40
penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun. Anak usia 5-6 tahun memiliki intensitas gerak yang tinggi. Jika berlebih maka anak merasa lelah.  Berikut teknik gerakan
brain gym keterampilan berpikir kreatif anak usia 5-6 tahun.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Berikut beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama,  penelitian  Silvia  Lailatul  Fani  2011:  97  yang  menggunakan
metode  penelitian  tindakan  kelas  tentang  penggunaan  metode  Brain  Gym  untuk meningkatkan  motivasi  dan  prestasi  belajar  siswa.  Jumlah  responden  11  anak.
Penelitian  ini  memiliki  tiga  siklus  dan  menggunakan  pre  test-post  test.  Hasil siklus ketiga menunjukkan bahwa nilai post test lebih besar daripada nilai pre test.
Hal  ini  menunjukkan  adanya  peningkatan  motivasi  belajar  siswa  setelah menggunakan Brain Gym.
Kedua,  Khalsa,  Guruchiter  Kaur  dan  Sifft,  Josie  M.  dalam  Dennison
Dennison, 2005: 73 melakukan studi  yang melibatkan 52 anak  yang dipilih dari
kelas  Pendidikan  Khusus.  Kelas  tersebut  dibagi  menjadi  dua  kelompok  yaitu kelompok eksperimen Brain Gym dan kelompok control. Kelompok Brain Gym
memperlihatkan  satu  urutan  gerakan,  sementara  kelompok  kontrol  terlibat  dalam gerakan  sembarang  selama  kurang  lebih  tujuh  menit.    Masa  tanggap  visual  dari
semua  anak  diuji  sebelum  dan  sesudah  melakukan  gerakan-gerakan  yang ditentukan.  Hasilnya  menunjukkan  bahwa  anak  yang  melakukan  gerakan  Brain
Gym  mengalami  peningkatan  sedangkan  kelompok  kontrol  tidak  mengalami peningkatan.
41
Hasil  penelitian-penelitian  tersebut  memberi  gambaran  bahwa  Brain  Gym mampu  meningkatkan  kerja  seluruh  otak.  Oleh  karena  itu,  kemampuan  tubuh
memiliki tingkat  kepekaan lebih untuk  menerima rangsangan  stimulus  dari luar. Kepekaan tersebut juga mampu meningkatkan kreativitas anak.
C. Kerangka Berpikir
Brain  Gym  adalah  serangkaian  gerak  sederhana  dan  menyenangkan  yang digunakan  oleh  anak  di  Educational  Kinesiology  Edu-K  untuk  meningkatkan
kemampuan  belajar  mereka  dengan  menggunakan  keseluruhan  otak.  Teori  yang digunakan  Brain  Gym  milik    Dennison    Dennison  adalah  teori  belahan  otak
kanan  dan  kiri.  Teori  tersebut  berbunyi  bahwa  apabila  kedua  belahan  mampu bekerja sama maka akan menghasilkan sebuah kepemahamanan. Cara agar kedua
belahan  otak  mampu  bekerja  sama  adalah  dengan  gerakan  sederhana  salah satunya  berupa  Brain  Gym.  Brain  Gym  dapat  memberi  kebugaran  tubuh  dan
menambah  jumlah  oksigen  dalam  otak.  Oksigen  dan  glukosa  gula  tubuh  akan bersama  menghasilkan  aliran  listrik.  Aliran  listrik  akan  berubah  menjadi  aliran
kimiawi  ketika  meloncati  ujung-ujung  sel  saraf.  Aliran  kimiawi  akan  diteruskan dan berubah menjadi ide baru. Ide baru akan membuat anak menjadi lebih berpikir
kreatif. Brain  Gym  berfungsi  untuk  memberi  stimulasi,  meringankan,  dan
merelaksasi anak. Ketiga fungsi ini masuk ke dalam tiga dimensi yaitu: lateralitas, pemfokusan,  dan  pemusatan.  Kelebihan  gerakan  Brain  Gym  adalah  mengurangi
stres; hemat tempat; meningkatkan kepercayaan diri; meningkatkan kemandirian; serta meningkatkan potensi dan keterampilan.
42
Brain Gym memiliki tiga jenis gerakan dasar, yaitu: gerakan menyeberangi
garis  tengah  the  middle  movements,  gerakan  meregangkan  otot  lengthening activities,  serta  gerakan  meningkatkan  energi  dan  penguatan  sikap  energy
exercises  and  deepening  attitude.  Gerakan  menyeberangi  garis  tengah  the middle  movements  melatih  kemandirian  dan  koordinasi  seluruh  tubuh,  dan
meningkatkan  kemampuan  belajar  melalui  penglihatan  jarak  dekat.  Gerakan meregangkan otot lengthening activities meningkatkan keterampilan komunikasi
dan berani mengambil risiko. Gerakan meningkatkan energi dan penguatan sikap energy  exercises  and  deepening  attitude  melatih  kemampuan  mengetahui
arah,  pemusatan-fokus,  dan  kesadaran  kepekaan,  kepercayaan  diri,  konsentrasi, keberanian  mengambil  risiko  atau  tantangan,  usaha,  strategi,  menimbulkan  rasa
aman. Brain  Gym  memiliki  banyak  teknik.  Teknik  yang  digunakan  dalam
penelitian  ini  adalah  teknik  Berpikir  Kreatif.  Gerakan  yang  digunakan  yaitu:  1 gerakan silang: 4 kali, 2 luncuran grativasi: 17-22 kali, 3 mengisi energi: 14 kali,
dan 4 olengan pinggul: 11 kali. Masing-masing gerakan dibagi dalam dua kondisi yaitu  awal  dan  akhir  pembelajaran.  Teknik  Berpikir  kreatif  identik  dengan
kreativitas.  Teknik  ini  berguna  untuk  mencari  pengaruh  Brain  Gym  terhadap kreativitas.
Kreativitas  adalah  proses  mental  akibat  dari  proses  perwujudan manifestasi  kecerdikan  dalam  mencari  suatu  hal  berupa  gagasan,  proses,  dan
metode  yang  memiliki  karakteristik  kelancaran,  kelenturan,  keaslian,  dan elaborasi. Aspek kreativitas tersebut disesuaikan dengan karakteristik pribadi anak
43
usia  5-6  tahun  untuk  dasar  pembuatan  instrumen  penelitian.  Berikut  aspek kreativitas  yang  disesuaikan  dengan  karakteristik  kreativitas  anak  usia  5-6  tahun
di TK ABA Sidoharjo. 1.
Anak  mampu  menyusun  berbagai  benda  menggunakan  beberapa  balok kelancaran.
2. Anak mampu menyebutkan berbagai fungsi sebuah balok kelenturan.
3. Anak  mampu  menjawab  fungsi  sebuah  balok  yang  berbeda  dari  teman  lain
keaslian. 4.
Anak mampu mengembangkan gagasan, dan menjelaskannya secara rinci jika bangunan balok buatannya dirobohkan elaborasi.
Peneliti  hanya  menggunakan  4  macam  aspek  kreativitas  sebagai  sub indikator,  yaitu  kelancaran,  kelenturan,  keaslian,  dan  elaborasi.  Sebab,  keuletan-
kesabaran  membutuhkan  waktu  yang  lama.  Sedangkan,  waktu  penelitian  di lembaga sekolah tersebut sangat terbatas sekitar dua hingga tiga jam.
D. Hipotesis