36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Travers dalam Husein Umar 2001: 55-56
metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung ketika riset dilakukan dan memeriksa
sebab-sebab suatu gejala. Metode ini mengacu pada masalah-masalah atau fenomena aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan
fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sesuai kenyataan diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-
kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kasongan, Kabupaten Bantul, DIY pada bulan April 2015. Lokasi penelitian dipilih karena Kasongan
merupakan salah satu icon Usaha Mikro, Kecil, Menengah UMKM di Yogyakarta dimana sebagian besar warganya menjadi pelaku usaha kerajinan
gerabah.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono 2007: 59, variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi terkait hal tersebut, untuk kemudian ditarik kesimpulannya. Sesuai dengan judul Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak atas
PP No. 46 Tahun 2013 dan Implementasi Self Assessment System terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dengan Persepsi Wajib Pajak sebagai Variabel Moderasi, penelitian ini terdiri dari tiga jenis variabel yang meliputi variabel
dependen variabel terikat, variabel independen variabel bebas, dan variabel
moderasi. 1.
Variabel Dependen Y
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Variabel ini menjadi fokus utama
dilakukannya penelitian atau biasa disebut output. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak.
Kepatuhan Wajib Pajak didefinisikan sebagai perilaku Wajib Pajak yang merujuk pada tingkat ketaatannya dalam menunaikan kewajiban
perpajakan, baik dalam perhitungan, penyetoran, maupun pelaporan pajak terutang. Variabel ini diukur dengan empat indikator Wajib Pajak patuh
yang meliputi pendaftaran NPWP, penghitungan pajak terutang, pembayaran pajak, dan penyampaian SPT.
Pengukuran variabel ini menggunakan skala likert dengan 4 poin meliputi sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, sangat tidak setuju
STS. Pengukuran variabel ini adalah dengan melihat skor rata-rata. Wajib Pajak dikatakan patuh jika memiliki skor di atas skor rata-rata.
2. Variabel Independen X
Variabel independen merupakan variabel yang memberikan pengaruh dalam perubahan variabel dependen yang sifatnya dapat meiliki arah positif
atau negatif. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari dua
variabel yaitu Pemahaman Wajib Pajak Atas PP No. 46 Tahun 2013 dan
Implementasi Self Assessment System.
a. Pemahaman Wajib Pajak atas PP No. 46 Tahun 2013 X
1
Pemahaman mengacu pada cara seorang individu untuk menilai dan mengerti arti sesuatu. Dalam lingkup penelitian ini pemahaman
diartikan sebagai cara seseorang individu memahami isi dan ketentuan perpajakan yang berlaku sesuai dengan PP No. 46 Tahun 2013 tentang
PPh Final 1 sehingga individu yang bersangkutan mengerti
konsekuensi dari adanya PP No. 46 Tahun 2013 tersebut.
Pemahaman ini menunjukkan kecakapan Wajib Pajak dalam
implementasi PP No. 46 Tahun 2013 mulai dari ketentuan umumnya,
perhitungannya, sampai dengan bagaimana cara Wajib Pajak memenuhi kewajibannya berdasarkan peraturan tersebut. Dalam pengukuran
variabel pemahaman Wajib Pajak Atas PP No. 46 Tahun 2013, penelitian ini menggunakan indikator pengetahuan ketentuan umum
Wajib Pajak terkait PP No. 46 Tahun 2013 dan kemampuan
administrasi Wajib Pajak atas perhitungan pajak berdasar PP No. 46
Tahun 2013 serta perlakuan teknis yang meliputi penyetoran dan
pelaporan. Pengukuran variabel ini menggunakan skala likert dengan 4 poin,
yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, sangat tidak setuju STS dan disimpulkan dengan melihat skor rata-rata. Wajib
Pajak dikatakan paham terhadap aturan PP No. 46 Tahun 2013 jika
memiliki skor di atas skor rata-rata. b. Implementasi Self Assessment System X
2
Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak
yang diterapkan di Indonesia. Keterlibatan Wajib Pajak menjadi hal paling mendasar dari terlaksananya sistem ini karena sistem ini bertolak
dari peran aktif Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya mulai dari pendaftaran hingga pelaporan.
Penelitian ini mengukur bagaimana Implementasi Self Assessment System
memberi efek terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ditinjau dari bagaimana Wajib Pajak berperan aktif dalam pelaksanaannya. Indikator
yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah tingkat kesadaran Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban pajaknya serta peran fiskus
pemerintah dalam pelaksanaan Self Assessment System. Pengukuran variabel ini menggunakan skala likert dengan skala 4 poin, yaitu sangat
setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, sangat tidak setuju STS. Pengukuran variabel ini adalah dengan melihat besarnya pengaruh
Implementasi Self Assessment System terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
3. Variabel Moderasi
Variabel moderasi adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan
variabel dependen. Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah Persepsi Wajib Pajak. Persepsi Wajib Pajak mengacu pada bagaimana pandangan
Wajib Pajak atas pemberlakuan PP No. 46 Tahun 2013 di Indonesia. Persepsi Wajib Pajak merupakan satu hal yang melekat dalam diri Wajib
Pajak yang menjadi titik tolak bagaimana Wajib Pajak yang bersangkutan mengintepretasikan suatu hal, dalam hal ini bertkaitan dengan pemberlakuan
PP No. 46 Tahun 2013. Pengukuran variabel ini menggunakan kuesioner dengan pernyataan
tertutup sebagai alat untuk mendeteksi Persepsi Wajib Pajak. Ada 3 indikator yang digunakan meliputi faktor pemersepsi untuk mengukur sikap,
motif, dan kepentingan Wajib Pajak; faktor situasi untuk mengukur kondisi Wajib Pajak; serta faktor target untuk mengukur adanya perubahan dan
tujuan yang ingin dicapai. Pengukuran variabel ini menggunakan skala ordinal dengan 4 poin. Semakin tinggi skor yang diperoleh Wajib Pajak
dikatakan persepsi Wajib Pajak semakin positif.
D. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian Suharsimi Arikunto, 2006: 130. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah UMKM Kerajinan Gerabah di
Kecamatan Kasongan Bantul. Jumlah pelaku usaha kerajinan gerabah Kasongan yang saat ini terdaftar sebanyak 582.
Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel harus dipilih dengan seksama sehingga dapat mewakili
populasinya atau representatif Suharsimi Arikunto, 2006: 131. Teknik yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu
teknik yang pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2012: 68. Karakterisrik khusus yang menjadi pertimbangan dalam
pengambilan sampel adalah pelaku UMKM dengan peredaran bruto kurang atau sama dengan Rp4,8 miliar pertahun dan memiliki showroom.
Roscoe dalam Sugiyono 2012: 74, menyebutkan beberapa saran terkait ukuran sampel dalam penelitian sebagai berikut:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate korelasi atau regresi berganda, maka jumlah anggota sampel minimal
10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5, maka jumlah anggota sampelnya yaitu 10 x 5 = 50 sampel.
Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini dihitung dari variabel penelitian 4, maka jumlah sampel minimalnya yaitu 10 x 4 = 40. Dalam
penelitian ini jumlah sampel yang digunakan sebanyak 51 responden.
E. Teknik Pengumpulan Data