Cara Mengukur Kreativitas Kreativitas

32 berkesperimen dengan objek misal: memasukkan atau menjadikan sesuatu sebagai bagian dari tujuan. 5 Keuletan dan kesabaran. Anak berpendirian tegas tetap, terang-terangan, dan berkeinginan untuk bicara terbuka dan bebas, anak berani mengambil risiko berperilaku berbeda dan mencoba hal baru maupun sulit. Peneliti mengaitkan karakteristik pribadi anak usia 5-6 tahun dengan aspek kreativitas. Berikut karakteristik kreativitas anak usia 5-6 tahun berdasarkan aspek kreativitas yang digunakan penelitian ini. 1. Anak mampu menjawab nama benda yang dipikirkan dalam susunan balok kelancaran. 2. Anak mampu mengemukakan berbagai alternatif fungsi sebuah balok kelenturan. 3. Anak mampu menghasilkan ide tentang fungsi sebuah balok yang berbeda dari teman lain keaslian. 4. Anak mampu mengembangkan gagasan, dan menjelaskannya secara rinci jika bangunan balok buatannya dirobohkan elaborasi.

e. Cara Mengukur Kreativitas

Utami Munandar 1999: 81 memberikan gambaran tentang cara mengukur kreativitas anak. Cara mengukur kreativitas dibagi menjadi dua macam yaitu tes dan non tes. 33 1 Tes Utami Munandar 1999: 94 membagi tes menjadi tiga macam, yaitu: 1 tes mengukur kreativitas secara langsung, 2 tes mengukur unsur kreativitas, dan 3 tes mengukur ciri kepribadian kreatif. a Tes mengukur kreativitas secara langsung Menurut ranahnya, tes untuk mengukur kreativitas terdiri dari dua , yaitu: aptitude traits ciri kognitif dari kreativitas, dan non aptitude traits ciri afektif dari kreativitas. Tes yang mengukur ciri kognitif dari kreativitas yaitu Tes Keativitas Verbal TKV sedangkan tes yang mengukur ciri afektif dari kreativitas adalah skala sikap kreatif. Tes kreativitas ini yang terkenal yaitu dari Torrance yaitu TTCT Torrance Test of Creative Thinking yang mempunyai bentuk verbal dan bentuk figural. Utami Munandar telah mengadaptasi tes ini untuk diterapkan di Indonesia, yaitu:1 Tes Kreativitas Figural dan 2 Tes Kreativitas Verbal. 1 Tes Kreativitas Figural TKF Tes ini telah diadaptasi Utami Munandar dari Circle Test milik Torrance. Manfaat penelitian Munandar ini adalah memberi pengetahuan baru tentang pengukuran kemampuan berpikir kreatif. Tes TKF berguna untuk mengukur kreativitas berbentuk produk hasil. TKF mengukur aspek kreativitas, yaitu: kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi. Kelebihan TKF: dapat mengukur kemampuan kombinasi antar unsur yang diberikan. Jika anak mampu menggabung dua lingkaran atau lebih menjadi satu obyek maka 34 diberi skor “Bonus Orisinalitas”. Semakin banyak lingkaran, semakin tinggi skornya. 2 Tes Kreativitas Verbal TKV Tes Kreativitas Verbal TKV berguna untuk mengukur kreativitas berbentuk verbal. Utami Munandar 2002: 96 membagi tes ini dalam enam subtes, yaitu a permulaan kata, b menyusun kata, c membentuk kalimat tiga kata, d sifat-sifat yang sama, dan e macam-macam penggunaan. Setiap subtes mengukur aspek berpikir kreatif yang berbeda. 3 Skala Sikap Kreatif Utami Munandar dkk 1995: 75 menyusun skala sikap kreatif untuk mengukur sikap kreatif afektif. Hal ini disebabkan perilaku kreatif tidak hanya membutuhkan berpikir kreatif kognitif tetapi juga sikap kreatif afektif. Penilaian sikap kreatif diturunkan dengan mempertimbangkan pengertian dari kreativitas. Menurut Utami Munandar 1999: 89 kreativitas atau berpikir kreatif adalah suatu proses yang berasal dari kelancaran, kelenturan, fleksibilitas, dan orisinalitas dalam berpikir. Skala sikap kreatif ini mengambil delapan butir pernyataan, yaitu: keterbukaan terhadap pengalaman baru, kelenturan dalam berpikir, kebebasan dalam ungkapan diri, menghargai fantasi, minat terhadap gagasan sendiri, dan kemandirian dalam memberi pertimbangan. Skala tersebut digunakan untuk siswa SD dan SMP. Pernyataan dijawab “ya” atau “tidak”. 35 4 Skala Penilaian Anak Berbakat oleh Guru Skala penilaian oleh guru ini digunakan untuk menilai anak berbakat. Skala ini diambil dari skala penilaian anak berbakat Renzulli, dkk. Renzulli dalam Utami Munandar, 1995: 24- 27 menyatakan keberbakatan dilihat dari “Three Ring Conception ”, yaitu: 1 kemampuan umum, 2 kreativitas, 3 pengikatan diri terhadap tugas. b Tes mengukur unsur kreativitas Kreativitas memiliki beberapa dimensi, yaitu: dimensi kognitif berpikir kreatif, afektif sikap dan kepribadian, dan psikomotor keterampilan kreatif. Masing-masing dimensi meliputi berbagai kategori, misalnya dimensi kognitif dari kreativitas berpikir divergen mencakup unsur aspek kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir, dan kemampuan untuk memperinci elaborasi. Unsur-unsur tersebut diberikan tes masing-masing Utami Munandar, 2002: 82. Misal, orisinalitas pada usia 5-6 tahun, diberikan tes mengarang cerita dengan menggunakan balok. Tes ini meminta anak menggunakan cara yang tidak lazim. c Tes mengukur ciri kepribadian kreatif Ciri kepribadian kreatif diukur melalui beberapa tes di bawah ini: 1 tes mengajukan pertanyaan, 2 Tes risk tasking, 3 tes figure preference, 4 tes sex role identity Utami Munandar, 1995: 64. Tes mengajukan pertanyaan merupakan bagian dari tes Torrance untuk berpikir kreatif. Tes risk tasking, digunakan untuk menunjukkan dampak pengambilan risiko terhadap kreativitas. Tes figure preference dari Barron-Welsh 36 yang menunjukkan ketidakteraturannya sebagai salah satu ciri kepribadian kreatif. Tes sex role identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasi diri dengan peran jenis kelaminnya dan menggunakan alat berupa sex role inventory Utami Munandar, 2002: 83. 2 Non tes Cara mengukur kreativitas melalui nontes ada tiga, yaitu: 1 daftar periksa checklist dan kuesioner, 2 daftar pengalaman, dan 3 pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif Utami Munandar, 1999: 94. a Daftar periksa checklist dan kuisioner. Alat ini disusun berdasarkan penelitian karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif. b Daftar pengalaman. Teknik ini menilai sesuatu yang telah dilakukan seseorang di masa lalu. Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara “laporan diri” dan prestasi kreatif di masa depan. Format yang paling sederhana adalah meminta seseorang menulis autobiografi singkat, lalu dinilai untuk kuantitas dan kualitas perilaku kreatif. Metode yang lebih formal adalah the state of past creative activities yang dikembangkan oleh Bell. Bell menggunakan dokumentasi kegiatan kreatif yang dilakukan selama 1-3 tahun terakhir Munandar, 1995: 64. Kegiatan kreatif dapat berupa kegiatan seni, sastra, dan ilmiah. Kegiatan atau produk yang dihasilkan, termasuk pameran produk tersebut dicatat. Setiap kegiatan 37 dinilai berdasarkan beberapa kriteria. Penilaian secara keseluruhan berdasarkan kriteria tersebut Utami Munandar, 1995: 64. c Pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif. Cara ini dilakukan dengan mengamati orang ketika bertindak dalam situasi tertentu. Kelebihannya adalah paling akurat. Kekurangannya adalahjangka waktu lama, dan bersifat subyektif Utami Munandar, 2002: 84. Dari bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa cara mengukur kreativitas ada dua yaitu tes dan nontes. Tes dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1 tes mengukur kreativitas secara langsung, 2 tes mengukur unsur kreativitas, dan 3 tes mengukur ciri kepribadian kreatif. Sedangkan, nontes dibagi menjadi tiga, yaitu: 1 daftar periksa checklist dan kuesioner, 2 daftar pengalaman, dan 3 pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif. Tes mengukur kreatif secara langsung dibagi menjadi dua jenis bidang yaitu aptitude traits ciri kognitif dari kreativitas, dan non aptitude traits ciri afektif dari kreativitas. Selain itu, terdapat TTCT yang diramu Utami Munandar menjadi Tes Kreativitas Figural dan Tes Kreativitas Verbal dilengkapi dengan skala sikap kreatif dan penilaian anak oleh guru. Peneliti memutuskan untuk menggunakan tes mengukur unsur kreativitas karena mencakup unsur aspek dimensi kognitif kreativitas milik Jamaris.

3. Kreativitas dan Brain Gym