32
neutrofil, eosinofil, sel T CD4+ dan CD8+, dan sel B memperburuk PPOK. Pada PPOK interaksi antara kemokin CXCL10 dan CXCL9, akan meningkatkan
produksi MMP-12 sehingga menyebabkan kerusakan paru-paru. Fungsi sel dendritik yang meningkat, kecenderungan genetik, dan kegagalan regulasi
imunitas adaptip dan penyakit berat GOLD tahap tiga atau tahap empat.
18
Gambar 2.1. Inflamasi pada PPOK. Paparan rokok yang kronik mengakibatkan aktifasi netrofil, makrofag, sel epitel, sel dendritik, sel T, sel B, fibroblast dan sel
otot polos saluran napas sehingga terjadi pengeluaran sitokin, kemokin, dan protease. Amplifikasi sinyal sangat berperan dalam hal menambah respon
inflamasi yang akan mempengaruhi derajat berat PPOK.
20
1. Tekanan oksidatif
Tekanan oksidatif dapat menjadi mekanisme penting dalam PPOK. Biomarker tekanan oksidatif misalnya, peroksida hidrogen, 8-isoprostan
meningkat dalam sputum, hembusan napas dan sirkulasi sistemik pada pasien PPOK. Tekanan oksidatif ini lebih meningkat pada eksaserbasi. Oksidan bias
dihasilkan oleh asap rokok dan partikel lainnya serta partikel yang dilepaskan dari
Universitas Sumatera Utara
33
sel-sel inflamasi seperti makrofag dan neutrofil, dan dapat juga terjadi penurunan antioksidan endogen pada pasien PPOK. Tekanan oksidatif menyebabkan aktifasi
gen inflamasi, antiprotease menjadi tidak aktip, stimulasi sekresi mukus, dan stimulasi plasma meningkat.
14
2. Ketidakseimbangan protease-antiprotease
Proteinase berperan penting dalam patogenesis PPOK. Hipotesa proteinase-antiproteinase menyatakan bahwa kerusakan paru-paru penderita
PPOK terjadi jika aksi proteinase tidak lagi dikendalikan oleh antiproteinase. Ini dapat terjadi ketika ada kelainan gen
etik antiproteinase, seperti defisiensi α1- antitrypsin, atau kehilangan fungsi antiproteinase dikarenakan proteolitik atau
kerusakan oksidatif. Ketidakseimbangan juga dapat terjadi karena perekrutan yang berlebihan atau aktivasi proteinase.
21
Proteinase diklasifikasikan sebagai serine proteinase, sistein proteinase, dan MMP. Peran MMP dalam PPOK adalah mendegradasi protein matriks,
antiproteinase seperti α1-antitipsin dan α1-antichymotrypsin, memodifikasi sitokin dan menurunkan sejumlah protein seperti faktor adhesi dan substansi P.
21
3. Remodeling saluran napas kecil
Interaksi antara inflamasi dan remodeling saluran napas kecil telah diketahui mekanismenya melalui binatang percobaan. Ekspresi berlebihan dari
Th2 sitokin IL-10 menyebabkan metaplasia sel mukus, sel B, sel T dan fibrosis subepitel saluran napas. Respon ini melibatkan banyak mekanisme. Metaplasia
mukus tergantung pada sinyal IL-13IL-4 reseptor- αSTAT6. Selanjutnya ekspresi
Universitas Sumatera Utara
34
berlebihan dari IL- 1β menginduksi fibrosis peribronkial. Pada kultur trakea tikus,
asap rokok menyebabkan peningkatan regulasi TGF- β1.
22
Sinyal faktor pertumbuhan fibroblast dan reseptor FGF FGFR tampaknya terkait dengan saluran napas dan remodeling pembuluh darah pada
bronkitis kronis. Studi imunohistokimia jaringan paru-paru dari pasien PPOK menunjukkan bahwa FGF-1 dan reseptor FGFR-1 terdeteksi dalam otot polos
pembuluh darah dan saluran napas serta sel epitel saluran napas. Dasar FGFFGF- 2 terlokalisasi di sitoplasma, inti epitel saluran napas, otot polos pembuluh darah
dan sel endotel.
22
Gambar 2.2. Inflamasi perifer di paru dapat masuk ke sirkulasi sistemik.
23
Pada pasien PPOK terutama saat eksaserbasi terdapat keterlibatan dari beberapa sitokin inflamasi mencakup
TNFα, IL-6, CXCL8 IL-8, IL-18, dan protein fase akut CRP, SAA, fibrinogen pada inflamasi sistemik. Sitokin ini juga
mengalami peningkatan di sputum dan cairan BAL pasien PPOK, hal ini menjadikan sebagian ahli memandang bahwa sitokin sistemik berasal dari
tumpahan mediator inflamasi perifer paru. Namun hubungan antara mediator di
Universitas Sumatera Utara
35
sputum dan di darah tidaklah erat, sehingga keterlibatan faktor lain diperkirakan berperan dalam proses ini. Akibat dari keterbatasan aliran udara yang progresif
menimbulkan aktivitas fisik menjadi tidak aktif, hal ini merupakan faktor penting dalam mencetuskan beberapa penyakit penyerta, seperti kelemahan otot rangka,
osteoporosis, dan penyakit kardiovaskular.
23
PPOK mencakup proses inflamasi dan aterosklerosis diketahui berperan penting sebagai komponen inflamasi kronik, CRP yang merupakan petanda
inflamasi sistemik dan indikator penting pada penyakit kardiovaskular ditemukan juga meningkat pada pasien PPOK dan berkontribusi terhadap progresivitas
aterosklerosis. Hal ini menjadikan sebagian ahli memandang bahwa proses inflamasi di paru adalah salah satu bagian dari manisfestasi atau ekspresi proses
inflamasi sistemik pada penderia PPOK. Akibat perbedaan konsep ini maka berbeda pula cara pandangnya terhadap penanganan PPOK, dimana konsep
pertama menekankan terapi pada paru sedangkan pada konsep yang kedua lebih menekankan pengendalian inflamasi sistemik.
24
2.1.4. Patologi PPOK 1.