dipromosikan oleh Departemen Pertanian yakni membangun Agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan sustanaible. Selama ini yang menjadi tumpuan bidang
pertanian adalah tanaman pangan Padi di samping hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan. Tanaman pangan baik secara nasional maupun regional, berperan
terutama untuk konsumsi domestik, sedangkan yang lainnya berperan menggaet devisa ekspor.
4 Empat Dimensi Strategi Pengembangan Agribisnis
Sebagaimana tuntutan ekonomi global pengembangan agribisnis yang berbudaya industri tetap memegang kaidah market oriented yang kompetitif dan efisien serta antisipatif
terhadap implementasi kebijakan ekonomi regional maupun global. Strategi pengembangan agribisnis memerlukan konsistensi dari empat faktor yang saling
terintegrasi, yaitu : pihak-pihak yang berkepentingan stakeholders, proses, kebijakan policy, dan SDM. Jadi yang menjadi sasaran target dari strategi pengembangan agribisnis adalah
memuaskan setiap kebutuhan dari masing-masing stakeholder agribisnis. Untuk mencapai sasaran target tersebut harus didukung dengan proses operasional dilapangan yang saling
bersinergi. Proses tersebut tidak dapat berjalan dengan baik jika tidak ditunjang dengan kebijakan policy yang kuat dan SDM yang handal.
1. Pihak yang Berkepentingan Stakeholders.
Sebagai titik awal untuk membangun agribisnis yang tangguh, pemerintah harus mendefinisikan siapa pihak yang berkepentingan terhadap agribisnis dan apa kebutuhan
mereka. Pihak yang berkepentingan tersebut antara lain: a. Konsumen, baik konsumen industri maupun konsumen akhirindividu,
b. Pelaku-pelaku agribisnis petani, UKM, pengusaha, c. Bank dan lembaga pembiayaan lainnya investor agribisnis.
Stakeholders agribisnis memiliki kebutuhannya masing-masing, dan oleh karena itu untuk membangun agribisnis tahap pertama yang harus dilakukan adalah memberikan kepuasan
optimum kepada para stakeholder-nya dengan memenuhi kebutuhannya masing-masing. Kepuasan adalah rasio antara kinerja atau hasil suatu usaha dengan harapan-harapannya. Jadi
jika hasil suatu usaha agribisnis berada di bawah harapan para stakeholders, stakeholders tidak puas atau kecewa. Jika hasil suatu usaha agribisnis sama dengan harapannya, stakeholders
merasa puas atau senang. Jika hasil suatu usaha agribisnis diatasmelebihi harapannya, stakeholders amat puas atau sangat senang. Kebutuhan stakeholders agribisnis bereda-beda
sesuai dengan aktivitas dan fungsinya masing-masing.
a. Konsumen.
Konsumen disini terdiri dari konsumen industri dan konsumen individu perorangan. Konsumen industri yaitu perusahaan-perusahaan agribisnis yang membeli produk hasil usaha
tani dari para petani untuk diolahnya menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi. Sedangkan konsumen individu perorangan adalah konsumen akhir yang mengkonsumsi
produk agribisnis dalam bentuk yang mereka inginkan butuhkan. Kebutuhan dari kedua kelompok konsumen diatas jelas berdeda. Konsumen pertama atau yang disebut dengan
agroindustri, membutuhkan produk-produk hasil pertanian yang bermutu berkualitas untuk diolahnya menjadi barang setengah jadi dan barang jadi yang berkualitas. Sedangkan
konsumen yang kedua membutuhkan poroduk-produk hasil pertanian agribisnis yang sesuai dengan seleranya atau keinginannya. Memuaskan kebutuhan kedua kelompok konsumen
tersebut akan produk hasil usaha tani agribisnis sangat penting sebab, konsumen tersebutlah yang nantinya akan mengkonsumsi produk-produk agribisnis.
b. Pelaku-pelaku agribisnis.
Pelaku agribisnis dalam hal ini adalah mereka yang menggeluti usaha agribisnis baik agribisnis besar yang dikelola oleh perusahaan besar maupun agribisnis kecil yang dikelola
secara perorangan seperti petani. Yang utama dalam membangun agribisnis adalah bagaimana membangun orang-orang yang akan terjun dalam usaha agribisnis agar usaha mereka dapat
tumbuh dan berkembang sehingga membuahkan hasil. Sebelum memuaskan kebutuhan konsumen agribisnis, yang pertama harus dipuaskan kebutuhannya adalah pelaku-pelaku
agribisnis. Para pelaku agribisnis tentunya mengharapkan hasil usahanya minimal dapat menghidupi kebutuhan keluarganya. Untuk itulah perlu memenuhi kebutuhan dari setiap pelaku
agribisnis sehingga dengan begitu tidak ada lagi kita mendengar petani seperti yang terjadi di daerah Gunungkidul DIY yang menjadi tumbal penderitaan dengan memotong tangannya
sendiri sebagai bukti kekecewaan kepada pemerintah dalam hal cengkeh yang telah membuat kehidupan ekonomi keluarganya morat-marit. Atau didaerah lain dijawa dimana petani enggan
menanam padi karena harga jual gabah atau beras ditingkat petani sangat rendah. Oleh karena itu tidak berlebihan jika diberikan perlindungan kepada kaum petani, dengan mengupayakan
agar petani dapat menjual produknya diatas ongkos produksi yang telah mereka keluarkan, agar mereka dapat hidup layak dan bekerja lebih giat berproduksi untuk memenuhi kebutuhan
konsumennya.
c. Bank dan Lembaga Pembiayaan Investor.