19
daripada kritikan dan celaan akan menunjang motivasi berprestasi pada diri anak.
2. Relasi antar anggota keluarga
Keluarga sebagai lingkungan yang utama harus menjaga baik relasi antar anggota keluarganya, saling membantu apabila ada kesulitan dan
saling mendukung sehingga tercipta motivasi berprestasi yang baik bagi anak.
3. Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.
Agar motivasi dapat meningkat perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram.
4. Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi yang baik akan membuat orang tua mampu memberikan kesempatan belajar yang baik di rumah maupun di luar
rumah dengan menyediakan berbagai perlengkapan belajar. Dan hal itu merupakan salah satu penunjang dalam memotivasi anak untuk
berprestasi.
2.3 Tinjauan Lingkungan Sekolah
2.3.1 Pengertian Lingkungan Sekolah
Seorang anak memerlukan persiapan yang khusus untuk memasuki usia dewasa. Persiapan ini memerlukan waktu yang khusus, tempat yang
20
khusus dan proses yang khusus. Dengan demikian orang tua memerlukan lembaga tertentu untuk menggantikan sebagian fungsinya sebagai
pendidik. Lembaga ini dalam perkembangan lebih lanjut dikenal dengan sekolah. Secara hakiki sekolah tersebut bukan mengoper tugas orang tua
sebagai pendidik tetapi sekedar sebagai pelengkap pendidikan yang diberikan oleh orang tua di lingkungan keluarga.
Menurut Tu’u 2004:1 “lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar
mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik”. Sedangkan menurut Gerakan Pendidikan Nasional
dalam Tu’u 2004:11 “lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai kegiatan pembelajaran
bidang studi yang dapat meresap ke dalam kesadaran hati nuraninya”. Hung dan Marjoribanks dalam jurnalnya mengungkapkan:
Bernstein 1995 proposed that socialization proceeds within a set of interrelated contexts such as: the instructional context which is
related to teaching–learning relationships; the imaginative or innovative context, where children are encouraged by teachers to
experiment and re-create their world on their own terms; and the interpersonal context, where teachers make children aware of their
affective states—their own and those of others. The Perceived School Environment Scale Marjoribanks, 2002,
which assesses these contexts, was used to measure the children’s perceptions of their teachers. After principal components analysis,
the instructional context was measured by nine items e.g. ‘Teachers in this school really push students to the limits of their
abilities’ and ‘Most of my teachers seem to prepare their lessons very well’. The imaginative context was assessed by seven items
e.g. ‘Most of my teachers encourage us to use a lot of imagination in our schoolwork’ and ‘In this school our teachers encourage us
to think about exciting and often unusual careers
Hung and
Marjoribanks, 2005:6.
21
Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana kegiatan belajar
mengajar berlangsung yang para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang
studi. Ahmadi 2007:187 menyatakan bahwa sekolah itu mempunyai
unsur penting, yaitu : 1.
Letak lingkungan, dan prasarana fisik sekolah gedung sekolah, meja, kursi, almari dan perlengkapan yang lain
2. Kurikilum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun
fakta-fakta yang menjadi keseluruhan program-program pendidikan
3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri
atas siswa, guru, non teaching specialist, dan tenaga administrasi
4. Nilai-nilai normal, system peraturan, dan iklim kehidupan
sekolah.
2.3.2 Fungsi Sekolah