52
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang penurunan sistem persamaan lengkap untuk pemodelan matematika aliran fluida 1 dimensi pada pipa. Sistem persamaan
lengkap tersebut terdiri dari persamaan kontinuitas fluida, persamaan momentum fluida, persamaan kesetimbangan energi mekanis fluida, dan persamaan
kesetimbangan energi total fluida. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.
A. PENURUNAN PERSAMAAN KONTINUITAS FLUIDA
Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir, dapat berupa zat cair maupun gas. Fase cair dan gas memiliki
karakter tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap, sehingga keduanya mempunyai kemampuan untuk mengalir, dengan demikian keduanya disebut
fluida. Berikut langkah-langkah pemodelan Matemarika pada penurunan persamaan
kontinuitas fluida. 1.
Pengamatan fenomena sistem fisik yang akan dimodelkan. Pada pemodelan persamaan kontinuitas fluida, diamati adanya aliran fluida
yang mengalir secara terus-menerus kontinu pada suatu pipa. Pada pengamatan ini, akan diamati elemen-elemen yang terlihat yang
mempengaruhi aliran fluida mengalir, seperti kecepatan aliran, dan perubahan luas penampang pipa.
53
2. Mengidentifikasi beberapa elemen yang menyusun sistem, termasuk variabel
dependen dan variabel independen. Setelah melakukan pengamatan, dilakukan identifikasi beberapa elemen yang
terlihat pada pengamatan sebelumnya. Jika sebelumnya diperoleh kecepatan dan perubahan luas penampang pada aliran fluida pada pipa, maka
identifikasi sementara dapat diperoleh kecepatan dan luas penampang sebagai variabel dependen, dan waktu sebagai variabel independen.
3. Identifikasi banyak elemen yang menyusun sistem dan pengidentifikasian
hubungan sebab akibat. Pada proses aliran fluida, tentu tidak hanya kecepatan dan luas penampang
pipa yang menjadi elemen penyebab mengalirnya fluida. Aliran fluida tentu mempunyai massa aliran fluida serta volume aliran fluida pada waktu
tertentu. Adanya massa dan volume pada waktu tertentu menyebabkan adanya massa jenis fluida pada waktu tersebut.
4. Penurunan model Matematika menggunakan variabel dependen, yaitu dengan
mengeksplor hubungan antara sebab akibat yang dimiliki. Setelah mendapatkan elemen-elemen yang mempengaruhi aliran fluida
tersebut, maka langkah berikutnya yaitu memodelkan persamaan kontinuitas fluida. Dimisalkan M adalah massa aliran fluida, dan t adalah waktu. Massa
aliran fluida merupakan fungsi atas posisi x dan waktu t. Berdasarkan Hukum Kekekalan Massa, yaitu perubahan massa aliran fluida terhadap
waktu sama dengan nol, sehingga diperoleh formulasi persamaan kontinuitas sebagai berikut.
54
t M
Pada penurunan persamaan-persamaan fluida ini, fluida yang digunakan adalah fluida dinamis karena bergerak terus menerus dan diasumsikan selalu
memenuhi seluruh bagian penampang pipa. Pada tugas akhir ini, pipa yang digunakan dapat mengalami deformasi. Deformasi pada pipa merupakan
perubahan luas penampang pipa yang disebabkan karena potensial dari aliran fluida. Adapun asumsi yang digunakan dalam proses aliran menggunakan kondisi
seperti di bawah ini. 1.
Fluida sejati. Pada fenomena yang terjadi seperti mengalirnya air di sungai serta
mengalirnya lava dari puncak gunung berapi, zat yang mengalir tersebut mempunyai gaya gesek-gaya gesek yang terjadi karena adanya
kekentalanviskositas. Fluida yang memiliki viskositas merupakan fluida sejati, sedangkan asumsi yang biasa digunakan pada penelitian adalah fluida
ideal. Pada tugas akhir ini digunakan asumsi bahwa fluida yang dianalisa merupakan fluida sejati tidak fluida ideal.
2. Fluida yang digunakan adalah fluida homogen.
Fluida homogen merupakan fluida yang tidak berasal dari campuran beberapa zat, sehingga fluida yang digunakan tidak memiliki konsentrasi tetapi
memiliki massa jenis. 3.
Fluida selalu mengisi penuh seluruh bagian pipa secara terus-menerus. Aliran fluida yang digunakan tidak pernah berhenti, selalu mengalir dan
mengisi penuh seluruh bagian pipa secara terus-menerus.
55
4. Aliran fluida merupakan aliran laminar atau aliran lurus.
Aliran laminar yaitu aliran dari seluruh partikel fluida bergerak lurus sepanjang garis yang sejajar dengah arah aliran atau sejajar dengan garis
tengah pipa, jika fluida mengalir di dalam pipa. Pada pengamatan aliran sungai, air yang mengalir lurus dan tidak terjadi aliran yang melingkar aliran
tidak turbulen. 5.
Aliran fluida hanya mengalir searah absis positif. Aliran fluida mengalir ke arah absis positif dan tidak mengalir ke arah absis
negatif maupun mengalir searah dengan ordinat. Pada aliran sungai dan aliran lava yang diamati, aliran yang mengalir hanya berasal pada satu sumber
kemudian mengalir ke arah lain, tidak ada aliran lain yang mengalir berlawanan arah dengan arah aliran yang berasal dari sumber tersebut.
Gambar 3. 1 Ilustrasi Aliran Laminar dan Searah Absis Positif
6. Viskositas kekentalan fluida konstan.
Viskositas atau kekentalan pada fluida konstan sehubungan dengan fluida yang digunakan merupakan fluida homogen.
7. Batas volume kendali yang dipilih dapat berubah-ubah.
56
Untuk menganalisa aliran fluida, dapat dipilih sebarang volume kendali yang diamati. Akan tetapi, batas volume kendali yang dipilih dapat berubah-ubah
sehingga batas tersebut merupakan suatu fungsi atas waktu. Hal ini sehubungan dengan aliran sungai dan aliran lava yang mengalir pada suatu
wilayah mempunyai batas wilayah aliran yang berubah-ubah.
Gambar 3. 2 Aliran Fluida pada Pipa
Gambar 3.3 Ilustrasi Pengamatan Volume Kendali [a,b] untuk Persamaan
Kontinuitas Fluida
�
S
b a
x y
z
Aliran Masuk
Aliran Keluar
Volume V Massa Jenis
ρ Massa Aliran M
57
Persamaan kontinuitas merupakan pengembangan dari hukum kekekalan massa yaitu massa aliran fluida yang masuk sama dengan massa aliran fluida yang
keluar. Oleh karena itu, diperlukan massa aliran fluida pada pipa untuk memperoleh persamaan kontinuitas fluida. Untuk menganalisa massa aliran fluida
secara matematis, fluida dianalisa dari partikel-partikel kecil yang terdapat pada fluida. Massa aliran fluida diperoleh dengan cara menjumlahkan massa-massa
setiap partisi atau partikel-partikel kecil pada fluida. Gambar 3.2 di atas merupakan ilustrasi fluida yang mengalir pada pipa.
Dipilih interval [a,b] sebagai volume kendali untuk mencari massa aliran fluida yang mengalir pada pipa, dengan a dan b merupakan fungsi atas waktu t. Pada
interval [a,b] dipartisi menjadi n partisi, sehingga diperoleh bagian partisi yaitu dengan dan
. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 3.4 di bawah ini.
Gambar 3. 4 Partisi Fluida pada Pipa di [a,b]
Massa aliran fluida merupakan jumlahan dari massa m daerah ke-
hingga daerah ke- + . Massa merupakan perkalian dari kepadatan fluida dan
volume V. Untuk menganalisa volume dari partisi fluida, digunakan asumsi bahwa partisi fluida tersebut mempunyai volume yang sama dengan volume
tabung. Dalam hal ini, volume partisi sepanjang adalah dengan S adalah
a=
=
� �
� �
58
luas penampang pipa. Kepadatan fluida , volume V dan luas penampang pipa
S tidak konstan pada setiap titik dalam fluida. Misalkan , maka
massa pada interval dapat dinyatakan sebagai berikut.
x t
x S
t x
t m
i i
i
.
, ,
3.1
Persamaan 3. 1 merupakan massa pada daerah ke- hingga daerah ke- +
Dari Persamaan 3.1 diperoleh pendekatan nilai massa aliran fluida M sebagai berikut.
n i
i
t m
t M
1
3.2
Persamaan 3.1 disubstitusikan ke Persamaan 3.2, sehingga
n i
i i
x t
x S
t x
t M
1
. ,
,
3.3
Nilai M pada Persamaan 3.3 merupakan pendekatan dari nilai massa aliran fluida M. Untuk mendapatkan nilai M yang sebenarnya, dapat digunakan nilai
limit dengan n menuju tak hingga mengingat adanya n partisi pada interval adalah dengan
menuju tak hingga. Oleh karena itu, diperoleh nilai M sebagai berikut.
n i
i i
n
x t
x S
t x
t M
1
, ,
lim
3.4
Menurut definisi dari integral tentu integral Riemann yang menyatakan bahwa misalkan M merupakan suatu fungsi yang didefinisikan pada selang tertutup [a,b],
59
sedemikian sehingga nilai M ada, dan M terintegral pada selang [a,b], sehingga Persamaan 3.4 menjadi
b a
dx t
x S
t x
t M
, ,
3.5
dengan dan merupakan fungsi atas waktu t.
Persamaan kontinuitas merupakan pengembangan dari hukum kekekalan massa yaitu massa aliran fluida yang masuk sama dengan massa aliran fluida yang
keluar, sehingga dapat dikatakan jika perubahan massa aliran fluida terhadap waktu sama dengan nol.
dt
t dM
3.6 Persamaan 3.5 disubstitusikan ke Persamaan 3.6, sehingga diperoleh
, ,
b a
dx t
x S
t x
dt d
3.7
Batas integral dan merupakan fungsi atas t, dengan menggunakan aturan
Leibniz Teorema 2.12, Persamaan 3.7 dapat diuraikan menjadi sebagai berikut
dt da
t x
S t
x dt
db t
x S
t x
dx t
x S
t x
t dx
t x
S t
x dt
d
a b
b a
b a
, ,
, ,
] ,
, [
, ,
Untuk kasus volume media cairan, nilai dari dan sama dengan nilai
kecepatan pada saat b dan a. Oleh karena itu,
60
a b
b a
b a
t x
S t
x v
t x
t x
S t
x v
t x
dx t
x S
t x
t dx
t x
S t
x dt
d ,
, ,
, ,
, ]
, ,
[ ,
,
3.8
Berdasarkan Teorema Dasar Kalkulus I, diperoleh bahwa dx
t x
S t
x v
t x
x t
x S
t x
v t
x t
x S
t x
v t
x
b a
a b
] ,
, ,
[ ,
, ,
, ,
,
sehingga Persamaan 3.8 menjadi
dx t
x S
t x
v t
x x
dx t
x S
t x
t dx
t x
S t
x dt
d
b a
b a
b a
] ,
, ,
[ ]
, ,
[ ,
,
3.9
Persamaan 3.9 disederhanakan dengan menggunakan definisi total derivatif, sehingga diperoleh
dx x
vS t
S Sdx
dt d
b a
b a
3.10
Berdasarkan persamaan 3.7 dan Persamaan 3.10 dapat diperoleh bahwa
dx x
vS t
S
b a
3.11
Menurut Teorema Integral, jika integral suatu fungsi sama dengan nol dan , maka fungsi tersebut merupakan fungsi nol, sehingga Persamaan
3.11 menjadi
x vS
t S
3.12
Persamaan 3.12 disebut dengan Persamaan Kontinuitas Fluida pada Pipa.
61
B. PENURUNAN PERSAMAAN MOMENTUM GERAK FLUIDA