28 dimiliki, semakin baik pula penyesuaian social yang dilakukan dan semakin
baik prestasi akademis maupun non akademis. Menurut Sumantri 2005: 146, fungsi pengembangan keterampilan
motorik halus adalah mendukung perkembangan aspek lainnya seperti kognitif dan bahasa serta sosial karena pada hakekatnya setiap perkembangan tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
dari keterampilan motorik halus meliputi keterampilan untuk bantu diri sendiri, bantu sosial, keterampilan bermain, dan keterampilan sekolah. Fungsi
keterampilan motorik ini sebagai pendukung dalam perkembangan aspek-aspek yang lainnya. Keterampilan motorik anak dapat distimulasi melalui kegiatan
bermain yang akan diuraikan lebih lanjut dibawah ini.
C. Bermain
1. Pengertian Bermain
Bermain dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir dan dilakukan secara suka rela,
tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar Hurlock, 1978:2. Pendapat lain tentang bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Bermain harus dilakukan dengan inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendiri. Bermain dilakukan dengan rasa senang, sehingga
semua kegiatan bermain menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak. Plato, Aristoteles, dan Frobel menganggap bermain sebagai kegiatan yang
mempunyai nilai praktis. Artinya bermain digunakan sebagai media untuk
29 meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Diana Mutiah,
2010: 91-93. Bermain dapat juga mengembangkan kemampuan motorik anak.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bermain memungkinkan anak bergerak secara bebas sehingga anak mampu mengembangkan kemampuan motoriknya
Piaget 1962, Curtis 1977, Dansky 1980, Salts 1980, dan Campbell 1985. Pada saat bermain anak berlatih menyesuaikan antara pikiran dan gerakan menjadi
suatu keseimbangan, menurut piaget anak terlahir dengan kemampuan reflek kemudian ia menggabungkan dua atau lebih gerak reflek dan pada akhirnya ia
mampu mengontrol geraknnya. Melalui bermain anak belajar mengontrol
geraknnya menjadi terkoordinasi Slamet Suyanto, 2005:124.
Secara umum, bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan suka rela tanpa paksaan yang bertujuan untuk kesenangan serta dilakukan
dengan inisiatif anak sendiri bukan dari orang lain.
2. Ciri-ciri Bermain
Menurut beberapa ahli Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 6-8 kegiatan
bermain memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bermain selalu menyenangkan pleasurable dan menikmatkan atau
menggembirakan enjoyable Maksudnya suatu kegiatan dapat disebut bermain apabila anak-anak merasa
senang saat melakukan aktivitas tersebut. b.
Bermain tidak bertujuan ekstrinsik, motivasi bermain adalah motivasi instrinsik
30 Bermain dilakukan bukan karena tugas dari orang lain melainkan anak sendiri
yang ingin melakukannya. c.
Bermain bersifat spontan dan suka rela Bermain dilakukan oleh anak dengan sukareala tanpa paksaan. Anak
sendirilah yang menentukan kegiatan yang akan dilakukan. d.
Bermain melibatkan peran aktif semua peserta Maksudanya dalam bermain melibatkan semua anak sesuai dengan peran dan
giliran masing-masing. e.
Bermain bersifat nonliteral, pura-puratidak senyatanya Maksudnya kegiatan bermain mempunyai kerangka sendiri yang memisahkan
dari kehidupan nyata realitas. Kualitas pura-pura memungkinkan anak bereksperimen dengan kemungkinan-kemungkinan baru Tedjasaputra, 2001
f. Bermain tidak memiliki kaidah ekstrinsik
Artinya kegiatan bermain memilki aturan sendiri yang ditentukan oleh pemainnya serta disesuaikan pada kebutuhan
g. Bermain bersifat aktif
Maksudnya semua kegiatan bermain menuntut keaktifan anak yang bermain. Anak yang sedang bermain , bersama-sama memilirkan, mengorganisasikan,
merencanakan, dan berinteraksi dengan lingkungan Brewer, 1995. h.
Bermain bersifat fleksibel Maksudnya anak dapat dengan bebas memilih dan beralih ke kegiatan bermain
yang mereka inginkan.
31 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri bermain
yaitu bermain itu menyenangkan, suka rela, adanya motivasi instrinsik, bersifat pura-pura, melibatkan aktif semua anak, dan bersifat fleksibel sehingga akan
mencapai tujuan dari bermain yang ideal untuk anak.
3. Tujuan Bermain