Kajian Teori PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING BOLAVOLI

commit to user 11

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Permainan Bolavoli

Teknik adalah proses melahirkan kegiatan jasmani yang ditampilkan dalam bentuk gerakan untuk mencapai sesuatu secara efektif dan efisien. Beutelstahl 2003:9, menyatakan bahwa, “Teknik adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna”. Teknik dalam permainan bolavoli adalah proses kegiatan jasmani yang ditampilkan dalam bentuk gerakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan gerakan yang diinginkan sesuai peraturan yang berlaku. Teknik dasar dalam permainan bolavoli yang perlu dikuasai setiap pemain ada bermacam-macam. Beutelstahl 2003:9, menyatakan bahwa, “Ada enam macam cara bersentuhan dengan bola dalam permainan bolavoli, sehingga timbul juga enam jenis teknik dasar, yaitu: service , pass bawah, pass atas, sma sh , block dan pertahanan”. Sehubungan orang coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang masih dalam tingkatan dasar lanjutan yang menuju pada tingkatan trampil, maka teknik dasar bermain bolavoli yang dipakai sebagai dasar untuk menaksir keterampilan siswa meliputi pass bawah serta pass atas. commit to user 12 Rusli 1988:96 menjelaskan keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan satu atau beberapa teknik secara tepat, baik dari segi waktu maupun situasi. Schmidt 1991:5 memberikan batasan keterampilan sebagai kemampuan individu untuk mencapai tujuan dalam jangka waktu yang minimum. Permainan bolavoli merupakan permainan dengan memukul bola secara serentak atau langsung, artinya bola di voli sebelum jatuh ke tanah atau lantai, dengan memainkan atau memantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali dan tidak dibenarkan setiap pemain memainkan bola di udara sebanyak dua kali berturut-turut. Permainan ini dimainkan dua regu, masing-masing regu terdiri atas enam pemain. Dimana setiap pemain berusaha untuk memvoli setiap bola yang datang, baik dengan jari-jari tengah maupun dengan satu tangan atau kedua belah tangan, dengan tujuan menyelamatkan bola di lapangan sendiri dan menyerang ke lapangan lawan. Teknik dasar merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam keterampilan bermain bolavoli, dengan teknik yang baik dan benar akan berdampak pada produktifitas dan efektifitas dalam permainan bolavoli. Dalam bahasa sederhananya untuk dapat bermain bolavoli dengan baik dan benar seorang pemain harus dapat menguasai teknik dasar permainan bolavoli dengan terampil. Beutelstahl 2003:9, menjelaskan teknik-teknik dasar permainan bolavoli meliputi: 1 servis; 2 pass bawah; 3 pass atas; 4 smas; 5 blok; 6 pertahanan. commit to user 13 Sementara Druwachter 1990:82 mengemukakan, “tahap awal permainan bolavoli sudah memadai apabila pemain telah menguasai teknik dasar yang terdiri dari servis dan pa ssing . Pengertian teknik menurut Scrhreiter dalam Suharno 1993:11 adalah: ”suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bolavoli. Adapun teknik-teknik dasar dalam permainan bolavoli, adalah: 1 servis, 2 pa ssing , 3 sma sh , 4 umpan, 5 bendungan block . Di bawah ini akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Teknik Dasar Servis Atas

Servis atas adalah teknik dasar servis yang dilakukan dengan perkenaan bola di atas kepala. Teknik servis atas memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Tujuan utama melakukan servis dari atas adalah mempercepat laju bola menukik dari atas ke bawah. Menurut Viera Fergusson 1996:27, servis atas paling efektif, karena sulit menangkisnya. Jalannya bola berbeda-beda tergantung bagian mana dari bola yang terkena pukul. Teknik dasar servis atas yang ada dalam permainan bolavoli terdiri dari beberapa macam, menurut M. Yunus 1992:103 terdiri dari, “1 Tenis servis, 2 Floa ting , dan 3 Cekis”. Jenis servis atas pada permainan bolavoli dapat pula diklasifikasikan berdasarkan hasil putaran bola. Putaran bola yang dihasilkan merupakan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya gerakan telapak tangan pada saat melakukan pukulan servis. Atas commit to user 14 dasar putaran bola yang dihasilkan dari pukulan servis atas dapat dibedakan menjadi 5 yaitu, a Top spin , b Ba ck spin , c In side spin , d Out side spin , dan e Floa t . Ba ck spin adalah servis dengan arah putaran bola ke belakang. Apabila arah putaran bola hasil servis tersebut ke arah samping dalam disebut inside spin , sedangkan ke arah samping luar disebut outside spin . Top spin merupakan servis dengan arah putaran bola ke depan. Sedangkan floa t merupakan servis bola mengapung tanpa putaran. Teknik servis atas ini memiliki kecepatan dan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari pada teknik servis bawah. Untuk dapat melakukan servis atas dengan baik pemain harus menguasai teknik dasar yang ada dengan baik. Menurut Beutelstahl 2003:10 bahwa, “Setiap jenis servis itu dibagi dalam tiga tahap, 1 Tahap pertama: melempar bola ke atas throw-up , 2 tahap kedua: memukul bola hitting the ha ll , 3 tahap ketiga gerakan akhir follow-throught ”. Adapun menurut M. Yunus 1992:111 teknik dasar servis terdiri dari tiga tahap yaitu “a sikap permulaan, b gerak pelaksanaan dan c gerak lanjutan follow throught ”. Teknik pelaksanaan tiap tahapan servis atas adalah: 1 Sikap permulaan Ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan dari pada kaki kanan dan kedua lutut sedikit ditekuk. Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola. Tangan kiri menyangga bola sedangkan tangan atas memegang bagian atas bola. Bola commit to user 15 dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih setengah meter di atas kepala. Tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala, dengan telapak tangan menghadap ke depan. 2 Gerak pelaksanaan Setelah tangan kanan berada di belakang atas kepala dan bola berada sejangkauan tangan maka bola segera dipukul dengan cara memukul seperti pada sma sh . Saat perkenaan telapak tangan dengan bola, posisi telapak tangan terbuka membentuk lengkung bola dan berada di belakang atas bola. Setelah bola berhasil dipukul maka bola menjadi top spin selama menjalani lintasannya. Sewaktu akan melakukan servis perhatian harus selalu terpusat kepada bola. Lecutan tangan dan lengan sangat diperlukan dalam tenis servis ini dan bila perlu dibantu gerakan togok ke arah depan sehingga bola akan memutar lebih banyak. Pada waktu lengan dilecutkan siku jangan sampai ikut tertarik ke bawah. 3 Gerak Lanjut follow throught Setelah tangan kanan memukul bola maka dilanjutkan dengan melangkah ke depan masuk ke dalam lapangan permainan dan mengambil sikap normal. Setiap pemain harus melakukan tiga tahapan servis tersebut dengan baik. Untuk mendapatkan hasil servis yang baik, pemain harus dapat melakukan gerakan servis atas dengan koordinasi gerak yang baik. commit to user 16 Gambar 1. Gerakan Servis Atas M. Yunus, 1992:117 Gerakan servis harus ritmis, mulai dari persiapan, pukulan dan gerakan lanjutan yang harus dilakukan dengan tidak terpotong-potong dan kaku. Salah satu hal yang sangat penting yang juga harus diperhatikan adalah sikap tangan pada saat mengenai impa ct bola. Pada saat tangan mengenai bola, tangan harus ditegangkan agar pantulan bola dari tangan menjadi kencang tidak lemah.

b. Strategi Pelaksanaan Servis

Kecermatan melakukan servis ikut menentukan terhadap jalannya pertandingan. Saat melakukan servis harus benar-benar siap dan cermat, sehingga konsentrasi pada saat melakukan servis harus diperhatikan. Agar dapat menjadikan servis sebagai taktik serangan secara individual konsentrasi pemain sebelum melakukan servis adalah sangat penting. Di samping itu kontrol terhadap arah bola juga sangat penting. Mengingat besarnya manfaat servis, teknik servis perlu dilatihkan dengan sungguh- sungguh. commit to user 17 Pemain yang melakukan servis perlu mengupayakan agar hasil servis yang dilakukan menjadi sulit diterima lawan. Agar servis yang dihasilkan sulit diterima lawan. Menurut Suharno 1993:54 server harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a Arahkan servis ke penerima yang lemah penguasaan teknik pa ssing . b Servislah ke tempat yang kosong. c Pergunakanlah teknik servis floa t , kemudian ganti-ganti teknik servis cekis yang keras. d Arahkan servis ke pemain yang sedang bergerak. e Arahkan ke sasaran sudut datang bola yang sukar, agar penerima sulit untuk memberikan bola ke pengumpan. f Perhitungkan arah angin, sinar matahari dan timing pukulan setelah ada tanda peluit dari wasit. Berkaitan strategi pelaksanaan servis bolavoli, Beutelstahl 2003:66 mengemukakan bahwa sedapat mungkin seorang server harus melancarkan servisnya kepada pemain pihak lawan yang paling lemah. Kecuali itu ia harus cermat mencari tempat-tempat di pihak lawan yang kurang terjaga dengan baik, antara lain: a Di daerah net, b Di daerah sisi, c Di belakang. Kecepatan, ketepatan dan keakuratan penempatan bola pada pelaksanaan servis merupakan hal yang pokok untuk memperoleh hasil yang optimal. Apabila pemain mengarahkan servisnya ke tempat yang tidak dijaga atau pemain yang paling lemah, maka itu merupakan hal yang menyulitkan bagi regu lawan. Mengingat pentingnya peranan teknik servis tersebut, maka tiap pemain harus memiliki kemampuan servis yang sulit diterima lawan dan commit to user 18 mematikan. Tiap pemain tersebut harus memiliki penguasaan teknik servis dengan baik. Pelatih harus memberikan pembelajaran dan latihan servis pada para pemainnya secara intensif dengan program latihan yang benar.

c. Karakteristik Keterampilan Servis Bolavoli

Keterampilan teknik servis bolavoli merupakan kualitas penampilan pemain dalam melakukan tugas gerak dalam servis bolavoli. Gerakan servis bolavoli dilakukan dari sikap berdiri siap memegang bola, selanjutnya melemparkan bola, memukul bola dan gerak lanjutan. Pengembangkan keterampilan gerak servis bolavoli perlu dipahami karakteristik dan klasiflkasi gerakan servis bolavoli. Menurut Sugiyanto 1997:289 bahwa keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: “a klasiflkasi berdasarkan kecermatan gerakan. b klasiflkasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan dan c klasiflkasi berdasarkan stabilitas lingkungan”. Menurut Rusli 1988:193-199 bahwa keterampilan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yaitu: 1 keterampilan kasar dan halus gross and fine , 2 keterampilan diskrit, serial dan kontinus, 3 keterampilan terbuka dan tertutup open a nd closed skills ”. Berdasarkan kecermatan gerakan, keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi yaitu keterampilan kasar dan halus gross a nd fine . Keterampilan kasar dan halus merupakan klasifikasi keterampilan berdasarkan jumlah otot yang terlibat dan kadar energi yang digunakan. Makin besar otot-otot yang terlibat dan makin banyak energi yang commit to user 19 digunakan, maka keterampilan ini disebut keterampilan kasar, sedangkan keterampilan halus merupakan kebalikannya. Berdasarkan hal tersebut maka gerakan keterampilan servis bolavoli termasuk keterampilan perpaduan antara keterampilan gerak kasar dan gerak halus. Keterampilan gerak diskret adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya bisa dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari gerakan. Keterampilan gerak serial merupakan keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut. Keterampilan gerak kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak bisa dengan mudah ditandai titik awal atau titik akhir dari gerakannya. Gerakan servis bolavoli termasuk keterampilan gerak diskret, karena jelas titik awal dan akhirnya. Titik awal gerakan servis yaitu pada saat pelaku berdiri dengan sikap siap dan memegang bola, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat pelaku sudah memukul bola dan melakukan gerak lanjutan. Keterampilan gerak dapat pula diklasifikasikan berdasarkan sifat objek dan stabilitas lingkungan. Berdasarkan sifat objek dan stabilitas lingkungan Rusli Lutan dan Andang Suherman, 2000:57 bahwa keterampilan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu: keterampilan tertutup closed skills , keterampilan tertutup yang digunakan pada lingkungan yang berbeda-beda, dan keterampilan terbuka open skills ”. Keterampilan tertutup yaitu keterampilan yang dilakukan pada lingkungan yang tetap dan tidak berubah-ubah. Keterampilan terbuka yaitu keterampilan yang dilakukan pada lingkungan yang berubah-ubah. commit to user 20 Keterampilan servis bolavoli merupakan keterampilan tertutup karena dilakukan pada lingkungan yang tidak berubah-ubah. Bola yang dipukul pada saat servis dilemparkan sendiri oleh pemain.

d. Teknik Dasar Servis Tangan Bawah

Servis tangan bawah adalah suatu usaha memasukkan bola ke daerah lawan oleh pemain yang berada di daerah servis untuk memukul bola dengan satu tangan di bawah pinggang atau kira-kira setinggi pinggang. Servis ini sering digunakan oleh pemain pemula dan pemain wanita. Karena menurut Robinson 1997:36 bahwa “untuk pemain baru, servis tangan bawah merupakan cara yang paling mudah”. Pada dasarnya pelaksanaan servis bawah sama dengan pelaksanaan servis atas. Perbedaannya adalah hanya pada saat perkenaan bola dengan tangan. Dimana servis bawah perkenaannya di bawah bahu, sedangkan servis atas perkenaannya di atas kepala. Menurut Beutelstahl 2003:9 bahwa ”setiap jenis servis itu dibagi dalam tiga tahap: 1 Tahap pertama: melempar bola ke atas throw-up . 2 Tahap kedua: memukul bola hitting the ba ll . 3 Tahap ketiga gerakan akhir follow-throught ” . Adapun menurut M. Yunus 1992:111 teknik dasar servis terdiri dari tiga tahap yaitu “a sikap permulaan, b gerak pelaksanaan dan c gerak lanjutan follow throught ”. Setiap pemain harus melakukan tiga tahapan servis tersebut dengan baik. Untuk mendapatkan hasil servis yang baik, pemain harus dapat melakukan gerakan servis atas dengan koordinasi gerak yang baik. commit to user 21 Beutelstahl 2003:10, menguraikan tahap-tahap pelaksanaan servis bawah sebagai berikut : Tahap pertama : Fa se throw-up melempar bola. Berat badan ditempatkan pada kaki sebelah belakang. Lengan digerakkan ke belakang dan ke atas lengan pemain. Tahap kedua : Fa se hitting the ba ll . Lengan bermain lengan yang digunakan untuk memukul bola. Dengan istilah asing disebut striking a rm . Lengan kanan untuk pemain kanan dan lengan kiri untuk pemain kidal diayunkan ke bawah, dari belakang ke depan dan memukul bola yang telah dilemparkan rendah-rendah. Sementara itu berat badan dipindahkan ke kaki sebelah depan. Bola dipukul telapak tangan terbuka, pergelangan tangan sekaku mungkin. Tahap ketiga : Fa se follow throught . Lengan bermain terus mengikuti arah bola. Pemain cepat-cepat pindah ke posisi yang baru di lapangan. Viera Fergusson 1996:30 mengemukakan mengenai pelaksanaan servis bawah adalah sebagai berikut : Gambar 2. Pelaksanaan Servis Lengan Bawah Viera Fergusson, 1996:30 commit to user 22

a. Persiapan b. Eksekusi

c. Gerakan Lanjutan

1. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai 1. Ayunkan lengan ke belakang 1. Ayunkan lengan ke arah bagian atas net. 2. Berat badan terbagi dengan seimbang 2. Pindahkan berat badan ke kaki belakang 2. Pindahkan berat badan ke kaki depan 3. Bahu sejajar dengan net 3. Ayunkan lengan ke depan 3. Bergerak ke lapangan pertandingan 4. Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah 4. Pindahkan berat badan ke kaki depan 5. Pegang bola di depan tubuh 5. Pukul bola dengan pergelangan tangan terbuka 6. Gunakan telapak tangan terbuka 6. Pukul bola pada posisi setinggi pinggang 7. Mata ke arah bola 7. Jatuhkan tangan anda yang memegang bola 8. Pukul bola pada bagian tengah belakang 9. Konsentrasi pada bola Gerakan servis harus ritmis, mulai dari persiapan, pukulan dan gerakan lanjutan yang dilakukan harus dilakukan dengan tidak terpotong- potong dan kaku. Druwachter 1990:45 mengemukakan bahwa, ”pemain harus memiliki koordinasi gerak yang tepat antara mengayun dan melambungkan bola, serta memukul dan gerakan maju ke depan”. Kesalahan dalam mencermati lambungan bola dan ayunan tangan kemudian memukul bola akan berakibat kegagalan dalam melakukan gerakan servis tangan bawah. Agar servis yang dilakukan dapat mencapai hasil secara optimal, gerakan servis harus dilakukan dengan benar. Agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan servis maka hal-hal kesalahan- commit to user 23 kesalahan umum yang sering terjadi dalam melakukan servis harus diperhatikan. Menurut Beutelstahl 2003:11, kesalahan umum yang sering terjadi pada servis adalah : a Pergerakan yang tidak ritmis. Ini terjadi kalau si pemain ragu- ragu. b Stance yang salah. Dengan istilah stance dimaksudkan: sikap pemain pada waktu hendak memukul bola, baik sikap tubuh, kaki ataupun lengan. c Lengan kurang terayun, sehingga daya kekuatannyapun berkurang. d Lemparan bola kurang baik, sehingga bola kurang terkontrol. e Kurang memperhatikan bola. Pemain harus melakukan pukulan servis dengan baik, dan sedapat mungkin berusaha agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan. Apabila kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi tersebut dapat dihindari maka servis yang dilakukan tersebut akan dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Pemain dan pelatih harus selalu mengadakan evaluasi mengenai teknik yang digunakan, agar kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat di atasi. Servis yang baik akan dapat mempengaruhi jalannya pertandingan. Di samping itu servis yang baik dalam arti keras dan akurat, akan dapat mematikan serangan lawan. Hal ini sesuai dengan pendapat Beutelstahl 2003:65 bahwa servis dapat bertujuan untuk: ”1 Langsung meraih angka kemenangan, dan 2 Menghalang-halangi formasi penyerangan pihak lawan”. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kemampuan servis yang baik dapat memberikan manfaat yang besar bagi suatu regu. commit to user 24 Manfaat servis dalam permainan bolavoli, di samping sebagai tanda dimulainya suatu pertandingan, servis sangat bermanfaat sebagai serangan untuk meraih angka. Pemain bolavoli harus memiliki kemampuan servis yang baik. Sedapat mungkin dalam melakukan servis memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Dalam hal ini Viera Fergusson 1996:27 mengemukakan bahwa ”dalam suatu pertandingan, sangat penting bagi anda untuk melakukan servis dengan konsisten, yaitu paling tidak 90 dari servis anda dapat melewati net ke daerah lawan”. Keberhasilan servis dapat memberikan keuntungan bagi regu, sebaliknya kegagalan servis sangat merugikan regunya. Apalagi sesuai dengan peraturan sekarang ini, yaitu nilai bolavoli berlangsung secara ra lly , sehingga kegagalan servis dapat langsung memberikan nilai kepada regu lawan. Keberhasilan servis dapat membantu memenangkan pertandingan bolavoli. Kecermatan servis ikut menentukan terhadap jalannya pertandingan. Pada saat melakukan servis harus benar-benar siap dan cermat, sehingga konsentrasi pada saat melakukan servis harus diperhatikan. Menurut Beutelstahl 2003:66 bahwa pendekatan taktik secara individual dalam servis terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut : 1 Pemain berjalan dengan tenang menuju area tempat melancarkan servis. 2 Ia berkonsentrasi dahulu sebelum mulai melancarkan servis. 3 Ia memperhatikan dahulu pihak lawannya: pemain yang manakah yang akan diberi bola servis itu, bagaimana posisi para lawan. commit to user 25 Servis yang baik dapat merupakan tatik serangan pertama pada permainan bolavoli. Untuk dapat menjadikan servis sebagai taktik serangan secara individual konsentrasi pemain sebelum melakukan servis adalah sangat penting. Di samping itu kontrol terhadap arah bola juga sangat penting. Mengingat besarnya manfaat servis, teknik servis perlu dilatihkan dengan sungguh-sungguh. Servis yang baik dapat menjadi senjata untuk melakukan serangan yang menyulitkan bagi lawan. Untuk menjadikan servis sebagai serangan tidaklah mudah, tetapi seorang pemain dituntut benar-benar menguasai teknik servis tersebut dengan baik. Di samping itu dalam melakukan servis pemain tersebut harus cermat dan akurat. Untuk dapat mencapai manfaat servis secara optimal dalam melakukan penempatan bola servis harus akurat. Pemain yang melakukan servis perlu mengupayakan agar hasil servis yang dilakukan menjadi sulit diterima lawan. Agar servis yang dihasilkan sulit diterima lawan, maka menurut Suharno 1993:54 server harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1 Arahkan servis ke penerima yang lemah penguasaan teknik pa ssing . 2 Servislah ke tempat yang kosong. 3 Pergunakanlah teknik servis floa t , kemudian ganti-ganti teknik servis cekis yang keras. 4 Arahkan servis ke pemain yang sedang bergerak. 5 Arahkan ke sasaran sudut datang bola yang sukar, agar penerima sulit untuk memberikan bola ke pengumpan. 6 Perhitungkan arah angin, sinar matahari dan timing pukulan setelah ada tanda peluit dari wasit. commit to user 26 Hasil servis lebih optimal jika pemain dapat melakukan servis dengan cepat, cermat, tepat dan akurat. Berkaitan dengan hal tersebut, Beutelstahl 2003:66 mengemukakan bahwa : Sedapat mungkin seorang server harus melancarkan servisnya kepada pemain pihak lawan yang paling lemah. Kecuali itu ia harus cermat mencari tempat-tempat di pihak lawan yang kurang terjaga dengan baik : a. di daerah net b. di daerah sisi c. di belakang Apabila pemain mengarahkan servisnya ke tempat yang tidak dijaga atau pemain yang paling lemah, maka itu merupakan hal yang menyulitkan bagi regu lawan. Mengingat pentingnya peranan teknik servis tersebut, maka tiap pemain harus memiliki kemampuan servis yang sulit diterima lawan dan mematikan. Tiap pemain tersebut harus memiliki penguasaan teknik servis dengan baik. Pengajar harus memberikan pembelajaran dan latihan servis pada para pemainnya secara intensif dengan program yang benar.

e. Teknik Dasar

Passing Teknik pa ssing dalam permainan bolavoli ada dua: a teknik pass bawah, b dan teknik pass atas. 1 Teknik pass bawah Teknik pass bawah merupakan keterampilan yang paling sering digunakan dalam permainan bolavoli terutama untuk penerimaan servis dan penerimaan serangan dari lawan. Cara melakukan teknik adalah sebaiknya bola disentuh persis sedikit lebih atas dari commit to user 27 pergelangan tangan, sikap lengan dan tangan diupayakan selurus mungkin dan kedua siku sebaiknya difiksir untuk mencegah terjadinya pergeseran yang memberikan kemungkinan arah bola yang dikehendaki tidak melenceng. Sikap kaki dibuka selebar bahu, dan salah satu kaki berada di depan. Secara teknik gerakan pass bawah dapat dibagi menjadi 3 tahapan atau fase, yaitu persiapan sikap permulaan, pelaksanaan sikap perkenaan dan gerak lanjutan sikap akhir. Seperti dikemukakan M. Yunus 1992:79 bahwa, “gerakan pass bawah normal terdiri dari 1 sikap permulaan, 2 gerak pelaksanaan dan 3 gerak lanjutan”. Secara rinci mengenai pelaksanaan masing-masing tahapan teknik gerakan pass bawah dapat dilihat pada gambar dan penjelasan dibawah ini : Gambar 3. Sikap Tangan dan Posisi Badan Saat Pass Bawah M. Yunus, 1992:79 commit to user 28 Sikap permulaan, ambil posisi sikap siap normal pada saat tangan akan dikenakan pada bola, segera tangan dan lengan diturunkan serta tangan dan lengan dalam keadaan terjulur ke bawah depan lurus. Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaannya. Sika p perkena an , pada saat akan mengenakan bola pada bagian sebelah atas bagian proximal dari pada pergelangan tangan, ambillah terlebih dahulu posisi yang sedemikian hingga badan menghadap bola. Begitu bola berada pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus dan diflixir dari arah bawah ke atas depan. Sikap a khir , setelah bola berhasil dipass bawah maka segera diikuti pengambilan sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Pada saat melakukan pass bawah, tangan berpegangan satu dengan yang lain. M. Yunus 1992:79 mengemukakan bahwa, “kedua tangan saling berpegangan yaitu, punggung tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri kemudian saling berpegangan”. Pada saat passing usahakan agar perkenaan bola tepat di bagian proximal dari pada pergelangan tangan dan dengan bidang yang selebar mungkin agar bola selama menempuh lintasannya tidak banyak membuat putaran. Pantulan bola setelah mengenai bagian proximal dari pada pergelangan tangan, akan memantul keatas depan dengan lambungannya cukup tinggi dan dengan sudut pantul 90 . commit to user 29 2 Teknik pass atas Teknik pass atas terutama dipergunakan untuk mengumpan bola kepada penyerang. Cara melakukan teknik pass atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada di muka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan kurang lebih 45 o . Secara rinci mengenai pelaksanaan masing- masing tahapan teknik gerakan pass atas dapat dilihat pada gambar dan penjelasan dibawah ini: Gambar 4. Sikap Tangan dan Posisi Badan pada Saat Pass Atas M. Yunus 1992:80 Sikap permulaan, pemain mengambil sikap siap normal yaitu pengambilan sikap tubuh sedemikian hingga memudahkan untuk commit to user 30 secepatnya bergerak ke arah yang diinginkan. Pemain berdiri dengan salah satu kaki berada di depan kaki lain. Lutut ditekuk badan agak condong kedepan dengan tangan siap didepan dada. Pada saat akan melakukan pa ssing , maka segeralah menempatkan diri di bawah bola. Dan tangan diangkat ke atas depan kira-kira setinggi dahi. Jari-jari tangan secara keseluruhan membentuk suatu setengah bulatan. Jari-jari diregangkan sedikit dan kedua ibu jari membentuk satu sudut. Sikap perkenaa n bola , perkenaan bola pada jari adalah diruas pertama dan kedua terutama dari ibu jari. Pada saat jari disentuhkan pada bola maka jari agak ditegangkan sedikit dan pada saat itu juga diikuti gerakan pergelangan, lengan kearah depan atas agak eksplosif. Sikap a khir , setelah bola berhasil di pa ssing maka lengan harus lurus sebagai suatu gerakan lanjutan diikuti dengan badan dan langkah kaki ke depan agar koordinasi tetap terjaga. Gerakan tangan, pergelangan, lengan dan kaki harus merupakan suatu gerakan yang harmonis, sedang pandangan kearah bola. f. SmashSpike Sma shspike adalah gerakan memukul bola yang dilakukan dengan kuat dan keras serta jalannya bola cepat, tajam, dan menukik. Keterampilan teknik dasar bolavoli dapat mematikan atau sulit diterima lawan apabila pukulan itu dilakukan dengan cepat dan tepat. Yang harus diperhatikan saat akan melakukan keterampilan teknik dasar bolavoli, commit to user 31 yaitu cara mengambil awalanancang-ancang, cara melakukan tolakan, cara melakukan pukulan, cara melakukan pendaratan. Teknik keterampilan teknik dasar bolavoli merupakan teknik yang cukup sulit dibandingkan dengan teknik dasar yang lain seperti servis atau pa ssing . Gerakan keterampilan teknik dasar bolavoli harus mengkoordinasikan banyak gerakan mulai awalan, lompatan, pukulan dan mendarat di lantai Druwachter, 1990:65.

g. Mengumpan

Set-up Mengumpan bola dilakukan dengan pass atas atau melambungkan bola yang diterima ke atas denga kedua belah tangan. Saat mau menerima bola, posisi badan setengah jongkok dengan lutut lentur, badan dijulurkan dengan meluruskan tungkai; dan lurus sambil berjungkat saat melambungkan bola. Posisi lengan dan tangan dari jari seperti hendak menrangkum bola saat melambungkan bola ke atas. Bola dilambungkan dengan kedua belah tangan ke atas di depan pemain siap melakukan pukulan keterampilan teknik dasar bolavoli. Untuk dapat mengumpan dengan baik, cepat, tepat, luwes dan lancar perlu melakukan latihan berulang-ulang hingga benar-benar menguasai Syarifuddin, 2003:12.

h. Membendung

Blocking Membendung blocking adalah bentuk gerakan seseorang atau beberapa orang pemain yang berada di dekat net. Tujuannya untuk menutupi datangnya bola dari lapangan lawan. Caranya dengan menjulurkan kedua belah tangan ke atas dengan ketinggian jangkauan commit to user 32 lebih tinggi dati tepian atas net. Untuk dapat melakukan bendungan dengan baik dan benar, harus memperhatikan: sikap permulaan, gerakannya, pembendungan oleh seorang pemain, pembendungan oleh dua atau tiga orang pemain. Perlu diingat latihan membendung diberikan kepada atlet setelah atlet memiliki bekal kemampuan keterampilan teknik dasar bolavoli, karena dengan memiliki kemampuan keterampilan teknik dasar bolavoli maka akan memudahkan dalam memprediksi kapan membendung harus dilakukan. Berdasarkan uraian di atas, untuk melakukan gerakan-gerakan dalam bolavoli secara baik diperlukan kemampuan fisik prima dan untuk dapat pa ssing bolavoli dengan baik dan benar seorang pemain harus dapat menguasai teknik dasar permainan. Sebagaimana disebutkan Druwachter 1990:82 bahwa, “tahap awal permainan bolavoli sudah memadai apabila pemain telah menguasai teknik dasar yang terdiri dari servis dan pa ssing . Dengan demikian bila seorang pemula atau seseorang ingin dapat bermain bolavoli dengan baik harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli, dan diantara teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bolavoli adalah servis dan pa ssing .

2. Pendekatan Pembelajaran

Kondisi belajar gerak adalah suatu keadaan yang diperlukan agar proses belajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Keadaan yang diperlukan agar proses belajar terjadi mencakup keadaan yang ada pada commit to user 33 diri siswa dan perlakuan yang dikenakan kepada siswa. Kondisi belajar sangat menentukan pencapaian hasil belajar. Kondisi belajar yang sesuai dengan keperluannya dapat memberikan kemungkinan pencapaian hasil baik, sebaliknya kondisi belajar yang tidak sesuai dengan keperluan dapat mengakibatkan pencapaian hasil belajar yang tidak sesuai dengan tujuan belajar. Karena kondisi belajar berpengaruh terhadap kualitas pencapaian hasil belajar, maka kondisi belajar harus disiapkan dengan sebaik-baiknya. Di dalam belajar gerak perlu dipertimbangkan mengenai lamanya waktu berlatih, frekuensi mempraktikkan gerakan selama waktu yang tersedia dan perbandingan antara waktu praktek dan dengan waktu untuk beristirahat. Waktu yang tersedia harus digunakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai peningkatan keterampilan yang sebesar-besarnya. Guru perlu merencanakan pendistribusian waktu latihan. Yang perlu dipikirkan dalam hal ini bukan hanya bagaimana memberikan waktu yang cukup, tetapi bagaimana mengatur waktu agar dapat mencapai hasil yang memadai, baik hasil jangka pendek maupun hasil jangka panjang. Dalam Rusli 1988:102 memaparkan “Belajar gerak itu terdiri dari tahap penguasaan, penghalusan, dan penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga. Untuk mencapai pembelajaran tersebut lebih lanjut Rusli Lutan menguraikan langkah-langkah dalam proses belajar sebagai berikut : 1 Bangkitnya motivasi pada diri seseorang yang menyebabkan dia siap untuk mempersepsi rangsang. 2 Terdapat suatu tujuan yang kaitan dengan motivasi, keinginan dan tujuan meniruan dua hal yang saling berkaitan. 3 Ketegangan bangkit dan meningkat, jika tujuan tak serta tercapai, ketegangan akan meningkat. commit to user 34 4 Pencarian tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan. 5 Seseorang memilih dan memantapkan tindakan yang tepat untuk menapai tujuan. 6 Perilaku yang tak sesuai tidak diulang kembali hal 117. Belajar keterampilan motorik merupakan seperangkat proses yang berikatan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam kapabilitas untuk bereaksi dalam situasi tertentu. Lebih lanjut Schmidt 1988:346 mendefiniskan belajar gerak adalah suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman, yang mengarah kepada perubahan yang relatif permanen dalam kapabilitas untuk merespon sesuatu. Kualitas perubahan perilaku terampil dalam penguasan keterampilan gerak sangat dipengaruhi oleh faktor kesiapan belajar, terutama dalam perencanaan dan pengelolaan program pembelajaran atau latihan. Seperti yang diungkapkan Singer 1980:134 bahwa kesiapan untuk belajar dan melakukan tugas gerak dapat diinterpretasikan sebagai kesiapan siswa, kesiapan menerima atau kesiapan untuk menerima informasi dari keterampilan dan secara umum agar dapat berpenampilan baik. Dalam proses belajar penguasaan keterampilan gerak, selain unsur psikomotor yang terlibat, ada pula unsur kognitif dan afektif. Artinya, meskipun tekanan belajarnya ialah penguasaan suatu keterampilan olahraga, tidak berarti unsur-unsur lain seperti kognitif misalnya pemahaman konsep dan afektif misalnya peraturan serta nilai yang terkandung di dalam cabang olahraga diabaikan. Berkaitan dengan tahap-tahap belajar keterampilan motorik, Fitts Posner yang dipaparkan oleh Sugiyanto dan Sudjarwo commit to user 35 1994:272 merinci tahap-tahap belajar gerak yaitu “fase kognitif, fase asosiatif dan fase otomatisasi”. Penjelasan ketiga tahapan tersebut penulis sadur sebagai berikut: 1 Fase kognitif Dalam fase ini proses belajar diawali dengan berpikir tentang gerakan yang dipelajari, siswa berusaha mengetahui dan meahami konsep gerakan yang diberikan kepadanya baik yang bersifat verbal maupun yang bersifat visual artinya gerakan-gerakan yang diinformasikan dengan kata- kata yang didengar maupun yang diinformasikan melalui demontrasi langsung, informasi tersebut ditangkap oleh indera yang kemudian diproses dalam mekanisme perseptual, setelah mendapatkan gambaran tentang gerakan yang dipelajarinya diproses kembali menjadi kedalam mekanisme pengambilan keputusan apa yang akan diperbuat, dan kemudian diwujudkan dalam bentuk rencana gerak dan selanjutnya diproses dalam mekanisme pengerjaan. Tahap ini siswa menerima informasi tentang konsep gerak, dan berusaha memahami serta mencoba mengulang-ulang gerakan. Dalam usaha penerapan konsep gerak tersebut, tidak mustahil siswa banyak mengalami kesalahan, gerakan kaku, dia meniru contoh gerakan temannya, dan hasil gerakannya tidak konsisten, namun dengan mempraktekkan gerakan berulang-ulang gerakan demi gerakan, penguasaan keterampilan melakukan gerakan menjadi meningkat memasuki fase belajar selanjutnya. commit to user 36 2 Fase asosiatif Setelah tahap pertama dilalui maka belajar atau berlatih beralih ke tahap asosiatif atau fase menengah. Pada awal tahap ini ditandai dengan pelaksanaan tugas gerak yang dilakukan oleh siswa semakin efektif dan efisien, artinya kesalahan gerakan semakin berkurang, pelaksanaan gerakan mulai semakin halus, terkoordinir, tetapi belum otomatis. Pelaku mulai mampu melakukan gerakan dan menyesuaikan diri dengan gerakan kekikukan, seperti timing, kecepatan dan kekuatan gerakan. Karena itu dalam tahap asosiatif ini siswa lebih memusatkan perhatian bagaimana melakukan pola gerak sebaik-baiknya, dan bukan lagi mencari-cari pola gerak yang akan dilakukannya, namun tetap melalui gerakan yang berulang-ulang, pelaksanaan gerakan semakin efisien dan kesalahan- kesalahan semakin berkurang. Untuk meningkatkan penguasaan gerakan yang benar perlu adanya koreksi dari guru, orang lain atau melalui rekaman gerakan yang dilakukan siswa sehingga ia dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukannya melalui repetisi atau pengulangan-pengulangan gerakan yang pada akhirnya siswa dapat merangkai gerakan secara terpadu. 3 Fase otomatisasi Setelah seseorang belajar dalam suatu periode tertentu, maka pada akhirnya dia akan sampai pada tahap otomatisasi. Artinya pelaku mulai melakukan gerak secara otomatis karena telah latihan gerakan berulang- ulang dengan teratur dan dengan frekuensi ulangan yang banyak dalam commit to user 37 jangka waktu yang relatif lama. Kemampuan kognitif mulai berkurang karena gerakan yang dilakukan telah dilakukan secara otomatis, dan hasil gerakan lebih baik dibandingkan dengan tahap-tahap sebelumnya. Dalam arti lain, keterampilan yang dipelajari dapat ditampilkan secara cermat dan tepat, serta gerakannya tidak terganggu oleh kegiatan lingkungan yang terjadi secara simultan. Singer 1980:36 mengatakan sebagian besar kita percaya bahwa ada beberapa faktor yang memberikan sumbangan untuk dapat menghasilkan penampilan gerak yang tingi, diantaranya 1 proses pembelajaran 2 siswa 3 situasi belajar. Lebih lajut dikatakan bahwa dari tiga faktor tersebut yaitu faktor siswa dan proses pembelajaran memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap penampilan gerak seseorang. Waktu yang tersedia untuk sekali latihan perlu didistribusikan untuk praktek dan istirahat. Untuk itu faktor-faktor yang perlu dipertimbangan antara lain adalah berat ringannya aktivitas yang dilakukan dan tingkat keterampilan siswa. Makin berat aktivitas yang dilakukan, waktu praktek seharusnya makin pendek dengan selang waktu untuk istirahat yang lebih sering. Sedangkan dalam hubungannya dengan faktor tingkat keterampilan siswa, bagi pemula selang seling antara waktu praktek dengan waktu istirahat didistribusikan dengan periode yang lebih pendek. Untuk yang tingkatannya sudah maju, periode waktu praktek harus diperpanjang. Pengaturan waktu latihan erat hubungannya dengan perhitungan beberapa kali sebaiknya setiap siswa mengulang-ulang untuk melakukan commit to user 38 gerakan keterampilan yang dipelajari agar hasil belajarnya yang berupa penguasaan gerakan bisa memadai. Sugiyanto 1993:62 menyatakan bahwa, “Mengenai banyaknya ulangan, secara umum dapat dikatakan bahwa semakin banyak mengulang-ulang maka gerakan semakin bisa dikuasai”. Semakin sering siswa melakukan bentuk gerakan yang dipelajari akan semakin dapat menguasai gerakan yang dipelajari tersebut, misalnya pada saat siswa mempelajari gerakan servis bawah, semakin banyak mengulangi gerakan itu maka gerakannya menjadi makin dikuasai dan semakin mahir serta ketepatan mengarahkan bola pada tempat yang diinginkan akan semakin meningkat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penambahan waktu praktik untuk menguasai keterampilan gerak tertentu, peningkatannya tidak akan selalu sebanding dengan banyaknya tambahan waktu untuk praktik. Dengan kata lain bahwa pada tingkat pencapaian keterampilan tertentu, walaupun terus menerus dipraktikkan kembali peningkatannya menjadi semakin kecil dan bahkan tidak meningkat lagi. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya waktu yang tersedia tidak dihamburkan untuk melakukan gerakan yang itu-itu terus, tetapi perlu dimanfaatkan untuk mempelajari gerakan-gerakan yang lain sehingga siswa semakin kaya dengan berbagai bentuk gerakan keterampilan. Pendekatan pembelajaran oleh guru bisa dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, permasalahan sangat baik jika dimulai sejak masa kanak-kanak, terutama pada akhir masa kanak-kanak 6-12. Pada masa ini merupakan tahap perkembangan keterampilan gerak dasar. Menurut Bompa 1994:70 pada bagan dibawah ini: commit to user 39 Gambar 5. Periodisasi Pengembangan Olahraga Jangka Panjang Bompa, 1994:70 Untuk menghasilkan siswa ke tingkat terampil dalam proses pembelajaran diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang sedang dipelajari. Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara kerja yang sistematik untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan pemberian latihan guna membantu siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pa ssing bolavoli diantaranya dengan ma ssed pra ctice dan distributed pra ctice . a. Massed Practice Ma ssed pra ctice adalah mempraktikkan gerakan yang dipelajari secara terus menerus tanpa waktu istirahat atau sangat pendek waktu istirahatnya Sugiyanto dan Sudjarwo, 1994:358. Ma ssed pra ctice adalah dimana interval istirahat lebih pendek dari pada lamanya percobaan Kerr, Spesialisasi 14 Tahun Pembentuan Olahraga 11-14 tahun Spesialisasi 15-17 tahun Prestasi puncak 17 tahun Periodisasi Latihan Anak dan Junior Generalisasi 6 -14 Tahun Permulaan 6-10 tahun commit to user 40 1982:55. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo 1994:284 bahwa mempraktekkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus menerus tanpa istirahat, cara ini disebut ma ssed conditions . Waktu yang diperlukan oleh seorang pelatih untuk mempraktekkan materi latihan perlu dipertimbangkan secara seksama agar tidak terbuang percuma. Untuk itu seorang guru perlu merencanakan pendistribusian waktu latihan. Yang perlu dipikirkan dalam hal ini bukan hanya bagaimana memberikan waktu yang cukup, tetapi juga bagaimana mengatur waktu yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang memadai, baik hasil jangka pendek maupun hasil jangka panjang. Waktu yang tersedia untuk sekali latihan perlu didistribusikan untuk praktek dan istirahat. Makin berat aktivitas yang dilakukan, waktu praktek seharusnya makin pendek dengan selang waktu untuk istirahat yang lebih sering. Sedangkan dalam hubungannya dengan faktor tingkat keterampilan peserta latihan, bagi atlet pemula selang seling antara waktu praktek dan waktu istirahat didistribusikan dengan periode yang lebih pendek. Untuk yang tingkatannya sudah maju atau keterampilannya sudah memadai, periode waktu praktek harus diperpanjang. Untuk dapat melakukan gerakan dengan terampil diperlukan kondisi belajar keterampilan gerak tersendiri. Kondisi tersebut dapat berupa metode latihan dengan ma ssed pra ctice . Drowatzky 1981:243 menyatakan bahwa, “Suatu latihan yang dilakukan dalam satu sesi yang lama, dimana latihan dilakukan terus menerus dengan tanpa ada tempo commit to user 41 untuk istirahat”. Dengan demikian apabila mempraktekkan gerakan yang sedang dipelajari secara terus menerus tanpa ada waktu istirahat atau kalau ada sangat pendek waktu istirahatnya berarti menurut pada pelatihan dengan ma ssed pra ctice. Ma ssed pra ctice merupakan salah satu metode praktek pembelajaran pendidikan jasmani dengan prinsip pengaturan giliran belajar dimana siswa melakukan gerakan secara terus-menerus tanpa diselingi istirahat. Dengan model ini setiap siswa diberi instruksi mempraktekkan secara terus-menerus selama waktu belajar. Ma ssed pra ctice merupakan metode praktek dalam proses pembelajaran yang digolongkan ke dalam praktek berkelanjutan, karena proses pelaksanaan pembelajaran yang telah diprogramkan dilakukan terus menerus tanpa ada selingan istirahat. Ma ssed pra ctice berdasarkan pada beberapa penelitian ternyata kurang efektif di dalam meningkatkan penguasaan gerak bila dibandingkan dengan metode praktek yang didistribusikan atau diselingi istirahat. Faktor yang menyebabkan kurang efektifnya metode massed pra ctice adalah faktor kelelahan. Intensitas kegiatan dalam praktek padat dan tidak ada waktu untuk pemulihan atau recovery seperti yang terdapat dalam metode praktek distribusi. Namun demikian praktek padat akan sangat berguna dalam menyesuaikan kegiatan yang benar-benar berat dan sering harus dilakukan dalam keadaan lelah dan tekanan faktor eksternal lainnya, seperti hari panas, teriakan penonton, dan cuaca atau keadaan yang menuntut melakukan gerakan- commit to user 42 gerakan secara padat. Pendekatan pembelajaran dengan ma ssed pra ctice sangat cocok untuk belajar pressure exercise . Dengan pembelajaran yang padat ini akan cepat mengkondisikan tubuh di dalam menguasai suatu keterampilan gerak. Singer 1980:48, menyatakan bahwa, “Pengalaman dalam kondisi belajar yang bervariasi dan dengan kondisi tekanan stressful akan membantu pencapaian keterampilan yang tinggi”. Pendekatan pembelajaran dengan ma ssed pra ctice akan lebih cepat menghasilkan gerakan yang otomatis, karena pembelajaran dengan ma ssed pra ctice akan menuntut atau mempengaruhi otot-otot melakukan adaptasi terhadap rangsangan yang diberikan, sehingga otot akan terbiasa dengan aktivitas-aktivitas yang berulang-ulang, hal inilah yang menjadikan gerakan yang dipelajari menjadi kebiasaan. Pembelajaran dengan ma ssed pra ctice akan dapat meningkatkan feeling atau naluriah yang tinggi pada diri siswa, sehingga dengan naluriah ini akan memperoleh kemampuan di dalam melakukan gerakan. Untuk mencapai tingkat keterampilan yang baik, maka dalam pelaksanaan latihan seorang atlet harus melakukan pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Semakin sering atau semakin banyak mengulang-ulang gerakan yang dipelajari maka akan terjadi otomatisasi gerakan yang efektif dan efisien. Pengaturan giliran praktek dalam latihan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan penguasaan gerakan keterampilan. Dengan keterampilan yang telah dimilikinya menjadi lebih baik dan otomatis. Oleh commit to user 43 karena itu seorang pelatih harus cermat dan tepat dalam menerapkan program latihan. Ma ssed pra ctice merupakan metode latihan yang pelaksanaannya tanpa diselingi istirahat diantara waktu latihan sampai batas waktu yang ditentukan. Menurut Schmidt 1991:74 ma ssed pra ctice merupakan sesi latihan dimana jumlah waktu latihan dalam sebuah percobaan lebih besar dari pada jumlah istirahat diantara percobaan, yang akhirnya mengarah pada kelelahan berbagai tugas. Menurut Iwan Setiawan 1985:46 ma ssed pra ctice adalah praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari dan dilakukan dengan berkesinambungan dan konsisten tanpa diselingi istirahat. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo 1994:284 bahwa mempraktekkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus menerus tanpa istirahat, cara ini disebut ma ssed conditions . Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus menerus tanpa diselingi istirahat adalah ciri dari metode massed pra ctice . Latihan yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat akan berpengaruh terhadap kapasitas total paru dan volume jantung. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan cukup berat yang diberikan terhadap sistem aerobik di dalam tubuh. Junusul 1989:203 menyatakan bahwa “latihan terus menerus dapat mempertinggi kapasitas aerobik, karena bentuk latihan tersebut memberikan pembebanan yang cukup berat terhadap sistem aerobik, sehingga bisa dipergunakan untuk meningkatkan kesegaran aerobik”. Pendapat lain dikemukakan Yusuf Adisasmita dan commit to user 44 Aip Syaifudin 1996:142, “metode terus menerus dapat meningkatkan daya tahan keseluruhan dan peningkatan perlawanan terhadap kelelahan”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dirumuskan bahwa ma ssed pra ctice adalah latihan keterampilan yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat. Dalam hal ini pemain melakukan gerakan sesuai dengan instruksi dari pelatih sampai batas waktu yang telah ditentukan habis. Metode ma ssed pra ctice pada prinsipnya dapat meningkatkan daya tahan secara keseluruhan. Di samping itu juga dengan latihan secara terus menerus akan meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan pada waktu melakukan latihan dan akan merangsang kemampuan otot yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu untuk membantu mencapai prestasi yang lebih baik. Pelaksanaan latihan keterampilan bolavoli dengan metode ma ssed pra ctice yaitu pemain diinstruksikan melakukan keterampilan dasar bolavoli secara berulang-ulang dan terus menerus. Pemain tidak diberikan kesempatan untuk istirahat sampai batas waktu yang ditentukan habis. Dengan melakukan gerakan yang berulang-ulang dan terus-menerus maka dengan sendirinya akan terjadi perbaikan kualitas sistem syaraf, yang mengarah pada perbaikan pola gerakan keterampilan bolavoli. Seperti yang dikemukakan Yusuf Adisasmita dan Aip Syaifudin 1996:142 menyatakan “metode terus menerus meningkatkan self control atlet pada waktu melakukan usaha-usaha atau latihan yang melelahkan, commit to user 45 dan kemampuannya untuk merangsang kelompok otot yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan cabang olahraga”. Setiap pelaksanaan bentuk latihan memiliki kekurangan dan kelemahan. Demikian halnya dengan latihan ma ssed pra ctice . Menurut Schmidt 1991:346 “pembatasan istirahat disela-sela percobaan dalam kondisi ma ssed pra ctice cenderung mengurangi penampilan jika dibandingkan dengan distributed pra ctice yang waktu istirahatnya lebih banyak”. Latihan keterampilan bolavoli dengan ma ssed pra ctice , memiliki kelebihan dalam hal pemanfaatan memori gerakan. Latihan keterampilan dengan massed pra ctice memiliki keuntungan, yaitu dengan adanya ingatan jangka pendek short term memory . Menurut Rusli 1988:163 bahwa “ short term memory yaitu sistem memori yang berfungsi untuk menyimpan sejumlah besar informasi yang diterimanya selama periode waktu yang singkat”. Setelah melakukan gerakan keterampilan bolavoli, short term sensory store pemain mencatat di dalam short term memory . Apa yang baru saja dilakukan masih terkonsep dan tersimpan di dalam memori selama beberapa saat, dan memori itu akan hilang setelah beberapa lama. Dengan latihan secara terus menerus massed pra ctice , maka sebelum memori itu hilang, pemain melakukan gerakan lagi sehingga konsep gerakan keterampilan bolavoli yang dilakukan terkonsep ke dalam memori dengan lebih kuat. Short term memory ini juga dapat memberikan feedba ck pada pemain, agar gerakan keterampilan bolavoli commit to user 46 selanjutnya menjadi lebih baik. Suatu misal pemain melakukan gerakan yang terlalu lemah, atau tenaganya terlalu besar. Pemain menyadari bahwa gerakan yang baru saja dilakukan dengan kurang tetap, gerakan yang dilakukan tadi masih terkonsep didalam memori, sehingga memberikan perbaikan untuk gerakan selanjutnya. Kebaikan dan kelemahan metode ma ssed pra ctice dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1. Kebaikan dan Kelemahan Ma ssed Pra ctice Kebaikan Kelemahan a. M a ssed pra ctice berguna dalam menyesuaikan kegiatan yang benar- benar berat. b. M a ssed pra ctice cocok untuk latihan pressure exercise. c. Metode ma ssed pra ctice cocok untuk mempraktekkan skill individu. d. Metode ma ssed pra ctice cocok untuk latihan yang benar-benar berat. a. Ma ssed pra ctice merupakan praktek terus menerus yang akan cepat mendatangkan kelelahan. b. Dalam metode latihan dengan ma ssed pra ctice tidak ada kesempatan melakukan recovery . c. Variasi belajar kurang, sehingga cepat mendatangkan kebosanan. d. Siswa dengan keterampilan rendah akan merasa kesulitan. Untuk mengantisipasi kelemahan-kelemahan yang ada, guru yang kreatif dan cerdik seharusnya cepat tanggap dan dapat memberikan pemecahannya untuk meminimalkan kelemahan yang ada. Kegiatan guru commit to user 47 di dalam meminimalkan kelemahan dari ma ssed pra ctice adalah memberikan motivasi yang tepat dan menciptakan kondisi yang nyaman dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar akan lebih mengena atau mencapai tujuan belajar apabila kegiatan praktek dilakukan dengan berlomba, karena kegiatan yang dilakukan dengan berlomba akan mendatangkan keriangan dan motivasi yang lebih besar. Dengan keriangan dan motivasi yang tinggi, besar kemungkinan tujuan belajar yang telah ditetapkan akan mudah tercapai. Dorongan yang positif dari seorang guru pada siswa akan menimbulkan aksi yang lebih besar pada diri siswa. Singer 1980:48, menyatakan bahwa, “Dorongan menyemangati reinforcement akan menambah kemungkinan aksi yang dikehendaki dapat terwujud”. b. Distributed Practice Gerakan keterampilan pada dasarnya merupakan sekumpulan dari gerakan-gerakan yang menjadi unsurnya. Selain itu penguasaan gerakan keterampilan akan terjadi secara bertahap dalam peningkatannya, mulai dari belum bisa menjadi bisa dan kemudian menjadi terampil melakukan suatu gerakan. Dengan kenyataan-kenyataan seperti itu, hendaknya pengaturan materi belajar yang dipraktekkan dimulai dari yang mudah meningkat ke materi yang lebih sukar atau dari materi belajar yang lebih sederhana meningkat ke materi belajar yang lebih kompleks dan memiliki tingkat kesulitan gerak yang lebih tinggi. Untuk mempelajari materi commit to user 48 belajar yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan kompleks akan lebih berhasil dengan pendekatan pembelajaran distributed pra ctice . Mempraktekkan gerakan merupakan kondisi belajar yang paling berat di dalam belajar gerak. Siswa harus mengerahkan tenaganya untuk melakukan gerakan berulang kali. Mereka harus memerangi rasa lelah dan kadang-kadang harus berhadapan dengan rasa bosan. Agar kelelahan dan kebosenan tidak cepat terjadi pada diri siswa, maka penciptaan kondisi praktek yang bervariasi sangat diperlukan. Di sinilah diperlukan kreativitas seorang guru di dalam menciptakan variasi pembelajaran. Variasi belajar dapat dilakukan dengan model pembelajaran yang berselang seling atau latihan yang diselingi istirahat. Distributed pra ctice adalah prinsip pengaturan giliran dalam pembelajaran dimana diadakan pengaturan waktu belajar dengan waktu istirahat secara berselang-seling. Drowatzky 1981:243, menyatakan bahwa, “ distributed pra ctice atau latihan selang dilakukan dalam beberapa sesi yang pendek diselingi dengan istirahat”. Hubungan antara sesi pembelajaran dengan istirahat dapat diatur dengan berbagai cara, misalnya sesi pembelajaran yang panjang dengan masa istirahat yang tidak terlalu sering, atau sesi pembelajaran yang pendek dengan banyak selingan istirahat. Masa istirahat yang panjang atau pendek dan periode istirahat yang semakin lama atau semakin singkat merupakan prediksi yang jeli dari seorang guru di dalam proses pembelajaran. commit to user 49 Pembelajaran distributed pra ctice merupakan bentuk pembelajaran yang pelaksanaannya diselang-seling antara melakukan kegiatan dengan istirahat. Dalam pembelajaran distributed pra ctice adalah prinsip pengaturan giliran dalam pembelajaran dimana diadakan pengaturan waktu belajar dengan waktu istirahat secara berselang-seling. Supandi 1992:21, menyatakan bahwa, “Praktek dapat pula dilaksanakan dengan waktu selang berupa istirahat. Praktek demikian itu biasa disebut praktek didistribusikan”. Hubungan antara latihan dengan istirahat dapat diatur dengan berbagai cara, misalnya sesi latihan yang panjang dengan masa istirahat yang tidak terlalu sering, atau sesi latihan yang pendek dengan banyak selingan istirahat. Masa istirahat yang panjang atau pendek dan periode istirahat yang semakin lama atau semakin singkat merupakan prediksi yang jeli dari seorang guru di dalam proses pembelajaran. Yang menjadi persoalan di sini bukan hanya apakah perlu adanya periode istirahat selama proses pembelajaran berlangsung, tetapi bagaimana hubungan terbaik yang dapat diciptakan antara latihan dan istirahat di dalam praktek keterampilan gerak. Waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses belajar gerak untuk memperoleh pemulihan yang cukup. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pendekatan praktek dengan latihan terdistribusi dilaksanakan sebagai berikut: setiap siswa diberi instruksi untuk mempraktekkan gerakan beberapa kali, kemudian beristirahat, setelah commit to user 50 cukup pemulihan istirahat, siswa harus melakukan latihan lagi. Latihan seperti ini dilakukan secara berulang-ulang sampai waktu latihan habis. Metode distributed pra ctice merupakan bentuk latihan yang diselingi istirahat diantara waktu latihan. Menurut Iwan Setiawan 1985:46 menyatakan “praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari dilakukan dalam waktu relatif singkat dan sering diselingi waktu istirahat”. Menurut Schmidt 1991:74 bahwa “dalam distributed pra ctice , disela-sela percobaan yang dilakukan terdapat istirahat yang sama atau melebihi banyaknya waktu dalam percobaan, yang mengarah ke suatu urutan yang lebih santai”. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo 1994:284 mengemukakan waktu istirahat yang diberikan tidak perlu menunggu sampai mencapai kelelahan, tetapi juga jangan terlalu sering. Penting untuk mengatur agar rangsangan terhadap sistem-sistem yang menghasilkan gerakan tubuh diberikan secara cukup, atau tidak kurang atau tidak kelebihan. Periode latihan merupakan faktor penting dan harus diperhitungkan dalam latihan. Waktu istirahat diantara waktu latihan bertujuan untuk recovery atau pemulihan. Penggunaan waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses belajar gerak. Metode distributed pra ctice merupakan bentuk latihan yang diselingi istirahat diantara waktu latihan. Metode distributed pra ctice ini mempunyai beberapa keuntungan baik bagi pelatih maupun atlet. Foss commit to user 51 Keteiyan 1998:285 mengemukakan ada dua keuntungan utama dalam menggunakan program latihan distributed pra ctice yaitu: 1 Program latihan distributed pra ctice dapat membuat para coa ch atau pelatih untuk lebih mengkhususkan program latihan yang lebih teliti bagi setiap atlet, yang khusus pada sistem energi predominan untuk olahraga yang diberikan dan dilaksanakan pada tingkat tegangan fisiologis yang mengoptimalkan keberhasilan dalam penampilan, 2 Program latihan distributed pra ctice pelaksanaannya sama hari ke hari, sehingga atlet bisa mengamati kemajuannya dan fleksibel pelaksanaannya. Waktu istirahat sangat penting diantara waktu latihan. Waktu istirahat memberikan kesempatan untuk atlet mengadakan pemulihan diantara pengulangan gerakan. Pemulihan dilakukan setelah melakukan kerja atau latihan dengan intensitas tinggi selama latihan. Latihan dengan metode distributed pra ctice dapat juga diterapkan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan sepak bola dalam permainan sepak bola. Di dalam pelaksanaannya, yaitu pemain melakukan gerakan keterampilan sepak bola sesuai instruksi dari pelatih atau pembina dan pada saat tertentu pemain diberi kesempatan untuk istirahat. Istirahat yang diberikan tersebut dapat digunakan untuk relaksasi atau diberikan koreksi dari pelatih. Dengan demikian kondisi pemain akan pulih, selain itu dapat mengenali atau mencermati kesalahan pada saat melakukan keterampilan sepak bola, sehingga pada kesempatan berikutnya kesalahan tersebut tidak diulang lagi. commit to user 52 Kebaikan dan kelemahan pembelajaran dengan distributed pra ctice dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut : Tabel 2. Kebaikan dan Kelemahan Distributed Pra ctice Kebaikan Kelemahan a. Praktek latihan dengan selingan istirahat memberikan kesempatan tubuh melakukan recovery . b. Dalam menunggu giliran praktek ada waktu istirahat, maka dapat digunakan untuk melakukan koreksi dan mengevaluasi kegiatan teman. c. Dengan evaluasi dan koreksi, maka beban praktek yang diberikan akan lebih mudah untuk dikuasai. d. Latihan cocok untuk praktek keterampilan berpasangan. e. Latihan tidak lekas mendatangkan kelelahan dan kebosanan. a. Diperlukan pengaturan waktu dan giliran melakukan gerakan dengan aturan yang ketat dan sistematis agar masing-masing siswa memperoleh kesempatan yang sama. b. Diperlukan penekanan beban tugas yang wajib dilakukan, agar antara siswa yang malas dengan siswa yang agresif memiliki beban tugas yang sama. Perbedaan antara pembelajaran dengan ma ssed pra ctice dan distributed pra ctice dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut : commit to user 53 Tabel 3. Perbedaan Antara Metode Ma ssed Pra ctice dan Distributed Pra ctice PENDEKATAN PEMBELAJARAN METODE MASSED PRACTICE METODE DISTRIBUTED PRACTICE · Pemain mempunyai kesempatan melakukan pengulangan sebanyak-banyaknya. · Pemain mempunyai kesempatan melakukan pengulangan secara bergantian. · Penguasaan terhadap pola gerakan keterampilan lebih cepat karena latihan dilakukan secara terus menerus. · Penguasaan terhadap pola gerakan keterampilan lebih lambat karena latihan dilakukan secara berselang. · Dapat meningkatkan daya tahan fisik sekaligus dapat meningkatkan kepekaan feeling terhadap bola. · Dalam peningkatan daya tahan fisik kurang meningkat dan kepekaan terhadap bola juga kurang maksimal. · Dengan gerakan secara terus menerus akan menyebabkan kelelahan. · Dengan gerakan secara bergantian akan terhindar dari kelelahan. · Pemain cenderung melakukan gerakan teknik yang salah karena kondisi yang lelah. · Pemain dalam melakukan gerakan teknik dengan baik dan benar karena kondisi fisik yang tidak capek · Dimungkinkan akan terjadi kelelahan yang berlebihan. · Pemain selalu mendapat istirahat yang cukup dan akan terhindar dari kelelahan.

c. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan

Passing Bolavoli dengan Menggunakan Massed Practice Pelaksanaan pembelajaran seorang siswa harus melakukan pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Semakin sering atau semakin banyak mengulang-ulang gerakan yang dipelajari maka akan terjadi otomatisasi gerakan yang efektif dan efisien. Pengaturan giliran praktek dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan penguasaan gerakan keterampilan. Dengan keterampilan yang telah dimilikinya menjadi lebih baik dan commit to user 54 otomatis. Oleh karena itu seorang pengajar harus cermat dan tepat dalam menerapkan program pembelajaran. Ma ssed pra ctice merupakan pendekatan pembelajaran yang pelaksanaannya tanpa diselingi istirahat diantara waktu latihan. Berikut ini disajikan batasan pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Drowatzky 1981:243 ma ssed pra ctice adalah suatu latihan yang dilakukan dalam satu sesi yang lama, dimana latihan dilakukan secara terus menerus dengan tanpa ada tempo untuk istirahat. Menurut Singer 1980:419 mengemukakan ma ssed pra ctice didefinisikan sebagai praktek yang lebih luas tanpa istirahat. Schmidt 1988:384 mengemukakan ma ssed pra ctice didefinisikan sebagai praktek yang lebih luas dimana jumlah praktek dalam sebuah penelitian lebih besar dari pada jumlah istirahat diantara penelitian. Magill 1985:428 mengemukakan ma ssed pra ctice sebagai praktek dimana jumlah istirahat antara penelitian sangat singkat atau tidak ada sehingga praktek relatif berkelanjutan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dirumuskan bahwa, ma ssed pra ctice adalah latihan keterampilan yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat. Dalam hal ini siswa melakukan gerakan sesuai dengan instruksi dari pelatih sampai batas waktu yang telah ditentukan habis. Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus menerus tanpa diselingi istirahat adalah ciri dari pendekatan ma ssed pra ctice . commit to user 55 Pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat akan berpengaruh terhadap kapasitas total paru-paru dan volume jantung. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsang cukup berat yang diberikan terhadap sistem aerobik di dalam tubuh. Junusul 1989:203 menyatakan bahwa “latihan terus menerus dapat mempertinggi kapasitas aerobik, karena bentuk latihan tersebut memberikan pembebanan yang cukup berat terhadap sistem aerobik, sehingga dipergunakan untuk meningkatkan kesegaran aerobik”. Pendapat lain dikemukakan Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifudin 1996:142, “Metode terus menerus dapat meningkatkan daya tahan keseluruhan dan peningkatan perlawanan terhadap kelelahan”. Berdasarkan pendapat diatas menunjukkan bahwa, pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice pada prinsipnya dapat meningkatkan daya tahan secara keseluruhan. Disamping itu juga dengan latihan secara terus menerus akan meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan pada waktu melakukan pembelajaran dan akan merangsang kemampuan otot yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu untuk membantu mencapai prestasi yang lebih baik. 1 Pelaksanaan pembelajaran keterampilan pa ssing bolavoli dengan ma ssed pra ctice Pelaksanan pa ssing bolavoli dengan pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice yaitu siswa diintruksikan melakukan keterampilan pa ssing bolavoli secara berulang–ulang dan terus menerus. Siswa tidak commit to user 56 diberi kesempatan untuk istirahat sampai batas waktu yang telah dijadualkan. Dengan melakukan gerakan yang berulang–ulang dan terus menerus maka dengan sendirinya akan terjadi perbaikan kualitas sistem syaraf, yang mengarah pada perbaikan pola gerakan keterampilan pa ssing bolavoli. Seperti yang dikemukakan Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifudin 1996:142 menyatakan ”Metode terus menerus meningkatkan self control atlet pada waktu melakukan usaha- usaha atau latihan yang melelahkan, dan kemampuan untuk merangsang kelompok otot yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan cabang olahraga”. Adapun setiap bentuk pendekatan pembelajaran memiliki kekurangan dan kelemahan. Demikian halnya dengan pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice . Menurut Schmidt 1988:384 ”Pembatasan istirahat disela-sela percobaan dalam kondisi ma ssed pra ctice cenderung mengurangi penampilan jika dibandingkan dengan distributed pra ctice yang istirahatnya lebih banyak”. Kelebihan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ma ssed pra ctice yaitu : a Siswa mempunyai kesempatan melakukan pengulangan gerakan sebanyak-banyaknya. b Penguasaan terhadap pola gerakan keterampilan pa ssing bolavoli akan menjadi lebih cepat tercapai. Karena dalam pembelajaran ini commit to user 57 secara terus menerus dan berkelanjutan dan memungkinkan terhadap pembetulan pola gerakan yang cepat. c Dapat meningkatkan keterampilan sekaligus meningkatkan daya tahan fisik, meningkatkan kepekaan feeling terhadap bola. Sedangkan kelemahan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan massed pra ctice adalah sebagai berikut : a Penguasaan teknik gerakan pa ssing bolavoli kurang sempurna. Sebab dengan gerakan terus menerus akan menyebabkan kelelahan, hal ini akan berpengaruh terhadap kesempurnaan pola gerakan yang dilakukan. b Pengontrolan dan perbaikan gerakan yang dilakukan mengalami kesulitan, karena tidak ada waktu istirahat. c Siswa cenderung melakukan teknik yang salah, karena kondisi yang lelah. d Dimungkinkan akan terjadi kelelahan yang berlebihan overtraining dan dapat menimbulkan cidera. 2 Sistem memori dalam pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice Pendekatan pembelajaran ma ssed pra ctice merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi waktu istirahat. Dalam hai ini siswa melakukan permainan bolavoli secara terus menerus sesuai dengan program yang telah dijadualkan. Dengan melakukan permainan bolavoli secara berulang-ulang, maka akan menguatkan respon. commit to user 58 Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, pembelajaran pa ssing bolavoli dengan pendekatan ma ssed pra ctice termasuk sistem memori jangka panjang atau long term memory . Dalam hal ini Rusli 1988:170 berpendapat bahwa : Tujuan latihan teknik dalam olahraga ialah untuk menguasai keterampilan secara efisien dan keterampilan itu melekat selama waktu tertentu. Hal ini erat kaitannya dengan konsep memori jangka panjang, karena dalam banyak hal pengembangan memori jangka panjang merupakan tujuan akhir dari proses mengajar atau belajar dalam keterampilan motorik. Dalam keadaan informasi itu melekat, maka pada suatu ketika bisa terjadi memori itu melemah yang berarti informasi dalam jagka panjang itu semakin hilang. Selain itu, dengan latihan atau pengulangan maka semakin meningkat jumlah asosiasi dalam informasi yang telah dipelajari misalnya semakin meningkat kebermaknaannya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran pa ssing bolavoli yang dilakukan secara terus menerus maka suatu keterampilan akan dikuasai dengan baik. Keterampilan yang dilakukan secara terus menerus akan tersimpan di dalam memori, sehingga siswa akan memiliki konsep gerakan pa ssing bolavoli yang konsisten. Pada waktu lain, keterampilan yang dikuasai tidak akan mudah hilang. Jika tidak ditunjang dengan latihan lambat laun keterampilan yang dimiliki akan menurun. d. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Passing Bolavoli Menggunakan Distributed Practice Pendekatan pembelajaran distributed pra ctice merupakan bentuk pembelajaran yang diselingi istirahat antara waktu latihan. Berikut ini disajikan batasan distributed pra ctice yang dikemukakan beberapa ahli. commit to user 59 Menurut Drowatzky 1981:243 Distributed pra ctice adalah suatu metode latihan dengan memakai prinsip pengaturan latihan berselang yang dilakukan dalam beberapa sesi yang pendek diselingi waktu istirahat. Schmidt 1988:384 mengemukakan distributed pra ctice didefinisikan sebagai praktek yang dilakukan secara berperiode yaitu terbagi dalam interval istirahat atau interval dari pembelajaran. Magill 1985:428 mengemukakan distibuted pra ctice sebagai praktek dimana jumlah istirahat antara penelitian atau kelompok dari penelitian itu relatif lebih banyak. Periode pembelajaran merupakan faktor penting dan harus diperhitungkan dalam latihan. Waktu istirahat diantara waktu latihan bertujuan untuk recovery atau pemulihan. Peggunaan waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses belajar gerak. Pendekatan pembelajaran distributed pra ctice merupakan bentuk pembelajaran yang diselingi istirahat diantara waktu latihan. Berdasarkan hal tersebut metode distributed pra ctice ini mempunyai beberapa keuntungan baik bagi pengajar maupun siswa. Foss Keteiyan 1998:285 mengemukakan ada dua keuntungan utama dalam menggunakan program latihan interval yaitu: 1 Program latihan interval dapat membuat para pengajar untuk lebih mengkhususkan program latihan yang lebih teliti bagi setiap siswa, yang khusus pada sistem pada sistem energi predominan untuk olahraga yang diberikan dan dilaksanakan pada commit to user 60 tingkat tegangan fisiologis yang mengoptimalkan keberhasilan dalam penampilan. 2 Program latihan interval bisa sama hari ke hari sehingga siswa bisa mengamati kemajuannya fleksibel pelaksanannya. Waktu istirahat sangat penting diantara waktu latihan. Waktu istirahat memberikan kesempatan untuk siswa mengadaan pemulihan diantara pengulangan gerakan. Pemulihan dilakukan setelah melakukan kerja atau latihan dengan intensitas tinggi selama latihan. Menurut Suharno 1985:11, manfaat adanya pemulihan antara lain: ”1 menghindari terjadinya overtraining , 2 memberikan kesempatan siswa untuk beradaptasi terhadap beban latihan sebelumnya”. 1 Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Pa ssing Bolavoli dengan Pendekatan Distributed Pra ctice Pendekatan pembelajaran distributed pra ctice dapat juga diterapkan untuk meningkatkan keterampilan pa ssing bolavoli. Di dalam pelaksanaannya, yaitu siswa melakukan gerakan keterampilan pa ssing bolavoli sesuai instruksi dari pengajar dan saat tertentu siswa diberi kesempatan istirahat. Istirahat yang diberikan tersebut dapat digunakan untuk relaksasi atau diberikan koreksi dari pengajar. Dengan demikian kondisi siswa akan pulih, selain itu dapat mengenali atau mencermati kesalahan pada saat melakukan permainan bolavoli, sehingga pada kesempatan berikutnya kesalahan tersebut tidak diulangi lagi. commit to user 61 Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran keterampilan pa ssing bolavoli dengan menggunakan pendekatan pembelajaran distributed pra ctice mempunyai kelebihan antara lain: a Teknik keterampilan dapat dilakukan dengan baik, kesalahan teknik dapat diketahui sejak dini dan dapat segera dibetulkan sehingga pengusaan teknik keterampilan pa ssing bolavoli dapat menjadi lebih baik. b Kondisi fisik siswa akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan, sehingga terhindar dari kemungkinan terjadinya overtraining . c Siswa selalu mendapat waktu istirahat yang cukup. Sedangkan kelemahan pembelajaran keterampilan pa ssing bolavoli menggunakan pendekatan pembelajaran distibuted pra ctice antara lain : a Penguasaan teknik gerakan agak lambat, karena seringnya diselingi waktu istirahat. Hal ini disebabkan pola gerakan yang sudah terbentuk akan berkurang lagi dalam istirahat. b Pembelajaran ini prioritasnya hanya khusus untuk peningkatan terhadap penguasaan teknik, sedangkan kondisi fisiknya terabaikan. c Dimungkinkan siswa akan lebih sedikit melakukan pengulangan gerakan. d Siswa akan merasa lebih jenuh atau bosan karena sering istirahat jika waktu istirahatnya hanya digunakan untuk menunggu giliran. commit to user 62 2 Sistem Memori dalam Pendekatan Pembelajaran Distributed Pra ctice Pendekatan pembelajaran distributed pra ctice merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan secara berseling-seling. Ini artinya, setelah melakukan gerakan diberi waktu istirahat. Pembelajaran yang dilakukan secara berseling-seling maka keterampilan yang dipelajari tersimpan dalam memori sangat singkat. Pengulangan gerakan yang diberi waktu interval istirahat, maka suatu keterampilan yang dipelajari akan lebih lama dikuasai. Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, pembelajaran pa ssing bolavoli dengan pendekatan pembelajaran distributed pra ctice termasuk sistem memori jangka pendek atau short term memory . Short term memory merupakan suatu pemrosesan informasi yang diterima dalam waktu singkat dan dapat hilang dengan cepat pula karena lamanya waktu. Menurut hasil penafsiran Sperling yang dikutip Rusli 1988:164 bahwa: 1 Penyimpanan sensori jangka pendek mampu untuk menyimpan semua informasi yang dihadirkan ke dalamnya karena subjek dapat mengingatkan kembali huruf jika suara dibunyikan dengan segera. 2 Penyimpanan sensori jangka pendek itu kehilangan informasi dengan cepat seiring dengan lamanya waktu. Bertolak dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pendekatan pembelajaran pa ssing bolavoli dengan distributed pra ctice yaitu siswa akan mengingat gerakan bolavoli pada saat melakukan gerakan tersebut. Namun setelah melakukan gerakan bolavoli diberi waktu commit to user 63 istirahat atau diselingi oleh siswa lainnya. Pemberian waktu istirahat atau gerakan dilakukan siswa lainnya tersebut akan berdampak penurunan keterampilan yang dipelajari. Oleh karena itu, dalam pemberian waktu istirahat yang terlalu lama, maka suatu keterampilan akan cepat hilang.

3. Kemampuan Gerak

Menurut Sukintaka 2004:78, kemampuan gerak adalah kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan non-olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik. Sementara Rusli 1988:96, menjelaskan bahwa kemampuan gerak adalah kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat. Kualitas kemampuan gerak seseorang yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak, oleh karena itu kemampuan gerak dapat dipandang sebagai landasan keberhasilan masa yang akan datang di dalam melakukan keterampilan gerak khusus. “Seseorang yang memiliki kemampuan gerak yang lebih baik dari yang lain, diduga akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas keterampilan gerak khusus” Kirkendall, 1980:213. Schmith 1988:346 menjelaskan bahwa belajar motorik adalah suatu proses perubahan merespon yang relatif permanen sebagai akibat latihan dan pengalaman. Drowatzky 1981:4, mendefinisikan belajar motorik sebagai proses perubahan atau modifikasi individu sebagai hasil hasil timbal balik commit to user 64 antara latihan dan lingkungan. Belajar motorik adalah suatu perubahan penampilan atau perilaku potensial yang relatif permanen sebagai hasil dari latihan dan pengalaman masa lalu terhadap tugas tertentu Singer 1982:8. Proses belajar motorik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1 faktor proses belajar, 2 faktor personal meliputi persepsi, ketajaman berfikir, intelegensi, ukuran fisik, latar belakang, pengalaman, emosi, kapabilitas, motivasi, kemampuan gerak, sikap, jenis kelamin, dan usia; 3 faktor situasi meliputi situasi alami dan situasi sosial Singer, 1980:38-51. Lebih lanjut dikatakan, bahwa dua diantara ketiga faktor tersebut yakni faktor siswa dan proses pembelajaran memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap penampilan keterampilan seseorang. Keterampilan dapat diartikan sebagai keahlian seseorang dalam melakukan aktifitas pada tingkat kemampuan yang bervariasi. Meskipun istilah ini memiliki banyak pengertian, pada umumnya yang dimaksud adalah kemampuan gerak dengan tingkatan tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Singer 1980:34 yang mengatakan bahwa “Keterampilan adalah keberhasilan dalam mencapai efisiensi dan keefektifan kebugaran”. Menurut Pate, et al 1993:204 mengatakan bahwa orang yang terampil seringkali digambarkan dengan mudah bergerak, luwes, dan memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah lingkungan. Istilah terampil juga diartikan suatu perbuatan dan sebagai indikator suatu tingkat kemahiran. Penguasaan suatu kemahiran motorik merupakan sebuah proses dimana seeorang mengembangkan seperangkat respon kedalam suatu pola gerak yang commit to user 65 terkoordinasi, dan terintegrasi. Sebagai indikator-indikator dari tingkatan kemahiran, maka keterampilan diartikan sebagai kompetensi yang diperagakan oleh seseorang dalam melaksanakan suatu tugas yang berkait dengan pencapaian suatu tujuan. Semakin tinggi kemampuan seseorang menjadi tujuan yang diharapkan, maka semakin terampil orang tersebut. Rusli 1988:95 mengatakan bahwa seseorang semakin mampu mencapai tujuan yang diharapkan, maka orang tersebut dikataka semakin terampil. Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa seseorang disebut terampil apabila memiliki kemampuan untuk menghasilkan sesuatu dengan kualitas yang tinggi cepat, cermat, dan tepat. Kemampuan gerak motor a bility dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan seorang anak, melalui pengukuran kemampuan gerak mea surement motor a bility dengan Motor Ability Test yang telah dikembangkan oleh Cozen’s, Scott’s dan Barrow’s Singer, 1980:216. Sebagaimana dijelaskan oleh Singer bahwa Motor Ability Test mempunyai kegunaan untuk mengklasifikasikan dan memprediksi seseorang dalam keberhasilan kegiatan fisik. Jadi, guna penelitian adalah untuk melihat apakah ada perbedaan pengaruh seseorang anak yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah terhadap peningkatan keterampilan pa ssing bolavoli. commit to user 66

B. Penelitian Yang Relevan