Hubungan antara karakteristik penelitian

62 14 orang 46,7. Penderita PPOK eksaserbasi memiliki kadar CRP terbanyak pada kelompok kadar 10 mgl sebanyak 27 orang 90,0 dan seluruh penderita PPOK stabil adalah dengan kadar 10 mgl. Didapati juga bahwa seluruh penderita PPOK eksaserbasi memiliki kelompok nilai CAT 10 dan seluruh penderita PPOK stabil memiliki kelompok nilai CAT 10. Selanjutnya seluruh penderita PPOK eksaserbasi memiliki kelompok nilai mMRC 0-1 dan seluruh penderita PPOK stabil memiliki kelompok nilai mMRC 2.

4.1.2. Hubungan antara karakteristik penelitian

Pada penelitian ini dilakukan analisa statistik untuk melihat beberapa hubungan antara karakteristik yang diteliti dalam penelitian ini. Pada tabel 4.1 dapat dilihat uji statistik dengan menggunakan qai-kuadrat untuk menilai ada tidaknya hubungan antara umur dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil dan diperoleh nilai p : 0,199 pada α : 0,05 karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara umur dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil. Kemudian dilakukan juga uji statistik dengan menggunakan qai-kuadrat untuk menilai ada tidaknya hubungan antara IB dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil diperoleh nilai p : 0,559 pada α : 0,05 karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara IB dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil. Dari uji statistik untuk menilai ada tidaknya hubungan antara IMT dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil dengan menggunakan qai-kuadrat diperoleh nilai p : 0,112 pada α : 0,05 karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara IMT dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil. Selanjutnya juga dilakukan uji statistik untuk menilai ada tidaknya hubungan antara nilai VEP 1 dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil dengan menggunakan qai-kuadrat diperoleh nilai p : 0,380 pada α : 0,05 karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara nilai VEP 1 dengan penderita Universitas Sumatera Utara 63 PPOK eksaserbasi dan stabil. Uji statistik juga dilakukan dengan menggunakan qai- kuadrat untuk menilai ada tidaknya hubungan antara kadar CRP dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil diperoleh nilai p : 0,000 pada α : 0,05 karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara kadar CRP dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil. Uji statistik juga dilakukan dengan menggunakan qai- kuadrat untuk menilai ada tidaknya hubungan antara nilai CAT dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil diperoleh nilai p : 0,000 pada α : 0,05 karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara nilai CAT dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil. Uji statistik juga dilakukan dengan menggunakan qai-kuadrat untuk menilai hubungan antara nilai mMRC dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil diperoleh nilai p : 0,000 pada α : 0,05 karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara nilai mMRC dengan penderita PPOK eksaserbasi dan stabil. Tabel 4.2 Hubungan antara karakteristik penelitian Karakteristik Kelompok CRP Total p ≤10,0 10,0 n n n Kelompok VEP 1 50 7 70,0 3 30,0 10 16,7 0,245 50 26 52,0 24 48,0 50 83,3 Kelompok IB 200-599 8 50,0 8 50,0 16 26,7 0,429 600 25 56,8 19 43,2 44 73,3 Kelompok IMT 18,5 5 71,4 2 28,6 7 11,7 0,255 18,5-24,9 22 48,9 23 51,1 45 75,0 25-29,99 6 75,0 2 25,0 8 13,3 Kelompok CAT 1-9 30 100,0 30 50,0 0,000 10 3 10,0 27 90,0 30 50,0 Kelompok mMRC 0-1 18 100,0 0,0 18 30,0 0,000 2 15 35,7 27 64,3 42 70,0 Universitas Sumatera Utara 64 Uji statistik tabel 4.2 juga dilakukan dengan menggunakan qai-kuadrat untuk menilai ada tidaknya hubungan kadar CRP antara penderita PPOK dengan VEP 1 50 dan VEP 1 50 diperoleh nilai p : 0,245 pada α : 0,05 karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan kadar CRP antara penderita PPOK dengan VEP 1 50 dan VEP 1 50. Uji statistik untuk menilai ada tidaknya hubungan antara kadar CRP dengan IB : 200-599 dan IB 600 dengan menggunakan qai-kuadrat diperoleh nilai p : 0,639 pada α : 0,05 karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara kadar CRP dengan IB : 200-599 dan IB 600. Uji statistik juga dilakukan untuk menilai ada tidaknya hubungan antara kadar CRP dengan kelompok IMT dengan menggunakan qai-kuadrat diperoleh nilai p : 0,255 pada α : 0,05 karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara kadar CRP dengan kelompok IMT. Uji statistik untuk menilai ada tidaknya hubungan antara kadar CRP dengan nilai CAT dengan menggunakan qai-kuadrat diperoleh nilai p : 0,000 pada α : 0,05 karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara kadar CRP dengan nilai CAT. Uji statistik untuk menilai ada tidaknya hubungan antara kadar CRP dengan nilai mMRC dengan menggunakan qai-kuadrat diperoleh nilai p : 0,000 pada α: 0,05 karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara kadar CRP dengan nilai mMRC. 4.1.3. Perbedaan antara karakteristik penelitian Dari penelitian ini tabel 4.3 berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji T tidak berpasangan didapati bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata CRP pada penderita PPOK eksaserbasi 16,19 + 6,43 mgL dibandingkan dengan PPOK stabil 3,08 + 2,17 mgL dengan nilai p : 0,000. Terdapat juga perbedaan nilai rata-rata CAT, mMRC dan IMT pada penderita PPOK eksaserbasi masing-masing: 19,23 ± 1,90; 2,90 + 0,31; 21,92 + 2,19 dibandingkan dengan PPOK stabil masing-masing: 8,73 ± 1,20; 1,40 Universitas Sumatera Utara 65 + 0,49; 21,76 + 4,01 dengan nilai p masing-masing 0,022; 0,000; 0,005. Dari tabel juga bisa dilihat bahwa tidak ditemukan perbedaan yang bermakna pada nilai rata-rata VEP 1 , umur, dan IB antara penderita PPOK eksaserbasi masing-masing: 34,70 ± 12,30; 64,67 + 7,44; 689,67 + 280,26 dengan penderita PPOK stabil masing-masing: 39,77 ± 16,77; 63,47 + 9,76; 901,07 + 418,67 dengan nilai p masing-masing adalah: 0,106; 0,286; 0,029. Tabel 4.3 Nilai rata-rata CRP, VEP 1 , CAT, Umur, mMRC, IB, IMT Karakteristik PPOK eksaserbasi PPOK stabil Nilai p CRP 16,19 + 6,43 3,08 + 2,17 0,000 CAT 19,23 ± 1,90 8,73 ± 1,20 0,022 mMRC 2,90 + 0,31 1,40 + 0,49 0,000 IMT 21,92 + 2,19 21,76 + 4,01 0,005 VEP 1 34,70 ± 12,30 39,77 ± 16,77 0,106 Umur 64,67 + 7,44 63,47 + 9,76 0,286 IB 689,67 + 280,26 901,07 + 418,67 0,029 Uji T tidak berpasangan

4.2. Pembahasan penelitian

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2 70 87

Perbandingan nilai Limfosit T CD8+ pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan laki-laki dewasa sehat perokok di RSUP H.Adam Malik Medan

0 68 74

Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Saturasi Oksigen Pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1 66 64

Pengaruh Rehabilitasi Paru Terhadap MVV dan VEP1 Terhadap Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

6 75 86

Karakteristik Umum Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik Eksaserbasi Akut di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009

1 34 78

Prevalensi Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dengan Riwayat Merokok di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan Periode Januari 2009 – Desember 2009

1 50 51

Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

0 0 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian - Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) 2.1.1 Defenisi PPOK - Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

0 0 23

Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

0 0 22