69
Menurut  definisi  dari  integral  tentu  integral  Riemann  yang  menyatakan  bahwa misalkan F
h
merupakan suatu fungsi yang didefinisikan pada selang tertutup [a,b], sedemikian  sehingga  nilai  F
h
ada,  dan  F
h
terintegral  pada  selang  [a,b],  sehingga dari Persamaan 3.34 diperoleh gaya gravitasi yang bekerja pada interval [a,b]
 
 
b a
h
dx t
x S
x g
t x
t F
, sin
,
 
3.35
3. Persamaan Momentum Fluida
Berdasarkan Hukum Kedua Newton, diperoleh bahwa
 F
dt dI
3.36
Persamaan 3.17 disubstitusikan ke Persamaan 3.36, sehingga diperoleh
 
 
F dx
t x
v t
x S
t x
dt d
b a
, .
, ,
3.37 Gaya-gaya  yang  bekerja  pada  pipa  seperti  pada  Persamaan  3.18,3.19,  3.24,
3.30  dan  3.35  disubstitusikan  pada  Persamaan  3.37  dengan  menggunakan tanda  positif  untuk  gaya  yang  searah  dengan  aliran  fluida,  serta  tanda  negatif
untuk  gaya  yang  berlawanan  arah  dengan  aliran  fluida  seperti  pada  Gambar  3.4, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut.
 
Sdx x
g dx
x S
p dx
d S
p S
p vdx
S dt
d
b a
b a
w b
a b
a b
b a
a
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
sin 
 
 
3.38
Berdasarkan  Teorema  Dasar  Kalkulus  II,  gaya  yang  bekerja  pada  ujung  batas volume kendali a dan b dapat diuraikan menjadi sebagai berikut.
70
 
 
 
b a
b b
a a
dx x
pS S
p S
p 3.39
Persamaan  3.39  dapat  diuraikan  menggunakan  penerapan  turunan  fungsi perkalian, sehingga diperoleh
 
 
 
 
 
 
 
 
b a
b b
a a
dx x
p S
x S
p S
p S
p 3.40
Persamaan 3.40 disubstitusikan pada Persamaan 3.38, menjadi
Sdx x
g dx
x S
p dx
d dx
x p
S x
S p
vdx S
dt d
b a
b a
w b
a b
a b
a
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
sin 
 
 
3.41
Persamaan 3.41 disederhanakan menjadi
 
 
 
 
 
 
 
 
b a
w b
a b
a b
a
dx x
g S
dx d
dx x
p S
vdx S
dt d
sin
 
 
 3.42
Pada persamaan  3.42 pernyataan d
yang merupakan keliling  alas pipa dapat diuraikan menjadi
d S
4
, sehingga diperoleh
 
 
 
 
 
 
 
 
b a
w b
a b
a b
a
dx x
g S
dx d
S dx
x p
S vdx
S dt
d sin
4
 
 
3.43
Batas  integral  pada  ruas  kanan  Persamaan  3.43  adalah  sama,  maka  Persamaan 3.43 dapat disederhanakan menjadi sebagai berikut
71
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
b a
b a
w
dx x
g S
d S
x p
S vdx
S dt
d sin
4
 
 
3.44
Berdasarkan aturan pada persamaan 3.10, ruas kiri pada persamaan 3.44 dapat diubah menjadi
 
 
 
 
 
 
 
 
b a
b a
dx x
S v
t vs
vdx S
dt d
2
 
3.45
Persamaan 3.45 disubstitusikan pada Persamaan 3.44, sehingga
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
b a
w b
a
dx x
g S
d S
x p
S dx
x S
v t
vs sin
4
2
 
 
3.46
Persamaan 3.46 dapat disederhanakan sebagai berikut
sin .
. .
4
2
 
 
 
 
 
 
 
 
dx x
g S
d S
x p
S x
S v
t vS
b a
w
 
 
3.47
Berdasarkan  Teorema  Integral,  jika  integral  suatu  fungsi  sama  dengan  nol  dan , maka fungsi tersebut merupakan fungsi nol, sehingga diperoleh
sin .
. .
4
2
 
 
 
 
 
 x
g S
d S
x p
S x
S v
t vS
w
 
 
atau
 
 
 
 
 
 
 
 
 sin
. .
4
2
x g
d x
p S
x S
v t
vS
w
 
 
3.48
72
Berdasarkan  aturan  turunan  fungsi  perkalian,  ruas  kiri  pada  persamaan  3.48 dapat diuraikan menjadi
x v
vS x
vS v
t v
S t
S v
x S
v t
vS 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2
3.49
Persamaan 3.49 disederhanakan, sehingga
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 x
v v
t v
S x
vS t
S v
x S
v t
vS
 
 
2
3.50
Kemudian, berdasarkan Persamaan 3.12  yaitu +
, maka Persamaan 3.50 menjadi
 
 
 
 
 
 
 
 
 x
v v
t v
S x
S v
t vS
 
2
3.51
Persamaan  3.51  disubstitusikan  ke  Persamaan  3.48,  sehingga  diperoleh persamaan
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 sin
. .
4 x
g d
x p
S x
v v
t v
S
w
 
 
3.52
Karena , maka Persamaan 3.52 menjadi
sin .
. 4
x g
d x
p v
x v
t v
w
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
3.53
Berdasarkan definisi total derivatif, pernyataan
v x
v t
v 
 
 
pada persamaan 3.53 merupakan  perubahan  kecepatan  terhadap  waktu  yang  biasa  disebut  dengan
73
percepatan. Akibatnya, dapat diperoleh bahwa perkalian dari kepadatan fluida dan percepatan fluida sama dengan jumlah dari semua gaya yang bekerja pada fluida.
Oleh  karena  itu,  Persamaan  3.53  merupakan  hukum  kedua  Newton  dan  dapat disebut juga dengan Persamaan Momentum Fluida.
C. PENURUNAN