PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING BOLAVOLI

(1)

commit to user

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN

KEMAMPUAN GERAK TERHADAP PENINGKATAN

KETERAMPILAN

PASSING

BOLAVOLI

(Studi Ekspe rime n Pe nde katan Pe mbe lajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Ke las VIII SMP Negeri 5 Boyolali)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh : HARMIN A. 120908010

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user ii

PENGESAHAN PEMBIMBING

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN

KEMAMPUAN GERAK TERHADAP PENINGKATAN

KETERAMPILAN

PASSING

BOLAVOLI

(Studi Ekspe rime n Pe nde katan Pe mbe lajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Ke las VIII SMP Negeri 5 Boyolali)

Disusun oleh: HARMIN A. 120908010

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Sugiyanto

NIP.19491108 1976091001 ……….. …………

Pembimbing II Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO

NIP. 19480531 1976031001 ……….. …………

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd NIP. 19390715 1962031001


(3)

commit to user iii

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN

KEMAMPUAN GERAK TERHADAP PENINGKATAN

KETERAMPILAN

PASSING

BOLAVOLI

(Studi Ekspe rime n Pe nde katan Pe mbe lajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Ke las VIII SMP Negeri 5 Boyolali)

Disusun oleh: HARMIN A. 120908010

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Sekretaris Anggota Penguji

Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd

Prof. Dr. HM. Furqon Hidayatullah, M.Pd 1. Prof. Dr. Sugiyanto

2. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO

………... ………... ………... ………... ……….. ……….. ……….. ……….. Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Direktur Program Pascasarjana

Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd NIP. 19390715 1962031001 Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D NIP. 19570820 1985031004

………...

………...

………..


(4)

commit to user iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Harmin

NIM : A. 120908010

Program/Jurusan : Ilmu Keolahragaan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Massed Pr actice dan Distributed Pr actice pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali)” adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan pada daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Mei 2010 Pembuat Pernyataan,


(5)

commit to user v

MOTTO

“Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas”.


(6)

commit to user vi

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini dipersembahkan kepada:

v Bapak dan Ibu saya (Niti Diryo dan Wiji Niti Diryo) yang telah mendidik dengan penuh kesederhanaan, kasih sayang dengan toleransi dan kesabaran atas semua do’a serta pengorbanan tiada batasnya yang senantiasa beliau berikan kepada penulis.

v Bapak dan ibu mertua saya (Yoto Wirejo) atas segala pengertian, bimbingan dan arahannya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

v Istri (Suparti) yang selalu memberikan dukungan dengan tulus dan penuh kesabaran dalam menunggu proses studi ini dan selalu memberikan semangat dengan penuh kesetiaan.

v Anak-anak (Danang, Fitrianingrum dan Aji Tri Nugroho) yang selalu memberikan kehangatan, motivasi dengan segala canda tawanya, membuat hidupku lebih indah.

v Kakak-kakak atas semua toleransi, keikhlasan serta bantuan yang tiada batasnya.

v Saudara-saudara mahasiswa Pascasarjana Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama kuliah.


(7)

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan karunia Allah Yang Maha Kuasa. Karena berkat Rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali)”.

Penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada pembimbing yaitu Yang Terhormat Prof. Dr. Sugiyanto dan Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO yang telah berkenan memberikan motivasi, arahan, bimbingan, ilmu, masukan dan koreksi hingga tesis ini bisa terselesaikan. Serta kepada seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. dr. M. Syamsulhadi, Sp.KJ. (K), selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(8)

commit to user viii

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir.

3. Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan arahan, serta bimbingan dalam penyusunan tesis.

4. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, sekaligus sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan, serta bimbingan dalam penyusunan tesis.

5. Prof. Dr. Sugiyanto, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan, serta bimbingan dalam penyusunan tesis.

6. Kepala SMP Negeri 5 Boyolali beserta jajarannya yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Semua pihak yang banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini dan tidak dapat penulis paparkan satu persatu.

Perhatian dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan diberikan balasan yang setimpal oleh Allah Yang Maha Kuasa serta menjadi amal dan kemuliaan bagi kita semua. Amin

Surakarta, Mei 2010 Harmin


(9)

commit to user ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 11


(10)

commit to user x

1. Permainan Bolavoli ... 11

a. Teknik Dasar Servis Atas ... 13

b. Strategi Pelaksanaan Servis ... 16

c. Karakteristik Keterampilan Servis Bolavoli ... 18

d. Teknik Dasar Servis Tangan Bawah ... 20

e. Teknik Dasar Passing ... 26

f. Smash/Spike ... 30

g. Mengumpan (Set-up) ... 31

h. Membendung (Blocking) ... 31

2. Pendekatan Pembelajaran ... 32

a. Massed Practice ... 39

b. Distrbuted Practice ... 47

c. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Passing Bolavoli dengan Menggunakan Massed Practice ... 53

d. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Passing Bolavoli Menggunakan Distributed Practice ... 58

3. Kemampuan Gerak ... 63

B. Penelitian Yang Relevan ... 66

C. Kerangka Berpikir ... 68

D. Pengajuan Hipotesis ... 70

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 71

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 71

B. Metode Penelitian ... 71

C. Variabel Penelitian ... 72


(11)

commit to user xi

E. Populasi dan Sampel ... 75

F. Teknik Pengumpulan Data ... 76

G. Teknik Analisis Data ... 77

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 82

A. Deskripsi Data ... 82

B. Reliabilitas ... 86

C. Pengujian Persyaratan Analisis Varians ... 87

1. Uji Normalitas ... 87

2. Uji Homogenitas ... 89

D. Pengujian Hipotesis ... 89

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 99

A. Simpulan ... 99

B. Implikasi ... 100

C. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(12)

commit to user xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kebaikan dan Kelemahan Massed Practice ... 46

2. Kebaikan dan Kelemahan Distributed Practice ... 52

3. Perbedaan Antara Metode Massed Practice dan Distributed Practice ... 53

4. Kerangka Desain Penelitian ... 72

5. Ringkasan Anava Dua Faktor ... 80

6. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Passing Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak ... 82

7. Nilai Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan) ... 84

8. Range Kategori Reliabilitas ... 86

9. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data ... 87

10.Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... 88

11.Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ... 89

12.Ringkasan Nilai Rata-Rata Keterampilan Passing Bolavoli Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak ... 90

13.Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Pendekatan Pembelajaran (A1 dan A2) ... 90

14.Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kemampuan Gerak (B1 dan B2) ... 90


(13)

commit to user xiii

16.Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians ... 91 17.Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B


(14)

commit to user xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gerakan Servis Atas ... 16

2. Pelaksanaan Servis Lengan Bawah ... 21

3. Sikap Tangan dan Posisi Badan Saat Pass Bawah ... 27

4. Sikap Tangan dan Posisi Badan pada Saat Pass Atas ... 29

5. Periodisasi Pengembangan Olahraga Jangka Panjang ... 39

6. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak ... 83

7. Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Pada Tiap Kelompok Perlakuan ... 85

8. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli ... 97


(15)

commit to user xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 105

2. Program Latihan Pass Bawah, Pass Atas Dalam Keterampilan Passing Bolavoli Menggunakan Massed Practice ... 107

3. Program Latihan Pass Bawah, Pass Atas Dalam Keterampilan Passing Bolavoli Menggunakan Distributed Practice ... 109

4. Perbedaan Bentuk Perlakuan Latihan Inti Antara Massed Practice dan Distributed Practice ... 111

5. Petunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Gerak ... 113

6. Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterampilan Passing Bolavoli ... 115

7. Rekapitulasi Data Hasil Tes Standing Broad Jump ... 117

8. Rekapitulasi Data Hasil Tes Zig-Zag ... 119

9. Rekapitulasi Data Hasil Tes Shotput Bola Softball ... 121

10.Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Kemampuan Gerak ... 123

11.Rekapitulasi Hasil Tes Awal Keterampilan Pass Atas Bolavoli ... 125

12.Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Keterampilan Pass Atas Bolavoli ... 126

13.Rekapitulasi Hasil Tes Awal Keterampilan Pass Bawah Bolavoli ... 127

14.Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Keterampilan Pass Bawah Bolavoli ... 128

15.Rekapitulasi Data Hasil Tes Keterampilan Passing Bolavoli ... 129

16.Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Awal Keterampilan Passing Bolavoli ... 130

17.Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli .... 131


(16)

commit to user xvi

19.Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Klasifikasi Kemampuan Gerak Beserta Pembagian

Sampel Ke Sel-Sel ... 134

20.Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Kelompok 1 (Kelompok Massed Practice) ... 135

21.Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Kelompok 2 (Kelompok Distributed Practice) ... 136

22.Uji Reliabilitas Dengan Anava ... 137

23.Tabel Kerja Untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis Varians ... 161

24.Uji Normalitas Data Dengan Metode Lilliefors ... 163

25.Uji Homogenitas Dengan Uji Bartlett ... 167

26.Analisis Varians ... 168


(17)

commit to user xvii

ABSTRAK

HARMIN. A. 120908010. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan Passing Bolavoli. Tesis. Surakarta. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap keterampilan passing bolavoli, (2) perbedaan keterampilan passing bolavoli antara siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah, (3) pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.

Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali yang berjumlah 60 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan ANAVA. Sebelum menguji dengan ANAVA, terlebih dulu digunakan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas sampel (Uji Lilliefors dengan α = 0,05 %) dan Uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05 %).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. Pengaruh pendekatan pembelajaran massed practice lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran distributed practice. (2) ada perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli yang signifikan antara siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. Peningkatan keterampilan passing bolavoli pada siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. (3) terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. Siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran massed practice. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran distributed practice.


(18)

commit to user xviii

ABSTRACT

HARMIN. A. 120908010. The Effect of Training Learning Approach and Motor Ability On Increased The Passing Volley Ball. Thesis. Surakarta. Postgraduate Program of Surakarta Sebelas Maret University, May 2010.

This research aims to find out: (1) the difference effect of learning approach massed practice and distributed practice on increased the passing volley ball, (2) the difference of increased the passing volley ball skill between students with high and low motor ability, (3) the interaction effect between learning approach with motor ability on increased the passing volley ball.

This research employed an experimental method with 2 x 2 factorial design. The population of the research in the study were the students 8th of Junior High School 5 Boyolali, as many as 60 students. The sampling technique was purposive random sampling. ANOVA was used to analyzing data, the data analysis prerequisite test was done using the sample normality test (Lilliefors test with α = 0.05%) and variance homogeneity test (Bartlett test with α = 0.05%).

Based on the result of the analysis, conclusions are drawn as follows: (1) There is a significant difference learning approach massed practice and distributed practice on increased the passing volley ball. The effect of learning approach massed practice is better than that learning approach distributed practice, (2) there is a significant difference of increased the passing volley ball between the students with high and low motor ability. The effect of increased the passing volley ball between the students with high motor ability is better then the one with low motor ability, (3) there is a significant effect of interaction between learning approach with motor ability on increased the passing volley ball. The students with high motor ability has according if it is learning approach massed practice. While the students with low motor ability has according if it is learning approach distributed practice.


(19)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), pembiasaan pola hidup sehat untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan terhadap gerak manusia.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik, strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan

aktivitas jasmani, direncanakan secara sistematik bertujuan untuk


(20)

commit to user

perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Pendidikan jasmani adalah salah satu komponen pendidikan wajib diajarkan di sekolah dan pentingnya pendidikan jasmani karena memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan manusia seutuhnya, tidak hanya berdampak positif pada fisik mental, intelektual, emosional maupun sosial seorang siswa.

Dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani, banyak faktor pendukung yang diperlukan antara lain; faktor guru sebagai penyampai informasi, siswa sebagai penerima informasi, sarana prasarana, dan juga pendekatan pembelajarannya. Pendekatan pembelajaran yang dipilih harus cocok digunakan dalam proses pembelajaran teori atau praktek keterampilan, semata-mata untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setidak-tidaknya mencapai tingkat optimal. Sikap dan perilaku sehat pada siswa dapat terbentuk dengan meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam segala bentuk aktifitas olahraga termasuk olahraga permainan bolavoli.

Peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli secara optimal, dibutuhkan

bentuk latihan yang sesuai dengan kondisi para pemain. Pendekatan yang tepat

untuk memberikan latihan, dimulai dengan latihan tentang skill-skill dasar agar

tercapai performa nce skill dasar yang benar. Pemain yang baik adalah pemain

yang memiliki skill dasar yang baik. Kelemahan yang paling menonjol dalam

keterampilan bermain bolavoli adalah servis, pass bawah, pass atas, smas, blok dan pertahanan. Dari setiap pertandingan masih banyak yang melakukan kesalahan dalam servis, pass bawah, pass atas, smas, blok dan pertahanan


(21)

commit to user

sehingga akan mudah di kalahkan oleh lawan. Dengan adanya kelemahan tersebut, pemain SMP Negeri 5 Boyolali berusaha berbenah diri dalam

penguasaan teknik-teknik dasar dalam pa ssing bolavoli dengan baik dan benar.

Selama ini metode latihan yang digunakan masih belum maksimal untuk meningkatkan kemampuan pemain dalam penguasaan teknik keterampilan bermain bolavoli, sering kali pemain hanya dilatih untuk melakukan dengan tanpa tujuan. Inovasi dan kreasi dari pelatih bolavoli sangat diperlukan terutama dalam menentukan dan memilih metode latihan yang tepat sesuai dengan karakteristik dan esensi dari materi yang akan dilatih. Pemilihan metode juga harus mempertimbangkan waktu ketersediaan fasilitas dan alat yang dibutuhkan. Kebutuhan akan metode yang efisien dalam latihan keterampilan bermain bolavoli dilandasi oleh beberapa alasan yaitu pertama, efisiensi akan menghemat waktu, energi, atau biaya; kedua, metode efisien akan memungkinkan para pemain untuk menguasai tingkat keterampilan yang lebih tinggi (Rusli, 1988:26).

Permainan bolavoli merupakan permainan yang sudah populer di Indonesia, sudah dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat bahkan sudah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional sebagai materi pelajaran wajib untuk siswa, mulai kelas IV SD sampai tingkat SMU. Namun demikian tuntutan kemampuan yang diharapkan dari cabang olahraga bolavoli ini untuk tingkat SMP/MTsN sampai sekarang masih jauh dari yang diharapkan. Hasil pengamatan dibeberapa sekolah menengah tingkat pertama bahwa salah satu masalah utama dalam pembelajaran olahraga permainan bolavoli ini tentang pelaksanaan pembelajaran keterampilan


(22)

commit to user

berimplikasi terhadap menurunnya kualitas hasil pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Ada beberapa faktor penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran permainan bolavoli yaitu terbatasnya sumber-sumber yang digunakan guru untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani dan terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani.

Kenyataan yang terjadi saat ini pelatih dihadapkan dengan keterbatasan waktu serta tidak memadainya alat-alat yang tidak sesuai dengan jumlah pemain yang akan dilatih sementara banyak materi yang akan dilatih kepada pemain. Permasalahan ini tentunya salah satu disebabkan keterbatasan kemampuan dan kualitas pelatih bolavoli dalam mengelola dan memodifikasi pendekatan latihan. Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara pendekatan penyajian materi pembelajaran yang dilakukan secara sistematis untuk mendorong tercapainya tujuan pengajaran dalam suatu proses membuat orang belajar. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang seharusnya digunakan. Pendekatan pembelajaran terdiri dari dua kelompok, yaitu pendekatan pembelajaran langsung dan pendekatan pembelajaran tidak langsung. Pendekatan pembelajaran langsung dimana peran guru lebih banyak (tea cher centered) sedangkan pendekatan pembelajaran tidak langsung, peran atau aktivitas siswa dalam proses pembelajaran lebih besar.

Teknik-teknik dasar dalam permainan bolavoli disebutkan Beutelstahl (2003:9), ada 6 (enam) yaitu : (1) servis; (2) pass bawah; (3) pass atas; (4) smas; (5) blok; (6) pertahanan. Druwachter (1990:82) mengemukakan bahwa “tahap


(23)

commit to user

awal permainan bolavoli sudah memadai apabila pemain telah menguasai teknik dasar yang terdiri dari service dan pa ssing”.

Melihat perkembangan olahraga bolavoli tersebut dan pentingnya peranan pendekatan pembelajaran yang sesuai dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar dalam permainan bolavoli, maka perlu untuk menentukan pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam penguasaan

keterampilan teknik dasar servis bawah dan passing dalam permainan bolavoli.

Pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

permainan bolavoli antara lain dengan pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice

dan distributed pra ctice.

Metode latihan Schmidt (1988:346) mengemukakan bahwa “latihan dengan

metode ma ssed pra ctice dan metode distributed pra ctice yang sering disebut

dengan latihan terus menerus dan metode latihan yang diselingi waktu istirahat. Dalam perkembangannya metode latihan tersebut sering diterapkan ke cabang olahraga tertentu. Dalam cabang bolavoli, untuk meningkatkan keterampilan pa ssing bolavoli bisa menggunakan metode latihan yang telah dimodifikasi demi pengembangan keterampilan pa ssing bolavoli.

Ma ssed pra ctice merupakan sesi latihan di mana jumlah waktu latihan dalam sebuah percobaan lebih besar dari pada jumlah istirahat di antara percobaan, yang akhirnya mengarah pada kelelahan dalam berbagai tugas, sedangkan distributed pra ctice adalah disela-sela latihan yang dilakukan terdapat istirahat yang sama atau melebihi banyaknya waktu dalam percobaan yang


(24)

commit to user

mengarah ke suatu urutan yang lebih santai. Kedua metode latihan tersebut akan diterapkan dalam keterampilan pa ssing bolavoli.

Agar metode latihan yang akan diterapkan dapat dirancang dengan baik, terlebih dahulu ditelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan pa ssing bolavoli. Untuk dapat melakukan keterampilan pa ssing bolavoli dengan baik dan benar, maka diperlukan unsur-unsur kondisi fisik seperti kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, daya tahan, kelincahan, koordinasi dan daya ledak otot yang baik.

Keberhasilan dalam keterampilan bermain bolavoli adalah faktor pemain. Perbedaan kemampuan terutama terjadi karena kualitas fisik yang berbeda (Sugiyanto, 1997:353). Senada dengan hal tersebut Rusli (1988:332) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses latihan keterampilan bermain bolavoli adalah: (1) kondisi internal; dan (2) kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup faktor-faktor yang terdapat pada individu, atau atribut lain yang membedakan pemain satu dengan pemain yang lainnya. Salah satu faktor kondisi internal adalah kemampuan fisik. Kemampuan fisik berhubungan dengan kemampuan gerak yang mempengaruhi penampilan pemain baik dalam latihan gerakan-gerakan keterampilan maupun dalam pertandingan. Dengan demikian dapat dikatakan kemampuan gerak yang baik adalah suatu persyaratan dalam usaha pencapaian prestasi maksimal bagi pemain dalam latihan keterampilan pa ssing bolavoli.

Kemampuan gerak (motor a bility) salah satu kondisi internal yang membedakan setiap individu dalam mengembangkan suatu keterampilan gerak,


(25)

commit to user

sebagai landasan keberhasilan masa yang akan datang di dalam melakukan keterampilan gerak. Perbedaan kemampuan gerak memiliki implikasi terhadap proses pembelajaran. Kecepatan dan penguasaan keterampilan olahraga dipengaruhi kemampuan gerak. Tinggi rendahnya kemampuan gerak yang dimiliki siswa menentukan hasil pembelajaran gerak olahraga pada umumnya, belajar keterampilan teknik dasar bolavoli khususnya.

Perbedaan siswa dalam hal kemampuan gerak akan menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting ketika guru memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter masing-masing siswa, pemberian perlakuan yang berbeda dalam proses belajar agar siswa mencapai hasil yang optimal. Menurunnya kemampuan gerak yang dimiliki siswa harusnya perlu menerapkan pendekatan pembelajaran yang membuat siswa lebih giat untuk berolahraga, bukan metode yang membosankan, sehingga bila siswa sudah giat untuk berolahraga otomatis aktifitas akan meningkat yang pada akhirnya kemampuan geraknya meningkat dan memudahkan dalam belajar teknik dasar bermain bolavoli.

Pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak akan memberikan

pengaruh di dalam peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli siswa. Dengan

demikian perlu penelitian yang mendalam melalui kajian ilmiah tentang pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak dalam meningkatkan

keterampilan pa ssing bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5


(26)

commit to user

pembelajaran (ma ssed pra ctice dan distributed pra ctice) yang dihubungkan

dengan kemampuan gerak (tinggi dan rendah).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan total

yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan kebugaran fisik, mental, emosi dan sosial melalui media aktivitas fisik.

2. Faktor pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru sangat

mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa.

3. Pendekatan pembelajaran dengan ma ssed pra ctice dan distributed pra ctice

akan menghasilkan peningkatan keterampilan yang berbeda.

4. Kemampuan gerak yang dimiliki oleh siswa mempunyai peranan yang sangat

penting dalam belajar keterampilan pa ssing bolavoli.

5. Pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak mempunyai hubungan dalam

mempermudah belajar keterampilan pa ssing bolavoli.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dalam penelitian ini yang akan dikaji adalah:

1. Pengaruh pendekatan pembelajaran dengan ma ssed pra ctice dan distributed


(27)

commit to user

2. Pengaruh kemampuan gerak siswa terhadap peningkatan keterampilan pa ssing

bolavoli.

3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak

terhadap peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice

dan distributed pra ctice terhadap peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli ?

2. Adakah perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli antara siswa

yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah ?

3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan

gerak terhadap peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice dan

distributed pra ctice terhadap peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli.

2. Perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli antara siswa yang


(28)

commit to user

3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak

terhadap peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli.

F. Manfaat Penelitian

Setelah selesai penelitian ini, hasil yang diperoleh nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi guru atau pelatih, sebagai:

1. Dapat memberikan dan menambah wawasan serta pengetahuan keolahragaan

bagi peneliti tentang pengaruh pendekatan pembelajaran (ma ssed pra ctice dan distributed pra ctice), kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli.

2. Dapat meningkatkan keterampilan pa ssing bolavoli bagi siswa putra kelas

VIII SMP Negeri 5 Boyolali.

3. Memberikan sumbangan pengetahuan sebagai bahan pertimbangan kepada

para guru pendidikan jasmani, mengenai pentingnya penerapan pendekatan

pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan keterampilan pa ssing


(29)

commit to user BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Permainan Bolavoli

Teknik adalah proses melahirkan kegiatan jasmani yang ditampilkan dalam bentuk gerakan untuk mencapai sesuatu secara efektif dan efisien. Beutelstahl (2003:9), menyatakan bahwa, “Teknik adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna”. Teknik dalam permainan bolavoli adalah proses kegiatan jasmani yang ditampilkan dalam bentuk gerakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan gerakan yang diinginkan sesuai peraturan yang berlaku. Teknik dasar dalam permainan bolavoli yang perlu dikuasai setiap pemain ada bermacam-macam. Beutelstahl (2003:9), menyatakan bahwa, “Ada enam macam cara bersentuhan dengan bola dalam permainan bolavoli, sehingga

timbul juga enam jenis teknik dasar, yaitu: service, pass bawah, pass atas,

sma sh, block dan pertahanan”.

Sehubungan orang coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang masih dalam tingkatan dasar lanjutan yang menuju pada tingkatan trampil, maka teknik dasar bermain bolavoli yang dipakai sebagai dasar untuk menaksir keterampilan siswa meliputi pass bawah serta pass atas.


(30)

commit to user

Rusli (1988:96) menjelaskan keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan satu atau beberapa teknik secara tepat, baik dari segi waktu maupun situasi. Schmidt (1991:5) memberikan batasan keterampilan sebagai kemampuan individu untuk mencapai tujuan dalam jangka waktu yang minimum.

Permainan bolavoli merupakan permainan dengan memukul bola secara serentak atau langsung, artinya bola di voli sebelum jatuh ke tanah atau lantai, dengan memainkan atau memantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali dan tidak dibenarkan setiap pemain memainkan bola di udara sebanyak dua kali berturut-turut. Permainan ini dimainkan dua regu, masing-masing regu terdiri atas enam pemain. Dimana setiap pemain berusaha untuk memvoli setiap bola yang datang, baik dengan jari-jari tengah maupun dengan satu tangan atau kedua belah tangan, dengan tujuan menyelamatkan bola di lapangan sendiri dan menyerang ke lapangan lawan.

Teknik dasar merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam keterampilan bermain bolavoli, dengan teknik yang baik dan benar akan berdampak pada produktifitas dan efektifitas dalam permainan bolavoli. Dalam bahasa sederhananya untuk dapat bermain bolavoli dengan baik dan benar seorang pemain harus dapat menguasai teknik dasar permainan bolavoli dengan terampil. Beutelstahl (2003:9), menjelaskan teknik-teknik dasar permainan bolavoli meliputi: (1) servis; (2) pass bawah; (3) pass atas; (4) smas; (5) blok; (6) pertahanan.


(31)

commit to user

Sementara Druwachter (1990:82) mengemukakan, “tahap awal permainan bolavoli sudah memadai apabila pemain telah menguasai teknik

dasar yang terdiri dari servis dan pa ssing. Pengertian teknik menurut

Scrhreiter dalam Suharno (1993:11) adalah: ”suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bolavoli.

Adapun teknik-teknik dasar dalam permainan bolavoli, adalah: (1) servis, (2)

pa ssing, (3) sma sh, (4) umpan, (5) bendungan/block. Di bawah ini akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Teknik Dasar Servis Atas

Servis atas adalah teknik dasar servis yang dilakukan dengan perkenaan bola di atas kepala. Teknik servis atas memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Tujuan utama melakukan servis dari atas adalah mempercepat laju bola menukik dari atas ke bawah. Menurut Viera & Fergusson (1996:27), servis atas paling efektif, karena sulit menangkisnya. Jalannya bola berbeda-beda tergantung bagian mana dari bola yang terkena pukul.

Teknik dasar servis atas yang ada dalam permainan bolavoli terdiri dari beberapa macam, menurut M. Yunus (1992:103) terdiri dari, “(1) Tenis servis, (2) Floa ting, dan (3) Cekis”. Jenis servis atas pada permainan bolavoli dapat pula diklasifikasikan berdasarkan hasil putaran bola. Putaran bola yang dihasilkan merupakan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya gerakan telapak tangan pada saat melakukan pukulan servis. Atas


(32)

commit to user

dasar putaran bola yang dihasilkan dari pukulan servis atas dapat dibedakan menjadi 5 yaitu, (a) Top spin, (b) Ba ck spin, (c) In side spin, (d) Out side spin, dan (e) Floa t. Ba ck spin adalah servis dengan arah putaran bola ke belakang. Apabila arah putaran bola hasil servis tersebut ke arah

samping dalam disebut inside spin, sedangkan ke arah samping luar

disebut outside spin. Top spin merupakan servis dengan arah putaran bola

ke depan. Sedangkan floa t merupakan servis bola mengapung (tanpa

putaran).

Teknik servis atas ini memiliki kecepatan dan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari pada teknik servis bawah. Untuk dapat melakukan servis atas dengan baik pemain harus menguasai teknik dasar yang ada dengan baik. Menurut Beutelstahl (2003:10) bahwa, “Setiap jenis servis itu dibagi dalam tiga tahap, (1) Tahap pertama: melempar bola ke atas throw-up, (2) tahap kedua: memukul bola hitting the ha ll, (3) tahap ketiga gerakan akhir follow-throught”. Adapun menurut M. Yunus (1992:111) teknik dasar servis terdiri dari tiga tahap yaitu “(a) sikap permulaan, (b) gerak pelaksanaan dan (c) gerak lanjutan (follow throught)”. Teknik pelaksanaan tiap tahapan servis atas adalah:

1) Sikap permulaan

Ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan dari pada kaki kanan dan kedua lutut sedikit ditekuk. Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola. Tangan kiri menyangga bola sedangkan tangan atas memegang bagian atas bola. Bola


(33)

commit to user

dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih setengah meter di atas kepala. Tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala, dengan telapak tangan menghadap ke depan.

2) Gerak pelaksanaan

Setelah tangan kanan berada di belakang atas kepala dan bola berada sejangkauan tangan maka bola segera dipukul dengan cara

memukul seperti pada sma sh. Saat perkenaan telapak tangan dengan

bola, posisi telapak tangan terbuka membentuk lengkung bola dan berada di belakang atas bola. Setelah bola berhasil dipukul maka bola

menjadi top spin selama menjalani lintasannya. Sewaktu akan

melakukan servis perhatian harus selalu terpusat kepada bola. Lecutan tangan dan lengan sangat diperlukan dalam tenis servis ini dan bila perlu dibantu gerakan togok ke arah depan sehingga bola akan memutar lebih banyak. Pada waktu lengan dilecutkan siku jangan sampai ikut tertarik ke bawah.

3) Gerak Lanjut (follow throught)

Setelah tangan kanan memukul bola maka dilanjutkan dengan melangkah ke depan masuk ke dalam lapangan permainan dan mengambil sikap normal. Setiap pemain harus melakukan tiga tahapan servis tersebut dengan baik. Untuk mendapatkan hasil servis yang baik, pemain harus dapat melakukan gerakan servis atas dengan koordinasi gerak yang baik.


(34)

commit to user

Gambar 1. Gerakan Servis Atas (M. Yunus, 1992:117)

Gerakan servis harus ritmis, mulai dari persiapan, pukulan dan gerakan lanjutan yang harus dilakukan dengan tidak terpotong-potong dan kaku. Salah satu hal yang sangat penting yang juga harus diperhatikan adalah sikap tangan pada saat mengenai (impa ct) bola. Pada saat tangan mengenai bola, tangan harus ditegangkan agar pantulan bola dari tangan menjadi kencang (tidak lemah).

b. Strategi Pelaksanaan Servis

Kecermatan melakukan servis ikut menentukan terhadap jalannya pertandingan. Saat melakukan servis harus benar-benar siap dan cermat, sehingga konsentrasi pada saat melakukan servis harus diperhatikan. Agar dapat menjadikan servis sebagai taktik serangan secara individual konsentrasi pemain sebelum melakukan servis adalah sangat penting. Di samping itu kontrol terhadap arah bola juga sangat penting. Mengingat besarnya manfaat servis, teknik servis perlu dilatihkan dengan sungguh-sungguh.


(35)

commit to user

Pemain yang melakukan servis perlu mengupayakan agar hasil servis yang dilakukan menjadi sulit diterima lawan. Agar servis yang dihasilkan sulit diterima lawan.

Menurut Suharno (1993:54) server harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Arahkan servis ke penerima yang lemah penguasaan teknik

pa ssing.

b) Servislah ke tempat yang kosong.

c) Pergunakanlah teknik servis floa t, kemudian ganti-ganti teknik

servis cekis yang keras.

d) Arahkan servis ke pemain yang sedang bergerak.

e) Arahkan ke sasaran sudut datang bola yang sukar, agar penerima

sulit untuk memberikan bola ke pengumpan.

f) Perhitungkan arah angin, sinar matahari dan timing pukulan

setelah ada tanda peluit dari wasit.

Berkaitan strategi pelaksanaan servis bolavoli, Beutelstahl (2003:66)

mengemukakan bahwa sedapat mungkin seorang server harus

melancarkan servisnya kepada pemain pihak lawan yang paling lemah. Kecuali itu ia harus cermat mencari tempat-tempat di pihak lawan yang kurang terjaga dengan baik, antara lain: (a) Di daerah net, (b) Di daerah sisi, (c) Di belakang.

Kecepatan, ketepatan dan keakuratan penempatan bola pada pelaksanaan servis merupakan hal yang pokok untuk memperoleh hasil yang optimal. Apabila pemain mengarahkan servisnya ke tempat yang tidak dijaga atau pemain yang paling lemah, maka itu merupakan hal yang menyulitkan bagi regu lawan.

Mengingat pentingnya peranan teknik servis tersebut, maka tiap pemain harus memiliki kemampuan servis yang sulit diterima lawan dan


(36)

commit to user

mematikan. Tiap pemain tersebut harus memiliki penguasaan teknik servis dengan baik. Pelatih harus memberikan pembelajaran dan latihan servis pada para pemainnya secara intensif dengan program latihan yang benar. c. Karakteristik Keterampilan Servis Bolavoli

Keterampilan teknik servis bolavoli merupakan kualitas penampilan pemain dalam melakukan tugas gerak dalam servis bolavoli. Gerakan servis bolavoli dilakukan dari sikap berdiri siap memegang bola, selanjutnya melemparkan bola, memukul bola dan gerak lanjutan.

Pengembangkan keterampilan gerak servis bolavoli perlu dipahami karakteristik dan klasiflkasi gerakan servis bolavoli. Menurut Sugiyanto (1997:289) bahwa keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: “(a) klasiflkasi berdasarkan kecermatan gerakan. (b) klasiflkasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan dan (c) klasiflkasi berdasarkan stabilitas lingkungan”. Menurut Rusli (1988:193-199) bahwa keterampilan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yaitu: (1) keterampilan kasar dan halus (gross and fine), (2) keterampilan diskrit, serial dan kontinus, (3) keterampilan terbuka dan tertutup (open a nd closed skills)”.

Berdasarkan kecermatan gerakan, keterampilan dapat

diklasifikasikan menjadi yaitu keterampilan kasar dan halus (gross a nd fine). Keterampilan kasar dan halus merupakan klasifikasi keterampilan berdasarkan jumlah otot yang terlibat dan kadar energi yang digunakan. Makin besar otot-otot yang terlibat dan makin banyak energi yang


(37)

commit to user

digunakan, maka keterampilan ini disebut keterampilan kasar, sedangkan keterampilan halus merupakan kebalikannya. Berdasarkan hal tersebut maka gerakan keterampilan servis bolavoli termasuk keterampilan perpaduan antara keterampilan gerak kasar dan gerak halus.

Keterampilan gerak diskret adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya bisa dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari gerakan. Keterampilan gerak serial merupakan keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut. Keterampilan gerak kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak bisa dengan mudah ditandai titik awal atau titik akhir dari gerakannya. Gerakan servis bolavoli termasuk keterampilan gerak diskret, karena jelas titik awal dan akhirnya. Titik awal gerakan servis yaitu pada saat pelaku berdiri dengan sikap siap dan memegang bola, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat pelaku sudah memukul bola dan melakukan gerak lanjutan.

Keterampilan gerak dapat pula diklasifikasikan berdasarkan sifat objek dan stabilitas lingkungan. Berdasarkan sifat objek dan stabilitas lingkungan (Rusli Lutan dan Andang Suherman, 2000:57) bahwa keterampilan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu: keterampilan tertutup (closed skills), keterampilan tertutup yang digunakan pada lingkungan yang berbeda-beda, dan keterampilan terbuka (open skills)”. Keterampilan tertutup yaitu keterampilan yang dilakukan pada lingkungan yang tetap dan tidak berubah-ubah. Keterampilan terbuka yaitu keterampilan yang dilakukan pada lingkungan yang berubah-ubah.


(38)

commit to user

Keterampilan servis bolavoli merupakan keterampilan tertutup karena dilakukan pada lingkungan yang tidak berubah-ubah. Bola yang dipukul pada saat servis dilemparkan sendiri oleh pemain.

d. Teknik Dasar Servis Tangan Bawah

Servis tangan bawah adalah suatu usaha memasukkan bola ke daerah lawan oleh pemain yang berada di daerah servis untuk memukul bola dengan satu tangan di bawah pinggang atau kira-kira setinggi pinggang. Servis ini sering digunakan oleh pemain pemula dan pemain wanita. Karena menurut Robinson (1997:36) bahwa “untuk pemain baru, servis tangan bawah merupakan cara yang paling mudah”.

Pada dasarnya pelaksanaan servis bawah sama dengan pelaksanaan servis atas. Perbedaannya adalah hanya pada saat perkenaan bola dengan tangan. Dimana servis bawah perkenaannya di bawah bahu, sedangkan servis atas perkenaannya di atas kepala. Menurut Beutelstahl (2003:9) bahwa ”setiap jenis servis itu dibagi dalam tiga tahap: (1) Tahap pertama:

melempar bola ke atas throw-up. (2) Tahap kedua: memukul bola hitting

the ba ll. (3) Tahap ketiga gerakan akhir follow-throught”. Adapun menurut M. Yunus (1992:111) teknik dasar servis terdiri dari tiga tahap yaitu “(a) sikap permulaan, (b) gerak pelaksanaan dan (c) gerak lanjutan (follow throught)”.

Setiap pemain harus melakukan tiga tahapan servis tersebut dengan baik. Untuk mendapatkan hasil servis yang baik, pemain harus dapat melakukan gerakan servis atas dengan koordinasi gerak yang baik.


(39)

commit to user

Beutelstahl (2003:10), menguraikan tahap-tahap pelaksanaan servis bawah sebagai berikut :

Tahap pertama : Fa se throw-up (melempar bola). Berat badan ditempatkan pada kaki sebelah belakang. Lengan digerakkan ke belakang dan ke atas (lengan pemain).

Tahap kedua : Fa se hitting the ba ll. Lengan bermain (lengan yang digunakan untuk memukul bola. Dengan istilah asing disebut striking a rm. Lengan kanan untuk pemain kanan dan lengan kiri untuk pemain kidal) diayunkan ke bawah, dari belakang ke depan dan memukul bola yang telah dilemparkan rendah-rendah. Sementara itu berat badan dipindahkan ke kaki sebelah depan. Bola dipukul telapak tangan terbuka, pergelangan tangan sekaku mungkin.

Tahap ketiga : Fa se follow throught. Lengan bermain terus mengikuti arah bola. Pemain cepat-cepat pindah ke posisi yang baru di lapangan.

Viera & Fergusson (1996:30) mengemukakan mengenai pelaksanaan servis bawah adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Pelaksanaan Servis Lengan Bawah (Viera & Fergusson, 1996:30)


(40)

commit to user

a. Persiapan b. Eksekusi c. Gerakan Lanjutan

1. Kaki dalam posisi

melangkah dengan

santai

1. Ayunkan lengan ke

belakang

1. Ayunkan lengan

ke arah bagian atas net.

2. Berat badan terbagi

dengan seimbang

2. Pindahkan berat badan

ke kaki belakang

2. Pindahkan berat

badan ke kaki

depan

3. Bahu sejajar dengan

net

3. Ayunkan lengan ke

depan

3. Bergerak ke

lapangan pertandingan

4. Pegang bola setinggi

pinggang atau lebih rendah

4. Pindahkan berat badan

ke kaki depan

5. Pegang bola di depan

tubuh

5. Pukul bola dengan

pergelangan tangan

terbuka

6. Gunakan telapak

tangan terbuka

6. Pukul bola pada posisi

setinggi pinggang

7. Mata ke arah bola 7. Jatuhkan tangan anda

yang memegang bola

8. Pukul bola pada

bagian tengah

belakang

9. Konsentrasi pada bola

Gerakan servis harus ritmis, mulai dari persiapan, pukulan dan gerakan lanjutan yang dilakukan harus dilakukan dengan tidak terpotong-potong dan kaku. Druwachter (1990:45) mengemukakan bahwa, ”pemain harus memiliki koordinasi gerak yang tepat antara mengayun dan melambungkan bola, serta memukul dan gerakan maju ke depan”. Kesalahan dalam mencermati lambungan bola dan ayunan tangan kemudian memukul bola akan berakibat kegagalan dalam melakukan gerakan servis tangan bawah. Agar servis yang dilakukan dapat mencapai hasil secara optimal, gerakan servis harus dilakukan dengan benar. Agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan servis maka hal-hal


(41)

kesalahan-commit to user

kesalahan umum yang sering terjadi dalam melakukan servis harus diperhatikan. Menurut Beutelstahl (2003:11), kesalahan umum yang sering terjadi pada servis adalah :

a) Pergerakan yang tidak ritmis. Ini terjadi kalau si pemain

ragu-ragu.

b) Stance yang salah. Dengan istilah stance dimaksudkan: sikap pemain pada waktu hendak memukul bola, baik sikap tubuh, kaki ataupun lengan.

c) Lengan kurang terayun, sehingga daya kekuatannyapun

berkurang.

d) Lemparan bola kurang baik, sehingga bola kurang terkontrol.

e) Kurang memperhatikan bola.

Pemain harus melakukan pukulan servis dengan baik, dan sedapat mungkin berusaha agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan. Apabila kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi tersebut dapat dihindari maka servis yang dilakukan tersebut akan dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Pemain dan pelatih harus selalu mengadakan evaluasi mengenai teknik yang digunakan, agar kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat di atasi.

Servis yang baik akan dapat mempengaruhi jalannya pertandingan. Di samping itu servis yang baik dalam arti keras dan akurat, akan dapat mematikan serangan lawan. Hal ini sesuai dengan pendapat Beutelstahl (2003:65) bahwa servis dapat bertujuan untuk: ”(1) Langsung meraih angka kemenangan, dan (2) Menghalang-halangi formasi penyerangan pihak lawan”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kemampuan servis yang baik dapat memberikan manfaat yang besar bagi suatu regu.


(42)

commit to user

Manfaat servis dalam permainan bolavoli, di samping sebagai tanda dimulainya suatu pertandingan, servis sangat bermanfaat sebagai serangan untuk meraih angka.

Pemain bolavoli harus memiliki kemampuan servis yang baik. Sedapat mungkin dalam melakukan servis memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Dalam hal ini Viera & Fergusson (1996:27) mengemukakan bahwa ”dalam suatu pertandingan, sangat penting bagi anda untuk melakukan servis dengan konsisten, yaitu paling tidak 90% dari servis anda dapat melewati net ke daerah lawan”. Keberhasilan servis dapat memberikan keuntungan bagi regu, sebaliknya kegagalan servis sangat merugikan regunya. Apalagi sesuai dengan peraturan sekarang ini, yaitu

nilai bolavoli berlangsung secara ra lly, sehingga kegagalan servis dapat

langsung memberikan nilai kepada regu lawan.

Keberhasilan servis dapat membantu memenangkan pertandingan bolavoli. Kecermatan servis ikut menentukan terhadap jalannya pertandingan. Pada saat melakukan servis harus benar-benar siap dan cermat, sehingga konsentrasi pada saat melakukan servis harus diperhatikan. Menurut Beutelstahl (2003:66) bahwa pendekatan taktik secara individual dalam servis terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut :

1) Pemain berjalan dengan tenang menuju area tempat melancarkan

servis.

2) Ia berkonsentrasi dahulu sebelum mulai melancarkan servis.

3) Ia memperhatikan dahulu pihak lawannya: pemain yang manakah


(43)

commit to user

Servis yang baik dapat merupakan tatik serangan pertama pada permainan bolavoli. Untuk dapat menjadikan servis sebagai taktik serangan secara individual konsentrasi pemain sebelum melakukan servis adalah sangat penting. Di samping itu kontrol terhadap arah bola juga sangat penting. Mengingat besarnya manfaat servis, teknik servis perlu dilatihkan dengan sungguh-sungguh.

Servis yang baik dapat menjadi senjata untuk melakukan serangan yang menyulitkan bagi lawan. Untuk menjadikan servis sebagai serangan tidaklah mudah, tetapi seorang pemain dituntut benar-benar menguasai teknik servis tersebut dengan baik. Di samping itu dalam melakukan servis pemain tersebut harus cermat dan akurat. Untuk dapat mencapai manfaat servis secara optimal dalam melakukan penempatan bola servis harus akurat. Pemain yang melakukan servis perlu mengupayakan agar hasil servis yang dilakukan menjadi sulit diterima lawan. Agar servis yang dihasilkan sulit diterima lawan, maka menurut Suharno (1993:54) server harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Arahkan servis ke penerima yang lemah penguasaan teknik

pa ssing.

2) Servislah ke tempat yang kosong.

3) Pergunakanlah teknik servis floa t, kemudian ganti-ganti teknik

servis cekis yang keras.

4) Arahkan servis ke pemain yang sedang bergerak.

5) Arahkan ke sasaran sudut datang bola yang sukar, agar penerima

sulit untuk memberikan bola ke pengumpan.

6) Perhitungkan arah angin, sinar matahari dan timing pukulan


(44)

commit to user

Hasil servis lebih optimal jika pemain dapat melakukan servis dengan cepat, cermat, tepat dan akurat. Berkaitan dengan hal tersebut, Beutelstahl (2003:66) mengemukakan bahwa :

Sedapat mungkin seorang server harus melancarkan servisnya kepada pemain pihak lawan yang paling lemah. Kecuali itu ia harus cermat mencari tempat-tempat di pihak lawan yang kurang terjaga dengan baik :

a. di daerah net

b. di daerah sisi

c. di belakang

Apabila pemain mengarahkan servisnya ke tempat yang tidak dijaga atau pemain yang paling lemah, maka itu merupakan hal yang menyulitkan bagi regu lawan. Mengingat pentingnya peranan teknik servis tersebut, maka tiap pemain harus memiliki kemampuan servis yang sulit diterima lawan dan mematikan. Tiap pemain tersebut harus memiliki penguasaan teknik servis dengan baik. Pengajar harus memberikan pembelajaran dan latihan servis pada para pemainnya secara intensif dengan program yang benar.

e. Teknik Dasar Passing

Teknik pa ssing dalam permainan bolavoli ada dua: (a) teknik pass

bawah, (b) dan teknik pass atas.

1) Teknik pass bawah

Teknik pass bawah merupakan keterampilan yang paling sering digunakan dalam permainan bolavoli terutama untuk penerimaan

servis dan penerimaan serangan dari lawan. Cara melakukan teknik


(45)

commit to user

pergelangan tangan, sikap lengan dan tangan diupayakan selurus mungkin dan kedua siku sebaiknya difiksir untuk mencegah terjadinya pergeseran yang memberikan kemungkinan arah bola yang dikehendaki tidak melenceng. Sikap kaki dibuka selebar bahu, dan salah satu kaki berada di depan.

Secara teknik gerakan pass bawah dapat dibagi menjadi 3

tahapan atau fase, yaitu persiapan (sikap permulaan), pelaksanaan (sikap perkenaan) dan gerak lanjutan (sikap akhir). Seperti dikemukakan M. Yunus (1992:79) bahwa, “gerakan pass bawah normal terdiri dari (1) sikap permulaan, (2) gerak pelaksanaan dan (3) gerak lanjutan”. Secara rinci mengenai pelaksanaan masing-masing

tahapan teknik gerakan pass bawah dapat dilihat pada gambar dan

penjelasan dibawah ini :

Gambar 3. Sikap Tangan dan Posisi Badan Saat Pass Bawah (M. Yunus, 1992:79)


(46)

commit to user

Sikap permulaan, ambil posisi sikap siap normal pada saat tangan akan dikenakan pada bola, segera tangan dan lengan diturunkan serta tangan dan lengan dalam keadaan terjulur ke bawah depan lurus. Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaannya. Sika p perkena an, pada saat akan mengenakan bola pada bagian sebelah atas (bagian proximal) dari pada pergelangan tangan, ambillah terlebih dahulu posisi yang sedemikian hingga badan menghadap bola. Begitu bola berada pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus dan diflixir dari arah bawah

ke atas depan. Sikap a khir, setelah bola berhasil dipass bawah maka

segera diikuti pengambilan sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.

Pada saat melakukan pass bawah, tangan berpegangan satu dengan yang lain. M. Yunus (1992:79) mengemukakan bahwa, “kedua tangan saling berpegangan yaitu, punggung tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri kemudian saling berpegangan”. Pada saat

passing usahakan agar perkenaan bola tepat di bagian proximal dari

pada pergelangan tangan dan dengan bidang yang selebar mungkin agar bola selama menempuh lintasannya tidak banyak membuat putaran. Pantulan bola setelah mengenai bagian proximal dari pada

pergelangan tangan, akan memantul keatas depan dengan


(47)

commit to user

2) Teknik pass atas

Teknik pass atas terutama dipergunakan untuk mengumpan bola kepada penyerang. Cara melakukan teknik pass atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada di muka setinggi hidung. Sudut antara siku dan

badan kurang lebih 45o. Secara rinci mengenai pelaksanaan

masing-masing tahapan teknik gerakan pass atas dapat dilihat pada gambar dan penjelasan dibawah ini:

Gambar 4. Sikap Tangan dan Posisi Badan pada Saat Pass Atas M. Yunus (1992:80)

Sikap permulaan, pemain mengambil sikap siap normal yaitu pengambilan sikap tubuh sedemikian hingga memudahkan untuk


(48)

commit to user

secepatnya bergerak ke arah yang diinginkan. Pemain berdiri dengan salah satu kaki berada di depan kaki lain. Lutut ditekuk badan agak condong kedepan dengan tangan siap didepan dada. Pada saat akan

melakukan pa ssing, maka segeralah menempatkan diri di bawah bola.

Dan tangan diangkat ke atas depan kira-kira setinggi dahi. Jari-jari tangan secara keseluruhan membentuk suatu setengah bulatan. Jari-jari

diregangkan sedikit dan kedua ibu jari membentuk satu sudut. Sikap

perkenaa n bola, perkenaan bola pada jari adalah diruas pertama dan kedua terutama dari ibu jari. Pada saat jari disentuhkan pada bola maka jari agak ditegangkan sedikit dan pada saat itu juga diikuti gerakan

pergelangan, lengan kearah depan atas agak eksplosif. Sikap a khir,

setelah bola berhasil di pa ssing maka lengan harus lurus sebagai suatu gerakan lanjutan diikuti dengan badan dan langkah kaki ke depan agar koordinasi tetap terjaga. Gerakan tangan, pergelangan, lengan dan kaki harus merupakan suatu gerakan yang harmonis, sedang pandangan kearah bola.

f. Smash/Spike

Sma sh/spike adalah gerakan memukul bola yang dilakukan dengan kuat dan keras serta jalannya bola cepat, tajam, dan menukik. Keterampilan teknik dasar bolavoli dapat mematikan atau sulit diterima lawan apabila pukulan itu dilakukan dengan cepat dan tepat. Yang harus diperhatikan saat akan melakukan keterampilan teknik dasar bolavoli,


(49)

commit to user

yaitu cara mengambil awalan/ancang-ancang, cara melakukan tolakan, cara melakukan pukulan, cara melakukan pendaratan.

Teknik keterampilan teknik dasar bolavoli merupakan teknik yang cukup sulit dibandingkan dengan teknik dasar yang lain seperti servis atau pa ssing. Gerakan keterampilan teknik dasar bolavoli harus mengkoordinasikan banyak gerakan mulai awalan, lompatan, pukulan dan mendarat di lantai (Druwachter, 1990:65).

g. Mengumpan (Set-up)

Mengumpan bola dilakukan dengan pass atas atau melambungkan bola yang diterima ke atas denga kedua belah tangan. Saat mau menerima bola, posisi badan setengah jongkok dengan lutut lentur, badan dijulurkan dengan meluruskan tungkai; dan lurus sambil berjungkat saat melambungkan bola. Posisi lengan dan tangan dari jari seperti hendak menrangkum bola saat melambungkan bola ke atas. Bola dilambungkan dengan kedua belah tangan ke atas di depan pemain siap melakukan pukulan keterampilan teknik dasar bolavoli. Untuk dapat mengumpan dengan baik, cepat, tepat, luwes dan lancar perlu melakukan latihan berulang-ulang hingga benar-benar menguasai (Syarifuddin, 2003:12). h. Membendung (Blocking)

Membendung (blocking) adalah bentuk gerakan seseorang atau beberapa orang pemain yang berada di dekat net. Tujuannya untuk menutupi datangnya bola dari lapangan lawan. Caranya dengan menjulurkan kedua belah tangan ke atas dengan ketinggian jangkauan


(50)

commit to user

lebih tinggi dati tepian atas net. Untuk dapat melakukan bendungan dengan baik dan benar, harus memperhatikan: sikap permulaan, gerakannya, pembendungan oleh seorang pemain, pembendungan oleh dua atau tiga orang pemain. Perlu diingat latihan membendung diberikan kepada atlet setelah atlet memiliki bekal kemampuan keterampilan teknik dasar bolavoli, karena dengan memiliki kemampuan keterampilan teknik dasar bolavoli maka akan memudahkan dalam memprediksi kapan membendung harus dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas, untuk melakukan gerakan-gerakan dalam bolavoli secara baik diperlukan kemampuan fisik prima dan untuk dapat pa ssing bolavoli dengan baik dan benar seorang pemain harus dapat menguasai teknik dasar permainan. Sebagaimana disebutkan Druwachter (1990:82) bahwa, “tahap awal permainan bolavoli sudah memadai apabila

pemain telah menguasai teknik dasar yang terdiri dari servis dan pa ssing.

Dengan demikian bila seorang pemula atau seseorang ingin dapat bermain bolavoli dengan baik harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli, dan diantara teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bolavoli adalah servis dan pa ssing.

2. Pendekatan Pembelajaran

Kondisi belajar gerak adalah suatu keadaan yang diperlukan agar proses belajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Keadaan yang diperlukan agar proses belajar terjadi mencakup keadaan yang ada pada


(51)

commit to user

diri siswa dan perlakuan yang dikenakan kepada siswa. Kondisi belajar sangat menentukan pencapaian hasil belajar. Kondisi belajar yang sesuai dengan keperluannya dapat memberikan kemungkinan pencapaian hasil baik, sebaliknya kondisi belajar yang tidak sesuai dengan keperluan dapat mengakibatkan pencapaian hasil belajar yang tidak sesuai dengan tujuan belajar. Karena kondisi belajar berpengaruh terhadap kualitas pencapaian hasil belajar, maka kondisi belajar harus disiapkan dengan sebaik-baiknya.

Di dalam belajar gerak perlu dipertimbangkan mengenai lamanya waktu berlatih, frekuensi mempraktikkan gerakan selama waktu yang tersedia dan perbandingan antara waktu praktek dan dengan waktu untuk beristirahat. Waktu yang tersedia harus digunakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai peningkatan keterampilan yang sebesar-besarnya. Guru perlu merencanakan pendistribusian waktu latihan. Yang perlu dipikirkan dalam hal ini bukan hanya bagaimana memberikan waktu yang cukup, tetapi bagaimana mengatur waktu agar dapat mencapai hasil yang memadai, baik hasil jangka pendek maupun hasil jangka panjang.

Dalam Rusli (1988:102) memaparkan “Belajar gerak itu terdiri dari tahap penguasaan, penghalusan, dan penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga. Untuk mencapai pembelajaran tersebut lebih lanjut Rusli Lutan menguraikan langkah-langkah dalam proses belajar sebagai berikut :

1) Bangkitnya motivasi pada diri seseorang yang menyebabkan dia

siap untuk mempersepsi rangsang.

2) Terdapat suatu tujuan yang kaitan dengan motivasi, keinginan dan

tujuan meniruan dua hal yang saling berkaitan.

3) Ketegangan bangkit dan meningkat, jika tujuan tak serta tercapai,


(52)

commit to user

4) Pencarian tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan.

5) Seseorang memilih dan memantapkan tindakan yang tepat untuk

menapai tujuan.

6) Perilaku yang tak sesuai tidak diulang kembali (hal 117).

Belajar keterampilan motorik merupakan seperangkat proses yang berikatan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam kapabilitas untuk bereaksi dalam situasi tertentu. Lebih lanjut Schmidt (1988:346) mendefiniskan belajar gerak adalah suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman, yang mengarah kepada perubahan yang relatif permanen dalam kapabilitas untuk merespon sesuatu. Kualitas perubahan perilaku terampil dalam penguasan keterampilan gerak sangat dipengaruhi oleh faktor kesiapan belajar, terutama dalam perencanaan dan pengelolaan program pembelajaran atau latihan. Seperti yang diungkapkan Singer (1980:134) bahwa kesiapan untuk belajar dan melakukan tugas gerak dapat diinterpretasikan sebagai kesiapan siswa, kesiapan menerima atau kesiapan untuk menerima informasi dari keterampilan dan secara umum agar dapat berpenampilan baik.

Dalam proses belajar penguasaan keterampilan gerak, selain unsur psikomotor yang terlibat, ada pula unsur kognitif dan afektif. Artinya, meskipun tekanan belajarnya ialah penguasaan suatu keterampilan olahraga, tidak berarti unsur-unsur lain seperti kognitif (misalnya pemahaman konsep) dan afektif (misalnya peraturan serta nilai yang terkandung di dalam cabang olahraga) diabaikan. Berkaitan dengan tahap-tahap belajar keterampilan motorik, Fitts & Posner yang dipaparkan oleh Sugiyanto dan Sudjarwo


(53)

commit to user

(1994:272) merinci tahap-tahap belajar gerak yaitu “fase kognitif, fase asosiatif dan fase otomatisasi”. Penjelasan ketiga tahapan tersebut penulis sadur sebagai berikut:

1) Fase kognitif

Dalam fase ini proses belajar diawali dengan berpikir tentang gerakan yang dipelajari, siswa berusaha mengetahui dan meahami konsep gerakan yang diberikan kepadanya baik yang bersifat verbal maupun yang bersifat visual artinya gerakan-gerakan yang diinformasikan dengan kata-kata (yang didengar) maupun yang diinformasikan melalui demontrasi langsung, informasi tersebut ditangkap oleh indera yang kemudian diproses dalam mekanisme perseptual, setelah mendapatkan gambaran tentang gerakan yang dipelajarinya diproses kembali menjadi kedalam mekanisme pengambilan keputusan apa yang akan diperbuat, dan kemudian diwujudkan dalam bentuk rencana gerak dan selanjutnya diproses dalam mekanisme pengerjaan.

Tahap ini siswa menerima informasi tentang konsep gerak, dan berusaha memahami serta mencoba mengulang-ulang gerakan. Dalam usaha penerapan konsep gerak tersebut, tidak mustahil siswa banyak mengalami kesalahan, gerakan kaku, dia meniru contoh gerakan temannya, dan hasil gerakannya tidak konsisten, namun dengan

mempraktekkan gerakan berulang-ulang gerakan demi gerakan,

penguasaan keterampilan melakukan gerakan menjadi meningkat memasuki fase belajar selanjutnya.


(54)

commit to user

2) Fase asosiatif

Setelah tahap pertama dilalui maka belajar atau berlatih beralih ke tahap asosiatif atau fase menengah. Pada awal tahap ini ditandai dengan pelaksanaan tugas gerak yang dilakukan oleh siswa semakin efektif dan efisien, artinya kesalahan gerakan semakin berkurang, pelaksanaan gerakan mulai semakin halus, terkoordinir, tetapi belum otomatis. Pelaku mulai mampu melakukan gerakan dan menyesuaikan diri dengan gerakan kekikukan, seperti timing, kecepatan dan kekuatan gerakan. Karena itu dalam tahap asosiatif ini siswa lebih memusatkan perhatian bagaimana melakukan pola gerak sebaik-baiknya, dan bukan lagi mencari-cari pola gerak yang akan dilakukannya, namun tetap melalui gerakan yang berulang-ulang, pelaksanaan gerakan semakin efisien dan kesalahan-kesalahan semakin berkurang.

Untuk meningkatkan penguasaan gerakan yang benar perlu adanya koreksi dari guru, orang lain atau melalui rekaman gerakan yang dilakukan siswa sehingga ia dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukannya melalui repetisi atau pengulangan-pengulangan gerakan yang pada akhirnya siswa dapat merangkai gerakan secara terpadu.

3) Fase otomatisasi

Setelah seseorang belajar dalam suatu periode tertentu, maka pada akhirnya dia akan sampai pada tahap otomatisasi. Artinya pelaku mulai melakukan gerak secara otomatis karena telah latihan gerakan berulang-ulang dengan teratur dan dengan frekuensi berulang-ulangan yang banyak dalam


(55)

commit to user

jangka waktu yang relatif lama. Kemampuan kognitif mulai berkurang karena gerakan yang dilakukan telah dilakukan secara otomatis, dan hasil gerakan lebih baik dibandingkan dengan tahap-tahap sebelumnya. Dalam arti lain, keterampilan yang dipelajari dapat ditampilkan secara cermat dan tepat, serta gerakannya tidak terganggu oleh kegiatan lingkungan yang terjadi secara simultan.

Singer (1980:36) mengatakan sebagian besar kita percaya bahwa ada beberapa faktor yang memberikan sumbangan untuk dapat menghasilkan penampilan gerak yang tingi, diantaranya (1) proses pembelajaran (2) siswa (3) situasi belajar. Lebih lajut dikatakan bahwa dari tiga faktor tersebut yaitu faktor siswa dan proses pembelajaran memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap penampilan gerak seseorang.

Waktu yang tersedia untuk sekali latihan perlu didistribusikan untuk praktek dan istirahat. Untuk itu faktor-faktor yang perlu dipertimbangan antara lain adalah berat ringannya aktivitas yang dilakukan dan tingkat keterampilan siswa. Makin berat aktivitas yang dilakukan, waktu praktek seharusnya makin pendek dengan selang waktu untuk istirahat yang lebih sering. Sedangkan dalam hubungannya dengan faktor tingkat keterampilan siswa, bagi pemula selang seling antara waktu praktek dengan waktu istirahat didistribusikan dengan periode yang lebih pendek. Untuk yang tingkatannya sudah maju, periode waktu praktek harus diperpanjang.

Pengaturan waktu latihan erat hubungannya dengan perhitungan beberapa kali sebaiknya setiap siswa mengulang-ulang untuk melakukan


(56)

commit to user

gerakan keterampilan yang dipelajari agar hasil belajarnya yang berupa penguasaan gerakan bisa memadai. Sugiyanto (1993:62) menyatakan bahwa, “Mengenai banyaknya ulangan, secara umum dapat dikatakan bahwa semakin banyak mengulang-ulang maka gerakan semakin bisa dikuasai”. Semakin sering siswa melakukan bentuk gerakan yang dipelajari akan semakin dapat menguasai gerakan yang dipelajari tersebut, misalnya pada saat siswa mempelajari gerakan servis bawah, semakin banyak mengulangi gerakan itu maka gerakannya menjadi makin dikuasai dan semakin mahir serta ketepatan mengarahkan bola pada tempat yang diinginkan akan semakin meningkat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penambahan waktu praktik untuk menguasai keterampilan gerak tertentu, peningkatannya tidak akan selalu sebanding dengan banyaknya tambahan waktu untuk praktik. Dengan kata lain bahwa pada tingkat pencapaian keterampilan tertentu, walaupun terus menerus dipraktikkan kembali peningkatannya menjadi semakin kecil dan bahkan tidak meningkat lagi. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya waktu yang tersedia tidak dihamburkan untuk melakukan gerakan yang itu-itu terus, tetapi perlu dimanfaatkan untuk mempelajari gerakan-gerakan yang lain sehingga siswa semakin kaya dengan berbagai bentuk gerakan keterampilan.

Pendekatan pembelajaran oleh guru bisa dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, permasalahan sangat baik jika dimulai sejak masa kanak-kanak, terutama pada akhir masa kanak-kanak (6-12). Pada masa ini merupakan tahap perkembangan keterampilan gerak dasar. Menurut Bompa (1994:70) pada bagan dibawah ini:


(57)

commit to user

Gambar 5. Periodisasi Pengembangan Olahraga Jangka Panjang (Bompa, 1994:70)

Untuk menghasilkan siswa ke tingkat terampil dalam proses pembelajaran diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik materi pelajaran yang sedang dipelajari. Pendekatan

pembelajaran adalah suatu cara kerja yang sistematik untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan pemberian latihan guna membantu siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pa ssing bolavoli diantaranya dengan ma ssed pra ctice dan distributed pra ctice.

a. Massed Practice

Ma ssed pra ctice adalah mempraktikkan gerakan yang dipelajari secara terus menerus tanpa waktu istirahat atau sangat pendek waktu

istirahatnya (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1994:358). Ma ssed pra ctice adalah

dimana interval istirahat lebih pendek dari pada lamanya percobaan (Kerr, Spesialisasi

( >14 Tahun )

Pembentuan Olahraga (11-14 tahun)

Spesialisasi (15-17 tahun)

Prestasi puncak (17 tahun) Periodisasi Latihan

Anak dan Junior

Generalisasi (6 -14 Tahun)

Permulaan (6-10 tahun)


(58)

commit to user

1982:55). Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1994:284) bahwa mempraktekkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus menerus tanpa istirahat, cara ini disebut ma ssed conditions.

Waktu yang diperlukan oleh seorang pelatih untuk mempraktekkan materi latihan perlu dipertimbangkan secara seksama agar tidak terbuang percuma. Untuk itu seorang guru perlu merencanakan pendistribusian waktu latihan. Yang perlu dipikirkan dalam hal ini bukan hanya bagaimana memberikan waktu yang cukup, tetapi juga bagaimana mengatur waktu yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang memadai, baik hasil jangka pendek maupun hasil jangka panjang. Waktu yang tersedia untuk sekali latihan perlu didistribusikan untuk praktek dan istirahat. Makin berat aktivitas yang dilakukan, waktu praktek seharusnya makin pendek dengan selang waktu untuk istirahat yang lebih sering. Sedangkan dalam hubungannya dengan faktor tingkat keterampilan peserta latihan, bagi atlet pemula selang seling antara waktu praktek dan waktu istirahat didistribusikan dengan periode yang lebih pendek. Untuk yang tingkatannya sudah maju atau keterampilannya sudah memadai, periode waktu praktek harus diperpanjang.

Untuk dapat melakukan gerakan dengan terampil diperlukan kondisi belajar keterampilan gerak tersendiri. Kondisi tersebut dapat berupa

metode latihan dengan ma ssed pra ctice. Drowatzky (1981:243)

menyatakan bahwa, “Suatu latihan yang dilakukan dalam satu sesi yang lama, dimana latihan dilakukan terus menerus dengan tanpa ada tempo


(1)

commit to user

lebih cepat menguasai keterampilan pa ssing bolavoli, dari pada siswa yang

memiliki kemampuan gerak rendah.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan

bahwa perbandingan rata-rata peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli pada

siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi 5.55 yang lebih tinggi dari pada

kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah.

3. Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli

Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa

faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi

yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah

tabel dibawah ini.

Tabel 17. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B Terhadap Peningkatan Keterampilan Pa ssing Bolavoli.

Faktor A = Pendekatan Pembelajaran

B = Kemampuan

Gerak

Taraf A1 A2 Rerata A1 – A2

B1 29.100 28.200 28.650 0.900

B2 17.500 28.700 23.100 11.200

Rerata 23.300 28.450 25.875 5.55

B1 – B2 11.600 0.500 5.15 -


(2)

commit to user A1 A1 A2 A2 0 5 10 15 20 25 30 35 1 2 A1 A2 B1 B1 B2 B2 0 5 10 15 20 25 30 35 1 2 B1 B2

Gambar 8. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Keterampilan Pa ssing Bolavoli

Keterangan :

: A1 = Pendekatan pembelajaran dengan ma ssed pra ctice

: A2 = Pendekatan pembelajaran dengan distributed pra ctice.

: B1 = Kemampuan gerak tinggi

: B2 = Kemampuan gerak rendah

Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai

keterampilan pa ssing bolavoli adalah tidak sejajar dan bersilangan. Garis

perubahan peningkatan keterampilan antar kelompok memiliki suatu titik


(3)

commit to user

kemampuan gerak memiliki titik persilangan. Berarti terdapat interaksi yang

signifikan diantara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

gerak berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli.

Berdasarkan hasil penelitian pada gambar 8, ternyata siswa yang memiliki

kemampuan gerak tinggi dengan pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice,

memiliki peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli sebesar 29.100 yang lebih

baik dibandingkan siswa dengan kemampuan gerak tinggi dan mendapat

perlakuan pendekatan pembelajaran distributed pra ctice sebesar 28.200.

Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dengan pendekatan

pembelajaran distributed pra ctice, memiliki peningkatan keterampilan pa ssing

bolavoli sebesar 28.700 yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan

gerak tinggi dan mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran distributed

pra ctice sebesar 17.500. Kefektifan penggunaan pendekatan pembelajaran


(4)

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran

ma ssed pra ctice dan distributed pra ctice dalam meningkatkan keterampilan

pa ssing bolavoli. Pengaruh pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice lebih

baik dari pada distributed pra ctice dalam meningkatkan keterampilan pa ssing

bolavoli.

2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kemampuan gerak tinggi

dengan kemampuan gerak rendah terhadap peningkatan keterampilan pa ssing

bolavoli. Peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli pada siswa yang

memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik dari pada yang memiliki

kemampuan gerak rendah.

3. Terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan

kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli.

a. Siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan

pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice.

b. Siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan


(5)

commit to user

B. Implikasi

Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide

yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar

kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:

1. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran dan

kemampuan gerak merupakan variabel yang mempengaruhi peningkatan

keterampilan pa ssing bolavoli.

2. Pendekatan pembelajaran menggunakan ma ssed pra ctice ternyata

memberikan pengaruh yang lebih tinggi dalam meningkatkan keterampilan

pa ssing bolavoli. Kebaikan pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice ini

dapat dipergunakan sebagai solusi bagi pengajar dan pelatih dalam upaya

meningkatkan keterampilan pa ssing bolavoli.

3. Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk penggunaan pendekatan

pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan pa ssing bolavoli, masih ada

faktor lain yaitu kemampuan gerak. Hasilnya menunjukkan bahwa ada

perbedaan peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli yang sangat signifikan

antara kelompok kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah. Hal

ini mengisyaratkan kepada pengajar dan pelatih, upaya peningkatan

keterampilan pa ssing bolavoli hendaknya memperhatikan faktor kemampuan


(6)

commit to user

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar dan pelatih diberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice memiliki pengaruh yang lebih baik

dalam meningkatkan keterampilan pa ssing bolavoli, maka sebaiknya dipilih

oleh pengajar dan pelatih dalam upaya meningkatkan keterampilan siswanya.

2. Penerapan penggunaan pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan

keterampilan pa ssing bolavoli, perlu memperhatikan faktor kemampuan

gerak.

3. Dalam pembelajaran pembelajaran terhadap peningkatan keterampilan

pa ssing bolavoli kepada siswa yang memiliki kecocokan tinggi, hendaknya

pengajar dan pelatih menggunakan ma ssed pra ctice.

4. Dalam pembelajaran siswa yang memiliki kecocokan rendah dan belum

menguasai keterampilan passing bolavoli, hendaknya pengajar menggunakan