Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
dikelolanya ke dalam Efek bersifat ekuitas saham. Terakhir, reksa dana campuran RDC adalah reksa dana yang melakukan investasi ke dalam Efek
ekuitas dan Efek utang yang alokasi persentasenya tidak termasuk di dalam kategori reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham.
Salah satu produk reksa dana yang banyak diminati investor adalah reksa dana pendapatan tetap. Reksa dana pendapatan tetap sempat menjadi bintang di
industri reksa dana pada periode booming-nya 2000-2004 dikarenakan menawarkan return di atas deposito, sehingga banyak masyarakat yang
berduyun-duyun memindahkan asetnya ke reksa dana pendapatan tetap. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi reksa dana pendapatan tetap yang menyumbang
70 total kapitalisasi reksa dana pada saat itu. Oleh karakteristiknya tersebut, reksa dana pendapatan tetap menjadi pilihan tepat bagi investor konservatif yang
berusaha menghindari risiko yang tinggi namun tetap menginginkan hasil return yang lebih tinggi daripada tabungan atau deposito. Reksa dana
pendapatan tetap menginvestasikan minimal 80 portofolionya ke dalam Efek yang bersifat utang, utamanya adalah obligasi. Obligasi menarik bagi investor
reksa dana karena tidak dikenakan pajak atas kupon bunga yang diterimanya. Reksa dana pendapatan tetap menawarkan pembagian keuntungan berupa
deviden yang dibayarkan secara periodik sesuai dengan karakteristik obligasi yang dipilih Pratomo dan Nugraha, 2009:73.
Masa-masa booming reksa dana pun tak bertahan lama. Dipicu oleh jatuhnya harga obligasi, pada tahun 2005 terjadi gelombang penarikan dana besar-besaran
redemption rush pada instrumen reksa dana, terutama reksa dana pendapatan tetap. Selain mengejutkan dan membuat kepanikan banyak pihak, industri reksa
dana pada saat itu sempat mengalami kegoncangan. Aset yang sempat terakumulasi lebih dari 100 triliun, akhirnya terjun bebas lebih dari 70 menjadi
29 triliun Iman, 2008:17. Untuk mengatasi hilangnya kepercayaan investor terhadap investasi reksa dana, Bapepam mengeluarkan satu jenis produk reksa
dana baru yaitu reksa dana terproteksi. Reksa dana terproteksi merupakan salah satu jenis reksa dana terstruktur selain reksa dana indeks dan reksa dana dengan
penjaminan. Reksa dana ini menawarkan proteksi atau perlindungan dari nilai pokok investasi awal, jaminan proteksi selama jangka waktu tertentu, atau
pelunasan lebih awal sebelum jangka waktu proteksi. Sebagian besar dana dalam reksa dana terproteksi dialokasikan dalam bentuk Efek bersifat utang yang masuk
kategori layak investasi investment grade seperti obligasi Pemerintah. Kini pada awal tahun 2013, reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan
tetap berada di peringkat kedua dan dan ketiga dari total proporsi kapitalisasi NAB reksa dana dengan persentase 21,28 dan 18,63 data Bapempan-LK
Januari 2013. Meski masih kalah dengan reksa dana saham dengan kapitalisasi 36,12, reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap memiliki
prospek yang baik dan diharapkan mampu menjadi primadona investasi reksa dana di masa yang akan datang.
Reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap secara umum memiliki karakteristik yang hampir sama. Persamaannya terdapat pada portofolio
investasi yang mayoritas dialokasikan ke dalam obligasi yang dikategorikan layak. Perbedaannya, pada reksa dana pendapatan tetap menggunakan strategi
investasi aktif dengan aktif jual beli obligasi dan menginvestasikan kembali reinvestment pembayaran kupon untuk mengoptimalkan kinerja reksa dana.
Sedangkan reksa dana terproteksi menggunakan strategi investasi pasif, yaitu dengan membeli obligasi, menunggu dengan sabar hingga obligasi tersebut jatuh
tempo, dan membagikan kupon kepada investor pada akhir periode. Persamaan dan perbedaan karakteristik antara reksa dana terproteksi dan
reksa dana pendapatan tetap inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui lebih dalam mengenai komparasi kinerja kedua produk reksa dana tersebut.
Terdapat beberapa metode untuk menilai kinerja keduanya, antara lain dengan menggunakan perhitungan tingkat risiko, tingkat pengembalian, value of risk
adjusted performance metode Sharpe, Treynor, dan Jensen dan time weighted rate of return Pratomo dan Nugraha, 2009:190-211. Penulis juga ingin
mengetahui bagaimana kemampuan kompetitif kedua reksa dana bersaing dengan tolak ukurnya benchmark yaitu obligasi Pemerintah yang diwakili oleh
indeks Indonesia Government Securities Yield Curve IGSYC terbitan Indonesia Bond Pricing Agency IBPA dengan tenor 5 tahun.
Obligasi dijadikan tolak ukur benchmark karena obligasi merupakan alokasi terbesar dalam investasi reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap.
Kinerja obligasi akan dinilai menggunakan metode Yield to Maturity. Pengembalian return dari reksa dana dikenal dengan nilai aktiva bersih NAB
dimana nilainya akan diperbaharui setiap minggu. Besar kecilnya NAB merupakan kunci dalam menilai kinerja kedua produk reksa dana dibandingkan
dengan kinerja pasar benchmark. Dewasa ini penelitian terhadap perbandingan kinerja reksa dana terproteksi
dan reksa dana pendapatan tetap masih belum optimal. Hanya segelintir penelitian yang secara spesifik meneliti kedua reksa dana tersebut, sehingga
wadah edukasi dan pengenalan masih sangat terbatas pada masyarakat investor tertentu. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Pramuji 2007.
Dalam penelitiannya, Pramuji menemukan bahwa reksa dana terproteksi memiliki kinerja yang lebih baik daripada reksa dana pendapatan tetap dengan
perbandingan indeks Sharpe 0,4673 dan 0,2314. Hasil penelitian tersebut belumlah optimal, karena pada periode tersebut investor masih dihantui rasa
trauma pada peristiwa redemption rush, khususnya pada reksa dana pendapatan tetap. Pada periode penelitian tersebut juga banyak dipengaruhi oleh systematic
risk akibat tingginya harga minyak dunia, inflasi yang tinggi, dan krisis kredit macet di Amerika yang memicu krisis global 2008.
Kini di tengah membaiknya perokomonian dan iklim investasi di Indonesia, tulisan ini diharapkan mampu memberikan temuan yang lebih relevan dan
optimal continous improvement mengenai komparasi kinerja reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
“STUDI KOMPARATIF KINERJA REKSA DANA TERPROTEKSI DAN REKSA DANA PENDAPATAN TETAP SEBAGAI DASAR PEMILIHAN
INVESTASI DI INDONESIA”.