commit to user
87 Dan juga penggunaan rambatan dan mulsa untuk hasil buah
yang lebih baik dan seragam. Untuk saat ini BPPT akan menganjurkan
petani melon
menggunakan plastik
pembrongsong untuk menjaga kualitas melon agar kulitnya bersih dan bebas cacat.
f. Aspek Resiko
Dalam rantai pasok melon dihadapkan pada resiko, baik resiko internal maupun resiko eksternal. Resiko internal
dibedakan atas resiko operasional dan resiko kerjasama. Sedangkan resiko eksternal dibedakan atas resiko lingkungan
dan kebijakan serta resiko pasar.
Resiko operasional merupakan resiko yang dihadapi dalam proses produksi, seperti serangan hama dan penyakit,
benih yang kurang baik ataupun cuaca ekstrem iklim. Resiko inilah yang paling sering dialami oleh petani karena
usaha melon sangat rentan dengan iklim dan serangan hama dan penyakit. Sedangkan kerjasama yang dibangun oleh
sesama anggota rantai pasok tidak hanya memberikan dampak positif tapi juga kerjasama tidak luput dari resiko-
resiko. Sifat resiko dalam hubungan kerjasama meliputi
pemilihan supplier dan perencanaan.
Dalam rantai pasok melon, resiko akibat faktor eksternal adalah ketidakpastian. Kenaikan harga BBM menyebabkan
biaya transportasi meningkat, kenaikan biaya transportasi
commit to user
88 menyebabkan kenaikan harga saprodi. Dengan demikian,
resiko biaya transportasi ini merupakan resiko yang tidak dapat dikendalikan. Resiko eksternal lain seperti kebijakan
lalu lintas perdagangan barang juga turut mempengaruhi
kelancaran perdagangan melon.
Sedangkan resiko pasar berkaitan dengan tingkat permintaan melon yang fluktuatif merupakan faktor yang
sulit untuk diprediksi. Akibat penanganan pascapanen yang kurang baik sehingga tangkai buah rusak sehingga ketika
sampai supermarket, kondisi buah jelek dan dikembalikan oleh pihak supermarket. Melalui perencanaan yang matang
disertai dengan arus informasi yang lancar dari konsumen diharapkan dapat diketahui apa yang diinginkan pasar dan
juga penanganan pascapanen yang baik.
g. Proses
Trust building
Proses
trust building
merupakan proses
untuk menumbuhkembangkan saling kepercayaan antara anggota
rantai pasok. Hubungan kepercayaan yang lemah dapat menyebabkan
keengganan untuk
menjalin kerjasama
sehingga transfer informasi menjadi terhambat. Adanya aspek ketidakpercayaan menyebabkan salah satu pihak dalam rantai
pasok berusaha untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Proses
trust building
di dalam rantai pasok melon di Kabupaten Karanganyar terjalin tanpa adanya kesepakatan
commit to user
89 kontraktual yang mengikat. Kepercayaan yang terbangun di
antara anggota rantai pasok melon adalah
competence trust
.
Competence trust
yaitu kepercayaan dari masing-masing pihak dalam menjalankan kerja sama. Kepercayaan ini
terbangun setelah pihak yang bekerjasama tersebut telah mengenal cukup lama terhadap kompetensinya masing-
masing. Tingkatan kepercayaan yang paling baik adalah
good will trust
yaitu kepercayaan yang dilandasi itikad baik dan berusaha memikirkan untuk mencapai kemajuan bersama.
Trust
seperti ini merupakan level yang tertinggi, dan merupakan daya saing yang sangat baik di dalam rantai
pasok. Untuk menerapkannya, diperlukan niat yang tulus yang dilandaskan dengan moral yang baik.
Kepercayaan yang terbangun diantara anggota rantai pasok mampu mendukung kelancaran aktivitas rantai pasok,
seperti kelancaran pada transaksi penjualan, distribusi produk, dan distribusi informasi pasar. Untuk membangun
kepercayaan diantara pihak-pihak yang bekerjasama, dapat dilakukan
dengan membuat
kesepakatan. Apabila
kesepakatan tersebut dijalankan dengan sebaik-baiknya, maka kepercayaan dapat meningkat sehingga pihak-pihak
yang bekerjasama tersebut dapat fokus menjalankan tanggung
jawabnya masing-masing
sesuai dengan
spesialisasiperannya. Dengan demikian,
trust building
yang
commit to user
90 terbangun di dalam rantai pasok dapat menciptakan rantai
pasok yang efisien.
5. Kunci Sukses