Defenisi operasional METODOLOGI PENELITIAN

55

3.7. Kerangka operasional

Anamnesis Pem. Fisik Foto thorax Spirometri Derajat keparahan PPOK Eksaserbasi Umur Jenis kelamin Riw. merokok IB HB, lekosit IMT Derajat PPOK CAT mMRC Kriteria inklusi dan eksklusi Kadar CRP Stabil Gambar 3.1. Kerangka operasional penelitian

3.8. Defenisi operasional

1. Umur adalah ditentukan dari sejak pasien lahir sampai pasien tercatat dalam hitungan waktu tahun sebagai sampel penelitian, dikelompokkan: - 40 - 44 tahun - 60 - 64 tahun - 45 - 49 tahun - 65 - 69 tahun - 50 - 54 tahun - 70 tahun - 55 - 59 tahun 2. Pemeriksaan fisis pasien PPOK didapati tanda-tanda sebagai berikut yaitu inspeksi: bentuk dada barrel chest, atau normal, penggunaan otot bantu napas, pelebaran sela iga, hipertropi otot bantu napas. Dari palpasi didapati: fremitus melemah, sela iga melebar dan dari perkusi Universitas Sumatera Utara 56 dijumpai hipersonor; dari auskultasi ditemukan suara napas vesikuler melemah atau normal dan ekspirasi memanjang. 3. Penderita PPOK eksaserbasi adalah subjek yang ditegakkan menderita PPOK melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, foto thoraks dan spirometri yang secara klinis sedang mengalami gejala eksaserbasi yaitu sesak bertambah, produksi sputum meningkat, perubahan warna sputum sputum menjadi purulen. 4. Penderita PPOK stabil adalah subyek yang ditegakkan menderita PPOK melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan foto thoraks yang secara klinis jika pasien tersebut tidak mengalami eksaserbasi selama 2 bulan. Adapun kriteria stabil adalah: - Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal napas kronik, - Dapat dalam kondisi gagal napas kronik stabil, yaitu hasil analisis gas darah menunjukkan PH normal PCO 2 60mmHg dan PO 2 60 mmHg, - Sputum tidak berwarna atau jernih - Aktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK hasil spirometri - Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan - Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan. 5. CRP adalah high sensitive C-Reactive Protein hsCRP yang diambil dari serum subyek yang telah disentrifus 3000 rpm selama 10 menit, dan dinilai secara metode immunotubidimetri pada 552 nm, nama alat Cobas Integra dengan pengelompokan nilai sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 57 - Normal 0,00 – 10,00 mgL. - Tinggi 10,00 mgL. 6. Derajat intensitas merokok Indeks Brinkman dibedakan sebagai berikut: - Ringan : 0-199 - Sedang : 200-599 - Berat : 600 7. Indeks Massa Tubuh IMT adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan BB dan tinggi badan TB seseorang dibagi atas: - Berat badan kurang 18.5 - Normal 18.5 - 24.99 - Diatas normal 25 - 29.99 - Obesitas 30. 8. Volume Ekspirasi Paksa 1 detik VEP 1 adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan dalam waktu satu detik, diukur dalam liter, dibagi atas: - Ringan = GOLD 1= VEP 1 ≥ 80 prediksi - Sedang = GOLD 2 = 50 ≤ VEP1 80 prediksi - Berat = GOLD 3 = 30 ≤ VEP1 50 prediksi - Sangat berat = GOLD 4 = VEP1 30 prediksi 9. COPD Assessment Test CAT adalah lembar penilaian yang terdiri atas delapan pertanyaan mengenai gejala dan kondisi penyakit PPOK yang masing-masing pertanyaan memiliki nilai 0-5 selanjutnya akan dijumlahkan. Nilai yang didapat menunjukkan semakin tinggi nilai Universitas Sumatera Utara 58 yang didapat semakin rendah kualitas hidupnya dan dapat dipergunakan untuk menilai seluruh aspek pada penderita PPOK, dan juga meningkatkan komunikasi antara dokter-pasien. Berdasarkan GOLD 2012 dibagi atas: - Gejala sedikit 1 – 9 - Gejala tinggi 10 10. Skala sesak napas modified Medical Research Council mMRC terdiri atas lima skala skala I-V berdasarkan derajat berbagai aktivitas yang mencetuskan sesak napas. Berdasarkan GOLD 2012 dibagi atas: - Gejala sedikit 0 – 1 - Gejala tinggi 2

3.9. Cara penelitian

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2 70 87

Perbandingan nilai Limfosit T CD8+ pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan laki-laki dewasa sehat perokok di RSUP H.Adam Malik Medan

0 68 74

Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Saturasi Oksigen Pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1 66 64

Pengaruh Rehabilitasi Paru Terhadap MVV dan VEP1 Terhadap Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

6 75 86

Karakteristik Umum Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik Eksaserbasi Akut di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009

1 34 78

Prevalensi Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dengan Riwayat Merokok di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan Periode Januari 2009 – Desember 2009

1 50 51

Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

0 0 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian - Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) 2.1.1 Defenisi PPOK - Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

0 0 23

Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

0 0 22