5
Brain Gym terhadap pendengaran. Studi ini melibatkan 16 guru sekolah dasar yang juga bertindak sebagai pengontrol. Tiap guru diuji dengan tes pendengaran
sebelum dan sesudah setiap pengalaman gerakan. Gerakan ini berlangsung selama 10 menit, terdiri dari gerakan sembarang tentang ruangan atau rangkaian lima
gerakan Brain Gym. Hasilnya menunjukkan bahwa pendengaran guru-guru lebih baik setelah kegiatan Brain Gym daripada setelah gerakan sembarang.
Lembaga PAUD belum banyak menggunakan variasi jenis gerakan seperti Brain Gym secara khusus. Lembaga PAUD pada umumnya menggunakan senam
yang berdurasi lama dan membutuhkan tempat yang luas. Fakta ini juga membuat peneliti tertarik untuk melihat pengaruh Brain Gym terhadap variabel lain yaitu
kreativitas pada anak usia 5-6 tahun. Hal ini disebabkan usia 5-6 tahun adalah masa transisi menuju bangku sekolah dasar. Peneliti berharap kreativitas anak usia
5-6 tahun tetap meningkat dengan penggunaan Brain Gym. Peneliti juga memilih TK ABA Sidoharjo disebabkan beberapa hal teknis yaitu mudahnya perijinan dan
belum adanya penelitian terkait pengaruh penggunaan Brain Gym terhadap kreativitas di TK ABA Sidoharjo. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Brain Gym Terhadap Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun di TK ABA Sidoharjo, Bangunkerto, Turi, Sleman,
Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
6
1. Kreativitas anak Indonesia yang masih rendah.
2. Besarnya risiko tekanan stress hingga keterbelakangan mental anak.
3. Lembaga PAUD belum banyak menggunakan variasi jenis gerakan untuk
pengembangan kreativitas.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka perlu diadakan pembatasan masalah yaitu lembaga PAUD belum banyak menggunakan
variasi jenis gerakan untuk pengembangan kreativitas. Peneliti akan mencari pengaruh penggunaan Brain Gym untuk menjawab permasalahan yang ada
sebagai variasi jenis gerakan baru. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada pengaruh penggunaan Brain Gym terhadap kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK
ABA Sidoharjo, Bangunkerto, Turi, Sleman, Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, yiatu:
Apakah Brain Gym berpengaruh terhadap kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK ABA Sidoharjo, Bangunkerto, Turi, Sleman, Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Brain Gym terhadap kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK ABA Sidoharjo, Bangunkerto, Turi, Sleman,
Yogyakarta.
7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dibagi menjadi:
1. Manfaat Keilmuan
a. Dapat menambah cakrawala pengetahuan mengenai pengaruh Brain Gym
terhadap kreaativitas anak. b.
Dapat menjadi tumpuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti:
1 Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sarana pengaplikasian ilmu yang telah
diperoleh di Perguruan Tinggi, khususnya di UNY. 2
Memperluas wawasan mengenai pengaruh Brain Gym terhadap kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK ABA Sidoharjo, Bangunkerto, Turi, Sleman,
Yogyakarta. b.
Bagi guru: 1
Memperluas wawasan guru mengenai pengaruh Brain Gym terhadap kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK ABA Sidoharjo, Bangunkerto, Turi,
Sleman, Yogyakarta. 2
Memacu guru untuk selalu meningkatkan kemampuan dan kapasitas diri. Hal ini disebabkan, guru perlu mencari ide kreatif secara kontinyu agar
mengembangkan kreativitas anak dalam pembelajaran.
8
c. Bagi orang tua wali murid, ilmu ini dapat memperluas wawasan orang tua
wali murid mengenai pengaruh Brain Gym terhadap kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK ABA Sidoharjo, Bangunkerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Orang
tua wali murid dapat menerapkan kegiatan Brain Gym di rumah sehingga anak terlatih dalam penggunaan Brain Gym dan kreativitas anak berkembang.
d. Bagi lembaga:
1 Memperluas wawasan seluruh lembaga terkait mengenai pengaruh Brain Gym
terhadap kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK ABA Sidoharjo, Bangunkerto, Turi, Sleman, Yogyakarta.
2 Melakukan penelitian lebih mendalam yang berkaitan dengan penelitian ini.
3 Meningkatkan kinerja lembaga terkait dalam bidang ke-PAUD-an terutama
mengenai kreativitas anak AUD.
G. Definisi Operasional
Penelitian ini diberikan batasan istilah sebagai berikut: 1.
Brain Gym adalah serangkaian gerak sederhana untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak.
2. Kreativitas adalah proses mental akibat dari proses perwujudan manifestasi
kecerdikan dalam mencari suatu hal berupa gagasan, proses, dan metode yang memiliki aspek kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Brain Gym
Brain gym memiliki beragam definisi, mulai dari suatu permainan yang
membutuhkan tenaga besar hingga kegiatan sederhana. Brain gym berkaitan erat dengan peran otak yang dapat mengembangkan kreativitas berpikir kreatif.
a. Pengertian
Brain gym terdiri dari dua kata yaitu brain dan gym. Brain berasal dari bahasa Inggris yang berarti otak Suwondo Admojo Darseno, 2005: 40. Gym
berasal dari akar kata gymnastics bahasa Inggris yang berarti olahraga senam Suwondo Admojo Darseno, 2005: 136. Dennison Dennison 2005: 1
memiliki Brain Gym berupa serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan oleh para murid di Educational Kinesiology Edu-K untuk
meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak. Edu-Kinestetik adalah nama penerapan kinestetik gerakan terhadap studi
mengenai otak, badan kiri-kanan, dan integrasi antara keduanya dalam rangka mengurangi stres dan memaksimalkan potensi belajar Dennison Dennison,
2005: 74. Peneliti menyimpulkan dari pemaparan di atas, bahwa Brain Gym adalah serangkaian gerak sederhana untuk meningkatkan kemampuan belajar
mereka dengan menggunakan keseluruhan otak. Latar belakang gerakan Brain Gym adalah untuk menstimulasi,
meringankan, dan merelaksasi anak dalam pembelajaran. Kegunaan tersebut