Klausa Negatif dan Klausa Positif KLausa Verbal dan Klausa Nonverbal
1 Klausa Mandiri
Klausa mandiri independent merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri. Klausa jenis ini mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjadi
sebuah kalimat. Misalnya: Merokok dapat menyebabkan kanker
Nirina sedang belajar
Kedua klausa tersebut dapat berdiri dengan sendirinya. Dengan kata lain, klausa tersebut bisa menjadi kalimat sempurna tanpa bantuan klausa lain.
2 Klausa Tergabung
Klausa tergabung dependant adalah klausa biasanya membutuhkan bantual klausa lain untuk menjadi kalimat yang sempurna. Klausa jenis ini
biasanya menggantungkan maknanya pada klausa lain yang bersifat dependant mandiri. Dalam kalimat plural, klausa tergabung dapat berfungsi sebagai klausa
koordinatif, atau klausa subordinatif. Berikut contoh klausa tergabung dengan kedua fungsinya tersebut, diambil dari Alwi, et al 2003:
1 Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.
2a Nirina sedang belajar ketika terjadi gempa itu. 2b Karena baru pulang sesudah tugasnya selesai, Sri tidak dapat menghadiri
rapat. Jika dicermati, ada perbedaan antara konstruksi kalimat pertamadengan konstruksi
kalimat kedua. Dalam konstruksi kalimat pertama, terdapat klausa-klausa tergabung secara koordinatif, sedangkan dalam konstruksi kedua terdapat klausa-
klausa tergabung secara subordinatif. Klausa koordinatif dapat dijumpai dalam kalimat plural atau majemuk
setara. Dalam kalimat plural atau majemuk setara, semua klausanya berupa klausa koordinatif. Klausa tersebut dinamakan klausa koordinatif karena secara gramatik
dihubungkan secara koordinatif oleh penghubung-penghubung koordinatif dan, atau, tetapi, lagi pula, lalu, namun, sebaliknya, malahan, dan lain-lain.
Klausa subordinatif dapat dijumpai dalam kalimat plural bertingkat. Jadi, dalam kalimat plural bertingkat selain terdapat klausa atasan yang biasa dikenal
25
dengan klausa induk, Klausa inti,atau klausa matriks. terdapat pula klausa bawahan atau klausa sematan atau klausa subordinatif. Klausa bawahan dapat
dibedakan lagi menjadi klausa berbatasan dan klausa terkandung. Klausa berbatasan, merupakan klausa bawahan yang tidak wajib hadir dalam
kalimat plural. Contoh
- Rombogan Suciwati merasa kecewa karena tidak diperkenankan menjenguk Presiden Soeharto
- Jika diundang, ia mau datang. - Pendapatannya kecil, sehingga sampai sekarang belum mampu membeli
mobil. - Orang itu tetap rendah hati meskipun telah menyandang banyak prestasi.
Dalam contoh-contoh tersebut, klausa yang dimulai dengan konjungsi subordinatif seperti agar, karena, jika, sehingga, meskipun, dan setelah-lah yang
berturut-turut dinamakan sebagai klausa berbatasan. Klausa terkandung, merupakan klausa bawahan yang kehadirannya
bersifat wajib. Berdasarkan fungsinya dalam kalimat plural bertingkat, klausa terkandung dapat dikelompokkan menjadi klausa pewatas atau klausa modifikasi
dan klausa pemerlengkap.