Jenis Penelitian METODE PENELITIAN
                                                                                penelitian  secara  tatap  muka,  dan  peneliti  menulis  atau  merekam  jawaban- jawaban  yang  dikemukakan.  Wawancara  adalah  percakapan  dengan  maksud
tertentu.  Percakapan  tersebut  dilakukan  oleh  dua  pihak,  yaitu  pewawancara interviewer  yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee  yang
memberikan  jawaban  atas  pertanyaan  itu.  Wawancara  sendiri  dapat  dilakukan secara terstuktur dan tidak terstuktur.
Menurut  Esterberg  2002  yang  dikutip  dari  Sugiyono  2012:  317, mengemukakan  bahwa,  wawancara  ada  tiga  macam,  yaitu:  1  Wawancara
terstruktur, merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh; 2 Wawancara
semi  terstruktur,  merupakan  wawancara  yang  bertujuan  untuk  menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara dimintai
pendapat dan ide-idenya; 3 Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas  dimana  peneliti  tidak  menggunakan  pedoman  wawancara  yang  telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam  penelitian  ini  teknik  wawancara  yang  digunakan  peneliti  berupa
wawancara  semi  terstruktur  yang  bersifat  bebas  dengan  tujuan  menemukan permasalahan  secara  lebih  terbuka  dengan  meminta  pendapat  serta  ide  dari
informan  yang  telah  ditetapkan.  Dalam  melakukan  wawancara,  peneliti  perlu mendengarkan  secara  teliti  dan  mencatat  apa  yang  dilakukan  oleh  informan
dengan  menggunakan  alat  bantu  seperti  tape  recorder,  gambar,  dan  material  lain yang dapat membantu wawancara menjadi lancar Sugiyono, 2012: 318.
Pengumpulan  data  melalui  teknik  wawancara  dilakukan  langsung  ke Kampung Melayu Jl. Seberang Masjid, RT.6 No.4, Kelurahan Kampung Melayu,
Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Propinsi Kalimantan Selatan. tepatnya di “Irma Sasirangan” tentang cara-cara pembuatan kain sasirangan dan
menanyakan tentang motif kain sasirangan  yang ada di “Irma Sasirangan” pada tanggal 5 Desember 2015 sampai 27 Desember 2015 yang bersumber dari pemilik
“Irma  Sasirangan”  yaitu  H.Maskur  dan  Hj.Lailani  Latifah,  Nanang  Ali  yang bekerja  sebagai  pewarna  kain  sasirangan,  Rusmila  Wati  yang  bekerja  sebagai
penjahitpenyirang  kain  sasirangan,  Mustofa  yang  bekerja  menyetrika  kain sasirangan, Taybah yang bekerja sebagai salah satu pembuat pola kain sasirangan
di “Irma Sasirangan”.
                