1.6.2.1 Fungsionalisme Kebudayaan
Untuk melihat makna dan fungsi “Tarian Barongsai” pada perayaan upacara budaya masyarakat Tionghoa penulis menggunakan teori
Fungsionalisme Kebudayaan. Teori fungsionalisme adalah salah satu teori yang dipergunakan dalam ilmu sosial, yang menekankan pada saling
ketergantungan antara institusi-institusi pranata-pranata dan kebiasaan- kebiasaan pada masyarakat tertentu. Analisis fungsi menjelaskan bagaimana
susunan sosial didukung oleh fungsi institusi- institusi seperti: negara, agama, keluarga, dan aliran.
1.6.2.2 Teori Fungsionalisme
Teori Fungsionalisme dalam ilmu Antropologi Budaya mulai dikembangkan oleh seorang pakar yang sangat penting dalam sejarah teori
antropologi, yaitu Bronislaw Malinowski 1884-1942. Ia lahir di Cracow, Polandia sebagai putra bangsawan Polandia. Ia mengembangkan suatu
kerangka teori baru untuk menganalisis fungsi kebudayaan manusia, yang disebutnya dengan teori fungsionalisme kebudayaan atau a funcitionaly
theory of culture. Malinowski dalam Ihroni 2006, mengajukan sebuah orientasi teori
yang dinamakan fungsionalisme, yang beranggapan atau berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat dimana unsur itu
terdapat. Dengan kata lain, pandangan fungsionalisme terhadap kebudayaan mempertahankan bahwa setiap pola kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan,
Universitas Sumatera Utara
setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan dalam suatu masyarakat, memenuhi beberapa fungsi mendasar dalam
kebudayaan yang bersangkutan. Pemikiran Malinowski mengenai syarat- syarat metode geografi berintegrasi secara fungsional dan dikembangkan
dalam kuliah-kuliahnya tentang metode-metode penelitian lapangan dalam masa penulisannya ketiga buku etnografi mengenai kebudayaan Trobiand
selanjutnya, menyebabkan bahawa konsepnya mengenai fungsi sosial dari adat, tingkah laku manusia, dan pranata-pranata sosial menjadi mantap juga.
Dalam hal itu Malinowski dalam Koentjaraningrat 1987:167 membedakan antara fungsi sosial dalam tiga tongkat abstraksi, yaitu:
1. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada tingkat abstraksi pertama mengenai pengaruh
atau efeknya, terhadap adat. Tingkah laku manusia dan pranata sosial yang lain dalam masyarakat.
2. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial ataupun unsur kebudayaan pada tingkat abstraksi kedua mengenai pengaruh atau
efeknya, terhadap kebutuhan suatu adat atau pranata lain untuk mencapai maksudnya, seperti yang dikonsepsikan oleh warga
masyarakat yang bersangkutan. 3. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial ataupun unsur
kebudayaan pada tingkat abstraksi ketiga mengenai pengaruh atau efeknya, terhadap kebutuhan mutlak untuk berlangsungnya secara
integrasi dari suatu system sosial tertentu. Contohnya: unsur
Universitas Sumatera Utara
kebudayaan yang memenuhi kebutuhan akan makanan
menimbulkan kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan untuk kerja sama dalam pengumpulan makanan atau untuk produksi. Jadi
menurut pandangan Malinowski tentang kebudayaan, semua unsur kebudayaan akhirnya dapat dipandang sebagai hal yang
memenuhi kebutuhan dasar para warga masyarakat. Melalui Teori Fungsionalisme ini, penulis akan menjelaskan secara
detail fungsi dari pertunjukan barongsai. Dengan Teori Fungsionalisme maka akan diketahui fungsi pertunjukan barongsai yaitu sebagai representasi
simbolis, sebagai hiburan, pengungkapan emosional dan ekspresi kosmologi Tionghoa.
1.6.2.3 Teori Semiotik