26 mungkin, 5. Lari cepat 40m. pada masing-masing pos secara
bergantian. Data yang diperoleh kemudian dicatat secara sistematis. c. Pencatatan data tes
Pada tahap ini merupakan proses terakhir dari pengumpulan data, dimana data dalam pengukuran dicatat secara sistematis.
E. Teknik Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data kemudian dilakukan penyortiran dari data yang diperoleh untuk mengetahui persamaan
dan perbedaan ukuran, setelah itu data dimasukan ke dalam program SPSS untuk
dilakukan proses
analisis. Adapun
tahap-tahap untuk
mengklasifikasikannya adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan teknik dan pelaksanaan analisis data.
2. Penyajian hasil analisis data. Kedua tahapan teknik analisis tersebut lebih rinci dapat dijabarkan sebagai
berikut: a. Pemilihan teknik dan pelaksanaan analisis data
Data hasil setiap tes yang dicapai oleh setiap siswa yang telah mengikuti tes disebut hasil kasar. Kemampuan gerak motorik anak tidak dapat dinilai
secara langsung berdasarkan hasil tes tersebut, karena satuan ukuran masing-masing tes tidak sama yaitu:
a. Untuk lari jarak pendek 40 meter dan Lari Zigzag menggunakan
satuan ukuran waktu menit dan detik.
27 b.
Untuk lompat jauh tanpa awalan, melempar bola kasti sejauh mungkin menggunakan satuan ukuran jarak meter dan centimeter.
c. Untuk lempar tangkap bola tenis menggunakan satuan ukuran
frekuensi. Hasil kasar ini perlu diubah agar memiliki ukuran yang sama. Satuan
ukuran pengganti ini adalah T-Score. Selanjutnya T-Score dari setiap jenis tes kemampuan dijumlahkan dan dibagi jumlah jenis item tes. sehingga
didapatkan rerata T-Score. Hasil rerata T-Score selanjutnya akan dikonversikan ke dalam kategori kemampuan motorik.
b. Penyajian hasil analisis data Untuk memudahkan dalam mendistribusikan data, maka data yang
sudah didapatkan dalam bentuk T-Score kemudian dikonversikan ke dalam kategori kemampuan motorik. Satuan ukuran pengganti ini adalah
menggunakan T-Score. a. Rumus T Score untuk lari jarak pendek dan lari zig-zag. Penghitungan
dengan satuan waktu, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan semakin bagus hasil yang di peroleh. Adapun rumus T-Score sebagai berikut :
10 X
X 50
Score -
T
SD
b. Rumus T Score untuk item tes lompat jauh dan melempar bola kasti sejauh mungkin dan lempar bola di dinding. Penghitungan dengan
satuan, semakin banyak angka atau satuan yang diperoleh semakin bagus hasil yang didapat. Adapun rumus T-Score sebagai berikut :
28 10
X -
X 50
Score -
T
SD
Kemudian nilai T-Score dari kelima item dijumlahkan, sehingga didapat total T-Score.
Hasil total T-Score menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi kemampuan motorik siswa.
Untuk memudahkan dalam mendeskripsikan data, maka data yang sudah dalam bentuk T-Score kemudian dikonversikan kedalam kategori
kemampuan motorik. Untuk menentukan kategori kemampuan motorik menggunakan rumus dari B. Syarifudin 2010: 115. Adapun kategori
kemampuan motorik dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Kategori Kemampuan Motorik
Baik sekali : X ≥ M + 1,5 SD
Baik : M + 0,5 SD ≤ X M + 1,5 SD
Sedang : M – 0,5 SD ≤ X M + 0,5 SD
Kurang : M – 1,5 SD ≤ X M – 0,5 SD
Kurang sekali : X ≤ M – 1,5 SD
Keterangan: X : Skor yang diperoleh
SD : Standar Deviasi M : Mean
29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian