vii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Fungsi Bahasa
Manusia memiliki kemampuan kognitif yang sangat luar biasa, yaitu kemampuan untuk berpikir dan berbicara. Meskipun manusia bukanlah satu-satunya
makhluk yang berpikir dan berkomunikasi, tapi tidak dapat disangkal manusialah yang merupakan pemikir dan komunikator utama di muka bumi ini, maka diakui
hadirnya pikiran dan bahasa komunikasi dalam diri manusia. Karena kedua faktor ini sulit dipisahkan satu sama lain, dapatkah kita berasumsi bahwa keduanya
merupakan satu organ yang berdwifungsi? Bila satu alat itu mempunyai fungsi ganda apakah tidak terjadi pengaruh timbal balik di antara keduanya?
Di lain pihak pikiran dipengaruhi pula oleh bahasa. Kata-kata bahasa merupakan jalan pintas untuk memahami suatu kejadian, dan membantu kita ketika
berpikir, terutama bila menyangkut mengenai orang atau benda yang saat itu tidak tampak di depan kita, karena sudah berlalu atau karena masih di masa depan, karena
berada dalam ruang lain dapat dalam bentuk di kamar lain ataupun di negara lain serta gagasan-gagasan yang abstrak. Penting untuk dicatat, bahwa pikiran dapat pula
muncul tanpa adanya bahasa. Penelitian mengenai kemampuan memecahkan masalah pada bayi atau hewan lainnya, dapat menunjang pendapat ini.
viii Bahasa juga dapat memaksa atau membatasi pikiran seperti yang pernah
diucapkan oleh Benjamin Lee Whorf 1987. Berdasarkan pengamatannya, Whorf menemukan bukti bahwa “bahasa yang dipergunakan sehari-hari sebagai bahasa ibu
sangat erat hubungannya dengan keadaan alam kita.” Warga masyarakat dari kebudayaan tertentu akan membentuk konsep-konsep dan menemukan kecocokan
dengan situasi atau kejadian tertentu. Hal ini dapat terjadi justru karena seluruh warga itu mempergunakan bahasa yang sama, sehingga dapat sama-sama dimengerti.
Misalnya suku Eskimo, menggunakan 12 kata hanya untuk menjelaskan peristiwa turunnya salju saja. Ini berarti bahwa mereka memang dapat melihat dan mengenali
12 macam turunnya salju. Sebaliknya, orang Inggris hanya mengenali 1 kata saja untuk salju, tidak mungkin dapat membuat perbedaan yang terjadi ketika salju turun.
Pertama-tama dalam pengajaran bahasa dijumpai 3 komponen utama, yaitu: pembelajar, materi dan pengajar. Titik sentral dari ketiga komponen tersebut ialah
pembelajar, karena dialah yang membutuhkan materi bahasa dan sebagai pendamping diberi kemudahan pengajar. Jika pembelajar menjadi titik sentral, maka
tujuan pengajaran bahasa dapat ditelusuri melalui analisis terhadap kebutuhan sang pembelajar. Kebutuhan ini dapat diketahui antara lain dengan mengindentifikasikan
fungsi yang menjadi sasaran pembelajaran. Semua fungsi bahasa yang dikemukakan pada hakikatnya hanya merupakan
sub fungsi dari satu-satunya fungsi utama bahasa yaitu sebagai “alat komunikasi manusia atau sistem komunikasi atau dengan tujuan komunikasi Corder, 1975.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan utama pengajaran bahasa ialah agar
ix para pelajar dapat berkomunikasi dengan bahasa yang dia pelajari. Melalui
penguasaan bahasa yang dipelajari, para pelajar dapat berinteraksi melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya dalam lembaga-lembaga sosial di mana mereka berada.
Status Pengajaran Bahasa, meliputi: 1.
Sebagai Bahasa Pertama.
Suatu bahasa berperan sebagai bahasa pertama bila masyarakat penuturnya mengenal bahasa ini sejak lahir, diperoleh melalui proses pemerolehan. Tingkat
pendidikan, kelompok etnik, kelas sosial atau lokasi geografis dapat menyebabkan perbedaan variasi dan dialek antar para penutur, namun pada
umumnya mereka saling berkomunikasi dalam bahasa ini. Contoh pertama antara lain bahasa Inggris yang digunakan orang-orang Inggris, Irlandia, Australia,
Selandia Baru, Barbados, Jamaica, Trinidad, Amerika Serikat, Canada dan Guyana.
2. Sebagai Bahasa Kedua.
Peran bahasa kedua tidak sama dengan bahasa pertama. Bahasa kedua selalu digunakan bersama-sama dengan bahasa pertama atau bahasa lainnya. Umumnya
digunakan dalam kegiatan pendidikan, pemerintahan atau untuk bisnis. Penuturnya sering menganggapnya sebagai bahasa lokal sendiri, dan bukan
sebagai bahasa asing Richards, 1987:14. Contoh bahasa kedua dapat dilihat pada penggunaan bahasa Inggris di Nigeria, India dan Singapura.
x 3.
Sebagai Bahasa Asing.
Bahasa yang berperan sebagai bahasa asing pada umumnya tidak digunakan sebagai bahasa resmi. Walaupun demikian dinilai penting untuk diketahui dan
dipelajari di sekolah, akademi atau universitas karena akan berguna kelak di masyarakat, tempat kerja dan lain-lain.
4. Sarana Distribusi Informasi Tertulis.
Status dan peran ini jarang diperhatikan oleh bahasa-bahasa di dunia kecuali bahasa Inggris. Berbagai pengetahuan dapat dibaca karena di tulis dalam bahasa
Inggris yang telah di ketahui oleh sebagian besar warga dunia. Informasi tertulis pada umumnya memuat pengetahuan ilmiah, komersial, ekonomi dan teknologi.
5. Lingua Franca.
Berasal dari bahasa Italia yang artinya adalah “bahasa bangsa Frank” adalah sebuah istilah linguistik yang artinya adalah “bahasa pengantar” atau “bahasa
pergaulan” di suatu tempat di mana terdapat penutur bahasa yang berbeda-beda. Sebagai contoh adalah ketika turis Swedia berkunjung ke Italia, mereka
menggunakan bahasa Inggris selama perjalanan. Di Bali wisatawan Perancis menanyakan informasi hotel dalam bahasa Inggris. Para penerbang yang ingin
mendarat di suatu bandar udara selalu berkomunikasi dalam salah satu dari empat bahasa yang telah disepakati Inggris, Perancis, Spanyol dan Rusia. Dari keempat
bahasa tersebut yang paling populer adalah bahasa Inggris. Orang-orang dari negara-negara penutur bahasa Inggris mampu berkomunikasi dengan semua
penduduk dunia dalam bahasa Inggris tanpa mengalami kendala yang berarti.
xi Dengan gambaran ini kita melihat betapa bahasa Inggris selaku lingua franca
memiliki status yang sangat tinggi di tengah masyarakat bahasa-bahasa di dunia. 6.
Bahasa Untuk Tujuan Khusus.
Setelah perang dunia kedua, pada tahun 1945 muncullah era baru yang merupakan ekspansi kegiatan ilmiah, teknologi dan ekonomi dalam skala
internasional. Ekspansi tersebut ditandai oleh dua daya dorong yang luar biasa, yakni teknologi dan perdagangan. Kedua daya dorong ini menuntut penguasaan
akan bahasa yang menginformasikan tentang kedua bidang pendorong teknologi dan perdagangan. Pada awal tahun 1970-an perkembangan diatas di pacu oleh
krisis minyak yang melanda dunia. Dana dan keahlian dari dunia barat “mengalir ke Negara-negara berkembang yang kaya minyak”. Pada saat yang bersamaan
mengalir pula suatu keterpaksaan untuk memahami bahasa yang dipakai oleh pemilik dana dan keahlian tadi. Kecenderungan tersebut masih berlangsung
hingga saat ini, meskipun krisis minyak telah lama teratasi. Status dan peran pengajaran suatu bahasa sebagai bahasa pertama, kedua,
asing, tujuan khusus dan lingua franca berbeda-beda dari negara yang satu ke negara lainnya. Keadaan ini sangat tergantung pada kebijaksanaan pemerintah dan tujuan
pengajaran bahasa tersebut. Bahasa Indonesia diajarkan di sekolah sejak tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Pendidikan Tinggi. Ketentuan ini sejalan dengan
Kebijaksanaan Pemerintah untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan sebagai pemenuhan atas amanat UUD 1945 pasal 36 yang menyatakan bahwa
“bahasa negara ialah bahasa Indonesia”. Dalam kenyataan bahasa Indonesia
xii digunakan mayoritas penduduk sebagai bahasa kedua. Karena untuk tujuan pergaulan
atau dalam kondisi akrab, masyarakat cenderung menggunakan bahasa daerah. Berikut adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam bidang kebijaksanaan
pengembangan dan pengajaran bahasa menurut Noss 1967:32 ialah: 1.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang bertanggung jawab dalam hal menetapkan dan menterjemahkan kebijaksanaan mengenai bahasa ke dalam
rencana-rencana kurikulum pendidikan. 2.
Pusat-pusat Pengembangan
Kurikulum yang
bertanggung jawab
menerjemahkan kurikulum ke dalam silabus dan garis-garis besar pengajaran. 3.
Lembaga-lembaga yang bertugas mengajarkan isi kurikulum. 4.
Media yang bertanggung jawab meyakinkan masyrakat agar menerima kebijaksanaan bahasa yang ditetapkan.
5. Lembaga Riset Pendidikan berfungsi mengevaluasi keefektifan dan
keberhasilan pengajaran bahasa. 6.
Lembaga Pendidikan Guru bertanggung jawab atas penyediaan tenaga pengajar bahasa.
7. Lembaga Penerbit yang bertugas menyediakan buku-buku dan bahan
pelajaran. 8.
Pusat Tes dan Evaluasi yang bertanggung jawab atas penyediaan materi tes berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan.
9. Biro-biro alih bahasa yang bertugas menyediakan pelayanan alih bahasa baik
bagi Pemerintah maupun swasta.
xiii 10.
Lembaga-lembaga Kebudayaan Asing yang bertugas membantu pelaksanaan kebijaksanaan Pemerintah di bidang bahasa asing.
Dalam pengajaran apa saja, termasuk dalam pengajaran bahasa di kelas, selalu terdapat kemungkinan perubahan-perubahan variasi ragam bahasa dalam
suatu pertemuan. Jadi antara guru dan siswa-siswi akan digunakan ragam baku, resmi, usaha, santai dan akrab secara bergantian tergantung dari tuntutan sesaat kegiatan di
kelas. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan pengajaran di kelas akan selalu menampilkan corak komunikasi “masyarakat multilingual”, jika kita
menganggap setiap ragam mewakili satu bahasa.
B. Pengertian Tata Bahasa