PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN

(1)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP

KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN

(Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III

Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK Unimed)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh : Sabar Surbakti

A120809122

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user ii

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP

KETERAMPILAN MENEMBAK

HOKI LAPANGAN

(Studi Eksperimen Pendekatam Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III

Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed)

Disusun Oleh :

Sabar Surbakti A120809122

Telah Disetujui Oleh Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd ... ...

Pembimbing II Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., AIFO.

... ...

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana

Prof. Dr. Sugiyanto NIP. 19491108 197609 1 001


(3)

commit to user iii

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP

KETERAMPILAN MENEMBAK

HOKI LAPANGAN

(Studi Eksperimen Pendekatam Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan

Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed)

Disusun Oleh :

Sabar Surbakti A120809122

Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua : Prof. Dr. Sugiyanto ………. ….…………. Sekretaris : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd ……….. ..……… Anggota

Penguji : 1. Prof.Dr.H.M. Furqon H, M.Pd .………….. ………. 2. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., AIFO ... ...

Surakarta, Agustus 2011 Mengetahui,

Direktur PPs UNS Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana UNS

Prof. Drs. Suranto. M.Sc.,Ph.D Prof. Dr. Sugiyanto


(4)

commit to user iv

PERNYATAAN

Nama : Sabar Surbakti NIM : A120809122 Program Studi : Ilmu Keolahragaan

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul “Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan

Menembak Hoki Lapangan” adalah benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya

saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Agustus 2011 Yang membuat pernyataan,


(5)

commit to user v

MOTTO

SELALU MEMBERI KEPADA ORANG YANG MEMBUTUHKAN BANTUAN KITA.


(6)

commit to user vi

PERSEMBAHAN

Karya Tulisan Tesis Ini Penulis Persembahkan Kepada:

v Ayah(alm), Ibunda, Saudara-Saudaraku dan Keponakan.

v Istri Tercinta Riahta br Sembiring, S.Pd Dan

Anakku Cintai OTNIEL SURBAKTI


(7)

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat, rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan bejudul, Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan Gerak Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menembak Hoki Lapangan.

Dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, terutama kepada dosen pembimbing yaitu yang terhormat Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd dan Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., PFark., MARS., AIFO yang telah dengan sabar membimbing saya, dan senantiasa memberikan semangat, ilmu, arahan, masukan, koreksi sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Serta kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, yang dengan tulus telah memberikan ilmu dan pengetahuan, serta berbagai pengalaman kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

2. Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan tugas belajar kepada penulis untuk melanjutkan Pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan PPS Universitas Sebelas Maret.

3. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir.

4. Prof. Dr. Sugiyanto., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan PPs Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memberikan motivasi, bimbingan, serta dorongan untuk segera menyelesaikan tesis ini.


(8)

commit to user viii

5. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., PFark., MARS., AIFO., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keolahragaan PPs Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memeberikan motivasi, bimbingan, serta dorongan untuk segera menyelesaikan tesis ini.

6. Drs. Chairul Azmi, M.Pd. selaku Pembantu Rektor II Universitas Negeri Medan.yang memberikan dukungan moral, dorongan, dan motivasi dalam penyelesain tesis ini.

7. Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan yang memberikan ijin penelitian kepada penulis serta bimbingan dan motivasinya untuk menyelesaikan tesis ini.

8. Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd. selaku Pembantu Dekan III FIK Unimed yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan motivasi yang sangat membangun dalam penulisan tesis ini

9. Prof. Dr. Albinus Silalahi, MS. Yang selama ini memberikan pengetahuan, pengalaman, dorongan, semangat untuk menyelesaikan penulisan tesis ini. 10. Dr. Asep Suharta M.Pd. yang tidak bosan-bosannya memberikan semangat,

dan motivasi dalam penyelesain tesis ini.

11. Ketua dan seketaris Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FIK Unimend.Yang mendukung dari awal sampai selesai penulisan tesis ini

12. Seluruh Rekan-rekan Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed serta adinda Andarias Ginting. Ibrahim Sembiring yang telah memberikan, dorongan, semangat dan motivasi yang sangat besar untuk menyelesaikan tesis ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

Terakhir harapan penulis mudah-mudahan kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal oleh Tuhan Yang Maha Esa, serta memberikan ampunan-Nya kepada kita semua Amin

Surakarta, Agustus 2011


(9)

commit to user ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL TESIS ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSAMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 10

A. Kajian Teori ... 10

1. Permainan Hoki Lapangan ... 10

a. Konsep Permainan Hoki Lapangan ... 13

b. Teknik Dasar Permainan Hoki Lapangan ... 14


(10)

commit to user x

d. Lingkaran Tembakan (Shooting Circle) ... 21

e. Teknik Menembak dan Mencetak Gol ... 22

2. Pendekatan Pembelajaran ... 26

a. Konsep Belajar Gerak ... 26

b. Belajar Keterampilan Gerak Hoki Lapangan ... 30

c. Pendekatan Pembelajaran Menembak Hoki Lapangan ... 38

1). Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif ... 42

2). Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif ... 45

3. Kemampuan Gerak ... 49

a. Konsep Kemampuan Gerak ... 51

b. Peranan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan Menembak Hoki Lapangan ... 53

B. Penelitian yang Relevan ... 58

C. Kerangka Berpikir ... 60

D. Hipotesis ... 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 63

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 63

1. Tempat Penelitian ... 63

2. Waktu Penelitian... 63

B. Metode Penelitian ... 64

1. Jenis Penelitian ... 64

2. Desain Penelitian ... 64

C. Variabel Penelitian ... 65

D. Definisi Operasional Variabel ... 65

E. Populasi dan Sampel ... 67

1. Populasi Penelitian ... 67

2. Sampel Penelitian ... 67

F. Teknik Pengumpulan Data ... 68


(11)

commit to user xi

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 77

A. Deskripsi Data... 77

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 80

1. Uji Normalitas ... 80

2. Uji Homogenitas ... 82

C. Pengujian Hipotesis ... 82

1. Pengujian Hipotesis I ... 84

2. Pengujian Hipotesis II ... 85

3. Pengujian Hipotesis III ... 85

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Bagian Prograsif Dan Bagian Repetitif ... 86

2. Perbandingan Antara Taraf Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah 87 3. Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Dengan Tingkat Kemampuan Gerak ... 88

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Implikasi... 93

C. Saran... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(12)

commit to user xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Perbandingan antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif

dan Repetitif ... 48

Tabel 2. Rancangan Faktorial 2 x 2 ... 64

Tabel 3. Data Reliabilitas dan Objektivitas Barrow Motor Ability Test ... 68

Tabel 4. Standard untuk Menginterpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 69

Tabel 5. Ringkasan ANAVA ... 72

Tabel 6. Deskripsi Data Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak ... 77

Tabel 7. Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan) ... 79

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... 81

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ... 82

Tabel 10. Ringkasan Nilai Rata-rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Berdasarkan Jenis Pendekatan Pembelajaran Bagian dan Tingkat Kemampuan Gerak ... 83

Table 11. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Metode Pembelajaran (A1 dan A2) ... 83

Table 12. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kemampuan Gerak (B1 dan B2) ... 83

Table 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor ... 84

Table 14. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians ... 84

Table 15. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B Terhadap Keterampilan Menembak Hoki Lapangan ... 89


(13)

commit to user xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Lingkaran Tembakan Hoki Lapangan ... 21

Gambar 2. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Bagian Dan Tingkat Kemampuan Gerak ... 78

Gambar 3. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan pada Tiap Kelompok Perlakuan ... 79

Gambar 4. Interaksi Antara Dua Faktor Penelitian Pendekatan Pembelajaran 89 Gambar 5. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Nilai Hasil Belajar Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan ... 90

Gambar 6. Lapangan Tes Zig-Zag Run ... 100

Gambar 7. Diagram Lapangan Tes Wall Pass ... 101

Gambar 8. Tes Goal Shooting dan Sasaran Skor ... 104

Gambar 9. Sampel Melakukan Tes Standing Broad Jump ... 191

Gambar 10. Sampel Melakukan Tes Softball Throw ... 191

Gambar 11. Sampel Melakukan Tes Zig-Zag Run ... 192

Gambar 12. Sampel Melakukan Tes Wall Pass ... 192

Gambar 13. Sampel Melakukan Tes Medicine Ball Put ... 193

Gambar 14. Sampel Melakukan Tes 60 Yard Dash ( Lari 50 Meter) ... 193

Gambar 15. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Kanan ... 194

Gambar 16. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Tengah ... 194

Gambar 17. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Kiri ... 195

Gambar 18. Sasaran Tembakan Hoki Lapangan ... 195


(14)

commit to user xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Administrasi Test Kemampuan Gerak Umum ... 99 Lampiran 2. Administrasi Tes Keterampilan Menembak Hoki Lapangan .... 103 Lampiran 3. Daftar Rekapitulasi Barrow Motor Ability Test Untuk

Menentukan Reliabilitas Data ... 106 Lampiran 4. Rekapitulasi T-score Hasil Test Kemampuan Gerak ... 136 Lampiran 5. Rekapitulasi Data Kemampuan Gerak Dasar Beserta

Klasifikasinya ... 138 Lampiran 6. Rekapitulasi Data Hasil Test Kemampuan Gerak Dasar Beserta

Klasifikasinya ... 140 Lampiran 7. Hasil Maching Kelompok Kemampuan Gerak

Tinggi dan Rendah ... 141 Lampiran 8. Program Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif ... 142 Lampiran 9. Program Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif ... 148 Lampiran 10. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

Arah Kanan ... 155 Lampiran 11. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

Arah Tengah ... 159 Lampiran 12. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

Arah Kiri ... 163 Lampiran 13.Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

Arah Kanan ... 167 Lampiran 14. Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

Arah Tengah ... 171 Lampiran 15. Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

Arah Kiri ... 175 Lampiran 16. Rekapitulasi Nilai Tes Keterampilan Menembak


(15)

commit to user xv

Lampiran 17. Rekapitulasi T-score Hasil Tes Ketepatan Dan Kecepatan Keterampilan Menembak Hoki Lapangan, Klasifikasi Kemampuan Gerak Beserta Pembagian Sampel Kesel-sel

Secara Acak ... 180

Lampiran 18. Rekapitulasi Data Tes Ketepatan Dan Kecepatan Keterampilan Menembak Hoki Lapangan Kelompok 1 ... 181

Lampiran 19. Rekapitulasi Data Tes Ketepatan Dan Kecepatan Keterampilan Menembak Hoki Lapangan Kelompok II ... 182

Lampiran 20. Tabel Kerja Untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis Varians ... 183

lampiran 21. Hasil Penghitungan Data Untuk Uji Homogenitas dan Analisis Varians ... 184

Lampiran 22. Uji Normalitas Data Dengan Teknik Liliefors ... 185

Lampiran 23. Uji Homogenitas Dengan Uji Bartlet ... 189

Lampiran 24. Analisis Varians... 190

Lampiran 25. Uji Rata-rata Rentang Newman-Keuls ... 191


(16)

commit to user xvi

ABSTRAK

SABAR SURBAKTI. NIM. A120809122. 2011. PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed). Komisi pembimbing I : Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd. Pembimbing II : Prof. Dr. H. Muchsin Doewes, dr., PFark., MARS., AIFO. Tesis. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan, (2). Perbedaan hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah, (3). Interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen, rancangan faktorial 2x2. Besarnya sampel penelitian 40 orang berasal dari jumlah populasi 98 orang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel independen yakni : variabel manipulatip : metode pendekatan pembelajaran bagian progresif dan metode pendekatan pembelajaran bagian repetitif, variabel atributip yakni : kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah serta variabel dependen yakni : hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, barrow motor ability test, data keterampilan menembak Hoki Lapangan dengan tes goal shooting – straight, right, left. Teknik analisis data mengunakan analisis varians (ANAVA) dangan taraf signifikansi α = 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1). Ada Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 13,25 > Ftabel = 4.11. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata metode pendekatan pembelajaran bagian progresif lebih baik dari pada metode bagian repetitif yang dibuktikan dengan rata-rata score yaitu 53,20 dan 46,73. 2) Ada perbedaan hasil belajar keterampilan menembak Hoki lapangan yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 5.38 > Ftabel = 4.11. Dari analisis lanjutan diperoleh hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik dari pada yang memiliki kemampuan gerak rendah, dengan rata-rata score yaitu 52,03 dan 47,90. 3). Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran bagian dan tingkat kemampuan gerak terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Hasilnya sangat bermakna, karena Fhitung = 14,50 > Ftabel = 4.11.


(17)

commit to user xvii

Berdasarkan hasil rata-rata score dinyatakan bahwa ; Mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian progresif daripada metode pendekatan repetitif (58,65 dan 47,75). Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian repetitif daripada metode pendekatan progresif, (48,05 dan 45,40)

Kata-kata kunci : Pendekatan Pembelajaran Prograsif, Pendekatan Pembelajaran Repetitif, Kemampuan Gerak dan Keterampilan Menembak Hoki Lapangan.


(18)

commit to user xviii

ABSTRACT

SABAR SURBAKTI. NIM. A120809122, 2011. DIFFERENCES INFLUENCE APPROACH TO LEARNING AND MOTOR ABILITY STUDY RESULTS FIELD HOCKEY SHOOTING SKILLS. (Experimental studyApproach of Study with Progressive Method Shares and Repetitive At Student Of Male Semester of III Majors Education Of Training, Faculty of sport sciences, State university of medan). Commission Counsellor of I : Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd. Counsellor Of II: Prof. Dr. H. Muchsin Doewes, dr., PFARK., MARS., AIFO. Thesis. Sport Science Studies Program, Post Graduate Program, Sebelas Maret University. Surakarta.

This study aims to determine: (1). The difference between the influence of the progressive learning approach with the repetitive learning approach to learning the results of field hockey shooting skills, (2). Difference learning outcomes field hockey shooting skills among high motor ability and low motor ability (3). Interaction between learning approach to motion capabilities of the learning skills of shooting field hockey

Research conducted at the Faculty of Sport Sciences, State University of Medan. The experiment was conducted with experimental methods, 2x2 factorial design. The amount of the sample 40 people from a population of 98 people.The sampling technique with the purposive sampling. Variable study consists of two independent variables namely: manipulatip variables: the progressive method of teaching approaches and methods of the repetitive learning approach, namely atributip variables: the ability of high motor ability and low motor ability as well as the dependent variable ie: learning outcomes field hockey shooting skills. Data collection techniques with Test and Measurement, barrow motor ability test, the data field hockey shooting skills to the test goal shooting - straight, right,

left.Techniques of data analysis using analysis of variance (ANAVA) view of

significance level α = 0.05.

Based on the results of research can be concluded: 1).There is a difference between the influence of the progressive learning approach with the repetitive learning approach to learning the results of field hockey shooting skills.This is evidenced from the value of Fcalculated = 13.25 > Ftable = 4.11.From further analysis it was found that the progressive learning approach is better than the repetitive method which is evidenced by an average score of 53.20 and 46.73.2) There is a difference in learning outcomes field hockey shooting skills of a significant difference between students who have high and low motor mobility.This is evidenced from the value of Fcalculated = 5.38 > Ftable = 4.11.Further analysis of the results obtained from studying the field hockey shooting skills in students who have a high movement capability is better than having a low motor mobility, with an average score of 52.03 and 47.90. 3).There is a significant interaction effect between learning approach and the level of mobility to the learning outcomes field


(19)

commit to user xix

hockey shooting skills. The result is very meaningful, because the Fcount = 14.50 > Ftable = 4.11.

Based on the average score was stated that; Students with high movement capability is better suited if given the progressive approach to learning rather than repetitive approach method (58.65 and 47.75).Students who have low mobility are more suitable if given the repetitive learning approach rather than a progressive approach, (48.05 and 45.40)

Key words: Learning Approach Prograsif, repetitive Learning Approach, Ability and Motion Field Hockey Shooting Skills.


(20)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi adalah sebagai lembaga formal dalam sistem pendidikan, tidak terlepas dari usaha – usaha peningkatan prestasi belajar bagi mahasiswa. Kegiatan proses pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam keseluruhan kegiatan pendidikan diperguruan tinggi. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan, maupun keterampilan mahasiswa tergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami mahasiswa sebagai calon pendidik dikemudian hari.

Proses pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Begitu pula halnya dengan pendidikan dilingkungan perguruan tinggi. Untuk menjamin pelaksanan program pendidikan berjalan dengan baik maka antara tujuan dan sasaran yang dinyatakan dalam desain kurikulum maupun silabus dan rancangan pedoman pembelajaran dengan pelaksanaan dilapangan harus sejalan dan searah. Pelaksanaan Program pendidikan yang bermutu, yang diselenggarakan dengan mematuhi kaidah-kaidah pedagogik, memberikan sumbangan sangat berharga bagi perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Dalam hal ini yang berkembang bukan saja aspek kognitif, afektif dan psikomotor tetapi aspek Physiologi (faal tubuh), physicologi

(fisik) dan psykologi (kejiwaan) sehingga ketika mahasiswa tersebut terjun kelapangan mereka sudah siap dan berguna dilingkungan masyarakat.


(21)

commit to user

Sejalan dengan usaha pencapaian keterampilan sebagai suatu proses pembelajaran di perguruan tinggi, sudah tentu akan menuntut sistem pendidikan dan pengajaran yang lebih baik pula termasuk didalamnya struktur program sampai kepada bagaimana pendekatan pembelajaran yang dilakukan dalam belajar. Pencapaian tujuan pendidikan memerlukan banyak faktor pendukung yang diperlukan antara lain: faktor guru/dosen, mahasiswa, sarana prasarana dan juga pendekatan pembelajarannya. Pendekatan pembelajaran yang dipilih dan diperkirakan haruslah sesuai dengan kondisi serta cocok digunakan dalam proses pembelajaran baik teori maupun praktek. Proses pembelajaran dapat dikatakan afektif apabila perubahan prilaku yang terjadi pada mahasiswa dapat tercapai secara optimal.

Proses belajar mengajar khususya di perguruan tinggi memerlukan adanya suatu pendekatan pembelajaran untuk membantu kelancaran proses pembelajaran, semakin tepat pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar maka semakin efektif, tujuan juga akan lebih cepat tercapai. Pendekatan pembelajaran merupakan bagian dari strategi yang merupakan langkah-langkah taktis bagi dosen dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Pendekatan pembelajaran yaitu cara bekerja yang telah diperkirakan dengan seksama sehingga merupakan pola tertentu untuk mencapai tujuan, sedangkan metode mengajar adalah cara mengajar yang sudah merupakan pola tertentu guna mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah guru/dosen tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan pendekatan saat proses pembelajaran mengajar salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.


(22)

commit to user

Pendekatan pembelajaran banyak sekali yang dapat kita terapkan dalam suatu pembelajaran diantaranya adalah pendekatan pembelajaran bagian progresif (maju berkelanjutan) dan pendekatan pembelajaran bagian repetitif (berulang). Pendekatan pembelajaran bagian progresif adalah cara mengajar dimana unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan, selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula, setelah dikuasai digabungkan dengan unsur satu, dua dan tiga, sedangkan pendekatan pembelajaran bagian repetitif adalah pelaksanaan pertama kali yang diajarkan adalah unsur kesatu dan kedua secara bersamaan.

Hampir seluruh kegiatan pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan kemampuan psikomotor membutuhkan suatu pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan dalam permaian olahraga. Tujuannya agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya menuju tingkat kesulitan gerak yang lebih tinggi dan kompleks. Olahraga permainan Hoki Lapangan merupakan salah satu cabang olahraga yang menuntut kemampuan gerak yang kompleks agar dapat memainkan bola dengan stick saat bermain dengan sebaik-baiknya.

Hoki Lapangan merupakan salah satu cabang olahraga permainan. Permainan olahraga ini terdiri dari beberapa teknik dasar keterampilan yang perlu diperhatikan dan diperkenalkan kepada mahasiswa. Untuk dapat menguasai teknik dasar permainan Hoki Lapangan dengan baik, diperlukan latihan serta belajar dengan tekun serta diberikan secara bertahap dan makin lama makin meningkat, mulai yang belum bisa menjadi bisa dan kemudian menjadi terampil melakukan teknik-teknik gerakan. Dengan demikian pengaturan pembelajaran yang


(23)

commit to user

dipraktekkan dimulai dari yang mudah meningkat kepada pembelajaran yang lebih sukar atau dari yang sederhana ke gerakan yang kompleks.

Kemampuan para mahasiswa berbeda-beda, maka dalam menentukan suatu materi pembelajaran harus juga memperhitungkan kemampuan yang dicapai serta beberapa lama anak yang bersangkutan mengikuti atau mengenal olahraga yang bersangkutan. Hasil maksimal dengan sendirinya akan tercapai bila bahan pembelajaran keterampilan disesuaikan dengan tingkat psikis mahasiswa yang bersangkutan. Kemampuan gerak juga salah satu yang mempengaruhi didalam mempelajari keterampilan gerak dalam Hoki. Sejalan dengan meningkatnya kemampuan gerak dapat diindentifikasikan dalam bentuk gerakan dengan mekanika tubuh yang makin efisien, lancar, dan terkontrol, pola gerakan makin bervariasi dan bertenaga. Berbagai macam kegiatan yang mungkin dapat dilakukan apabila seorang anak memperoleh kesempatan melakukan gerakan-gerakan yang lebih luas atau pada masa anakya tidak terkekang.

Gerakan-gerakan yang dilakukan bentuknya dapat menyerupai gerakan orang yang sudah mahir pada umumnya hanya terletak pada pelaksanaan gerak yang masih lemah dan kurang bertenaga. Hal ini disebabkan kapasitas fisik seseorang pemula belum dapat menyamai kapasitas fisik seorang yang sudah terlatih atau seorang atlet. Disamping itu kapasitas masing-masing seseorang tidak sama, hal ini disebabkan karena perbedaan koordinasi tubuh, ukuran tubuh, dan kekuatan otot, sehingga terdapat kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah. Sehingga kemampuan sesorang dalam gerak dasar ini juga akan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam melakukan geraka-gerakan keterampilan teknik dasar dalam permainan Hoki Lapangan.


(24)

commit to user

Hoki Lapangan adalah satu mata kuliah yang ada pada jurusan pendidikan kepelatihan olahraga, dimana mata kuliah ini diberikan pada semester III untuk Hoki Dasar dan semester IV Hoki Lanjutan. Tujuan mata kuliah Hoki Lapangan agar mahasiswa dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan dan mahasiswa bisa menerapkannya di sekolah maupun di masyarakat di samping itu juga sebagai perkembangan fisik, perkembangan gerak, perkembangan mental, dan perkembangan sosial.

Mata kuliah Hoki lapangan dasar adalah mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa, mata kuliah ini 2 SKS disamping itu juga mata kuliah ini sebagai salah satu syarat untuk bisa mengambil mata kuliah Hoki Lapangan lanjutan bila mahasiswa sudah lulus mata kuliah Hoki Dasar. Disamping itu juga mahasiswa juga dalam proses pembelajarannya dituntut pada pertumbuhan dan pengembangan jasmani, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang hal sesuai dengan soft skill.

Permainan Hoki Lapangan, Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai agar dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik dan benar dan menghasilkan gol untuk kemenangan adalah teknik dasar keterampilan menembak (shooting) bola ke gawang. Seorang mahasiswa ataupun pemain bila ingin dapat menguasai teknik menembak dengan benar maka teknik dasar nya harus benar. Bila teknik dasar ini tidak dikuasai dengan baik maka seorang mahasiswa ataupun pemain tidak dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik sehingga dalam menciptakan sebuah gol untuk meraih kemenangan tidak akan dapat tercapai.


(25)

commit to user

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis pada mahasiswa-mahasiswa terdahulu yang sudah mengambil mata kuliah Hoki Lapangan Dasar, setelah lulus masih ada kekurangan-kekurangan yang dilakukan dalam permainan Hoki Lapangan terutama teknik keterampilan menembak, mahasiswa belum dapat melakukan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil teknik menembak dengan kreteria baik sekali = 5 orang, baik = 15 orang, dan kurang sekali = 20 orang. Rendahnya nilai tes keterampilan menembak berdampak pada nilai akhir mata kuliah yang juga rendah, jika dikonversikan dengan huruf maka rata-rata nilai mahasiswa adalah nilai C, nilai ini dalam standar penilaian KBK merupakan syarat minimal kelulusan bagi mahasiswa.

Berdasarkan uraian diatas, perlu diadakan penelitian yang ada hubungan dengan pendekatan pembelajaran pada saat proses belajar mengajar permainan Hoki khususnya menembak. Dalam penelitian ini, akan diteliti perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan bagian repetitif dan kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

1. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan mempunyai tujuan untuk mengembangkan kebugaran fisik, mental, emosi dan sosial melalaui media aktivitas fisik.

2. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, mengajar harus didukung dengan prinsip-prinsip ilmiah.


(26)

commit to user

3. Pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif, mempengaruhi keterampilan menembak Hoki Lapangan.

4. Kemampuan gerak yang dimiliki oleh mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.

5. Teknik dasar menembak Hoki Lapangan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.

2. Perbedaan peningkatan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah.

3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan?

2. Adakah perbedaan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan


(27)

commit to user

3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.

2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermamfaat baik secara teoritis maupun praktis. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat:

1. Secara teoritis mendukung dan memperkaya ilmu pengetahuan pada pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan yang sudah ada, khususnya teori pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif dan kemampuan gerak.


(28)

commit to user

2. Memberikan acuan dan masukan bagi para dosen dalam memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai, menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat dengan mempertimbangkan kemampuan gerak mahasiswanya.

3. Bagi peneliti secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pembanding dan perimbang bila para peneliti akan mengadakan penelitian tentang pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif dan kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.


(29)

commit to user

10

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Permainan Hoki Lapangan

Hoki salah satu cabang olahraga Internasional yang dimainkan oleh putra dan putri dengan memakai alat yang keras berupa tongkat atau stick dan bola sebesar bola tennis. (PB PHSI, 2001/2002:2-3), dalam peraturan permainan Hoki Lapangan disebutkan bahwa, Bola yang digunakan bulat, keras dan boleh terbuat dari sembarang bahan, berat bola antara 156 dan 163 gram dengan garis tengah bola antara 224 dan 235 mm, permukan bola mulus tapi jahitannya atau lekuk-lekuk diperkenankan, bola berwarna putih atau sesuai persetujuan. Stick yang dipergunakan memiliki pegangan yang lurus dan kepala yang bengkok, semua pinggiran harus membulat, seluruh permukaan stick mulus dan bebas dari proyeksi yang kasar atau tajam, bagian

stick datar dibelahan kiri dan melengkung dibagian kanan. Bagian stick yang

boleh memainkan bola adalah wajah stick yaitu seluruh panjang belahan kiri

stick yang kepalanya (bagian bawah) berbidang datar. Stick termasuk semua

pembalutnya harus lolos sebuah gelang pengukur berdiameter – dalam 51 mm, dengan berat maksimum stick adalah 737 gram.

Hoki dimainkan dilapangan yang berumput rata, terdiri dari dua regu yang masing-masing regu berjumlah sebelas (11) orang pemain dengan susunan penjaga gawang (goal kiper), pemain belakang ( back), pemain


(30)

commit to user

tengah/gelandang (half), pemain depan/penyerang (forwart) dengan lapangan berbentuk empat persegi panjang berukuran 100 x 60 yard ( 91,40 x 55,00 m).

Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya kedalam gawang lawan dengan menggunakan stick sesuai dengan peraturan permainan. (PB PHSI, 2001/2002:5) dalam peraturan permainan Hoki disebutkan pula bahwa, Sebuah goal tercipta bila saat bola berada dalam lingkaran kena stick peserang dan setelah itu tidak melintas keluar lingkaran lagi dan bola seutuhnya melintas garis – gawang di antara kedua tiang gawang, di bawah mistar gawang.

Kemenangan suatu regu ditentukan oleh jumlah gol terbanyak yang berhasil dicetak oleh salah satu regu ke dalam gawang lawannya. Permainan hoki terbagi dalam dua babak, setiap babak lama permainannya 35 menit (2 x 35 menit) dengan masa isrirahat selama 5-10 menit. Permainan dipimpin oleh dua orang wasit, wasit satu dan wasit dua dan sebelum memulai pertandingan terlebih dahulu wasit mengundi untuk menentukan/memilih bola atau lapangan bagi masing-masing regu. Untuk memulai babak kedua dilakukan pertukaran gawang.

Hoki merupakan sebuah olahraga gerak cepat dengan keahlian tinggi, dengan para pemain yang menggunakan gerakan cepat dengan stik, mengumpan yang akurat dan cepat, dan pukulan yang keras, dalam upaya untuk menjaga possession (penguasaan) dan menggerakkan bola kearah gawang. Setiap pemain membawa sebuah “stick”, normalnya kecil dengan panjang 90 cm (3 kaki) dan secara tradisional terbuat dari kayu tetapi


(31)

commit to user

seringkali dibuat dengan fiberglass, kevlar dan campuan karbon fiber, dengan pegangan bulat yang rata pada sisi kanan dan sebuah kait di bagian bawahnya. Logam tidak dapat diguankan pada stick hoki.

Saat ini ditemukan bahwa semakin dalam lengkungan bagian depan maka semakin mudah untuk menambah kecepatan dari dragflick dan membuat pemukulan menjadi lebih mudah dilakukan. Pertama-tama, sesudah fitur ini diperkenalkan, Dewan Pengurus Hoki menempatkan suatu batas 50 mm pada ke dalaman maksimum lengkungan di atas panjang stick tetapi pengalaman yang ditunjukkan dengan cepat ini terlalu berlebihan. Peraturan baru sekarang membatasi lengkungan ini menjadi di bawah 25 mm untuk membatasi kekuatan flick terhadap bola (http://www Field hockey – Wikipedia, the free encyclopedia.htm).

Teknik utama untuk menggerakkan bola disekitar lapangan yang digunakan oleh para pemain adalah: “dribble”, dimana pemain mengontrol bola dengan stick dan lari dengan bola, yang mendorong bola sambil lari; “dorongan”, dimana pemain menggunakan pergelangan tangan mereka untuk mendorong bola; “flick” atau “scoop”, yang hampir sama dengan dorongan tetapi dengan gerakan pergelangan tambahan untuk menggerakkan stick

melalui sebuah sudut dan mengangkat bola dari tanah; dan “memukul”, dimana sebuah angkatan ke belakang dilakukan dan kontak dengan bola dibuat benar-benar dengan penuh kekuatan. (http://www Field hockey – Wikipedia, the free encyclopedia.htm).


(32)

commit to user a. Konsep Permainan Hoki Lapangan

Permainan Hoki hampir sama dengan sepak bola namun ada perbedaannya, dalam permainan Hoki istilah, tembakan jarak jauh tidak ditemui, penentuan suatu goal terjadi/syah jika dilakukan dalam daerah lingkaran pukulan sesuai dengan peraturan, sementara teknik dasarnya adalah memukul, mendorong, menghentikan bola, mengontrol bola, mengangkat bola semuanya dilakukan dengan menggunakan stick. Meskipun permainannya hampir sama dengan sepak bola namun Hoki mempunya unsur tersendiri untuk dipelajari dan dikuasai terutama mengenai pengolahan bola atau stick work. Dalam (Jones, C.I.M., Syikes, J.A., and Cadman, J.F, 1971: 33) “ Stick Work is the fondation of hockey and mastery of the skills is an indispensable part of players equipment”.

Tujuan teknik dasar adalah untuk dapat mengolah bola “ ball controll ” dan keterampilan menggunakan stick adalah unsur utama dalam bermain, hal ini merupakan keterampilan dasar yang dituntut oleh permainan Hoki.

Selanjutnya (Glencross, 1984 : 25) mengemukakan bahwa, “ In order to execute skills with a high degree of consistency under the pressures of competition, players mush first learn to perform the skills using correct

methods”. Kemudian (Harsono, 1988:235) mengatakan : “Dan

kesempurnaan teknik kelak tidak akan dapat dikuasai apabila teknik-teknik yang mendasar tersebut belum dikuasai dengan baik, apabila keterampilan teknik belum dikuasai maka sukar kelak akan dapat melatih keterampilan taktis dengan efisien dan efektif “. Dengan demikian penguasaan


(33)

commit to user

keterampilan dasar dalam permainan Hoki akan sangat menentukan keberhasilan dalam suatu pertandingan. Pukulan atau dorongan yang kuat akan menghasilkan kecepatan bola yang tinggi maka dituntut seorang atlit Hoki harus memiliki power otot lengan yang baik.

b. Teknik Dasar Permainan Hoki

Telah diutarakan bahwa semua jenis olahraga memiliki spesifikasi teknik dan cara. Teknik yang mengandung pengertian sama dengan keterampilan dalam suatu cabang olahraga disebut keterampilan dasar atau

“Fundamental Skills =Basic Skills ”. (Glencross, 1984 : 25) mengemukakan

“The Basic Skills”

1. The grips.

2. Moving with the ball – The dribbling ball.

3. Receiving and controlling the ball; the trapping skills, the areal trap

4. Distributing the ball; the push, the hit, the flick, the scoop,the reverse

push, the reverse hit, the reverse stick flick or scoop.

5. The dispossessions – The tacling skills

6. Specialist skill; goal shooting, goal keeping “

Untuk dapat bermain dengan baik maka seseorang pemain Hoki harus mengembangkan semua sistem organ tubuhnya. Sementara penguasaan teknik bermain dengan sempurna masih diperlukan pembinaan yang spesifik sesuai dengan sifat dari keterampilan dasarnya.


(34)

commit to user

Agar dapat menggunakan stick untuk memainkan bola baik mengontrol bola, merobah arah, menghindar dari takle lawan, memperhatikan posisi kawan satu tim pada saat dribble dan pass bola, maka si atlet harus mengembangkan koordinasi yang sebaik mungkin. Untuk dapat mempassing bola atau menshooting bola dengan kuat, cepat dan terarah baik dengan hitting atau pushing atau dengan teknik stroke lainnya pemain harus memiliki power otot lengan yang diperlukan untuk gerak mengayun stick kebelakang dan kedepan, sebelum, pada saat dan setelah perkenaan stick dengan bola.

c. Keterampilan Menembak Hoki Lapangan

Sebelum membahas keterampilan menembak Hoki Lapangan, peneliti terlebih dahulu membahas tentang pengertian keterampilan, dimana keterampilan berkaitan dengan tugas gerak yang akan dilakukan baik secara efisien dan efektif.

Untuk menulusuri konsep keterampilan menembak Hoki Lapangan, maka perlu ditulusuri tentang konsep keterampilan dan konsep keterampilan dalam olahraga. Keterampilan berasal dari kata “terampil” atau Skill.

(Antonio Dal. Mote,1978: 96), mengartikan keterampilan sebagai suatu kemampuan melaksanakan gerakan-gerakan secara tepat, cepat dan harmonis sehingga tidak mungkin disederhanakan lagi. (Gagne and Robert, M. 1988:89), mengartikan terampil sebagai suatu rangkaian respon gerakan terpadu yang menyatu dalam penampilan yang unik. Selanjutnya (Singer, R.N, 1980:32) mengartikan bahwa keterampilan adalah gerak otot atau


(35)

commit to user

gerakan tubuh untuk mengsukseskan pelaksanaan aktivitas yang diinginkan. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut jelas tampak kesamaan arti dari konsep keterampilan, yakni kemampuan melakukan tugas gerak yang dilakukan secara efektif dan efisien. Keterampilan dalam olahraga terkait erat dengan kemampuan melakukan suatu rangkaian tugas gerak yang dilakukan secara efektif dan efisien. Kata efektif dalam arti keberhasilan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efisien terkait dengan pencapaian dalam jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas gerak tersebut. (Schmidt, R.A,1991:4), mejelaskan keterampilan sebagai kemampuan menghasilkan beberapa hasil akhir dengan ketentuaan yang maksimum, pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Oleh sebab itu keterampilan dalam olahraga berhubungan dengan kerja otot dalam melakukan serangkaian tugas gerak yang dilakukan secara maksimal dengan jumlah energi yang dikeluarkan seminimum mungkin. Menurut (Magill, R.A, 1980:11), dari dimensi penggunaan otot, keterampilan dibagi menjadi: (1) keterampilan kasar (gross skill) dan (2) keterampilan halus (fine skill). Dari dimensi stabilitas lingkungan yang dihadapi, keterampilan terdiri dari: (1) keterampilan terbuka (open Skill) dan (2) keterampilan tertutup (closed

skill). Dari dimensi awal dan akhirnya suatu kegiatan keterampilan dibagi

menjadai tiga kelompok: (1) keterampilan terputus (diskrit); (2) keterampilan berangkai (serial): dan (3) keterampilan berkelanjutan

(Kontinyu). Dari dimensi pengunaan otot, permainan hoki dominan


(36)

commit to user

halus (fine skill) kemudian dari dimensi stabilitas lingkungan yang dihadapi, permainan hoki termasuk keterampilan terbuka (open skill), serta dari dimensi awal sampai akhirnya tindakan, permainan hoki termasuk keterampilan terputus (diskrit skill).

Berdasarkan pengertian keterampilan secara umum yang dikemukakan di atas, peneliti mengkaji tentang pengertian belajar gerak

(motor learning). (Singer, R. N, 1980: 9), mengemukakan bahwa belajar

gerak merupakan perubahan yang relatif permanen dalam performan atau yang berhubungan dengan perubahan perilaku akibat latihan atau pengalaman sebelumnya dalam situasi tertentu. Dalam konteks yang hampir sama, (Siedentop, Daryl, 1994: 291), menegaskan bahwa belajar gerak sebagai perubahan yang relatif permanen (melekat) di dalam performan keterampilan gerak yang dihasilkan dari pengalaman atau latihan. Selanjutnya ditambahkan, meskipun tekanan belajar gerak ialah penguasaan keterampilan, tidaklah berarti aspek lain seperti peranan domain kognitif diabaikan, sebab penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan dan pemilikan pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi fisik sebagaimana halnya kepercayaan dan semangat juang (Rusli Lutan 1988: 101-102). (Annario, Anthony., Charles, Cowel, C., and Helen, W. Haselton 1980: 8-11), mengemukakan bahwa salah satu pertanda seseorang telah belajar gerak adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi suatu kemampuan, baik yang bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), konatif termasuk keterampilan


(37)

commit to user

(psikomotor) ataupun fisik (physical). Lebih lanjut dijelaskan, perubahan tingkah laku kognitif i t u pada dasarnya terjadi pada aspek pikiran, atau intelek yang meliputi pengetahuan dan fakta, informasi, keterampilan dan kemampuan intelektual.

Perubahan perilaku afektif berhubungan dengan perkembangan emosi dan tingkah sosial, yang meliputi respon terhadap aktivitas jasmani, perwujudan diri, harga diri dan konsep diri. Perubahan perilaku psikomotorik yang dituju adalah perubahan yang terjadi pada gerak, meliputi gerak perseptual, gerak dasar dan keterampilan olahraga dan lari. Sedangkan perubahan perilaku, berhubungan dengan perubahan pada aspek kemampuan fisik, meliputi kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan umum dan kelentukan. Proses belajar gerak terjadi karena adanya masukan yang diterima oleh indera penglihatan. pendengaran, rasa dan indera kinestesi. Masukan tersebut diteruskan kesistem syaraf pusat untuk diproses yang kemudian ditafsirkan serta disimpan. Pada akhirnya masukan tersebut diterjemahkan dalam bentuk gerakan (hasil atau keluaran). Masukan sensori berkaitan dengan penerimaan stimulus oleh organ-organ sensori, yaitu stimulus dari luar tubuh dan yang terjadi dalam tubuh. Masukan sensori ini kemudian diproses dalam sistem ingatan, yang selanjutnya diteruskan kepenyimpanan jangka pendek (sementara). Informasi persepsi ini hanya dapat bertahan dalam sistem penyimpanan untuk sementara, yang apabila tidak digunakan dalam waktu yang singkat akan dilupakan/hilang. Pada penyimpanan jangka pendek ini masukan yang dapat disimpan terbatas, sehingga apabila ada


(38)

commit to user

masukan informasi berikutnya maka masukan yang pertama akan hilang dengan sendirinya apabila tidak ada penguatan untuk mengingat masukan tersebut. Selanjutnya masukan yang telah diproses dalam sistem penyimpanan jangka pendek diteruskan ke saluran konsentrasi terbatas, dan pada saluran konsentrasi terbatas ini, proses informasi seseorang hanya dapat menyelesaikan satu masalah saja dalam satu saat. Proses informasi yang telah diselesaikan dalam saluran konsentrasi terbatas kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan hasil belajar (penyimpanan jangka panjang). Semua proses informasi di atas adalah merupakan proses kegiatan kognitif, yang belum tentu informasi tersebut dapat dilakukan atau diterjemahkan dalam bentuk gerakan.

Beberapa cara dan jenis pukulan yang dapat dilakukan untuk menembak ke gawang diantaranya saat dalam permainan belangsung, shoot

corner, finalti corner, dan free hit. Kemudian jenis pukulan yang digunakan

hit, reverse hit, reverse flick, push, flick, scoop, dan taving. Semua bertujuan

untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan tetapi harus dilakukan di area lingkaran tembakan.

Semua keterampilan harus dikembangkan untuk digunakan dalam permainan umum juga bermanfaat dalam lingkaran gol. Pada dasarnya, keterampilan menggiring yang pendek dan tajam menciptakan peluang bagi anda untuk mendapatkan bola, keterampilan memerangkap bola yang kokoh membuat anda mampu mengontrol bola dalam suatu posisi yang baik untuk membuat tembakan gol yang efektif dan sedikit variasi pada metode


(39)

commit to user

melempar yang anda gunakan dalam permainan umum juga digunakan untuk mencetak gol. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan saat mencetak gol, antara lain menembus lingkaran dengan posisi yang sebaik mungkin untuk memberi anda peluang terbaik untuk mencetak gol, penempatan (seringkali lebih bermanfaat dari pada tembakan yang kuat), dan eksekusi keahlian yang tepat dan pemilihan tembakan yang cerdas adalah yang terpenting. Dikatakan oleh (Purwanto, 2004: 18), teknik memukul bola ada dua macam hitting dan taping.Hitting merupakan teknik yang efektif untuk operan-operan jarak jauh dan untuk dan untuk situasi khusus, seperti: pukulan bebas (free hits), pukulan dari sudut jauh (long

corner), pukulan gawang, dan tembakan ke gawang. Sedangkan taping

merupakan teknik yang efektif untuk operan-operan jarak pendek. Dalam melakukan latihan menembak nantinya, dan dalam pelaksaan tes keterampilan menembak dilakukan dengan pukulan hit. Adapun teknik melakukan hit adalah sebagai berikut:

• Berdiri dengan kaki kiri sedikit lebih ke depan daripada kaki kanan menyamping arah sasaran, badan condong ke depan, lutut kaki kiri ditekuk, kaki kanan hmis, stick dipegang kedua tangan lurus di depan badan, bola diletakkan di depan kaki kiri.

Stick diangkat setinggi bahu.

• Dengan gerakan secara berurutan, stick diangkat ke arah kanan setinggi bahu, kemudian ayunkan kedua lengan dari samping kanan atas kebawah memukul bola ke arah sasaran di kiri badan.


(40)

commit to user

• Ayunan stick ke arah kiri tidak melebihi tinggi bahu kiri. • Pandangan mengikuti arah jalannya bola.

d. Lingkaran Tembakan (Shooting Circle)

Dalam Hoki Lapangan mencetak sebuah gol atau melakukan tembakan ke gawang seorang pemain harus terlebih dahulu memasuki areal lingkaran menembak atau dengan kata lain seorang pemain harus menyentuh bola dengan sticknya (tongkat pemukul) didalam lingkaran menembak baru dikatakan sah terjadinya sebuah gol. Tepat dimuka tiap gawang ditarik garis sepanjang 3,66 meter sejajar dan berjarak 14,63 meter dari garis gawang, diukur dari sudut muka dalam kedua tiang gawang sampai sisi luar garis 3,66 meter itu. Kedua ujung garis ini dihubungkan dengan garis gawang oleh sebuah busur seperempat lingkaran, dengan sudut muka dalam dari kedua tiang titik pusatnya. Daerah yang dibatasi garis-garis itu dan garis gawang (termasuk seluruh garis-garis itu) disebut lingkaran pukulan atau lingkaran tembakan.


(41)

commit to user e. Teknik Menembak dan Mencetak Gol

Menurut (Micthell, C. & Taverner. WWW. HumanKinetics.com Field Hockey Techniques & Tactics - Google Book Search.htm). Steve davies mengatakan tentang bagaimana cara menembak serta mencetak gol . Berikut ini adalah tipsnya:

(a) Sikap.

Sebagai seorang pemain harus tekun untuk mencetak gol dan memiliki keinginan untuk membuat nama anda masuk dalam daftar pencetak gol apapun motivasinya harus cerdik dan mencoba melepaskan diri dari pemain bertahan. Perlu memiliki derajat keegoisan tentang permainan guna mengambil resiko pada waktu yang tepat. Seorang pemain yang sangat baik adalah seseorang yang dapat membuat keputusan yang tepat tentang kapan waktu untuk menembak dan kapan waktu menemukan sebuah pilihan yang lebih baik didalam lingkaran tersebut.

(b) Keterampilan

Keterampilan merangkap yang baik dibawah tekanan adalah penting. Jika anda tidak dapat membuat perangkap yang baik, tidak akan menciptakan peluang untuk mencetak gol, jadi tetaplah merendah dan waspadalah. Berhati-hatilah dengan apa yang ada disekitar dan mengetahui dimana pemain bertahan dan pemain pendukung disekitar dan memiliki perasaan yang baik tentang dimana seorang pemain berada dalam kaitannya dengan gol. Kemampuan untuk membaca permainan (antisipasi permainan sebelum terjadi) atau yang kedua –


(42)

commit to user

menembak apa yang dilakukan oleh pemain bertahan dan rekan timnya selanjutnya akan memberi anda keunggulan. Seorang striker perlu memiliki berbagai macam, pemilihan tembakan yang bagus dan pengambilan keputusan untuk mengembalikannya. Jadi berlatihlah pada tembakan-tembakan yang belum anda kuasai. Kecepatan tangan dan kaki penting untuk membuat tembakan yang berkualitas dalam waktu yang singkat.

(c) Memukul/Pukulan

Jika memukul bola di gawang, atlet jarang memiliki waktu untuk melakukan ayunan besar ke belakang. Waktu yang digunakan untuk melakukan hal ini akan memberi pemain bertahan peluang untuk mencuri bola dari bawah hidung anda, karena anda tidak melindungi bola dengan menjaga agar stick (tongkat) tetap didekatnya. Dapat memperpendek ayunan kebelakang dengan membuat tangan kiri menurunkan tongkat untuk bertemu dengan tangan kanan. Hal ini mungkin tidak alami bagi, tetapi dengan latihan dapat menguasai hal ini. Dengan ayunan kebelakang yang lebih pendek, tembakan menjadi pukulan yang lebih berguna dari pada yang sebaliknya gunakan dalam permainan umum. Akan tetapi hal ini efektif karena hal ini cepat dan lebih memperdaya daripada sebuah pukulan dengan ayunan kebelakang yang lebih lamban dan berputar.


(43)

commit to user (d) Penempatan

Tembakan yang baik ke gawang selalu berkaitan dengan keakurasian dan keutamaan penempatan bola. Bahkan meskipun memukul bola sekeras mungkin, itu tidak akan menjadi tembakan yang efektif kecuali berada pada sasaran. Hal itu berarti bahwa hal ini setidaknya memerlukan sebuah pengaman bagi penjaga gawang, memberikan peluang sebuah ‘tip-in’ (sedikit sentuhan) bagi pemain depan atau memberikan peluang untuk sebuah lambungan. Kadang-kadang para pemain mengorbankan keakurasian dan penempatan untuk kekuatan, akan tetapi hal ini tidak perlu menjadi kompromi yang terbaik bagi tim. Kebalikan dari hal ini (mengorbankan kekuatan untuk keakurasian) biasanya lebih bermanfaat.

(e) Gerakan kaki

Seperti pada kasus dengan semua keterampilan permainan tersebut, gerakan kaki yang baik dapat menimbulkan perbedaan antara pelaksanaan sebuah keterampilan dengan ketelitian dan membuang-buang kesempatan yang baik. Gerakan kaki merupakan komponen yang cenderung diabaikan oleh para pemain saat mereka sibuk, lelah atau dibawah tekanan. Dapatkan komponen ini dengan tepat, dan akan berada pada posisi untuk mencetak gol dengan ketelitian dan kekuatan maksimum. Saat telah membuat perangkap, jagalah agar stick tetap pada bola saat memposisikan kaki pada posisi terbaik. Hal ini melibatkan keseimbangan antara kaki anda dengan sasaran dengan cara


(44)

commit to user

yang sama untuk sebuah operan. Walaupun ini merupakan gerakan kaki yang ideal saat memukul bola, perlu menyesuaikan posisi ideal ini jika anda sibuk. Di lain pihak, pemain dapat memilih untuk tidak memukul bola dan memilih pilihan tembakan yang lain karena tidak ada waktu yang cukup untuk menempatkan kaki anda pada posisi yang baik. Seorang pemain juga dapat membuat operan atau mendapatkan sudut penalty sebagai pengganti tembakan/shooting. Jika anda menjaga stick

pada bola ketika anda membuat kaki anda tetap pada posisi, akan melindungi bola dari lawan sambil anda mengarahkan gerakan kaki ke kiri. Ketika kaki sejajar dengan arah sasaran (atau seperti saat mau mengoper pada permainan umum), siap untuk melakukan tembakan. Posisi yang ideal (kaki sejajar dengan sasaran) tetap sama apakah memilih untuk memukul atau mendorong bola, tetapi tidak akan selalu memiliki waktu untuk membuat posisi ini sempurna, terutama didalam lingkaran serangan. Kesalahan umum yang lain bagi pemain depan adalah kerepotan dengan tembakan, dan untuk itu jangan memperhatikan posisi kaki. Situasi yang tidak seimbang kadang-kadang dibutuhkan, tetapi akan mendapatkan nilai yang lebih baik untuk menceta gol jika anda menyediakan waktu bagi untuk membawa gerakan kaki anda kekanan.


(45)

commit to user 2. Pendekatan Pembelajaran

a. Konsep Belajar Gerak

Berdasarkan teori belajar, berkembang pandangan tentang difinisi belajar sebagai berikut: menurut (Oemar Hamalik, 2006: 154), "belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman". Selanjutnya oleh (Hergenhahm, B.R. and Mattew, H.O, 1997:2) bahwa dalam belajar ditunjukkan dengan adanya: (1) suatu perubahan tingkah laku, (2) perubahan tingkah laku relatif permanen, (3) perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman atau praktek, (4) pengalaman atau praktek harus diperkuat. Jenis perubahan dan belajar itu sendiri merupakan perubahan perilaku dan penjelasan tentang belajar yang dilakukan dengan membandingkan perilaku apa yang mungkin ada sebelum individu ditempatkan pada situasi belajar dan perilaku apa yang terjadi setelah perlakuan. Perubahan tersebut merupakan peningkatan kemampuan untuk beberapa jenis "Performance" dan juga merupakan sebuah cara pandang yang berbeda yang disebut sikap atau nilai. Perubahan tersebut harus lebih dari sekedar kemampuan sesaat tetapi harus dapat dipanggil kembali setelah beberapa waktu. Belajar harus dapat dibedakan dari jenis perubahan yang mencirikan perkembangan seperti perubahan tinggi atau perkembangan otot selama latihan.

Menurut (Kingsley, H.L., and Garry, 1957: 12) "Learning is the by process which behavior (in the broader sense) is originated or changed thought

practice and training". Sehingga apabila seorang anak belum berhasil dalam


(46)

commit to user

ia sesuatu yang ada di lingkungannya, melalui manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda lain yang dijadikan bahan belajar. Setiap aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan yang dapat berupa tingkah laku, kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola beraktivitas. Perubahan sebagai prestasi belajar biasanya merupakan peningkatan menjadi lebih baik. Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan terdapat beberapa perumusan yang berbeda, tetapi secara umum dapat didifinisikan bahwa pengertian belajar menurut penulis adalah suatu proses perubahan tingkah laku, cara pandang, dan kemampuan seseorang dan perubahan yang terjadi relatif tetap atau permanen yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan.

Belajar adalah seperangkat yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan yang permanen dalam prilaku terampil. Gerak dapat diartikan sebagai perubahan tempat, posisi, kecepatan tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan waktu serta dapat diamati secara objektif. (http://por.sps.upi.edu.). Pengertian belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya.

Belajar gerak merupakan salah satu bentuk belajar yang mempunyai penekanan pada suatu spesifik yaitu untuk tujuan peningkatan kualitas gerak tubuh. Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh (Sugiyanto, 2000: 7-37). Di dalam pendidikan jasmani, belajar gerak berperan dalam aspek-aspek pengembangan keterampilan gerak tubuh, penguasaan


(47)

pola-commit to user

pola gerak keterampilan olahraga, dan pengekspresian pola-pola prilaku personal dan interpersonal yang baik di dalam pertandingan.

Pengertian belajar gerak menurut (Amung Ma'mun, 2000:45) adalah sebagai salah satu proses yang mengarah pada upaya untuk memperoleh perubahan perilaku yang berhubungan dengan gerak. Berdasarkan pengertian belajar gerak di atas, maka dapat ditarik 3 hal pokok yaitu: (1) Belajar merupakan

proses yang didalamnya terjadi pemberian latihan dan pengalaman, (2) Terjadinya perubahan-perubahan dari gerakan yang ditampilkan, (3)

Perubahan yang terjadi relatif permanen.

Untuk mengetahui belajar gerak dalam pembelajaran maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui pengertian pendidikan jasmani. Istilah pendidikan jasmani dimaksudkan sebagai terjemahan dari istilah "Physical

Education", berasal dari Amerika Serikat dan Indonesia meminjam istilah itu

untuk menyebutkan suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan memanfaatkan kegiatan jasmani. Sedangkan istilah "olahraga" seperti yang berkembang di Indonesia dewasa ini dianggap sebagai terjemahan dari istilah "sport" namun dalam bahasa sehari-hari kedua istilah tersebut yaitu Pendidikan Jasmani dan Olahraga masih sering digunakan secara berganti-ganti.

Peranan belajar gerak dalam pendidikan jasmani dilihat dari segi aspek fisik adalah aspek yang pertama untuk meningkatkan kemampuan fisik, sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh. Untuk meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip latihan fisik (physical training), sedangkan untuk meningkatkan


(48)

commit to user

kualitas gerak, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip belajar gerak (motor learning). Proses belajar dan berlatih diperlukan untuk menguasai keterampilan gerakan. Gerakan biasa dikuasai dengan baik apabila dipraktekkan berulang-ulang. Jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan proses belajar dan berlatih untuk setiap kategori gerakan keterampilan tidak sama. Semakin kompleks gerakan keterampilan yang dipelajari akan memerlukan waktu yang lebih lama. Lamanya waktu yang dperlukan bukan hanya tergantung pada kompleksnya gerakan, tetapi juga dipengaruhi oleh bakat si pelajar. Tahapan-tahapan atau fase-fase dalam belajar gerak. Fitts dan Posner dalam (Sugiyanto. 2000:315) mengemukakan bahwa proses belajar gerak meliputi tiga tahap atau fase, yaitu: 1) Fase kognitif atau fase awal, 2) Fase asosiatif atau fase menengah, 3) Fase otonom atau fase akhir. Penjelasan setiap fase belajar gerak tersebut adalah sebagai berikut:

1) Fase Awal, merupakan fase awal dalam belajar gerak keterampilan, karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri pelajar adalah pelajar menjadi tahu tentang gerakan yang di pelajari, sedangkan penguasaan gerakannya masih belum baik karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan, disini gerakan yang di pelajari adalah shooting dalam permainan hoki.

2) Fase Asosiatif, disebut juga fase menengah. Fase ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar sudah mampu melakukan geraka-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaanya. Dengan tetap mempraktekkan berulang-ulang,


(49)

commit to user

pelaksanaan gerakan akan menjadi efesien, lancar, sesuai dengan keinginan dan kesalahan gerakan semakin berkurang. Pada fase asosiatif ini merangkaikan bagian-bagian gerakan menjadi rangkaian gerakan secara terpadu merupakan unsur penting untuk menguasai berbagai gerakan keterampilan. Setelah rangkaian-rangkaian gerakan bisa dilakukan dengan baik, maka pelajar segera bisa dikatakan memasuki fase belajar yang disebut fase otonom.

3) Fase Otonom, bisa dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak. Fase ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis tanpa terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu pelajar harus memperhatikan hal-hal selain gerakan yang dilakukan. Hal ini bisa terjadi karena gerakannya sendiri sudah bisa dilakukan secara otomatis.

b. Belajar Keterampilan Gerak Hoki Lapangan

Keterampilan dalam berbagai cabang olahraga memiliki struktur tersendiri, lengkap dengan konsep dan prinsip yang mendasarinya. Memahami konsep-konsep itu merupakan syarat untuk menguasai keterampilan yang dipelajari. Semakin terkuasai konsepnya, semakin mudah suatu keterampilan dikuasai. Menurut (Magill, R.A, 1980: 11) mengklasifikasikan keterampilan gerak berdasarkan beberapa sudut pandang, yaitu:

a. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan.

Kecermatan pelaksanaan gerakan bisa ditentukan antara lain oleh jenis otot-otot yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot-otot-otot besar, dan ada


(50)

commit to user

yang melibatkan otot-otot halus. Berdasarkan jenis otot-otot yang terlibat, keterampilan gerak dikategorikan menjadi dua (2) yaitu:

1) Keterampilan gerak agal (gross motor skills) adalah gerakan yang di dalam pelaksanaan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya; keterampilan gerakan meloncat tinggi dan lempar lembing.

2) Keterampilan gerak halus (fine motor skills) adalah gerakan yang di dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan, contohnya; gerak menarik pelatuk senapan, dan pelepasan busur dalam memanah.

Pada keterampilan gerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh secara keseluruhan; sedangkan pada keterampilan gerak halus hanya melibatkan sebagian dari anggota badan yang digerakkan oleh anggota badan yang digerakkan oleh otot-otot halus.

b. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan

Gerakan keterampilan ada yang mudah bisa diketahui bagian awal dan bagian akhir gerakannya; tetapi ada juga yang sukar untuk bisa diketahui, Deagan karakteristick seperti itu, keterampilan gerak bisa dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:

1) Keterampilan gerak diskret (discrete motor skill) adalah keterampilan gerak di mana dalam pelaksanaannya bisa dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari gerakan.

2) Keterampilan gerak serial (serial motor skill) adalah keterampilan gerak diskret yang diiakukan beberapa kali secara berlanjut.


(51)

commit to user

3) Keterampilan gerak kontinyu (continous motor skill) adalah keterampilan gerak yang tidak bisa dengan mudah ditandai titik awal atau titik akhir dari gerakannya.

Keterampilan gerak kontinyu untuk melakukannya dipengaruhi oleh kemauan si pelaku dan stimulusi eksternal, dibandingkan dengan pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya sewaktu memukul bola, yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku untuk memukulnya, sedangkan bentuk gerakannya sendiri tidak berubah-ubah atau tidak terpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku c. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan

Gerakan keterampilan dilakukan ada kalanya pelaku menghadapi kondisi lingkungan yang tidak berubah dan ada kalanya berubah-ubah. Berdasarkan kondisi lingkungan seperti ini gerakan keterampilan dibedakan menjadi 2, yaitu: 1) Keterampilan tertutup (closed skill) adalah keterampilan gerak dimana

pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri.

2) Keterampilan terbuka (open skill) adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah, dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya. Perubahan kondisi ini bisa bersifat kontemporal dan bersifat spasial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan menggiring bola. Dalam hal ini pelaku dipaksa mengamati kecepatan, arah, dan jarak bola, kemudian menyesuaikan stick dengan bola.


(52)

commit to user

Pembelajaran dalam mata kuliah Hoki Lapangan harus mampu membangkitkan minat anak untuk menggali potensinya dalam hal gerak. Karena itu anak harus diberi dorongan untuk terus menerus menjelajahi kemampuan-kemampuannya. Tugas ini tidak mudah dan hasilnya tidak segera. Dari pertemuan ke pertemuan, mungkin dosen hanya akan melihat kemajuan yang lambat, tersendat-sendat, serta seolah-olah berjalan di tempat. Memang itulah yang harus disadari oleh semua dosen.

Tidak ada kemajuan dalam hal belajar gerak yang bersifat kejutan. Semua kemajuan mengikuti pola yang teratur. Jangan mengharapkan keajaiban. Harus sabar dan bersikap optimis bahwa mahasiswa kita akan mencapai kemajuan. Bila tiba waktunya, jangan kaget jika tiba-tiba dosen sadar mahasiswa sudah bertambah tinggi dan besar serta semakin terampil gerakannya. Itulah upah dari kesabaran dosen dalam mendidik mahasiswa.

Disitulah dosen akan merasakan betapa mulianya tugas dosen. Di pihak lain, sebagai dosen kita harus maklum bahwa setiap mahasiswa memiliki kekhasannya masing-masing. Artinya, ada mahasiswa yang kelihatan mudah dalam mempelajari gerak-gerak tertentu, sementara yang lainnya menemui kesulitan.

Ada mahasiswa yang gigih ingin bisa, ada juga mahasiswa yang mudah menyerah. Perbedaan individual dalam hal kematangan dan pengalaman masa lalunya, menyebabkan kita sulit untuk menyeragamkan kecepatan kemajuan mahasiswa dalam hal belajar gerak.


(53)

commit to user

Keluhan-keluhan seperti "saya tidak bisa" atau "saya tidak berbakat" dan ucapan sejenis lainnya akan sering terdengar dari mulut anak-anak. Bahkan ada anak yang belum mencoba sekalipun sudah mengatakan tidak mau melakukan, karena dia yakin tidak akan berhasil. Bagaimanakah dosen seharusnya menghadapi kasus serupa itu? Tentu jawaban dan caranya harus benar-benar tepat agar tidak kian 'membenamkan' mahasiswa dalam citra rendah diri yang dibuatnya sendiri. Menanamkan kesadaran pada mahasiswa bahwa mempelajari keterampilan dan gerak, bukanlah proses yang tergesa-gesa. Sebab diperlukan waktu dan usaha yang tidak sebentar untuk menguasai sesuatu. Yang penting jangan cepat menyerah. Ungkapan dosen seperti, "cobalah lakukan lagi. Kamu bukan tidak bisa, tapi belum bisa", adalah salah satu ungkapan yang bisa membesarkan hati mahasiswa.

Perbedaan para mahasiswa tersebut harus membuat dosen matakuliah Hoki Lapangan menjadi lebih arif dalam menentukan tugas bagi masing-masing mahasiswa. Jangan sampai mahasiswa diberi tugas yang seragam dengan kriteria keberhasilan yang sama bagi semua orang. Kenali kemampuan mahasiswa, baik perkelompok maupun perorangan, agar penentuan tugas mereka bisa disesuaikan. Dengan cara itu mahasiswa akan merasa bahwa dosen memang mendorong semua mahasiswa untuk mau dan mampu belajar.

Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing, diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan


(54)

commit to user

aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial dan moral spiritual. Tujuan itu dapat dicapai melalui pengajaran gerak atau latihan jasmani yang diantaranya beruba cabang-cabang olahraga formal. Namun dibalik kegiatan itu yang diutamakan bukanlah kesempatan bergerak atau berolahraga untuk memperoleh keterampilan. Yang diutamakan ialah suasana kependidikan.

Dari uraian di atas, kegiatan pendidikan jasmani harus mengandung pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Pendidikan sama sekali tak lengkap tanpa pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani bertujuan untuk memberikan bantuan kepada peserta didik untuk mengenal dirinya dan dunia sekitarnya guna meningkatkan kesehatan jasmani, rohani dan sosial. Pengalaman belajar dalam pendidikan jasmani menyiagakan seseorang untuk siap dalam menghadapi tugas dalam bekerja dan mengisi waktu senggang. Sasaran akhir ialah bimbingan untuk menguasai kewajiban sebagai orang dewasa yang kreatif.

Dengan melihat fungsi pendidikan jasmani seperti di atas, ternyata bahwa belajar gerak mempunyai peranan penting di dalam pendidikan jasmani. Belajar gerak berperan dalam pendidikan jasmani yang melibatkan domain psikomotor, yaitu dalam upaya mencapai tujuan yaitu :

(a) Mengembangkan keterampilan gerak.. (b). Menguasai pola-pola gerak keterampilan olahraga. (c) Mengekspresikan pola-pola perilaku personal dan interpersonal yang baik di dalam pertandingan.


(55)

commit to user

Agar menjadi lebih jelas mengenai peranan belajar gerak di dalam pendidikan jasmani bisa diberikan gambaran seperti berikut ini. Dilihat dari segi kegiatan fisik, pendidikan jasmani memiliki dua aspek pokok. Aspef yang pertama adalah meningkatkan kernampuan fisik, sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh, untuk meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip latihan fisik

(physical training); sedangkan untuk meningkatkan kualitas gerak, gerakan

yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip belajar gerak (motor learning).

Pelajaran dalam mata kuliah ini adalah salah satu tempat untuk meningkatkan kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap berbagai konsep dasar keterampilan gerak. Kemampuan pemahaman ini akan menjadi bekal yang sangat berguna bagi mahasiswa untuk menjadi pembelajar dalam banyak cabang olahraga ketika mereka menjadi dewasa kelak. Bahkan kemampuan ini dapat ditransfer untuk memahami bidang lain. Untuk mendukung tujuan tersebut pelajaran pendidikan jasmani harus mampu memberikan kesempatan kepada anak untuk memahami konsep dasar dari berbagai keterampilan yang dipelajarinya.

Secara potensial setiap individu memiliki kemampuan gerak yang berbeda. Perbedaan kemampuan gerak akan mempunyai implikasi terhadap hasil pembelajaran. Secara umum kemampuau gerak dipengaruhi variabel keturunan dan lingkungan. Variabel ini akan mempunyai pengaruh kepada potensial mahasiswa dalam pencapaian berbagai usaha. Motor ability berarti bersifat potensial, karena bersifat potensial maka dapat digunakan memprediksi


(1)

commit to user

3. Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Dengan Tingkat Kemampuan gerak

Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel dibawah ini.

Tabel 15. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B Terhadap Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan

Faktor A = Pendekatan Pembelajaran Bagian

B = Kemampuan gerak

Taraf a1 a2 Rerata a1 – a2

b1 58,650 45,400 52,025 13,250

b2 47,750 48,050 47,900 0,300

Rerata 53,200 46,725 49,963 4,125

b1 – b2 10,900 2,650 6,475

Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:


(2)

Gambar 5. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan

Keterangan :

: A1 = Pendekatan pembelajaran bagian progresif

: A2 = Pendekatan pembelajaran bagian repetitif.

: B1 = Kemampuan gerak tinggi

: B2 = Kemampuan gerak rendah

Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan adalah tidak sejajar dan bersilangan. Garis perubahan nilai keterampilan antar kelompok memiliki suatu titik pertemuan atau persilangan. Antara jenis pendekatan pembelajaran bagian dan tingkat kemampuan gerak memiliki titik persilangan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kemampuan gerak berpengaruh terhadap hasil


(3)

commit to user

Nilai-nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan masing-masing sel dapat diperbandingkan sebagai berikut:

a. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif, memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan sebesar 45.40. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dengan pendekatan pembelajaran bagian progresif, memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan sebesar 58.65.

b. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dengan pendekatan pembelajaran bagian progresif, memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan sebesar 47.75.Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah pendekatan pembelajaran bagian repetitif, memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan sebesar 48.05.

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif, memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang lebih baik dibandingkan mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi dan mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran bagian repetitif. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang besar jika diajar dengan pendekatan pembelajaran bagian progresif. Keefektifan penggunaan pendekatan pembelajaran bagian dipengaruhi oleh klasifikasi kemampuan gerak yang dimiliki mahasiswa.


(4)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan. Pengaruh pendekatan pembelajaran bagian progresif lebih besar dari pada pendekatan pembelajaran bagian repetitif.

2. Ada perbedaan keterampilan menembak Hoki Lapangan yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dengan kemampuan gerak rendah. Nilai keterampilan menembak Hoki Lapangan pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih besar dari pada yang memiliki kemampuan gerak rendah.

3. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran bagian dan tingkat kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.

(a) Mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian progresif.

(b) Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian repetitif.


(5)

commit to user

B. Implikasi

Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran bagian dan kemampuan gerak merupakan

variabel-variabel yang mempengaruhi nilai keterampilan menembak Hoki Lapangan. 2. Pendekatan pembelajaran bagian progresif ternyata memberikan pengaruh

yang lebih tinggi terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan. Kebaikan pendekatan pembelajaran bagian progresif ini dapat dipergunakan sebagai solusi bagi pengajar dan pelatih dalam upaya meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan.

3. Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk penggunaan pendekatan pembelajaran bagian dapat meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan, masih ada faktor lain yaitu kemampuan gerak. Hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai keterampilan menembak Hoki Lapangan yang sangat signifikan antara kelompok kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah. Hal ini mengisyaratkan kepada pengajar dan pelatih, upaya nilai keterampilan menembak Hoki Lapangan hendaknya memperhatikan faktor kemampuan gerak.


(6)

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar dan pelatih diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran bagian merupakan pembelajaran yang cukup efektif untuk meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan, sehingga disarankan agar dosen, guru dan pelatih memprogramkan pendekatan pembelajaran bagian untuk meningkatkan kemampuan keterampilan menembak Hoki Lapangan.

2. Pendekatan pembelajaran bagian progresif memiliki pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan, sehingga pengajar dan pelatih lebih memilih pendekatan pembelajaran bagian progresif dalam upaya meningkatkan hasil keterampilan menembak Hoki Lapangan mahasiswanya.

3. Penerapan penggunaan pendekatan pembelajaran bagian untuk meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan, perlu memperhatikan faktor kemampuan gerak.