Adalah teknik memotret untuk memperoleh hasil foto dengan kesan objek mendekatmenjauhi kamera, untuk itu digunakan lensa zoom. Kecepatan
yang dipakai adalah kecepatan rendah atau dibawah 160. e.
Multiple Exposure Adalah teknik memotret untuk memperoleh hasil foto dengan kesan
menumpuk objek yang difoto lebih dari satu kali tetapi berada pada satu frame bingkai film.
f. Window Light
Adalah teknik memotret dengan memanfaatkan cahaya dari satu sumber, bisa itu cahaya dari jendela window, bisa juga cahaya dari sumber lain
yang searah seperti halnya cahaya jendela. g.
Siluet Adalah teknik memotret dengan menempatkan kamera menghadap
langsung sumber cahaya, sementara objek foto di tengah-tengah sumber cahaya dengan kamera.Hasil fotonya, objek foto gelap sementara latar
belakang sumber cahaya terang.
II.3.2. Metode EDFAT
Entire Detail Frame Angle Time atau disingkat EDFAT merupakan metode yang diperkenalkan Walter Cronkite School of Journalism and
Telecommunication Arizona State University sebagai salah metode pemotretan untuk melatih cara pandang melihat sesuatu dengan detil yang tajam. Tahapan-
tahapan yang dilakukan pada setiap unsur dari metode iniadalah sesuatu proses dalam mengincar suatu bentuk visual atas peristiwa bernilai berita.
Universitas Sumatera Utara
f. Entire E
Dikenal juga sebagai established shot, suatu keseluruhan pemotretan yang dilakukan begitu melihat suatu peristiwa atau bentuk penugasan lain. Untuk
mengincar atau mengintai bagian-bagian untuk dipilih sebagai obyek. g.
Detail D Suatu pilihan atas bagian tertentu dari keseluruhan pandangan terdahulu
entire. Tahap ini adalah suatu pilihan pengambilan keputusan atas sesuatu yang dinilai paling tepat sebagai point of interest.
h. Frame F
Suatu tahapan dimana kita mulai membingkai suatu detil yang telah dipilih. Fase ini mengantar seorang calon foto jurnalis mengenal arti suatu
komposisi, pola, tekstur dan bentuk subyek pemotretan dengan akurat. Rasa artistik semakin penting dalam tahap ini.
i. Angle A
Tahap dimana sudut pandang menjadi dominan, ketinggian, kerendahan, level mata, kiri, kanan dan cara melihat. Fase ini penting mengkonsepsikan visual
apa yang diinginkan. j.
Time T Tahap penentuan penyinaran dengan kombinasi yang tepat antara
diafragma dan kecepatan atas ke empat tingkat yang telah disebutkan sebelumnya. Pengetahuan teknis atas keinginan membekukan gerakan atau memilih ketajaman
Universitas Sumatera Utara
ruang adalah satu prasyarat dasar yang sangat diperlukan http:wulanderland.wordpress.com.
Sedangkan, menurut buku Photojournalism2 dalam Wijaya: 2009 ada minimal empat syarat untuk menghasilkan sebuah karya fotojurnalistik yang baik,
antara lain: a.
Waktu Time Fotojurnalistik harus mampu mempertimbangkan aspek waktu, yaitu yang
pertama berhubungan dengan berapa lama how long waktu yang dihabiskan untuk membuat sebuahserangkaian foto dan yang kedua seberapa cepat how
fast seorang pewarta foto mampu sampai di tempat kejadian dan berapa cepat ia mampu bereaksi menjepretkan kameranya ketika ada momen yang bernilai berita
news value. Timing yang tepat kerap kali menentukan hasil akhir sebuah foto, apakah akan menjadi sebuah foto luar biasa atau hanya foto yang biasa-biasa saja.
Hal lain yang harus diperhatikan juga adalah mengenai kekinian up to date foto tersebut. Sebuah foto yang baik mampu menceritakan suatu kisah
terbaru secara gamblang dengan menggunakan hanya satu foto atau dalam rangkaian beberapa foto yang bercerita, namun, foto yang baik juga dapat
menceritakan kilas balik flash back kepada penikmatnya apa yang pernah terjadi pada suatu masa dahulu.
b. Familiar Familiarity
Syarat ini erat kaitannya dengan seberapa jauh khalayak mengenal subyek foto yang ditampilkan di media massa. Adakalanya media menampilkan sosok
yang tidak familiar pada awalnya, namun akhirnya menjadi sosok yang mudah dikenali oleh khalayak luas.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini, berlaku dua hal dalam familiarity, yaitu: -
Sosok tersebut familiar, maka dia di-publish, atau -
Sosok tersebut menjadi familiar setelah dia di-publish. c.
Sudut Pandang Sudut pandang seorang pewarta foto dan juga khalayak yang melihat foto
tersebut, pasti akan sangat dipengaruhi lingkungan sosial tempatnya berada. Selain itu, kerangka berpikir frame of reference dan luas lingkup pengalaman
field of experience turut pula menentukan bagaimana sebuah foto dipandang. d.
Sesuai Kenyataan Reality Fakta adalah hal yang dijunjung tinggi oleh para jurnalis di seluruh dunia.
Kredibilitas media akan tercoreng manakala diketahui ada berita ataupun gambar yang mereka terbitkan ternyata hasil rekayasa yang tidak sesuai kenyataan.
II. 4. Media Massa
Media massa mass media menurut Rolnicki 2008 adalah saluran- saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. Media massa dapat berupa
surat kabar, video, CD-ROM, komputer, televisi, radio dan sebagainya. Media massa merupakan sumber kekuatan – alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam
masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori yakni media massa cetak dan media elektronik. Bentuk-bentuk media massa seperti
yang dijelaskan Ardianto 2004: 97-143 yaitu sebagai berikut:
a. Surat Kabar
Surat kabar merupakan media massa paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar
dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johan Guttenberg di Jerman. b.
Majalah Menurut Dominick dalam Ardianto, 2004: 107 klasifikasi majalah dibagi
ke dalam lima kategori utama, yakni: 1 general consumer magazine majalah konsumen umum, 2 business publication majalah bisnis, 3
literacy reviewsand academic journal kritik sastra dan majalah ilmiah, 4 newsletter majalah khusus terbitan berkala, 5 Public Relations
Magazine majalah humas. c.
Radio Siaran Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama
hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi,
televisi kabel, electronic games dan personal casset players. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan
saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Radio juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti surat kabar, di samping
Universitas Sumatera Utara
empat fungsi lainnya yakni memberi informasi, menghibur, mendidik dan melakukan persuasi Ardianto, 2004: 115-119.
d. Televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Karakteristik televisi seperti yang
dikutip dalam Ardianto 2004: 128-130 yakni: 1 Audiovisualdapat didengar sekaligus dapat dilihat. 2 Berpikir dalam gambar. 3
Pengoperasian lebih kompleks. e.
Film Gambar bergerak film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa
visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. Film motion
pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita,
film dokumenter dan film kartun. f.
Komputer dan Internet Menurut LaQuey dalam Ardianto, 2004: 143, yang membedakan internet
dan jaringan global lainnya dari teknologi komunikasi tradisional adalah tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk
menyiarkan pesannya. Tak ada media yang memberi setiap penggunanya kemampuan untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang.
II. 5. Surat Kabar
Universitas Sumatera Utara
Keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode yakni masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang,
menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan, zaman orde lama serta orde baru Ardianto, 2004: 101. Surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru
mempunyai misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat Indonesia.
Adapun ciri-ciri surat kabar sebagaimana yang dipaparkan oleh Effendy 2005: 154 adalah sebagai berikut:
a. Publisitas
Surat kabar diperuntukkan umum; karenanya berita, tajuk rencana, artikel dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum.
b. Universalitas
Menunjukkan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan
manusia. c.
Aktualitas Yang dimaksud dengan aktualitas ialah kecepatan penyampaian laporan
mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak. Bagi surat kabar, aktualitas ini merupakan faktor yang amat penting karena menyangkut
persaingan dengan surat kabar lain dan berhubungan dengan nama baik surat kabar yang bersangkutan.
d. Periodisitas
Periodisitas merupakan penerbitan surat kabar dilakukan secara periodik, teratur. Tidak menjadi soal apakah terbitnya itu sehari sekali, seminggu
Universitas Sumatera Utara
sekali, sehari dua kali atau tiga kali seperti di negara-negara yang sudah maju, syaratnya ialah harus teratur.
Dibandingkan dengan media eletronik yang menyiarkan pemberitaan seperti radio dan televisi, ditinjau dari ilmu komunikasi sifat surat kabar adalah a
Terekam. Ini berarti bahwa berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf, yang dicetak
pada kertas. Dengan demikian, setiap peristiwa atau hal yang diberitakan terekam sedemikian rupa sehingga dapat dibaca setiap saat dan dapat diulangkaji, bisa
dijadikan dokumentasi dan bisa dipakai sebagai bukti untuk keperluan tertentu. b Menimbulkan perangkat mental secara aktif. Karena berita surat kabar
menyebabkan pembaca harus menggunakan perangkat mental secara aktif, maka wartawan yang menyusunnya harus menggunakan bahasa yang umum dan lazim
sehingga para pembaca mudah mencernanya. Hal ini erat kaitannya dengan sifat khalayak surat kabar yang heterogen, yang tingkat pendidikannya tidak sama dan
mayoritas dari mereka rata-rata berpendidikan rendah sampai tengah. Surat kabar dapat dikelompokkan pada berbagai kategori. Dilihat dari
ruang lingkupnya, maka kategorisasinya adalah surat kabar nasional, regional dan lokal. Ditinjau dari bentuknya, ada bentuk surat kabar biasa dan tabloid.
Sedangkan dilihat dari bahasa yang digunakan, ada surat kabar berbahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa daerah.
Surat kabar nasional, diantaranya Kompas, Suara Pembangunan, Media Indonesia, Republika, Suara Karya. Surat kabar regional, diantaranya Pikiran
Rakyat Jawa Barat, Jawa Pos dan Surabaya Pos Jawa Timur, Suara Merdeka
Universitas Sumatera Utara
Jawa Tengah, Waspada Sumatera Utara, Bali Pos Bali. Surat kabar lokal, di antaranya adalah Bandung Pos Bandung-Jabar, Pos Kota Jakarta, Kedaulatan
Rakyat Jogyakarta. Surat kabar bentuk tabloid adalah Bintang, Citra, Nova, Wanita Indonesia, Bola, GO Gema Olahraga. Surat kabar berbahasa Inggris,
diantaranya The Jakarta Post Ardianto, 2004: 106-107.
BAB III METODOLOGI