Hasil Uji Multikolinieritas Hasil Uji Heteroskedastisitas

 GROWTH = 0.1588 0,05, maka Ho diterima sehingga model ini dapat dikatakan tidak signifikan  LnUMP = 0.9025 0,05 maka Ho diterima sehingga model ini dapat dikatakan tidak signifikan  LnI = 0.4636 0,05 maka Ho diterima sehingga model ini dapat dikatakan tidak signifikan.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan karena dalam model regresi perlu memperhatikan adanya penyimpangan-penyimpangan atas asumsi klasik, karena pada umumnya jika asumsi klasik tidak dipenuhi maka variabel-variabel yang ada akan menjadi tidak efisien. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji multikolinieritas, hereroskedastisitas, autokorelasi, dan apakah data dalam penelitian sudah berdistribusi secara normal atau belum, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik maka uji t dan uji F yang dilakukan sebelumnya tidak valid dan secara statistk dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.

4.2.2.1 Hasil Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi. jika koefisien kolerasi antara masing- masing variabel bebas lebih besar dari 0,8, berarti terjadi multikolinearitas dalam model regresi. Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Correlation Universitas Sumatera Utara GROWTH I UMP GROWTH 1 -0.437897 -0.279484 I -0.437897 1 -0.004361 UMP -0.279484 -0.004361 1 Sumber: hasil perhitungan regresi Lampiran Dari output di atas dapat kita lihat bahwa tidak terdapat variabel yang memiliki nilai lebih dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi.

4.2.2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dapat digunakan untuk melihat apakah model regresi memiliki gangguan yang variannya sama homoskedastisitas. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan menggunakan uji White Heteroskedasticity cross term.  Apabila hasil nilai probabilitas obsR-squared dari taraf nyata yang digunakan α=5 maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan mempunyai variabel penganggu yang variannya sama.  Jika nilai probabilitas obsS-squared dari taraf nyata yang digunaka maka model persamaan mempunyai variabel pengganggu yang variannya beda heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas pada model kesempatan kerja provinsi Sumatera Utara ditunjukkan pada tabel. Tabel 4.8 Hasil Regresi Uji White Hteroskedasticity Cross Term White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.436675 Probability 0.476489 ObsR-squared 10.39251 Probability 0.319654 Sumber: hasil perhitungan regresi Lampiran Universitas Sumatera Utara Ho : tidak ada heteroskedastisitas H1 : ada heteroskedastisitas  Jika probabilitas obs-square ɑ, maka Ho ditolak  Jika probabilitas obs-square ɑ, maka Ho diterima Dapat diketahui bahwa probabilitas obs-square = 0.319654 0,05, maka Ho diterima. Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa hasil regresi uji White Heteroskedastisitas cross term menunjukkan kesempatan kerja memiliki nilai probabilitas obs-square sebesar 0.319654 dan lebih besar dari taraf nyata yang digunakan α = 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

4.2.2.3 Hasil Uji Normalitas