SMK N 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1 di
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Mega WidyaKumaladewi
NIM: 081334050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
(2)
i
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, LATAR BELAKANG
PEKERJAAN ORANG TUA DAN JENIS KELAMIN
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN (SMK) EKS SMEA
Studi Kasus : Siswa Kelas XII SMK N 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1 di Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
MEGA WIDYA KUMALADEWI NIM: 081334050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
(3)
ii
(4)
iii
(5)
iv
PERSEMBAHAN
Karyasederhanaini kupersembahkan untuk:
Allah SWT yang menjadi kekuatan dalam perjuangan hidupku.
Bapak, mama, adik tersayang yang telah memberikan dukungan dan
semangat untuk keberhasilan hidupku.
Mbahkakung, Mbahputri, om - omku dan tente - tanteku tersayang yang
telah memberikan dukungan dan semangat.
Saudaraku tersayang dan tercinta.
Teman-temanku tersayang dan terkasih.
Almamaterku
Program StudiPendidikanAkuntansi
UniversitasSanata Dharma
(6)
v
MOTTO
…I know the Lord will make a way for me…
…Jangansampaiada orang yang
datangpadamutanpamenjadilebihbaikataulebihbahagiasetelahitu
. JadilahungkapankemurahanTuhan, kemurahan di wajahmu,
(7)
vi
(8)
vii
(9)
viii
ABSTRAK
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) EKS SMEA
Studi Kasus Pada Siswa SMK Kelas XII, Jurusan Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran SMK N 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012
Mega Widya Kumaladewi Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan : (1) jiwa kewirausahaan, (2) latar belakang pekerjaan orang tua, dan (3) jenis kelamin terhadap minat berwirausaha siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) eks SMEA.
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta pada bulan Januari – Februari 2012. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran, Akuntansi dan Pemasaran yang keseluruhan berjumlah 155 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.
Untuk mengetahui pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha digunakan teknik analisis regresi sederhana, sedangkan pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua dan jenis kelamin terhadap minat berwirausaha digunakan teknik analisis chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat bewirausaha ( = 0,488; α = 0,000 < 0,05), (2) tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha ( ² = 3,416; α = 0,181 > 0,05), dan (3) tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap minat berwirausaha ( ² = 4,814; α = 0,090 > 0,05).
(10)
ix
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BUSSINESSMEN’ SPIRIT, THE BACKGROUND OF PARENTS’ OCCUPATION AND GENDER TO INTEREST ON ENTERPRENEURSHIP OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS
A Case of the Twelfth Year Students of Accounting, Administrative Office and Marketing Departement of 7 State Vocational School Yogyakarta and Muhamadiyah 1 Vocational School Yogyakarta 2011/2012 Akademic Year
Mega Widya Kumaladewi Sanata Dharma University
2013
This research aims to understand whether there is positive or significant influence about : (1) the businessmen’ spirit, (2) the background of parents’ occupation, and (3) gender to interest of enterpreneurship of vocational high school students.
The research was implemented for the 12th of Accounting, Administrative Office and Marketing Departement of 7 State Vocational School Yogyakarta and Muhamadiyah 1 Vocational School Yogyakarta in January – February 2012. The research took 155 students as the samples. The data collection technique is quesionnaire.
To understand the influence of businessmen’ spirit to interest of enterpreneurship apply the Simple Regression Analisys Technique, while the background of parents’ occupation and gender to interest on enterpreneurship applies Chi Square Analisys Technique.
The result of the research shows that (1) there is the influence of businessmen’ spirit to interest on enterpreneurship ( = 0,488; α = 0,000 < 0,05), (2) there is no influence of background of parents’ occupation to interest on enterpreneurship ( ² = 3,416; α = 0,181 > 0,05), and (3) there is no influence of gender to interest on enterpreneurship ( ² = 4,814; α = 0,090 > 0,05).
(11)
x
(12)
xi
(13)
xii
(14)
xiii
(15)
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. BatasanMasalah ... 4
C. RumusanMasalah ... 4
D. TujuanPenelitian ... 5
(16)
xv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. TinjauanPustaka ... 7
1. MinatBerwirausaha ………... ... 7
2. JiwaKewirausahaan ... 12
3. LatarBelakangPekerjaan Orang Tua ... 13
4. JenisKelamin ... 18
B. KajianHasilPenelitian Yang Relevan………... ... 19
C. RasionalitasPenelitian ... 20
D. ParadigmaPenelitian ... 23
E. HipotesisPenelitian ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JenisPenelitian ... 25
B. TempatdanWaktuPelaksanaan ... 26
C. PopulasidanSampel ... 26
D. VariabelPenelitiandanPengukuran ... 28
E. TeknikPengumpulan Data ... 36
F. PengujianInstrumenPenelitian ... 37
G. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 52
(17)
xvi
2. JiwaKewirausahaan ... 54
3. LatarBelakangPekerjaan Orang Tua ... 55
4. JenisKelamin ... 56
B. Analisis Data ... 57
C. Pembahasan ... 67
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71
B. Keterbatasan Penelitian ... 71
C. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
(18)
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Data Operasional Minat Berwirausaha ... 30
Tabel 3.2
Skor Pertanyaan Positif dan Negatif ... 32
Tabel 3.3
Data Operasional Jiwa Kewirausahaan ... 33
Tabel 3.4
Skor Pertanyaan Jiwa Kewirausahaan ... 34
Tabel 3.5 Data Operasional Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua ... 35
Tabel 3.6
Skor Penilaian Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua ... 35
Tabel 3.7
Skor Penilaian Jenis Kelamin ... 36
Tabel 3.8
Hasil Pengukuran Validitas Minat Berwirausaha ... 39
Tabel 3.9
Hasil Pengukuran Validitas Jiwa Kewirausahaan... .... 40
Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Korelasi ... 42
Tabel 3.11 Reliability Statistics Minat Berwirausaha ... 43
Tabel 3.12 Reliability Statistics Jiwa Kewirausahaan ... 43
Tabel 3.13 Interpretasi Nilai Koefisien ... 47
Tabel 3.14 Interpretasi Nilai Koefisien Chi Square ... 49
Tabel 3.15 Interpretasi Nilai Koefisien Chi Square ... 51
Tabel 4.1
Minat Berwirausaha ... 53
Tabel 4.2
Jiwa Kewirausahaan ... 54
Tabel 4.3
Deskripsi Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua ... 55
Tabel 4.4
Deskripsi Jenis Kelamin ... 56
(19)
xviii
Tabel 4.6
Descriptive Statistics ... 59
Tabel 4.7
Correlations ... 59
Tabel 4.8
Variables Entered/Removed ... 60
Tabel 4.9
Model Summary ... 61
Table 4.10 ANOVA ... 61
Tabel 4.11 Coefficiens ... 62
Tabel 4.12 Kontingensi ... 63
Tabel 4.13 Chi Square Tests ... 64
Tabel 4.14 Kontingensi ... 65
(20)
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ... 78
Lampiran 2 Data IndukPenelitian ... 88
Lampiran 3 PAP II danPengukuranHipotesis ... 106
Lampiran 4 ValiditasdanReliabilitas ... 111
Lampiran 5 HasilUjiNormalitas ... 127
(21)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang adalah individu yang unik, tidak ada duanya. Semua orang mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda, hidup dalam situasi kehidupan yang berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab yang berlainan, dan mempunyai tujuan – tujuan hidup yang berlainan. Pengalaman masa lampau seorang wirausaha biasanya luas dan beragam serta menentukan situasi kehidupannya yang sekarang. Kebanyakan wirausaha telah saling meniru satu sama lain, mungkin wirausaha yang tua, dan identifikasi yang mendekati “model peranan” demikian akan menghasilkan sikap dan ketrampilan wirausaha. Menjadi seorang wirausaha lebih daripada sebuah pekerjaan atau karir. Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip – prinsip tertentu akan mempengaruhi strategi karir. Bersifatlah fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan – keputusan dan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan.
(22)
Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemauan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif denga jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan
(proparation) hidup (Prawirokusumo, 1997 dalam http://www.puskur.net).
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki yaitu memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh ketrampilan, kemampuan, atau kompetensi.
Menurut Poerwadarminto, minat adalah perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu. Jika seseorang berminat terhadap suatu kegiatan tertentu, maka ia akan mempunyai perhatian terhadap kegiatan tersebut. Sejalan dengan itu menurut WS. Winkel (1983:30) minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang agak menetap pada obyek yang merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam hal itu.
Jiwa kewirausahaan adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur atas kemampuan diri sendiri, dalam setiap tindakan selalu berorientasi pada hasil, selalu berani menghadapi dan mengambil resiko, mempunyai jiwa kepemimpinan dalam setiap aktivitas, dalam setiap usaha selalu bersifat orisinil dan memiliki pandangan jauh ke depan. Apabila jiwa kewirausahaan seseorang tinggi, maka diduga kuat
(23)
3
minat siswa untuk berwirausaha juga akan tinggi. Sebaliknya jika jiwa kewirausahaan rendah, maka minat siswa untuk berwirausaha juga rendah.
Minat berkembang karena keterlibatan dalam aktivitas yang memberi daya tarik kuat. Minat adalah perasaan suka yang dihubungkan dengan suatu obyek diluar individu. Perasaan senang tersebut dapat mendorong individu untuk berbuat sesuatu obyek seperti memberi perhatian, mempelajari atau ikut dengan obyek tersebut. Minat merupakan salah satu faktor yang menentukan pilihan pekerjaan seseorang.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang juga memegang peran penting dalam prestasi anak. Ditinjau dari segi lingkungan maka pembentukan watak, kecerdasan, keterampilan, kepribadian, idiologi, keluarga merupakan lingkungan pertama yang paling dominan. Keluarga adalah merupakan lingkungan pertama bagi anak. Setiap orang tua menjadi teladan bagi anak-anaknya. Dengan bimbingan dan pengawasan dari orang tua maka unsur-unsur psikologis anak dapat didayagunakan secara optimal. Unsur-unsur psikologi tersebut adalah perhatian, pengawasan, tanggapan, fantasi, ingatan, pikiran, intelegensi dan bakat.
Sebagian besar laki – laki lebih mempunyai kreatifitas dan inovasi untuk menyalurkan bakatnya di bidang wirausaha. Sedangkan perempuan cenderung memilih pekerjaan di kantor – kantor atau lebih memilih menjadi guru dibanding wirausaha. Ada perbedaan yang signifikan dalam
(24)
hal kesuksesan usaha dan kesuksesan dalam wirausaha antara perempuan dan laki – laki. Minat laki – laki untuk berwirausaha konsisten dibandingkan minat perempuan yang berubah menurut waktu. Jadi laki – laki mempunyai intensi kewirausahaan yang tinggi dibandingkan dengan perempuan.
B. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas dapat jelas bahwa permasalahan yang terkait dengan topik penelitian sangat luas. Karena banyaknya permasalahan yang terkait dengan minat berwirausaha, maka peneliti akan memfokuskan penelitian ini pada pengaruh jiwa kewirausahaan, latar belakang pekerjaan orang tua, dan jenis kelamin terhadap minat berwiraswasta.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat
berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ?
2. Apakah ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap
minat berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ?
3. Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap minat berwirausaha
(25)
5
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jiwa kewirausahaan siswa
terhadap minat berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh latar belakang pekerjaan
orang tua terhadap minat berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap minat
berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
E. Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui manfaat penelitian akan lebih terarah dan jelas. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan ilmiah bagi ilmu pengetahuan khususnya tentang kewirausahaaan.
b. Manfaat praktis
a. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Dengan hasil penelitian ini diharapkan siswa Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) dapat lebih meningkatkan jiwa kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebagai bahan masukan bagi siswa
(26)
untuk turut serta aktif dalam kegiatan belajar tentang kewirausahaan atau berwiraswasta.
b. Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam meningkatkan kreatifitas, prestasi akademik dan kemandirian terhadap minat berwiraswasta siswa SMK
c. Bagi penulis
a. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana.
b. Menjadi acuan bagi penulis dalam membangkitkan minat belajar
dan berwiraswasta siswa.
c. Sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan serta
menambah wawasan.
(27)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Minat Berwirausaha
a)Pengertian Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan pada seseorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya.
Minat merupakan bagian dari kepribadian yang berkaitan dengan apakah individu senang atau tidak terhadap suatu obyek, keadaan atau peristiwa. Minat berperan penting saat menentukan keputusan karir sehingga dapat mengarahkan tindakan individu. Oleh karena itu, minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri atas perasaan, pikiran dan prasangka yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan (Sukardi,1988:62).
(28)
Selain itu, minat merupakan suatu keadaan dimana sesorang menaruh perhatian terhadap suatu obyek disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek tersebut (Walgito,1977:38). Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat merupakan kecenderungan yang agak menetap pada subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel,1983:30).
b)Faktor – faktor yang mempengaruhi minat
Menganai timbulnya minat, (Mappiare, 1982:62) mengemukakan bahawa minat berasal dari harapan, perasaan, prasangka, pendirian, rasa takut atau kecenderungan lain mengarahkan individu pada sesuatu pilihan tertentu. Hal ini berarti minat seseorang akan timbul jika seseorang memiliki rasa senang, mempunyai harapan tehadap obyek, memiliki pandanagan terhadap dirinya sendiri dan ada kecenderungan untuk melakukan kegiatan yang mendukungnya.
c) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Menurut Kir Haryana yang dikutip oleh Iin Hertiyamah (1999: 14-15), minat sesorang untuk berwirausaha dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang bersal dari
(29)
9
dalam dirinya ( faktor intern) maupun faktor faktor yang bersal dari luar dirinya (faktor ekstern).
a. Faktor-faktor dari dalam, meliputi : 1). Faktor Bakat
Bakat adalah kecakapan khusus dalam bidang tertentu yang diperoleh karena keturunan.
2). Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah totalitas perilaku seseorang yang sifatnya cenderung menetap. Kepribadian seseorang ini sangat berpengaruh dalam pemilihan jenis pekerjaan.
3). Faktor Kemampuan
Kemampuan adalah suatu kecakapan seseorang dalam bidang tertentu yang dapat diperoleh dari hasil belajar, melalui pendidkan formal maupun pendidikan non formal.
b. Faktor-faktor dari luar, meliputi : 1). Adanya sarana dan fasilitas
Tersedianya modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk menimbulkan usaha, dengan sendirinya akan mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha.
2). Faktor keluarga
Adanya dorongan dari orang tua dan saudara-saudara merupakan pengaruh bagi bidang kerja seseorang.
(30)
Seseorang yang mengambil jurusan dalam bidang dunia usaha, manajemen, penjualan, dan sebagainya. Mereka berwirausaha, berdasarkan bekal ilmu dan pengetahuan yang diperoleh mereka selama mereka kuliah.
4). Latar belakang sosial masyarakat
Adanya pekerjaan yang mendominasi suatu daerah akan sangat berpengaruh terhadap pilihan kerja.
Kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship. Kata entrepreneurship sendiri berasal dari bahasa
perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pencipta dan
pengelola usaha. Istilah tersebut diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantilon (1755).
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755.Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di
Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal
dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak Universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas
(31)
11
pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Supaya lebih jelas diuraikan beberapa pengertian kewirausahaan, menurut para ahli:
a. Drucker (1959) dalam Suryana menyatakan bahwa
kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
b. Thomas W. Zimmerer dalam Suryana (1996), kewirausahaan
adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
c. Peter hisrich dalam Suryana (1995:10), kewirausahaan adalah
proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, risiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
d. Salim Siagian dalam http://pambudi.staf.portalump.net/ (1999:6), menyatakan kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang.
e. Ahmad Rouzni Noor dalam http://pambudi.staf.portalump.net/
(1994:26), mengatakan kewirausahaan adalah seseorang yang memiliki keahlian inovasi dan kreasi serta kekuatan imajinasi yang berorientasi kepada sasaran dan masa depan dengan kemampuan kepemimpinannya berkeyakinan berhasil dan siap menanggung risiko.
f. Acmad Sanusi dalam http://afeyaja.blogspot.com/,
kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
(32)
2. Jiwa Kewirausahaan
Menurut pendapat amir Hamzah Nasution (1950: 10), jiwa adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian laku, pikiran, perasaan dan kemauan yang memberi corak kepadanya.
Untuk menjadi seorang wirausaha yang berhasil persyaratan utama harus memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif dan kreatif dan pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan.
Menurut Dusselman dalam Suryana (1989: 16), seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut:
a. Inovasi, yaitu suatu usaha untuk menciptakan, menemukan,
dan menerima ide-ide baru.
b. Keberanian untuk menghadapi risik, yaitu usaha untuk
menimbang dan menerima risiko dalam mengambil keputusan dan menghadapi ketidakpastian.
c. Kemampuan manajerial, yaitu usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan fungsi-fumgsi manajemen, meliputi: 1)Perencanaan
2)Koordinasi
3)Menjaga kelancaran usaha
4)Mengawasi dan mengevaluasi usaha
d. Kepemimpinan, yaitu usaha untuk memotivasi,
(33)
13
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jiwa kewirausahaan adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur adanya kepercayaan atas kemampuan diri sendiri, dalam setiap tindakan selalu berorientasi pada tugas dan hasil, selalu berani menghadapi dan mengambil resiko, mempunyai jiwa kepemimpinan dalam setiap aktivitas, dalam setiap usaha selalu bersifat orisinilitas dan memilki pandangan jauh ke depan.
3. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Pengertian kerja menurut kamus besar bahasa Indonesia Kontemporer (Poter Salim & Yenny Salim, 1991: 721) adalah kegiatan melakukan sesuatu; kegiatan yang dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharian. Sedangkan pekerjaan adalah hal – hal yang diperbuat; dilakukan; tugas kewajiban; sesuatu yang dapat dikerjakan, dilakukan atau dijalankan untuk mendapatkan nafkah. Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Jadi dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan orang tua adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan orang tua adalah untuk memperoleh penghasilan.
Pekerjaan dibedakan menjadi 2 jenis :
a. Pekerjaan pokok
Adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber utama dari penghasilannya, yang digunakan
(34)
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidupnya, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain di luar penghasilan pokok.
b. Pekerjaan sampingan atau tambahan
Adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan sambilan untuk melengkapi pekerjaan pokok.
Untuk penelitian ini pekerjaan dibedakan menjadi 2 macam :
1) Pekerjaan wirausaha
2) Pekerjaan bukan wirausaha
Era industrialisasi membutuhkan manusia yang berkemampuan profesional dibidangnya masing-masing dalam berbagai aspek kehidupan. Halini tentunya akan menimbulkan persaingan ketat terhadap dunia kerja. Salah satu upaya untuk menghadapi industrialisasi adalah dengan berwiraswasta.
Ditinjau dari segi kemandirian berwiraswasta akan memberikan peluang untukdiri sendiri dalam mencapai kesuksesan. Dari segi sosial akan memberikan peluang kerja bagi orang lain, lingkungan dan masyarakat. Lapangan pekerjaan yang dewasa ini semakin sulit menyebabkan anak-anak lulusan SMK yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi sulit untuk
(35)
15
mendapatkan pekerjaan, sehingga semakin menambah jumlah pengangguran. Kesempatan kerja dengan orang yang mencari kerja lebih banyak orang yang ingin mencari kerja, sehingga banyak orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Belakangan ini juga semakin banyak perusahaan-perusahaan yang mengurangi jumlah pekerjanya sehingga pengangguranpun semakin bertambah.
Hal ini akan teratasi apabila orang tersebut mempunyai minat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri yaitu dengan bekerja sesuai keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki tidak usah mengandalkan untuk mendapatkan pekerjaan dari orang lain atau bekerja pada instansi pemerintah. Bagi anak lulusan SMK otomotif dimana di sekolahan telah dibekali pengetahuan dan keterampilan dibidang otomotif hendaknya berani untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan membuka bengkel motor atau bengkel mobil. Menciptakan lapangan pekerjaan sendiri atau berwiraswasta banyak dipengaruhi oleh berbagai hal baik dari dalam diri atau dari lingkungan. Lingkungan pertama yang paling berpengaruh adalah lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang juga memegang peran penting dalam prestasi anak. Ditinjau dari segi lingkungan maka pembentukan watak, kecerdasan, keterampilan, kepribadian, idiologi, keluarga merupakan
(36)
lingkungan pertama yang paling dominan. Keluarga adalah merupakan lingkungan pertama bagi anak. Setiap orang tua menjadi teladan bagi anak-anaknya. Dengan bimbingan dan pengawasan dari orang tua maka unsur-unsur psikologis anak dapat didayagunakan secara optimal. Unsur-unsur psikologi tersebut adalah perhatian, pengawasan, tanggapan, fantasi, ingatan, pikiran, intelegensi dan bakat.
Anak-anak cenderung ingin meniru orang tuanya atau meneruskan tradisi keluarga misalnya dalam hal bekerja. Tetapi di era sekarang anak cenderung ingin menemukan jati diri atau mandiri. Kemandirian lebih baik dari orang tuanya. Hal ini akan mendorong anak untuk berusaha menciptakan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya.
Latar belakang pekerjaan orang tua merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan terhadap minat berwiraswasta pada anaknya. Latar belakang pekerjaan orang tua beraneka ragam misalnya sebagai petani, buruh,karyawan swasta, wiraswasta dan pegawai negeri. Dengan latar belakang pekerjaan orang tua yang berbeda-beda maka akan berbeda pula pengaruhnya terhadap minat berwiraswasta pada anak. Karena dengan alasan apapun anak tetap masih bergantung pada orang tua, hal ini juga berlaku pada minat berwiraswasta pada anak. Anak yang mempunyai minat berwiraswasta yang tinggi tetapi bila tidak mendapatkan dukungan
(37)
17
spiritual dan material dari orang tuanya kemungkinan untuk meraih kesuksesan juga kecil.
Dukungan spiritual seperti halnya cara orang tua memotivasi, mengawasi dan perhatian, sedangkan dukungan material yaitu berupa modal. SMK menyiapkan anak didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pelajaran tentang kewirausahaan juga diajarkan di kurikulum SMK sekarang ini. Dengan diajarkannya kewirausahaan maka akan semakin menambah pengetahuan siswa SMK tentang kewirausahaan, hal ini diharapkan akan semakin menumbuhkan minat siswa untuk berwiraswasta. Dengan diajarkannya kewirausahaan dan keterampilan di bidang otomotif, siswa jurusan otomotif diharapkan setelah lulus sekolah mampu mengembangkannya pada dunia usaha dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan keterampilannya masing-masing, dengan demikian maka minat berwiraswasta pada siswa SMK harus ditumbuhkembangkan. Program Keahlian Teknik mekanik Otomotif harus bisa mengembangkan minat berwiraswasta pada siswanya dibidang otomotif.
Minat berwiraswasta meliputi : kesediaan untuk bekerja keras dan tekun untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan untuk menanggung macam-macam resiko berkaitan dengan
(38)
tindakan berusaha yang dilakukannya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat, kesediaan belajar dari kegagalan yang dialami. Jadi yang dimaksud minat berwiraswasta adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resikoyang akan terjadi, serta belajar dari kegagalan.
Alasan yang mendasari Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Terhadap minat Berwiraswasta adalah semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak bagi lulusan SMK. Banyak anak lulusan SMK yang bekerja sebagai buruh tani, sales dan buruh bangunan. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa SMK.
4. Jenis Kelamin
Pengaruh jender atau jenis kelamin terhadap intense seseorang
menjadi wirausaha telah banyak diteliti (http://nurulindarti.files.wordpress.com/2009/03/indarti‐rostiani‐jebi‐
2008.pdf). Seperti yang diduga, bahwa siswa laki – laki memiliki
intensi yang lebih kuat dibandingkan siswi perempuan. Secara umum, sektor wiraswasta adalah sektor yang didominasi oleh kaum laki –
laki. Mazzarol et al., (1999) (http://nurulindarti.files.wordpress.com/2009/03/indarti‐rostiani‐jebi‐
2008.pdf) membuktikan bahwa perempuan cenderung kurang
menyukai untuk membuka usaha baru dibandingkan kaum laki – laki. Temuan serupa juga disampaikan oleh Kolverid (1996), laki – laki terbukti mempunyai intense kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.
(39)
19
Sebagian besar laki – laki lebih mempunyai kreatifitas dan inovasi untuk menyalurkan bakatnya di bidang wirausaha. Sedangkan perempuan cenderung memilih pekerjaan di kantor – kantor atau lebih memilih menjadi guru dibanding wirausaha. Ada perbedaan yang signifikan dalam hal kesuksesan usaha dan kesuksesan dalam wirausaha antara perempuan dan laki – laki. Minat laki – laki untuk berwirausaha konsisten dibandingkan minat perempuan yang berubah menurut waktu. Jadi laki – laki mempunyai intensi kewirausahaan yang tinggi dibandingkan dengan perempuan.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Dyah Fitriani dalam penelitiannya tentang pengaruh kepribadian dan kecemasan akan sempitnya lapangan pekerjaan terhadap minat berwirausaha siswa yang dilakukan terhadap mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Kewirausahaan di Program Studi Manajemen dan Program Studi Akuntansi Universitas Ahmad Dahlan menunjukkan bahwa: (1) kepribadian mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa secara signifikan, (2) kepribadian mempengaruhi kecemasan akan sempitnya lapangan pekerjaan secara signifikan, dan (3) kecemasan akan sempitnya lapangan pekerjaan mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa. secara signifikan. Apabila lapangan pekerjaan sempit maka kecenderungan untuk berwirausaha akan lebih besar. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kepribadian, kecemasan akan sempitnya lapangan pekerjaan, dan minat berwirausaha antara
(40)
mahasiswa Program Studi Manajemen dan Program Studi Akuntansi (http://lpp.uad.ac.id/08/wp-content/abstrak-pengaruh-kepribadian-dan-kecemasan-terhadap-minat-berwirausaha.doc.)
FX Muhadi dan Laurentius Saptono dalam penelitiannya tentang Jiwa Kewirausahaan Siswa SMK : Suatu Survei Pada 3 SMK Negeri dan 7 SMK Swasta di DIY mengutarakan jenis kelamin seseorang sering menyebabkan perbedaan seseorang dalam beberapa hal. Hal tersebut disebabkan adanya karakteristik yang melekat pada klasifikasi gender tersebut. Laki – laki, misalnya, umumnya lebih dominan dalam menggunakan rasio dalam cara berpikir, bertindak, dan bersikap terhadap suatu obyek. Sedangkan, pada perempuan cenderung lebih mengedepankan unsur perasaan sehingga cenderung sensitif dan peka terhadap suatu objek. Hal ini berarti ciri-ciri dominan pada seorang wirausahawan seperti yang dikemukakan oleh Meredith (1996) lebih dimiliki oleh laki-laki daripada perempuan. Dengan demukian diduga kuat bahwa antara laki-laki dan perempuan berbeda dalam hal jiwa
kewirausahaan dan minat berwirausaha. (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/161051528.pdf)
C. Rasionalitas Penelitian
1. Pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha
Menurut pendapat amir Hamzah Nasution (1950: 10), jiwa adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur
(41)
21
bagi sekalian laku, pikiran, perasaan dan kemauan yang member corak kepadanya.
Untuk menjadi seorang wirausaha yang berhasil persyaratan utama harus memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif dan kreatif dan pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan.
2. Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat
berwirausaha
Pengertian kerja menurut kamus besar bahasa Indonesia Kontemporer (Poter Salim & Yenny Salim, 1991: 721) adalah kegiatan melakukan sesuatu; kegiatan yang dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharian. Sedangkan pekerjaan adalah hal – hal yang diperbuat; dilakukan; tugas kewajiban; sesuatu yang dapat dikerjakan, dilakukan atau dijalankan untuk mendapatkan nafkah. Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan.
Memang tidak semua para wirausahawan di latar belakangi dari pekerjaan orang tua atau dari kultur keluarga, tetapi dengan latar belakang pekerjaan orang tua sebagai wirausaha secara tidak langsung dapat menanamkan sedikit minat berwirausaha pada anak sejak dini, karena seorang anak dapat melihat langsung atau mengetahui bagai mana pekerjaan orang tuanya, apa kelebihan dan kelemahan yang di
(42)
peroleh dalam wirausaha. Pekerjaan orang tua sangat berpengaruh dalam menimbulkan minat berwirausaha, jika pekerjaan orang tua adalah seorang wirausaha dan sukses maka akan menginspirasi anak nya untuk malakukan hal yang sama atau mengikuti orang tuanya untuk menjadi wirausaha begitu pula sebaliknya jika orang tua bekerja bukan sebagai wirausaha maka minat untuk menjadi wirausaha kecil walaupun tidak menutup kemungkinan adanya minat berwirausaha akan timbul dengan sendirinya bukan karena orang tua tidak bekerja sebagai wirausahaan.
3. Pengaruh jenis kelamin terhadap minat berwirausaha
Pengaruh jender atau jenis kelamin terhadap intense seseorang
menjadi wirausaha telah banyak diteliti (http://nurulindarti.files.wordpress.com/2009/03/indarti‐rostiani‐jebi‐
2008.pdf). Seperti yang diduga, bahwa siswa laki – laki memiliki
intensi yang lebih kuat dibandingkan siswi perempuan. Secara umum, sektor wiraswasta adalah sektor yang didominasi oleh kaum laki – laki.
Ada perbedaan yang signifikan dalam hal kesuksesan usaha dan kesuksesan dalam wirausaha antara perempuan dan laki – laki. Minat laki – laki untuk berwirausaha konsisten dibandingkan minat perempuan yang berubah menurut waktu. Jadi laki – laki mempunyai intensi kewirausahaan yang tinggi dibandingkan dengan perempuan.
(43)
23
D. Paradigma penelitian
Dari hasil pembahasan dari tinjauan pustaka di atas maka dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut:
Gambar 1. Paradigma Penelitian Keterangan:
X1 : Jiwa Kewirausahaan
X2 : Latar belakang pekerjaan Orang Tua
X3 : Jenis Kelamin
Y : Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII SMK di Yogyakarta
Tahun Ajaran Tahun Ajaran 2011/2012
: Garis Regresi X terhadap Y dan Garis Regresi X1, X2, X3 terhadap Y
Jiwa Kewirausahaan (X1)
Minat Berwirausaha (Y)
Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua (X2)
(44)
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
2. Ada pengaruh belakang pekerjaan orang tua terhadap minat
berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
3. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap minat berwirausaha siswa
(45)
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Ex-post Facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang sudah terjadi dan kemudian meruntun ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Eksplanasinya adalah tergolong penelitian deskriptif kolerasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif kolerasional karena penelitian ini akan mencari pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain yaitu variabel pengetahuan kewirausahaan dan variabel jiwa kewirausahaan terhadap variabel minat berwirausaha. Dan menggunakan pendekatan kuantitatif karena variabel bebas dan variabel terikatnya diukur dalam bentuk angka-angka, dan kemudian dicari ada tidaknya pegaruh antara kedua variabel tersebut dan dikemukan seberapa besar pengaruhnya.
(46)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian :
a. SMK Negeri 7 Yogyakarta, yang berlokasi di jl. Gowongan Kidul
JT III/416 Yogyakarta dengan subyek penelitian siswa kelas XII
Tahun Ajaran 2011/2012.
b. SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta, yang berlokasi di jl. Nitikan 48
Yogyakarta dengan subyek penelitian siswa kelas XII Tahun
Ajaran 2011/2012.
2. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari bulan Januari 2012
sampai dengan bulan Februari 2012.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek
/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115). Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh obyek/subyek itu. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta jurusan akuntansi,
(47)
27
siswa SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta jurusan akuntansi, pemasaran
sebanyak 594 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007: 116). Sejalan dengan
pendapat tersebut, Suharsimi Arikunto (2002: 109) mengatakan bahwa
sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Lebih
lanjut Suharsimi Arikunto (2002: 112) menjelaskan, dalam
pengambilan sampel apabila jumlah subyeknya kurang dari 100 lebih
baik diambil semua.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII
SMK Negeri 7 Yogyakarta dan seluruh siswa kelas XII SMK
Muhamadiyah 1 Yogyakarta jurusan akuntansi, pemasaran, dan
administrasi perkantoran. Jumlah sampel penelitan adalah 155 siswa,
terdiri dari 95 siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta dan 60 siswa SMK
Muhamadiyah 1 Yogyakarta.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang akan penulis gunakan adalah
Sampling Purposive. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel
(48)
Alasan dipilih kelas XII sebagai sampel dalam penelitian ini adalah
:
a. Siswa kelas XII sudah cukup lama berada di SMK/Sekolah tersebut,
sehingga mereka telah mendapatkan pengalaman belajar yang cukup
banyak.
b. Siswa kelas XII telah memiliki kemantapan mental psikologi dan fisik
yang lebih baik dari pada kelas X dan XI.
c. Siswa kelas XII dalam waktu dekat akan lulus dari SMK, sehinggai
mereka sudah memiliki pilihan pekerjaan di masa depan.
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. (Sugiyono, 2006: 61).
Macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu variabel indenpendent dan variabel dependent. Variabel
indenpendent sering disebut variabel stimulus, prediktor atau dalam
Bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas, yaitu variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
(49)
29
dengan variabel terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang merupakan dua
variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:
a) Variabel Bebas (X)
Jiwa kewirausahaan (X1), latar belakang pekerjaan orang tua
(X2), jenis kelamin (X3).
b) Variabel Terikat (Y)
Minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri 7 Yogyakarta
dan SMK Muhamadiyah 1 tahun ajaran 2011/2012.
2. Pengukuran
Dalam pengertian yang lebih sederhana, pengukuran diartikan
sebagai suatu prosedur untuk mengklasifikasikan kasus (subyek riset,
unit eksperimen, responden, atau secara umum obyek-obyek seperti
orang, perusahaan, benda, dsb) ke dalam kategori dalam suatu variabel
tertentu.
Variabel terikat dalam penelitian ini di ukur menggunakan
Likert’s Summated Rating (LSR). LSR adalah metode pengukuran
sikap (attitude) yang banyak digunakan dalam penelitian sosial karena
kesederhanaannya. LSR sangat bermanfaat untuk membandingkan
skor sikap seseorang dengan distribusi skala dari sekelompok orang
lainnya, serta untuk melihat perkembangan atau perubahan sikap
(50)
Kuesioner tersebut diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh
Bapak Drs. FX. Muhadi dan belum di publikasikan. Untuk menyusun
kuesioner disusun berdasarkan kisi – kisi sebagai berikut :
a) Variabel terikat
Minat berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dilihat dari analisis yang diambil dari hasil kuesioner yang
telah diisi oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Minat berwirausaha adalah suatu keinginan atau
kertertarikan untuk menjadi seseorang yang mempunyai
kemampuan, keberanian, keutamaan, keperkasaan dalam
mengambil suatu resiko untuk mencapai kesuksesan. Pengaruh
variabel minat berwirausaha berdasarkan indikator yang disajikan
dalam tabel operasional. Berikut adalah tabel operasional :
Tabel 3.1
Data Operasional Minat Berwirausaha
Nama Variabel
Dimensi Indikator No Item
Minat
Berwirausaha
Rasa tertarik menjalankan
wirausaha
1. Menyukai usaha mandiri dan tidak bergantung orang lain. 2. Menyukai usaha yang penuh
tantangan
3. Menyukai usaha yang menuntut inovatif
4. Menyukai usaha yang menuntut keberanian mengambil risiko. 1, 2, 3, 4,
(51)
31
5. Menyukai pekerjaan dengan penghasilan yang ditentukan sendiri. 5, Berusaha mewujudkan keinginan berwirausaha
1. Membaca buku-buku kewirausahaan
2. Belajar dari orang yang sukses berwira-usaha
3. Mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam menjalankan usaha
4. Mengidentifikasi jenis usaha yang berpeluang untuk berhasil. 5. Merencanakan menjalankan
usaha sendiri/ berwirausah.
6,
7,
8,
9,
10 dan 11
Dalam penelitian ini skala sikap dari Likert dimodifikasi
menjadi empat opsi jawaban, yaitu SS, S, TS, STS. Untuk setiap
pilihan respon, jawaban diberikan skor dengan kriteria apabila item
positif maka angka terbesar diletakkan pada sangat setuju
sedangkan jika item negatif maka angka terbesar diletakkan pada
sangat tidak setuju. Untuk pernyataan positif masing-masing opsi
diberi skor 4, 3, 2, dan 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif
masing opsi diberi skor 1, 2, 3, dan 4. Skor yang diberikan pada
(52)
Tabel 3.2
Skor Pertanyaan Positif dan Negatif
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Sangat Setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat Tidak Setuju 4
3
2
1
Sangat Setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat Tidak Setuju 1
2
3
4
b) Variabel Bebas
Variabel bebasnya (independent variable) yaitu jiwa
kewirausahaan, latar belakang pekerjaan orang tua dan jenis kelamin.
1. Jiwa Kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi
penggerak dan pengatur adanya kepercayaan atas kemampuan diri
sendiri, dalam setiap tindakan selalu berorientasi pada tugas dan hasil,
selalu berani menghadapi dan mengambil resiko, mempunyai jiwa
kepemimpinan dalam setiap aktivitas, dalam setiap usaha selalu
bersifat orisinilitas dan memilki pandangan jauh ke depan. Pengaruh
variabel jiwa kewirausahaan berdasarkan indikator yang disajikan
(53)
33
Tabel 3.3
Data Operasional Jiwa Kewirausahaan
Nama Variabel
Dimensi Indikator No Item
Jiwa
Kewirausahaan
1. Percaya diri
2. Berorientasi tugas dan hasil 3. Keberanian mengambil risiko 4. Kepemimpinan berorientasi ke masa depan 5. Kreativitas dan
inovasi
6. Memiliki tenaga dalam
12, 13, 14, 15, 16, 29, dan 42
28, 30, 39, 40, 41, 45, 46, dan 48 17, 18, 31, dan 44
19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, dan 27
36, 37, dan 47
32, 33, 34, 35, 38, 43, 49, 50, 51
Setiap indikator tersebut selanjutnya dalam
pertanyaan-pertanyaan. Dalam penelitian ini skala sikap dari Likert dimodifikasi
menjadi empat opsi jawaban, yaitu SS, S, TS, STS. Masing-masing
pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 (empat) skala pendapat
(54)
Tabel 3.4
Skor Pertanyaan Jiwa Kewirausahaan
Penilaian Pertanyaan Positif
Skor
Pertanyaan Negatif
Skor
Sangat Setuju Setuju
Tidak setuju
Sangat Tidak Setuju
4 3 2 1
1 2 3 4
2. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Latar belakang pekerjaan orang tua dalam penelitian ini adalah
ayah. Pekerjaan adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia
dengan berbagai tujuan, ada yang melakukan pekerjaan dengan
terpaksa ada juga yang ikhlas, ada yang melakukan pekerjaan karena
memang dia membutuhkan pekerjaan itu, ada juga yang melakukan
pekerjaan itu karena untuk memenuhi kebutuhan hidup, ada yang
melakukan pekerjaan itu dengan senang hati karena memang menyukai
pekerjaan itu, ada juga yang melakukan suatu pekerjaan dengan
terpaksa karena dia tidak menyukai pekerjaan itu. Pengaruh variabel
latar belakang pekerjaan orang tua berdasarkan indikator yang
(55)
35
Tabel 3.5
Data Operasional Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Jenis Pekerjaan Orang Tua 1.Wirausaha
2.Bukan Wirausaha
Dalam penelitian ini variabel bebas “latar belakang pekerjaan
orang tua” diukur menggunakan skala Likert sebagai berikut :
Tabel 3.6
Skor Penilaian Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Penilaian Skor
Lain-lain
Petani / Pengrajin / Buruh
Pedagang / Wiraswasta
Pegawai Swasta
Pegawai Negeri
1
2
3
4
5
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin siswa sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
diambil dari kuesioner yang diisi sendiri oleh siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Untuk mengetahui jenis kelamin siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), siswa memilih jenis kelamin laki – laki
atau perempuan dikolom yang tersedia dan mencoret salah satu yang
(56)
Tabel 3.7
Skor Penilaian Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Penilaian
Perempuan 1
Laki – laki 2
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Dalam penelitian ini metode yang
digunakan antara lain:
• Metode Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. (Sugiyono, 2006:199).
Keuntungan menggunakan kuesioner menurut Suharsimi
Arikunto (2002:129) antara lain :
a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatanya
masing-masing dan menurut waktu senggang responden
d) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak
(57)
37
e) Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat
diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Sedangkan kelemahan menggunakan kuesioner/angket
antara lain:
a) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan yang terlewati tidak terjawab, padahal sukar
diulangi diberikan kembali kepadanya.
b) Seringkali sukar dicari validasinya.
c) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan
sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
d) Seringkali tidak tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos.
e) Waktu pengembaliaannya tidak bersama-sama, bahkan
kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner dilakukan uji coba untuk
mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
1. Validitas
Validitas secara umum adalah mengukur apa yang seharusnya
diukur. Validitas eksternal menunjukkan kemampuan pengukuran
untuk diterapkan secara umum pada berbagai obyek, tempat, dan
(58)
kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang ingin kita
ukur.
Pengukuran validitas butir dilakukan dengan mengkolerasikan skor
total setip intem dengan skor total seluruh item, dengan menggunakan
teknik korelasi product moment yang rumusnya sebagai berikut :
rxy =
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi product moment
X = skor total setiap item
Y = skor total seluruh item
N = jumlah sampel
Untuk menentukan instrumen valid atau tidak menggunakan
pedoman sebagai berikut:
• Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikan ( , maka instrument
tersebut dikatakan valid
• Jika rhitung < rtabel dengan taraf signifikan ( , maka instrument
tersebut dikatakan tidak valid
Pelaksanaan analisis uji coba validitas ini diberikan kepada siswa
SMK Marsudiluhur 1 dan SMK PIRI 3 Yogyakarta dengan jumlah
(59)
39
diketahui derajat kebebasan sebesar 67 (69-2), dengan harga kritik product
moment tabel (rtabel) sebesar 0,237 dengan taraf signifikan 5%.
Untuk perhitungan uji validitas instrumen terhadap butir-butir
pertanyaan dalam penelitian ini penulis mengunakan bantuan komputer
program SPSS Versi 16.0 berikut hasil pengujian variabel minat
berwirausaha dan jiwa kewirausahaan :
Tabel 3.8
Hasil Pengukuran Validitas Minat Berwirausaha
No. Item rhitung rtabel Keterangan
1 0,450 0,237 Valid
2 0,291 0,237 Valid
3 0,301 0,237 Valid
4 0,236 0,237 Valid
5 0,375 0,237 Valid
6 0,327 0,237 Valid
7 0,424 0,237 Valid
8 0,261 0,237 Valid
9 0,364 0,237 Valid
10 0,395 0,237 Valid
(60)
Tabel 3.9
Hasil Pengukuran Validitas Jiwa Kewirausahaan
No. Item rhitung rtabel Keterangan
1 0,438 0,237 Valid
2 0,438 0,237 Valid
3 0,381 0,237 Valid
4 0,359 0,237 Valid
5 0,410 0,237 Valid
6 0,444 0,237 Valid
7 0,357 0,237 Valid
8 0,444 0,237 Valid
9 0,396 0,237 Valid
10 0,542 0,237 Valid
11 0,525 0,237 Valid
12 0,256 0,237 Valid
13 0,542 0,237 Valid
14 0,525 0,237 Valid
15 0,369 0,237 Valid
16 0,341 0,237 Valid
17 0,240 0,237 Valid
18 0,509 0,237 Valid
19 0,316 0,237 Valid
20 0,290 0,237 Valid
(61)
41
22 0,338 0,237 Valid
23 0,542 0,237 Valid
24 0,465 0,237 Valid
25 0,359 0,237 Valid
26 0,422 0,237 Valid
27 0,364 0,237 Valid
28 0,340 0,237 Valid
29 0,542 0,237 Valid
30 0,348 0,237 Valid
31 0,291 0,237 Valid
32 0,367 0,237 Valid
33 0,363 0,237 Valid
34 0,542 0,237 Valid
35 0,525 0,237 Valid
36 0,381 0,237 Valid
37 0,542 0,237 Valid
38 0,284 0,237 Valid
39 0,525 0,237 Valid
40 0,288 0,237 Valid
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan konsistensi pengukuran yang dilakukan
yang meliputi stabilitas (stability), ekivalen (equivalence), dan
(62)
kaitannya dengan ketepatan dan ketelitian pengukuran. Pengukuran
dikatakan stabil jika pengukuran pada sebuah obyek dilakukan
berulang-ulang pada waktu yang berbeda, menunjukkan hasil yang
sama; dikatakan ekivalen jika pengukuran menunjukkan hasil
pengukuran yang sama jika dilakukan peneliti lain atau memakai
contoh item lain; serta dikatakan konsisten internal jika item-item atau
indikator yang digunakan adalah konsisten satu sama lain.
Tingkat reliabilitas kuesioner (instrumen) diuji dengan
menggunakan koefisien AlphaCronbach sebagai berikut :
rtt =
Keterangan :
rtt = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanaan atau banyaknya soal
σb2 = jumlah varians butir
σt2 = varians total
Kriteria koefisien korelasi realiabilitas:
Tabel 3.10
Kriteria Koefisien korelasi Nilai Reliabilitas Kriteria
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
(63)
43
Untuk menentukan instrumen reliabel atau tidak menggunakan
pedoman sebagai berikut :
Jika ralpha > rtabel dengan taraf signifikan ( maka item tersebut
dikatakan reliabel.
Jika ralpha < rtabel dengan taraf signifikan ( maka item tersebut
dikatakan tidak reliabel.
Tabel 3. 11
Reliability Statistics
Minat Berwirausaha
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.705 .708 11
Tabel 3. 12 Reliability Statistics Jiwa Kewirausahaan
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
(64)
Hasil pengujian pada variabel minat berwirausaha dan jiwa
kewirausahaan nilai dari alpha cronbach sebesar 0,708 dan 0,734 nilai
tersebut menunjukan bahwa kedua variabel dikatakan reliabel karena nilai
alpha cronbach lebih besar dari 0.6.
G. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian
ini, yaitu:
1. Analisis deskriptif
Analisis ini dilakukan dengan cara mendiskripsikan data hasil
observasi yang sudah didapat dari penelitian di lapangan yang meliputi
karakteristik responden, variabel minat berwirausaha, variabel jiwa
kewirusahaan, latar belakang pekerjaan orang tua dan jenis kelamin.
Untuk keperluan deskripsi data digunakan statistik deskriptif untuk
setiap variabel.
2. Pengujian Analisis Prasyarat Data
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
distribusi data setiap variabel yang diperoleh berdistribusi normal
atau tidak. Untuk menguji normalitas distribusi data setiap variabel,
digunakan uji One Sample Kolmogorof-Smirnov. Pengujian
normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 For
(65)
45
Jika α hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini dibawah
α = 0,05, maka distribusi data tersebut adalah tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal. Rumus
uji Kolmogorof-Smirnov (Gozali, 2002: 36), yaitu:
D = Max
|
Fo(Xi) – Sn(Xi)
|
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo(Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn = Distribusi frekuensi kumulatif yang dioservasi
Kriteria pengujian normalitas yaitu jika nilai Fhitung > dari
tabel
F pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05), maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal. Sebalikya jika nilai Fhitung < dari
tabel
F , maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.
b. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama diuji menggunakan korelasi product
moment dari Pearson. Teknik ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh jiwa kewirausahaan (X1) terhadap minat
(66)
a. Rumusan hipotesis
Ho=?=o; tidak ada pengaruh jiwa kewirausahaan (X1)
terhadap minat berwirausaha (Y).
Ho=?>o; ada pengaruh jiwa kewirausahaan (X1) terhadap
minat berwirausaha (Y).
b. Pengujian hipotesis
r
xy
=
(
( )
( )( )
)
(
( )
)
∑
∑
∑
−
∑
∑
−
−
2 2 2 2 i i i i i i i iy
y
n
x
x
n
y
x
y
x
n
Keterangan:rxy = koefisien korelasi skor item dengan skor total
Σχ = jumlah skor item dari kuesioner
Σу = jumlah skor total
Σxy = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
Σ 2
x = jumlah kuadrat skor item
Σ 2
y = jumlah kuadrat skor total
(67)
47
c. Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono,
1999: 183), adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13
Interpretasi Nilai Koefisien
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Tinggi
0,80-1,000 Sangat Tinggi
d. Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi
Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana,
1992: 380), dengan rumus:
t =
Keterangan:
t = Nilai hitung uji
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
(68)
e. Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan
Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi
5%. Ho ditolak jika thitung > ttabel. Ho diterima jika thitung <
ttabel.
2. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua diuji menggunakan Chi Square.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh latar
belakang pekerjaan orang tua (X2) terhadap minat
berwirausaha (Y).
a. Rumusan hipotesis
Ho=?=o; tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan
orang tua (X2) terhadap minat berwirausaha (Y).
Ho=?>o; ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua
(X2) terhadap minat berwirausaha (Y).
b. Pengujian hipotesis
fi
fi
fo
∑
−
=
2
χ
Keterangan:
χ = Chi kuadrat
(69)
49
fi = frekuensi yang diharapkan dari sampel sebagai
pencerminan populasi
c. Interpretasi nilai koefisien Chi Square, adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.14
Interpretasi nilai koefisien Chi Square
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Tinggi
0,80-1,000 Sangat Tinggi
d. Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan
Kriteria pengujian yaitu jika chi kuadrat hitung
(
χ
2hitung) lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel (χ
2tabel) dan dk sama dengan k-1 pada taraf signifikansi 5% makadapat dikatakan data berdistribusi normal. Sebalikya jika
harga chi kuadrat hitung (
χ
2hitung) lebih besar dari chi kuadrat tabel (χ
2tabel) dan dk sama dengan k-1 pada taraf signifikansi 5% maka dapat dikatakan datanya tidak(70)
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga diuji menggunakan Chi Square.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh jenis
kelamin (X3) terhadap minat berwirausaha (Y).
a. Rumusan hipotesis
Ho=?=o; tidak ada pengaruh jenis kelamin (X3) terhadap
minat berwirausaha (Y).
Ho=?>o; ada pengaruh jenis kelamin (X3) terhadap minat
berwirausaha (Y).
b. Pengujian hipotesis
fi
fi
fo
∑
−
=
2
χ
Keterangan:
χ = Chi kuadrat
fo= frekuensi yang diperoleh dari sampel
fi = frekuensi yang diharapkan dari sampel sebagai
(71)
51
c. Interpretasi nilai koefisien Chi Square, adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.15
Interpretasi nilai koefisien Chi Square
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Tinggi
0,80-1,000 Sangat Tinggi
d. Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan
Kriteria pengujian yaitu jika chi kuadrat hitung
(
χ
2hitung) lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel (χ
2tabel) dan dk sama dengan k-1 pada taraf signifikansi 5% makadapat dikatakan data berdistribusi normal. Sebalikya jika
harga chi kuadrat hitung (
χ
2hitung) lebih besar dari chi kuadrat tabel (χ
2tabel) dan dk sama dengan k-1 pada taraf signifikansi 5% maka dapat dikatakan datanya tidakberdistribusi normal.
(72)
52
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Sebelum data dianalisis langkah pertama akan disajikan deskripsi data tentang variabel jiwa kewirausahaan, latar belakang pekerjaan orang tua dan jenis kelamin, data ini didasarkan dari jawaban responden berjumlah 155 responden yang terdiri dari siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta masing-masing berjumlah 95 dan 60 responden. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunakan bantuan komputer program SPSS 16.
A. Deskripsi Data
1. Minat Berwirausaha
Berdasarkan data hasil penelitian pada variabel minat berwirausaha skor tertinggi yang dicapai adalah 44 dan skor terendah adalah 26, berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan dalam tabel distribusi frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) II.
(73)
53
Tabel 4.1
Minat Berwirausaha
No Interval Kategori SMK
Negeri 7 Yogyakarta Muhamadiyah 1
Yogyakarta
Frekuensi Frekuensi
Relatif
Frekuensi Frekuensi Relatif
1 38 – 44 Sangat
tinggi
35 36,8% 22 36,7%
2 33 – 37 Tinggi 46 48,4% 29 48,3%
3 30 – 32 Cukup 11 11,6% 8 13,3%
4 26 – 29 Rendah 3 3,2% 1 1,7%
5 <26 Sangat rendah
0 0% 0 0%
Jumlah 95 100% 60 100%
Keterangan : Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 3 Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta yang mempunyai minat berwirausaha sangat tinggi yaitu 36,8% ; tinggi yaitu 48,4% ; cukup sebesar 11,6% ; rendah sebesar 3,2% dan siswa yang mempunyai minat sangat rendah yaitu 0%. Sedangkan siswa SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta yaitu mempunyai minat yang sangat tinggi sebesar 36,7% ; tinggi sebesar 48,3% ; cukup sebesar 13,3% ; rendah sebesar 1,7% dan sangat rendah yaitu 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 mempunyai minat berwirausaha cenderung tinggi.
(74)
2. Jiwa Kewirausahaan
Data hasil penelitian pada variabel jiwa kewirausahaan skor tertinggi yang dicapai adalah 160 dan skor terendah adalah 95. Berdasarkan data tersebut, berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) II.
Tabel 4.2
Jiwa Kewirausahaan
No Interval Kategori SMK
Negeri 7 Yogyakarta Muhamadiyah 1
Yogyakarta
Frekuensi Frekuensi
Relatif
Frekuensi Frekuensi Relatif
1 137 –
160
Sangat tinggi
6 6,3% 1 1,7%
2 119 –
136
Tinggi 64 67,4% 29 48,3%
3 107 –
118
Cukup 24 25,3% 29 48,3%
4 95 – 106 Rendah 1 1% 1 1,7%
5 <95 Sangat rendah
0 0% 0 0%
Jumlah 95 100% 60 100%
Keterangan : Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 3 Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta yang mempunyai jiwa berwirausaha sangat tinggi yaitu 6,3% ; tinggi yaitu 67,4% ; cukup sebesar 25,3% ; rendah sebesar 1% dan sangat
(75)
55
rendah yaitu 0%. Sedangkan siswa SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta yaitu mempunyai jiwa berwirausaha yang sangat tinggi sebesar 1,7% ; tinggi sebesar 48,3% ; cukup sebesar 48,3% ; rendah sebesar 1,7% dan sangat rendah yaitu 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 mempunyai jiwa berwirausaha cenderung tinggi.
3. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Dari jenis pekerjaan orang tua responden dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu berwirausaha dan bukan berwirausaha. Tabel berikut ini memberikan deskripsi tentang jenis pekerjaan orang tua responden.
Tabel 4.3
Deskripsi Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Jenis Pekerjaan
SMK Negeri 7 Yogyakarta
SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta Frekuensi Frek.
Relatif
Frekuensi Frek. Relatif
Wirausaha 36 37,9% 22 36,7% Bukan
Wirausaha
59 62,1% 38 63,3%
(76)
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pekerjaan orang tua yang berwirausaha untuk SMK Negeri 7 Yogyakarta adalah 37% dan yang bukan wirausaha sebesar 62,1%. Sedangkan untuk SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta pekerjaan orang tua yang berwirausaha adalah 36,7% dan yang bukan berwirausaha sebesar 63,3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan orang tua siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta tahun ajara 2011/2012 sebagian besar bukan wirausaha.
4. Jenis Kelamin
Dari jenis kelamin responden dapat digolongkan menjadi dua jenis kelamin yaitu perempuan dan laki – laki. Tabel berikut ini memberikan deskripsi tentang jenis kelamin responden.
Tabel 4.4
Deskripsi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
SMK Negeri 7 Yogyakarta
SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta Frekuensi Frek.
Relatif
Frekuensi Frek. Relatif
Perempuan 91 95,8% 53 88,3%
Laki - Laki 4 4,2% 7 11,7%
(77)
57
Dari tabel tersebut dapat dilihat jenis kelamin untuk SMK Negeri 7 Yogyakarta, siswa yang berjenis kelamin perempuan sebesar 95,8% dan yang berjenis kelamin laki – laki sebesar 4,2%. Sedangkan untuk SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta, siswa yang berjenis kelamin perempuan sebesar 88,3% dan siswa yang berjenis kelamin laki – laki sebesar 11,7%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di SMK Negeri 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta siswa perempuan lebih banyak dibandingkan dengan siswa laki – laki.
B. Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Untuk menguji hipotesis pertama diperlukan persyaratan, yaitu data interval yang dikorelasikan apakah berdistribusi normal. Oleh karena itu pada bagian ini dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data variabel minat berwirausaha dan variabel jiwa kewirausahaan berdistribusi normal.
(78)
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Normalitas
Minat jiwa_kewirausahaan
N 155 155
Normal Parametersa Mean 36.23 121.30
Std. Deviation 3.366 8.395
Most Extreme Differences
Absolute .086 .066
Positive .063 .066
Negative -.086 -.047
Kolmogorov-Smirnov Z 1.073 .821
Asymp. Sig. (2-tailed) .200 .511
Tabel pengujian normalitas menunjukan bahwa nilai probabilitas (Asymp. Sig) untuk variabel jiwa kewirausahaan = 0,511 ; dan variabel minat berwirausaha = 0,200 ; oleh karena nilai probabilitas jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data variabel jiwa kewirausahaan, dan data variabel minat berwirausaha berdistribusi normal.
b. Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha
a. Rumusan Hipotesis
: Tidak Ada Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha.
(79)
59
Ada Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha.
Untuk menguji hipotesis diatas penguji menggunakan Regresi sederhana, adapun hasil pengujian mengunakan program SPSS yaitu
Tabel 4.6
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Minat 36.23 3.366 155
jiwa_kewirausahaan 121.30 8.395 155
Tabel 4.7 Correlations
minat jiwa_kewirausahaan
Pearson Correlation Minat 1.000 .488
jiwa_kewirausahaan .488 1.000
Sig. (1-tailed) Minat . .000
jiwa_kewirausahaan .000 .
N Minat 155 155
jiwa_kewirausahaan 155 155
Hasil pengujian pada tabel correlations diatas menunjukkan bahwa rata – rata minat berwirausaha sebesar 36,23 dengan standar deviasi 3,366 dan rata – rata jiwa kewirausahaan 121,30 dengan standar deviasi 8,395. Besar korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha
(80)
ditunjukkan dengan koefisien korelasi 0,488 dengan tingkat signifikasi 0,000. Hal ini menunjukkan hipotesis yang menyatakan ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa SMK diterima.
Hipotesis tersebut didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,488 dengan tingkat signifikansi 0,000. Jadi ada pengaruh positif jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kriteria sedang. Hal ini berarti semakin tinggi jiwa kewirausahaan, maka semakin tinggi pula minat berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Apabila semakin rendah jiwa kewirausahaan, maka semakin rendah pula minat berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan.
Tabel 4.8
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 jiwa_kewirausahaana . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: minat
(81)
61
Tabel 4.9 Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .488a .239 .234 2.947
a. Predictors: (Constant), jiwa_kewirausahaan b. Dependent Variable: minat
Tabel 4.9 menunjukan variabel yang dimasukan adalah jiwa kewirausahaan dan tidak ada variabel yang dikeluarkan (removed). Angka R square adalah 0,239 (adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi, atau 0,488 x 0,488 = 0,239). R square bisa disebut koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti 23,9% dari variabel minat bisa dijelaskan oleh variabel jiwa kewirausahaan. Sedangkan sisanya (100% - 23,9% = 76,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Standar error of estimate adalah 2,947 sedangkan standar deviasi minat berwirausaha adalah 3,366.
Tabel 4.10 ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 416.233 1 416.233 47.923 .000a
Residual 1328.864 153 8.685
Total 1745.097 154
a. Predictors: (Constant), jiwa_kewirausahaan b. Dependent Variable: minat
(82)
Tabel 4.11 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.470 3.440 3.625 .000
jiwa_kewirausahaa
n .196 .028 .488 6.923 .000
a. Dependent Variable: minat
Dari uji anova atau F test, didapat F hitung adalah 47.923 dengan tingkat signifikasi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.
b. Membuat persamaan garis regresi
Berdasarkan hasil analisis, maka persamaan garis regresi dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Y = 12.470 + 0,196 X ; Y = minat berwirausaha ; X = jiwa kewirausahaan.
Dari persamaan di atas koefisien regresi sebesar 0,196 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 poin (karena tanda +/positif) jiwa kewirausahaan maka pertambahan pada minat berwirausaha (Y) sebesar 0,196. Namun sebaliknya , jika jiwa
(83)
63
kewirausahaan turun 1 poin, minat berwirausaha juga turun sebesar 0,196.
2. Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat
Berwirausaha
a. Perumusan Hipotesis
: Tidak Ada Pengaruh Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha.
: Ada Pengaruh Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha
b. Menyusun Tabel Kontigensi
4.12 Tabel Kontingensi
Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa SMK
Pekerjaan Oraang Tua
Minat Berwirausaha
Total Tinggi Sedang Rendah
Fo Fh Fo Fh Fo Fh
1. Non Wirausaha 2. Wirausaha 10 12 13,77% 8,23% 71 39 68,84% 41,16% 16 17 14,4% 8,6% 97 58
(84)
c. Mencari nilai fh
fh11 = (22 x 97)/155 = 13,77 ; fh12 = (110 x 97)/155 = 68,84
fh13 = (23 x 97)/155 = 14,4
fh21 = (22x 58)/155 = 8,23 ; fh22 = (110 x 58)/155 = 41,16
fh23 = (23x 58)/155 = 8,61
d. Menghitung nilai Chi Kuadrat (χ2)
Tabel 4.13
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.416a 2 .181
Likelihood Ratio 3.326 2 .190
Linear-by-Linear
Association 2.724 1 .099
N of Valid Cases 155
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.23.
Dengan bantuan program SPSS 16.0 telah diketahui hasil chi – square ( sebesar 3,416 dan nilai Sig. sebesar (0,181 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha ditolak pada taraf signifikansi 0,05.
(85)
65
3. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Minat Berwirausaha
a. Perumusan Hipotesis
: Tidak Ada Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Minat Berwirausaha.
: Ada Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Minat Berwirausaha
b. Menyusun tabel Kontingensi
4.14 Tabel Kontingensi
Pengaruh jenis kelamin terhadap minat berwirausaha siswa SMK
Jenis Kelamin Minat Berwirausaha Total
Tinggi Sedang Rendah
Fo Fh Fo Fh Fo Fh
Perempuan
Laki – Laki
18
4
20,44%
1,56%
104
6
102,2%
7,8%
22
1
21,4%
1,6%
144
11
(86)
c. Mencari nilai fh
fh11 = (22 x 144)/155 = 20,44; fh12 = (110 x 144)/155 = 102,2
fh13 = (23 x 144)/155 = 21,4
fh21 = (22x 11)/155 = 1,56 ; fh22 = (110 x 11)/155 = 7,8
fh23 = (23x 11)/155 = 1,6
d. Menghitung nilai Chi Kuadrat (χ2)
Tabel 4.15 Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 4.814a 2 .090
Likelihood Ratio 3.742 2 .154
Linear-by-Linear
Association 3.159 1 .076
N of Valid Cases 155
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.56.
Dengan bantuan program SPSS 16.0 telah diketahui hasil
chi – square ( sebesar 4,814 dan nilai Sig. sebesar (0,090 >
0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada pengaruh jenis kelamin terhadap minat berwirausaha ditolak pada taraf signifikasi 0,05.
(87)
67
C. Pembahasan
1. Pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha hal ini dapat dilihat dari nilai (0,000 < 0,05). Adanya pengaruh ini mungkin dikarenakan banyak siswa yang mampu menjadi penggerak dan pengatur adanya kepercayaan atas kemampuan diri sendiri, dalam setiap tindakan selalu berorientasi pada tugas dan hasil, selalu berani menghadapi dan mengambil resiko, mempunyai jiwa kepemimpinan dalam setiap aktivitas, dalam setiap usaha selalu bersifat orisinilitas dan memilki pandangan jauh ke depan.
Untuk lebih meningkatkan jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha siswa, penulis menyarankan kepada sekolah selain memberikan mata pelajaran kewirausahaan di setiap jurusan juga harus memperbanyak kegiatan-kegiatan yang mendorong minat siswa dalam berwirausaha. Untuk menjadi seorang wirausaha yang berhasil persyaratan utama harus memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif, kreatif dan pada setiap orang yang mempunyai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan.
(88)
2. Tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa, hal ini dapat dilihat dari Nilai Sig (0,181 > 0,05). Tidak adanya pengaruh tersebut mungkin dikarenakan siswa tidak memandang pekerjaan orang tuanya sebagai daya tarik untuk berwirausaha terlebih orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta, dan siswa ingin memiliki pekerjaan yang berbeda dari orang tua mereka. Untuk lebih meningkatkan minat berwirausaha siswa, penulis menyarankan hendaknya siswa lebih mengenali pekerjaan orang tua mereka sehingga ketika siswa lulus nanti mereka bisa menentukan apakah akan menekuni pekerjaan yang sama dengan orang tuanya tua siwa nantinya akan membuka lapangan pekerjaan sendiri (wirausaha).
Lapangan pekerjaan yang dewasa ini semakin sulit menyebabkan anak-anak lulusan SMK yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi sulit untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga semakin menambah jumlah pengangguran. Kesempatan kerja dengan orang yang mencari kerja lebih banyak orang yang ingin mencari kerja, sehingga banyak orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.
Anak-anak cenderung ingin meniru orang tuanya atau meneruskan tradisi keluarga misalnya dalam hal bekerja. Tetapi di era sekarang anak cenderung ingin menemukan jati diri atau mandiri. Kemandirian lebih baik dari orang tuanya. Hal ini akan mendorong anak untuk berusaha
(1)
131
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 jiwa_kewirau
sahaana . Enter
b. Dependent Variable: minat
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .488a .239 .234 2.947
a. Predictors: (Constant), jiwa_kewirausahaan b. Dependent Variable: minat
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 416.233 1 416.233 47.923 .000a
Residual 1328.864 153 8.685
Total 1745.097 154
a. Predictors: (Constant), jiwa_kewirausahaan b. Dependent Variable: minat
(2)
132 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.470 3.440 3.625 .000
jiwa_kewirausahaan .196 .028 .488 6.923 .000
a. Dependent Variable: minat
B. HASIL PENGUJIAN CHI-SQUARE
1. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua – Minat Berwirausaha
pekerjaan * minat Crosstabulation
Count
Minat
Total
tinggi sedang rendah
pekerjaan non wirausaha 10 71 16 97
wirausaha 12 39 7 58
Total 22 110 23 155
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.416a 2 .181
(3)
133
Linear-by-Linear
Association 2.724 1 .099
N of Valid Cases 155
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.23.
2. Jenis Kelamin – Minat
jenis_kelamin * minat Crosstabulation
Count
Minat
Total
Tinggi sedang rendah
jenis_kelamin perempuan 18 104 22 144
laki - laki 4 6 1 11
Total 22 110 23 155
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 4.814a 2 .090
Likelihood Ratio 3.742 2 .154
Linear-by-Linear
Association 3.159 1 .076
N of Valid Cases 155
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.56.
(4)
(5)
(6)