Tujuan Aspek-aspek yang dinilai.
60
Dinamika Kelompok
Urutan tahapan daur belajar melalui pengalaman dimulai dari : 1.
Mengalami experiencing Peserta dilibatkan dalam satu simulasi situasi buatan yang bisa diamati bersama
kelompoknya. Situasi buatan ini dapat diambil dari kehidupan nyata, situasi unit, situasi imaginative atau situasi
belajar lainnya yang sengaja diciptakan. Dalam situasi tersebut peserta akan bersikap, berbicara dan berperilaku
tertentu. Perilaku ini dapat di amati dan dicatat oleh widyaiswara, pengamat khusus atau temannya sendiri.
Setelah mereka mengalami, dilakukan kilas balik untuk mengingat kembali pengalaman mereka yang baru saja
dilaluinya dilengkapi dengan laporan dari pengamat. Widyaiswara yang memandu proses tersebut.
2. Mengungkapkan Publishing
Pada urutan kedua, peseta diberi kesempatan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya dan bertukar
pikiran dan perasaan dengan anggota kelompok lainnya. Latar belakang pengalaman, kemampuan, bidang tugas yang
berbeda dan bervariasi akan memperkaya pengalaman dan wawasan semua peserta pelatihan.
Agar peserta dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara lebih baik widyaiswara juga membantu dalam proses.
3. Mengolah Analyzing Semua data yang telah diungkapkan,
dikumpulkan, dicatat, diolah, dianalisis, didiskusikan dan dievaluasi. Mengapa satu perilaku muncul mengapa ada
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
61
perbedaan reaksi, mengapa satu kelompok gagal dan mengapa kelompok lainnya berhasil. Semuanya ini dapat
dianalisis dan dapat didiskusikan. 4.
Menggeneralisasi generalization Dari hasil analisis pengalaman peserta mereka diminta mencoba menyimpulkan
pengalamannya, membuat generalisasi. Adapun maksud membuat generalisasi adalah agar pengalaman yang
diungkapkan dan dianalisis menjadi ”pelajaran” bagi peserta untuk lebih siap dapat mengubah perilaku menjadi lebih baik.
5. Menerapkan Prinsip
Sebagai tahap akhir dari daur belajar melalui pengalaman adalah
analisis kemungkinan
menerapkan prinsip
generalisasi yang ditemukan pada situasi baru atau pada kondisi kerja di unit kerja masing-masing. Tahap ini sangat
penting karena tanpa penerapan prinsip yang ditemukan, belajar melalui peng alaman akan tidak mempunyai arti dan
mungkin tidak terjadi perubahan perilaku pada diri peserta yang bersangkutan. Untuk dapat melihat kemungkinan
penerapan prinsip pada situasi baru widyaiswara memandu proses.