27
akan diteruskan dan berubah menjadi ide baru. Ide baru akan membuat anak menjadi lebih berpikir kreatif. Torrance dalam Dedi Supriadi, 1994 berpendapat
bahwa penurunan kreativitas creativity drop terjadi pada anak usia 7-12 tahun. Hal ini berarti bahwa usia 5-6 tahun memiliki kreativitas yang relatif masih tinggi.
Teori ini diterapkan oleh Dennison Dennison dalam kegiatan Brain Gym Edu-K Dennison Dennison, 2005: 1.
Peneliti menggunakan teori belahan otak kanan dan kiri. Hal ini disebabkan oleh adanya keterkaitan antara teori proses kreativitas belahan otak
kanan-kiri dengan brain gym yang dikembangkan Dennison Dennison dalam Edu-K.
c. Aspek-aspek Kreativitas
Aspek kreativitas menurut Parnes dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, 2010: 14 ada 5 lima macam, yaitu:
1 Fluency kelancaran.Yaitu kemampuan dalam mengemukakan ide-ide untuk
memecahkan masalah. 2
Flexibility keluwesan. Yaitu kemampuan untuk menghasilkan ide untuk memecahkan masalah dengan hal di luar kebiasaan.
3 Originality keaslian. Yaitu kemampuan memberikan respon unik.
4 Elaboration keterperincian. Yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide
secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan. 5
Sensitivity kepekaan. Yaitu kepekaan dalam menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap situasi.
28
Jamaris dalam Yuliani Nurani Sujiono Bambang Sujiono, 2010: 38
menyatakan bahwa aspek kreativitas ada lima, yaitu: 1
kelancaran dalam memberikan jawaban dan atau mengemukakan ide atau pendapat,
2 kelenturan berupa kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif dalam
memecahkan masalah, 3
keaslian berupa kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide atau karya yang asli hasil pemikiran sendiri,
4 elaborasi berupa kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek yang
mungkin tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang lain, dan 5
keuletan dan kesabaran berupa kemampuan untuk berani menghadapi situasi yang tidak menentu.
Utami Munandar 1999: 65 meneliti penilaian kreativitas mengarang dengan menggunakan empat aspek kreativitas, yaitu: 1 kelancaran, 2 kelenturan,
3 keaslian, dan 4 keterperincian elaborasi, kekayaan. Pemaparan berbagai pendapat tentang aspek kreativitas di atas,
memberikan gambaran peneliti untuk menggunakan empat aspek penelitian, yaitu: kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi. Keuletan dan kesabaran tidak
digunakan dalam penelitian ini diebabkan membutuhkan jangka waktu yang lebih lama untuk diteliti.
29
d. Karakteristik Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun
Teori Carl Rogers dalam Utami Munandar, 1999: 67 menyampaikan tiga kondisi internal pribadi kreatif, yaitu: 1 keterbukaan terhadap pengalaman, 2
kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang internal locus of evaluation, dan 3 k
emampuan untuk bereksperimen, „bermain‟ dengan konsep.
Supriadi dalam Dedi Supriadi 1994: 120 menyatakan bahwa ciri pribadi yang kreatif adalah:
“1 terbuka terhadap pengalaman baru, 2 fleksibel dalam berpikir dan merespon, 3 bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan, 4 menghargai
fantasi, 5 tertarik pada kegiatan kreatif, 6 mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh orang lain, 7 mempunyai rasa ingin tahu yang besar, 8 toleran
terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti, 9 berani mengambil resiko yang diperhitungkan, 10 percaya diri dan mandiri, 11 memiliki tanggung
jawab dan komitmen kepada tugas, 12 tekun dan tidak mudah bosan, 13 tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah, 14 kaya akan insiatif, 15 peka
terhadap situasi lingkungan, 16 lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan daripada masa lalu, 17 memiliki citra diri dan stabilitas emosi yang baik, 18
tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik, dan mengandung teka- teki, 19 memiliki gagasan yang orisinal, 20 mempunyai minat yang luas, 21
menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri, 22 kritis terhadap pendapat orang lain, 23 senang
mengajukan pertanyaan yang baik, dan 24 memiliki kesadaran etik-moral dan estetik yang tinggi.
” Catron dan Allen dalam Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono,
2010: 40 menyatakan bahwa ada dua belas indikator kreatif pada anak usia dini, yaitu: 1 anak berani mengambil risiko berperilaku berbeda dan mencoba hal baru
maupun sulit; 2 anak memiliki selera humor yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari; 3 anak berpendirian tegas tetap, terang-terangan, dan berkeinginan
untuk bicara terbuka dan bebas; 4 anak bersifat non konfirmis melakukan sesuatu dengan caranya sendiri; 5 anak mengekspresikan imajinasi secara
30
verbal, misal: membuat kata-kata lucu atau cerita fantastis; 6 anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi misal: tertarik pada berbagai hal, senang bertanya; 7 anak
menjadi terarah dan termotivasi oleh diri sendiri, anak memiliki imajinasi, dan menyukai fantasi; 8 anak terlibat dalam eksplorasi sistematis dan disengaja dalam
rencana dari suatu kegiatan; 9 anak menggunakan imajinasinya dalam bermain terutama bermain pura-pura; 10 anak menjadi inovatif, penemu, dan memiliki
banyak sumber daya; 11 anak bereksplorasi, berkesperimen dengan objek misal: memasukkan atau menjadikan sesuatu sebagai bagian dari tujuan, dan 12 anak
bersifat fleksibel bahkan anak berbakat dapat mendesain sesuatu. Utami Munandar 1988: 53 membagi usia pra sekolah menjadi dua, yaitu:
1 0-2 tahun. Masa pertumbuhan anak ditandai oleh kecenderungan sensoris
motoris. 2
2-7 tahun. Masa perkembangan ini mencakup usia 5-6 tahun. Perkembangan anak cenderung memiliki suasana intuitif yaitu segala perbuatan rasional
tidak didukung pemikiran rasional tetapi perasaan. Kreativitas untuk masa ini belum memiliki kriteria tepat guna dan tepat sasaran. Sebenarnya tepat guna
dan tepat sasaran dapat dipenuhi dengan membuat sederhana pengertiannya. Namun, yang dimaksud tepat guna dan tepat sasaran adalah bermanfaat bagi
banyak orang. Oleh karena itu, pengertian kreativitas khususnya pada anak usia 5-6 tahun, tidak sampai pada tahapan tepat guna dan tepat sasaran.
Thomas dalam Harun Rasyid dkk, 2009: 126 menyatakan anak berusia 4- 6 tahun usia TK memiliki karakteristik individual secara umum yaitu game-
playing activity. Game-playing activity memiliki kaitan yang erat dengan gerak.
31
Freeman dan Munandar dalam Suyanto, 2005: 75 menyatakan perilaku kreativitas alamiah anak prasekolah diidentifikasi dari ciri-ciri berikut, yaitu: 1
senang menjajaki lingkungannya, 2 mengamati dan memegang segala sesuatu, eksplorasi secara ekspansif dan eksesif, 3 rasa ingin tahu besar, suka mengajukan
pertanyaan yang kontinyu, 4 spontan menyatakan pikiran dan perasaan, 5 suka berpetualang mencari pengalaman baru, 6 suka melakukan eksperimen, 7 jarang
merasa bosan, dan 8 mempunyai daya imajinasi tinggi. Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono 2010: 40-41 membagi
indikator karakteristik pribadi kreatif anak dalam aspek kreativitas Jamaris, yaitu: 1
Kelancaran. Anak memiliki selera humor yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, anak mengekspresikan imajinasi secara verbal contoh: membuat
kata-kata lucu atau cerita fantastis, anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tertarik pada berbagai hal, dan senang bertanya.
2 Kelenturan. Anak berkeinginan untuk mengambil risiko berperilaku berbeda,
anak menggunakan imajinasinya dalam bermain terutama bermain pura-pura, anak bersifat fleksibel bahkan anak berbakat dapat mendesain sesuatu.
3 Keaslian. Anak berani mengambil risiko berperilaku berbeda dan mencoba hal
baru maupun sulit, anak bersifat nonkonfirmis melakukan hal-hal dengan caranya sendiri, anak menjadi inovatif, penemu, dan memiliki banyak sumber
daya. 4
Elaborasi. Anak menjadi terarah dan termotivasi oleh diri sendiri, anak memiliki imajinasi, dan menyukai fantasi, anak terlibat dalam eksplorasi
sistematis dan disengaja dalam rencana dari suatu kegiatan, anak bereksplorasi,
32
berkesperimen dengan objek misal: memasukkan atau menjadikan sesuatu sebagai bagian dari tujuan.
5 Keuletan dan kesabaran. Anak berpendirian tegas tetap, terang-terangan, dan
berkeinginan untuk bicara terbuka dan bebas, anak berani mengambil risiko berperilaku berbeda dan mencoba hal baru maupun sulit.
Peneliti mengaitkan karakteristik pribadi anak usia 5-6 tahun dengan aspek kreativitas. Berikut karakteristik kreativitas anak usia 5-6 tahun berdasarkan aspek
kreativitas yang digunakan penelitian ini. 1.
Anak mampu menjawab nama benda yang dipikirkan dalam susunan balok kelancaran.
2. Anak mampu mengemukakan berbagai alternatif fungsi sebuah balok
kelenturan. 3.
Anak mampu menghasilkan ide tentang fungsi sebuah balok yang berbeda dari teman lain keaslian.
4. Anak mampu mengembangkan gagasan, dan menjelaskannya secara rinci jika
bangunan balok buatannya dirobohkan elaborasi.
e. Cara Mengukur Kreativitas