Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Tentang Anak Tunarungu

1. Pengertian Anak Tunarungu Menurut Mardiati Busono 1988: 333 tunarungu ialah anak yang tidak dapat atau kurang mendengar sejak lahir atau sebelum dapat mengembangkan bicaranya dengan baik. Menurut Haenudin 2013:56 tunarungu adalah: “seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak dalam kehidupan secara komplek.” Menurut Smith 1995:452 pengertian tunarungu yaitu: “ deaf is unable to usefully perceive sounds in the environment with or without the use of a hearing aid, unable to use hearing as the primary way to gain information .” Dapat dikaji bahwa tuli merupakan kondisi seseorang yang tidak dapat merasakan adanya suara di lingkungan sekitar baik dengan atau tanpa menggunakan alat bantu dengar, sehingga tidak dapat menggunakan pendengaran sebagai cara utama untuk mendapatkan informasi. 13 Menurut Dedy Kustawan 2013:14 anak dengan gangguan pendengaran atau tunarungu mengalami kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi atau tingkatan baik ringan, sedang, berat dan sangat berat yang akan mengakibatkan pada gangguan komunikasi dan bahasa. Menurut Sutjihati Somantri 2012: 93 tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Dari beberapa pendapat mengenai pengertian ketunarunguan dapat dimaknai bahwa tunarungu merupakan keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan atau kehilangan dalam kemampuan mendengarnya, sehingga mengalami kondisi dimana seseorang tersebut mempunyai ketidakmampuan untuk mendapatkan informasi secara lisan dan ia mengalami kesulitan untuk mengerti pembicaraan orang lain melalui pendengarannya sendiri tanpa atau dengan alat bantu dengar. Anak tunarungu yang mengalami kelainan dalam indera pendengarannya sehingga membuat mereka mengoptimalkan indera yang masih bisa difungsikan. Anak tunarungu bisa mengoptimalkan indera visual dan kinestetiknya untuk berkomunikasi.