KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WIRO KECAMATAN BAYAT TAHUN AJARAN 2011/2012.

(1)

KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WIRO KECAMATAN BAYAT

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh Beny Novianta NIM 08601244062

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan motorik siswa kelas atas Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten pada tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survai dan menggunakan teknik tes dan pengukuran. Instrumen yang digunakan : lompat jauh tanpa awalan dengan validitas sebesar 0,974 dan reliabilitas sebesar 0,9477, lempar tangkap bola kasti dengan validitas sebesar 0,807 dan reliabilitas sebesar 0,6117, larizig-zagdengan validitas sebesar 0,978 dan reliabilitas sebesar 0,9569, lempar bola kasti dengan validitas sebesar 0,877 dan reliabilitas sebesar 0,8680, dan lari jarak pendek 40 meter dengan validitas sebesar 0,983 dan reliabilitas sebesar 0,9601. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro dengan jumlah 65 siswa. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif dengan persentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar kemampuan motorik siswa kelas atas SD Negeri 1 Wiro Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten berkategori sedang. Secara rinci kemampuan motorik tersebut adalah sebagai berikut: berkategori baik sekali sebanyak 6 siswa (9.2%) berkategori baik sebanyak 16 siswa (24.6 %), berkategori sedang sebanyak 22 siswa (33.8 %), berkategori kurang sebanyak 16 siswa (24,6 %), berkategori kurang sekali sebanyak 5 siswa (7,7 %).


(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan yang berlangsung seumur hidup dan merupakan kebutuhan setiap orang dalam kehidupannya. Pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pada jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah (SMP dan SMA) ,serta pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi). Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah maupun jenjang pendidikan tinggi. Setiap anak yang duduk di jenjang pendidikan dasar atau di Sekolah Dasar, akan menerima berbagai macam mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran tersebut adalah mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui Pendidikan Jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila banyak yang meyakini dan mengatakan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik.


(3)

Peranan Pendidikan Jasmani adalah sangat penting, yakni memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan aktivitas olahraga secara sistematik. Hal tersebut merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap mental-emosional-spiritual-dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Pendidikan Jasmani merupakan suatu kegiatan siswa untuk meningkatkan kesegaran jasmani, keterampilan gerak, serta aspek–aspek fungsional yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan kerjasama,kemampuan mempelajari gerak merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi kesuksesan anak dalam belajar gerak motorik, terutama bila gerakan–gerakan yang dimiliki kompleksitas yang tinggi.

Guru Pendidikan Jasmani seharusnya bisa lebih memberikan pengalaman gerak kepada anak didik dan memberi kesempatan pada anak untuk bergerak dan bermain, karena dengan bermain anak-anak dapat belajar mengenal lingkungan sekitarnya, sehingga mereka lebih peka terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Pembatasan aktivitas anak akan merugikan pertumbuhan dan perkembangan gerak anak itu sendiri.

Kemampuan motorik anak dapat tumbuh dan berkembang secara baik apabila anak mempunyai pengalaman gerak yang beraneka macam. Bermain merupakan salah satu cara yang digunakan oleh guru Pendidikan Jasmani di dalam menyediakan aneka pengalaman gerak kepada anak, karena permainan


(4)

merupakan salah satu model yang paling disukai oleh anak usia Sekolah Dasar khususnya siswa kelas atas. Pada siswa kelas atas inilah aktivitas olahraga dapat dijadikan sebagai salah satu kebanggaan apabila sampai dapat meraih prestasi. Secara tidak langsung prestasi akan mendukung atau memotivasi anak untuk terus berusaha memperbaiki keterampilan geraknya, serta akan lebih memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk bergerak.

Masa anak-anak adalah masa dimana anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain. Hal ini sering kita jumpai sehabis pulang sekolah. Anak-anak lebih sering menghabiskan waktunya dengan bermain-main ke ladang maupun ke persawahan dengan berjalan kaki, bermain sepakbola atau berlari-larian di lapangan. Secara tidak sadar aktivitas tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuan motorik kasarnya. Namun seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan gerak pada anak menjadi terbatas karena berbagai kemudahan yang di berikan. Mereka lebih suka bermain gamewatch atau menonton televisi daripada melakukan berbagai aktivitas permainan seperti bermain sepakbola, berlari-larian bersama teman di lapangan, maupun aktivitas jasmani lainnya.

Dampak langsung yang dirasakan dari pola hidup yang demikian adalah menurunnya kesegaran jasmani maupun kemampuan motorik anak itu sendiri. Siswa atau anak yang mempunyai tingkat kemampuan motorik kasarnya baik, akan cenderung lebih mudah di dalam melakukan keterampilan dalam olahraga, daripada siswa yang kemampuan motoriknya jelek. Karena


(5)

kebanyakan keterampilan dalam olahraga maupun keterampilan yang lain dimasukan sebagai keterampilan gerak kasar. Keterampilan motorik bukan hanya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam cabang olahraga saja, tetapi akan membantu pula memudahkan anak didik dalam melakukan tugas geraknya dalam proses Pendidikan Jasmani. Untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan motorik siswa Sekolah Dasar diperlukan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak yaitu melalui kegiatan bermain.

Secara alami anak terbiasa melakukan aktivitas gerak yang tidak sengaja akan memacu kemampuan gerak motoriknya. Namun zaman telah berubah dengan seiring perkembangan teknologi , anak yang dulu suka bermain dengan permainan tradisional dan bermain diladang kini dimanjakan oleh perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Akibat dari semua itu pola hidup anak menjadi berubah, yang biasa aktif bergerak kini menjadi pasif atau malas bergerak. Kenyataaannya mereka lebih senang duduk berjam-jam untuk melihat tv, atau maingame, dampak langsung yang dapat dirasakan oleh pola hidup yang demikian adalah menurunnya kemampuan fisik atau kesegaran jasmani atau kemampuan motorik siswa. SD Negeri 1 Wiro merupakan salah satu SD di kabupaten Klaten yang terletak di desa Wiro kecamatan Bayat kabupaten Klaten. SD Negeri 1 Wiro memiliki halaman sekolah , 6 ruangan kelas, 1 kantor kepala sekolah, 1 kantor guru, 1 ruang perpustakan dan 1 ruangan gudang. Terlebih lagi bila ditinjau dari aspek pembelajaran Pendidikan Jasmani yang ada di SD Negeri 1 Wiro kurang mendukung dalam


(6)

menyumbang perkembangan motorik siswa. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Pendidikan Jasmani di SD Negeri 1 Wiro itulah merupakan salah satu penyebab penghambat pembelajaran Pendidikan Jasmani. Karena jumlah sarana dan prasarana tidak sesuai dengan jumlah siswa sehingga siswa selalu antri dan saling berebut ketika menunggu giliran dalam menggunakan sarana dan prasaran Pendidikan Jasmani. Guru pengampu bidang studi Pendidikan Jasmani baru lulusan diploma Pendidikan Jasmani, sehingga kemampuan dalam mengajar Pendidikan Jasmani belum begitu ahli, peneliti memandang tidak ahli sehingga pembelajaran Pendidikan Jasmani kurang tertib dan lancar

Dari pertimbangan uraian di atas, serta belum adanya penelitian yang di lakukan di SD Negeri 1 Wiro Bayat Kabupaten Klaten, maka diperlukan penelitian. Sesuai dengan kondisi tersebut, peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang kemampuan motorik siswa kelas Atas di Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro pada tahun pelajaran 2011/212.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan , maka dari uraian tersebut di atas dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Dampak perkembangan iptek (Play Station dan Televisi) mempunyai pengaruh negatif yang sangat besar terhadap kemampuan motorik siswa SD Negeri 1 Wiro.


(7)

2. Keterbatasan sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani, sehingga sistem antri menunggu giliran saat akan menggunakan sarana dan prasarana masih terlihat saat pembelajaran Pendidikan Jasmani di SD Negeri 1 Wiro. 3. Guru pengampu Pendidikan Jasmani yang masih lulusan diploma dalam

mengajar Pendidikan Jasmani di SD Negeri 1 Wiro..

4. Belum diketahuinya tingkat kemampuan motorik siswa kelas Atas Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan tidak terlalu meluas maka perlu dibatasi supaya lebih fokus dalam melakukan penelitian. Bahwa permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini hanya sebatas pada tingkat kemampuan motorik siswa kelas atas SD N 1 Wiro Bayat Klaten.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah “Seberapa besar tingkat kemampuan motorik siswa kelas atas SD N 1 Wiro Bayat Klaten ?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan motorik siswa kelas atas SD N 1 Wiro Bayat Klaten.

F. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui tingkat kemampuan motorik siswa kelas atas SD N 1 Wiro Bayat Klaten dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan, yaitu:


(8)

1. Teoritis

a. Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menjadi salah satu bahan kajian ilmiah bagi guru yang akan mendalami tentang masalah kemampuan motorik.

b. Menambah wawasan kepada dunia pendidikan anak pada khususnya tentang kemampuan motorik pada siswa sekolah dasar, terutama siswa kelas atas.

2. Praktis

a. Dapat mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan motorik siswa sehingga diharapkan akan lebih meningkatkan kemampuan motorik siswa

b. Sebagai sarana untuk mengevaluasi keberhasilan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah.

c. Dapat menunjukkan bukti secara ilmiah tentang tingkat kemampuan motorik siswa SD N 1 Wiro Bayat klaten

d. Dapat mengetahui kemampuan motorik siswa SD N 1 Wiro Bayat Klaten.


(9)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori

1. Kemampuan Motorik

Menurut Sukintaka (1995: 82) bahwa kemampuan motorik adalah kualitas hasil gerak individu dalam melakukan dasar gerak penunjang kegiatan olahraga. Menurut Rusli Lutan (1988: 93) mengatakan bahwa kemampuan motorik kasar adalah kapasitas seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu ketrampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak. Menurut Sukadiyanto (1997: 70) dikatakan bahwa “kemampuan gerak adalah suatu kemampuan seseorang dalam menampilkan ketrampilan gerak yang lebih luas serta diperjelas bahwa kemampuan motorik suatu kemampuan umum yang berkaitan dengan penampilan berbagai ketrampilan atau tugas gerak”.

Gerak sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku manusia. Sedangkan psikomotor digunakan untuk domain mengenai perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi gerak (motor) ruang lingkupnya lebih luas dari pada psikomotorik. Psikomotor mengacu pada gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran elektro dari pusat otot besar (Amung Ma’mun dan Yudha Saputra,2000: 20)

Menurut Elizabeth B Hulrock (1978: 150) motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang berkoordinasi untuk melakukan gerak. Menurut Sukintaka (1992: 15-16) gerak motorik merupakan hasil gerak


(10)

individu dalam melakukan gerak, baik gerak yang bukan olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik. Motorik merupakan suatu kebutuhan yang harus dipelajari pada usia sekolah dasar. Mengingat hal tersebut langsung maupun tidak langsung akan sangat mempengaruhi perilaku sehari–hari, dan menunjang perkembangan gerak dan postur tubuh di masa remaja dan dewasa.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan motorik adalah suatu kemampuan yang dapat diperoleh dari keterampilan gerak umum yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang dipelajari sehingga nantinaya akan memberikan dampak bagi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Seseorang yang memiliki tingkat kemampuan motorik yang tinggi dapat diartikan bahwa orang tersebut memiliki potensi atau kemampuan untuk melakukan keterampilan gerak yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang memiliki kemampuan motorik rendah.

2. Unsur-unsur Kemampuan Motorik

Kemampuan motorik seseorang berbeda-beda tergantung pada banyaknya pengalaman melakukan gerak yang dikuasainya. Kemampuan motorik yang terdapat dalam fisik yang dapat dirangkum menjadi lima komponen yaitu: kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelincahan dan koordinasi. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik menurut Sardjono (1977: 3) ada lima unsur-unsur conditioning, yaitu:


(11)

a. Kekuatan (Strength) adalah kemampuan otot untuk dapat mempergunakan kekuatan untuk melawan tahanan.

b. Daya tahan (endurance) adalah kemampuan dari individu untuk melawan kelelahan yang timbul dalam melakukan kegiatan jasmani dalam waktu yang lama.

c. Kecepatan (speed) adalah kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan sejenis dalam waktu yang sesingkat-singkatnya mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya, kecepatan merupakan sejumlah gerakan dalam satuan unit waktu.

d. Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang dalam merubah posisi atau arah.

e. Kelenturan (fleksibility) adalah kemampuan seseorang melakukan gerakan-gerakan dengan amplitude yang luas.

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik menurut Toho Cholik Muthohir dan Gusril (2004: 50), adalah:

a. Kekuatan

Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot untuk menimbulkan tenaga sewaktu konstraksi. Kekuatan otot harus dipunyai oleh anak sejak usia dini. Apabila anak tidak mempunyai kekuatan tentu dia tidak dapat melakukan aktivitas bermain yang menggunakan fisik seperti berjalan, berlari, melompat, melempar, memanjat, bergantung dan mendorong.

b. Koordinasi

Koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan atau memisahkan dalam suatu tugas kerja yang kompleks. Dengan ketentuan bahwa gerakan koordinasi meliputi kesempurnaan waktu antara otot dan sistem syaraf. Anak dalam melakukan lemparan harus ada koordinasi seluruh anggota tubuh yang terlibat. Anak dikatakan baik koordinasi gerakannya apabila ia mampu bergerak dengan mudah dan lancar dalam rangkaian dan irama gerakannya terkontrol dengan baik.

c. Kecepatan

Kecepatan adalah sebagai kemampuan berdasarkan kelentukan dalam satuan waktu tertentu. Dalam melakukan lari 4 detik, semakin jauh jarak yang ditempuh semakin tinggi kecepatan.

d. Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan dibagi dalam dua bentuk yaitu: keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis merujuk kepada menjaga keseimbangan tubuh ketika berdiri pada suatu tempat, keseimbangan dianamis adalah kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu tempat ke tempat lain.


(12)

e. Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak pada satu titik ke titik lain dalam melakukan lari zig-zag, semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin tinggi kelincahannya.

Menurut Bompa yang dikutip oleh Joko Pekik (2002: 66-78) ada lima biomotorik dasar yakni:

a. Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan.

b. Daya tahan adalah kemampuan melakukan kerja dalam waktu lama. c. Kecepatan adalah perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan

untuk bergerak dalam waktu singkat.

d. Kelentukan adalah kemampuan persendian untuk melakukan gerakan melalui jangkauan yang luas.

e. Koordinasi adalah kemampuan melakukan gerakan pada berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan tepat secara efisien.

Menurut B. Edward Rahantoknam (1988: 123-128) kecakapan motorik seseorang dapat dilihat dari beberapa komponen:

a. Daya Ledak dan Daya Tahan Otot

Pada hakekatnya daya ledak dan daya tahan otot berhubungan dengan kekauatan (strength). Sedangkan kekauatan berkaiatan dengan kontraksi otot, oleh karena itu, kekuatan akan melandasi semua penampilan motorik.

b. Fleksibilitas

Fleksibilitas merupakan rentangan gerak persendian yang ada pada satu atau kelompok persendian. Fleksibilitas akan mengurangi resiko cidera pada aktivitas gerak tertentu. Fleksibilitas padat diukur dengan banyak cara, yaitu dengan menggunakan meteran yang sederhana sampai eralatan elektronik dan fotografi yang canggih. Contoh alat yang digunakan dalam mengukur fleksibilitas adalah fleksometer.


(13)

Keseimbangan diperlukan untuk menghasilkan gerak yang dinamis dan ritmis. Keseimbangan tubuh terdiri atas keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis merupakan kecakapan untuk mempertahankan keseimbangan pada posisi diam, sedangkan keseimbangan dinamis diperlukan pada saat gerak.

d. Koordinasi

Koordinasi merupakan kecakapan umum (general ability) yang harus dipenuhi agar seseorang memiliki suatu keterampilan atau keahlian. Pada umumnya koordinasi berhubungan dengan keterpaduan antara gerakan tangan, badan, dan kaki. Makin tinggi koodinasi yang dimiliki seseorang, maka makin baik penguasaannya dalam bidang aktivitas tertentu.

Berdasarkan komponen-komponen kemapuan motorik di atas, tidak berarti bahwa semua orang harus dapat mengembangkan secara keseluruhan komponen kemampuan motorik. Tiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam mendapatkan komponen-komponen kemampuan motorik. Bagaimamapun juga, faktor yang berasal dari dalam dan luar selalu selalu mempunyai pengaruh.

3. Fungsi Kemampuan Motorik

Menurut Muthohir dan Rusli (2004: 51), bahwa fungsi utama kemampuan motorik gerak dasar adalah untuk mengembangkan kesanggupan dan kemampuan setiap individu yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Dengan mempunyai kemampuan gerak dasar yang baik, seseorang mempunyai landasan untuk menguasai tugas keterampilan gerak yang khusus.

Menurut Rusli Lutan (1988: 96) bahwa mengembangkan keterampilan dasar gerak pada siswa sekolah dasar ditentukan pada pengembangan dan pengayaan keterampilan gerak. Semakin banyak


(14)

perbendaharaan gerak dasar, semakin terampil dalam kehidupan sehari-hari, termasuk melakukan keterampilan lainnya.

Dengan mempunyai kemampuan gerak yang baik, seseorang mempunyai landasan untuk menguasai tugas keterampilan gerak yang khusus. Unsur-unsur kemampuan gerak motorik akan semakin terlatih apabila siswa semakin banyak mengalami berbagai pengalaman aktivitas gerak yang bermacam-macam. Ingatan akan selalu menyimpan pengalaman yang akan dipergunakan untuk kesempatan yang lain, jika melakukan gerakan yang sama. Dengan banyaknya pengalaman gerak yang dilakukan siswa Sekolah Dasar akan menambah kematangan dalam melakukan aktivitas gerak motorik.

4. Pendidikan Jasmani di Sekolah

Menurut Adang Suherman (2000 : 23) pendidikan jasmani pada dasarnya adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani, maka pendidikan jasmani dapat dilakukan di sekolah dan juga di luar sekolah.. Secara garis besar pendidikan jasmani di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga, dan kesehatan yang di rencanakan secara sistenatis. a. Tujuan pendidikan jasmani


(15)

Tujuan Pendidikan Jasmani secara umum menurut Adang Suherman (2000: 23) tujuan Pendidikan Jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori yaitu:

1) Perkembangan fisik

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekauatn fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).

2) Perkembangan Gerak

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful) 3) Perkemmbangan Mental

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan mennginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungan sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggungjawab siswa.

4) Perkembangan Sosial

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat. b. Ruang Lingkup pendidikan jasmani

Menurut Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000: 73), ruang lingkup pendidikan jasmani dibagi menjadi empat kelompok yaitu:

1) Pembentukan gerak

a) Memenuhi keinginan untuk bergerak

b) Menghayati ruang, waktu dan bentuk, termasuk perasaan irama

c) Mengenal kemungkinan gerak diri sendiri d) Memiliki keyakinan gerak dan sikap (kinestetik) e) Memperkaya kemampuan gerak

2) Pembentukan Prestasi

a) Mengembangkan kemampuan kerja optimal melalui pengajaran ketangkasan

b) Belajar mengarahkan diri untuk mencapai prestasi c) Menguasi emosi

d) Belajar mengenal keterbatasan dan kemampuan diri

e) Membentuk sikap yang tepat terhadap nilai yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan olahraga

3) Pembentukan sosial


(16)

b) Belajar berkerjasama menerima pimpinan dan memimpin c) Belajar bertanggungjawab, berkorban, dan memberi

pertolongan

d) Mengembangkan pengakuan terhadap orang lain, sebagai diri pribadi dan rasa hidup bermasyarakat

e) Belajar mengenal dan menguasai bentuk kegiatan mengisi waktu luang secara aktif

4) Pertumbuhan

a) Meningkatkan syaraf untuk mampu melakukan gerak dengan baik dan berprestasi optimal.

b) Meningkatkan kesehatan atau kesegaran jasmani termasuk kemampuan bertanggungjawab terhadap kesehatan diri sendiri dan kebiasaan hidup sehat.

5. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang direncanakan secara sistematik guna merangsang pertumbuhan dan perkembangan fisik, keterampilan motorik, keterampilan berfikir, emosional, sosial, moral, pola hidup sehat dan pengenalan terhadap lingkungan. Anak usia sekolah sangat membutuhkan pengalaman bergerak yang bermacam-macam., karena gerak merupakan kebutuhan dasar pada setiap makhluk hidup. Bermain merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka pertumbuhan. Model olahraga permainan merupakan salah satu model yang paling disukai oleh anak usia Sekolah Dasar.

Siswa kelas atas adalah siswa yang duduk di kelas IV,V,VI. Karakteristik jasmani siswa sekolah dasar menurut Sukintaka (1992: 42) adalah sebagai berikut:

Anak kelas III dan IV kira-kira berumur di antara 9-10 tahun, mempunyai karakteristik:


(17)

a. Perbaikan koordinasi dalam keterampilan gerak. b. Daya tahan berkembang.

c. Pertumbuhan tetap.

d. Koordinasi mata dan tangan baik.

e. Sikap tubuh yang tidak baik mungkin diperlihatkan.

f. Perbedaan jenis kelamin tidak menimbulkan konsekuensi yang besar.

g. Secara fisiologik putri pada umumnya mencapai kematangan lebih dahulu dari pada anak laki-laki.

h. Gigi tetap, mulai tumbuh.

i. Perbedaan secara perorangan dapat dibedakan dengan nyata. j. Kecelakaan cenderung memacu mobilitas.

Anak kelas V dan VI, kira-kira berumur antara 11 sampai 12 tahun, mempunyai karakteristik :

a. Pertumbuhan otot lengan dan tungkai makin bertambah. b. Ada kesadaran mengenai badannya.

c. Anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar. d. Pertumbuhan tinggi dan berat tidak ]baik.

e. Kekuatan otot tidak menunjang pertumbuhan. f. Waktu reaksi makin baik.

g. Perbedaan akibat jenis kelamin makin nyata. h. Koordinasi makin baik.

i. Badan lebih sehat dan kuat.

j. Tungkai mengalami masa pertumbuhan yaqng lebih kuat bila dibandingkan dengan bagian anggota atas.

k. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan kekuatan otot dan keterampilan antara anak laki-laki dan putri.

Ciri-ciri yang lain karakteristik kemampuan motorik anak pada masa usia sekolah dasar adalah kemampuan motorik yang dilakukan masih dalam bentuk motorik kasar. Menurut Phil Yanuar Kiram (1992: 70), cirri-ciri khusus dalam kemampuan motorik anak usia sekolah dasar adalah: 1) Gerakan yang dituntut baru dapat dilaksanakan dalam bentuk kasar. 2) Pelaksanaan gerakan dalam bentuk kasar tersebut hanya dapat

dilakukan bila kondisi dan situadi tempat pelaksanaan gerakan cukup membantu dan mendukung.


(18)

3) Gerakan-gerakan yang dapat dilaksanakan masih dalam bentuk gerakan-gerakan sederhana.

4) Penggabungan beberapa gerakan menjadi serangkaian gerakan belum dapat dilaksanakan. Oleh karenanya peningkatan derajat kesulitan baik terhadap peningkatan kesulitan situasi dan kondisi tempat pelaksanaan gerak maupun terhadap derajat kesulitan gerakan itu sendiri dilakukan secara drastic, tapi diberikan secara perlahan-lahan.

5) Kemampuan dalam menerima, mengartikan dan mengolah informasi yang diberikan masih sangat terbatas. Oleh sebab itu anak sekolah dasar harus lebih sering diberikan bentuk-bentuk latihan yang sesederhana dalam upaya peningkatannya peran alat informasi kinestetik yang berguna dalam melakukan pengaturan dan pengendalian terhadap gerakan yang sedang akan berlangsung.

6) Laju perkembangan berjalan seirama pada masa bayi dan kanak-kanak,perubahan fisik sangat pesat, pada usia sekolah dasar menjadi lambat dan mulai masa remaja terjadi amat mencolok, pada permulaan remaja bagi perempuan (akhir) dan pengujung remaja akhir bagi laki-laki perkembangan menururn sangat cepat.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh:

1. Temu Hartana (2008) yang berjudul: Kemampuan Gerak Motorik Siswa Sekolah Dasar Di Sekolah Dasar Negeri Panggang 2 Kabupaten


(19)

Gunungkidul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan motorik siswa yang masih duduk di kelas 4, 5, dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Panggang 2 Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini mwrupakan penelitian deskriptif dengan metode survey dan menggunakan teknik tes dan pengukuran yang meliputi: lari jarak pendek 40m, lari zig-zag, lompat jauh tanpa awalan, berdiri satu kaki, dan lempar tangap bola kasti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4, 5, dan 6di SD Negeri panggang 2 Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah 47 siswa.Uji validitas instrumen menggunakan Product Moment, uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach, dan uji normalitas dengan One sample Kolmogorov-Smirrov Test. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan prosentase, menggunakan bantuan komputer program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kemampuan motorik siswa kelas 4, 5, dan 6 di SD Negeri Panggang 2 Kabupaten Gunungkidul dikategorikan sedang. Hasil penelitian secara rinci sebagai berikut: 4 (8,5%) siswa dalam kategori baik sekali, 12 (25,5%) siswa dalam ketegori baik, 16 (34%) siswa dalam kategori sedang, 12 (25,5%) siswa dalam kategori kurang, dan 3 (6,5%) siswa dalam kategori kurang sekali.

2. Penelitian Ari Cahyadi Indah (2008) yang berjudul: Kemampuan Motorik Siswa Kelas V A SD Negeri Babarsari Kledokan Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan motorik siswa kelas V A, baik putra maupun putri di SD


(20)

Negeri Babarsari, Kledokan Caturtunggal, Depok Sleman Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan teknik tes dan pengukuran yang meliputi tes lari 30 m, lompat jauh tanpa awalan, kelentukan, melempar sejauh-jauhnya, dan melempar sasaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V A SD Negeri Babarsari yang berjumlah 37 siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan prosentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan motorik siswa kelas V A SD Negeri Babarsari adalah sedang. Secara rinci dapat dijelaskan kemampuan motorik siswa putra adalah kategori baik sekali sebanyak 26,92%, baik sebanyak 7,26%, sedang sebanyak26,92%, kurang sebanyak 15,38%, kurang sekali sebanyak 23,08%. Sedangkan kemampuan motorik siswa putri adalah dengan kategori baik sekali sebanyak 9,09%, baik sebanyak 36,36%, sedang sebanyak 27,27%, kurang sebanyak 18,18%, dan kurang sekali sebanyak 9,09%.

C. Kerangka Berfikir

Keterampilan gerak merupakan inti dari program Pendidikan Jasmani. Perkembangan keterampilan gerak bagi anak usia sekolah dasar, diartikan sebagai perkembangan dan penghalusan aneka keterampilan gerak dasar, dan keterampilan yang berkaiatan dengan olahraga. Berbagai keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai(sikap mental-emosional-spiritual-dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan


(21)

perkembangan yang seimbang, dikembangkan melalui program pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah.

Program Pendidikan Jasmani yang ada di sekolah adalah berusaha membentu siswa untuk menggunakan tubuhnya lebih efektif dalam melakukan berbagai keterampilan gerak dasar yang meliputi gerak lokomotor, gerak nonlokomotor, dan gerak manipulatif serta keterampilan yang menyeluruh yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah, peranan Pendidikan Jasmani adalah sangat penting, yakni memberi kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan aktivitas olahraga secara sistematik. Bermain merupakan salah satu cara yang digunakan oleh guru Pendidikan Jasmani di dalam menyediakan aneka pengalaman gerak bagi siswa, serta akan lebih memberi kesempatan yang luas kepada siswa untuk bergerak, karena permainan merupakan salah satu model yang paling disukai oleh anak usia sekolah dasar.

Pemberian kesempatan pada anak untuk bergerak dan bermain, akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan motorik anak. Kemampuan motorik yang dimiliki oleh anak bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam cabang olahraga saja, akan tetapi bisa membantu pula untuk memudahkan anak didik untuk melakukan tugas geraknya di dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, serta mengembangkan berbagai keterampilan gerak yang dimilikinya.


(22)

Dari penelitian ini diharapakan mampu untuk mengetahui kemampuan motorik siswa SDN 1 Wiro Bayat Klaten sehingga akan bermanfaat pula bagi guru yang bersangkutan di dalam pembelajaran penjas yang sesuai dengan karakteristik siswa.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana penelitian ini hanya ingin mendeskripsikan atau memaparkan situasi yang sedang berlangsung pada saat penelitian diadakan. Penelitian ini memfokuskan pada kemampuan motorik siswa yang duduk di kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro Kecamatan Bayat Tahun Ajaran 2011/212. Metode yang digunakan adalah survei dengan teknik tes dan pengkuran.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah kemampuan motorik siswa kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro, Kecamatan Bayat. Untuk menghindari salah pengertian terlebih dahulu perlu batasan operasional dari variabel penelitian tersebut yaitu kemampuan motorik anak kelas IV, V dan VI. Kemampuan motorik adalah kualitas hasil gerak atau kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas gerak kegiatan olahraga yang meliputi kecepatan, kelincahan, kekuatan, dan koordinasi.. Dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan motorik anak kelas atas mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Temu Hartana (2008: 32) sebagai berikut: 1. Standing Broad Jump/lompat jauh tanpa awalan, instrumen ini untuk mengukur kekuatan otot tungkai, 2. Wall Pass/lempar tangkap bola kasti, untuk mengukur koordinasi antara mata dan tangan 3. Zig-zag Run/lari ganti arah, untuk mengukur kelincahan, 4. Shot-put Test With Soflball/ melempar bola kasti sejauh


(24)

mungkin, untuk mengukur kekuatan otot lengan dan bahu, 5. Lari cepat 40m, untuk mengukur kecepatan.

C. Populasi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108), apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Mengingat jumlah populasi 65 orang siswa maka penelitian dilakukan terhadap keseluruhan populasi, jadi merupakan penelitian populasi.

Menurut Sugiyono (2009: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang masih duduk di kelas IV, V dan VI SD Negeri 1 Wiro, Kecamatan Bayat pada tahun 2011/2012 yang berjumlah 65 orang siswa.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136), Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Untuk mengukur kemampuan motorik kasar siswa, digunakan instrumen yang dapat mengukur kemampuan siswa melalui berbagai aspek. Dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan motorik kasar siswa ditinjau dari aspek psikomotor yaitu melalui tes kemampuan.


(25)

Instrumen dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan Temu Hartana (2008: 32) sebagai berikut :

1. Standing Broad Jump/lompat jauh tanpa awalan, untuk mengukur kekuatan otot tungkai, Instrumen ini pernah digunakan sebelumnya dan telah diuji coba dengan validitas sebesar 0,974 dan reliabilitas sebesar 0,9477.

2. Wall Pass/lempar tangkap bola kasti, untuk mengukur koordinasi antara mata dan tangan, Instrumen ini pernah digunakan sebelumnya dan telah diuji coba dengan validitas sebesar 0,807 dan reliabilitas sebesar 0,6117.

3. Zig-zag Run/lari ganti arah, untuk mengukur kelincahan, Instrumen ini pernah digunakan sebelumnya dan telah diuji coba dengan validitas sebesar 0,978 dan reliabilitas sebesar 0,9569.

4. Shot-put Test With Soflball/melempar bola kasti sejauh mungkin, untuk mengukur kekuatan otot lengan dan bahu, Instrumen ini pernah digunakan sebelumnya dan telah diuji coba dengan validitas sebesar 0,877 dan reliabilitas sebesar 0,8680.

5. Lari cepat 40 m, untuk mengukur kecepatan. Instrumen ini pernah digunakan sebelumnya dan telah diuji coba dengan validitas sebesar 0,983 dan reliabilitas sebesar 0,9601.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik tes dan pengukuran


(26)

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Suharsini Arikunto, 2002: 96). Langkah-langkah atau proses pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Melakukan persiapan tes atau persiapan pengumpulan data

Persiapan pengumpulan data adalah memberikan pengertian kepada siswa tentang tes yang akan dilakukan. Tujuan persiapan pengumpulan data adalah untuk melakukan pengumpulan data disesuaikan dengan masalah yang ada. Dalam penelitian ini persiapan yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat-alat tes dan menyiapkan bahan-bahan untuk tes. Diantaranya adalah: stopwatch, peluit, bendera, roll meter,bola tenis, dan alat tulis.

b. Pelaksanaan tes

Dalam tahap pelaksanaan tes, terlebih dahulu siswa dikumpulkan/dibariskan untuk berdoa dilanjutkan dengan pemberian penjelasan petunjuk pelaksanaan tes, pemanasan. Semua siswa kelas IV, V, VI yang berjumlah 65 siswa, dibagi dalam 5 kelompok dengan no urut presensi, masing-masing kelompok berjumlah 13 siswa, kemudian siswa diinstruksikan untuk melakukan tes kemampuan motorik dimulai dari: 1. Standing Broad Jump/lompat jauh tanpa awalan, 2. Wall Pass/lempar tangkap bola kasti 3. Zig-zag Run/lari ganti arah, 4.Shot-put Test With Soflball/ melempar bola kasti sejauh


(27)

mungkin, 5. Lari cepat 40m. pada masing-masing pos secara bergantian. Data yang diperoleh kemudian dicatat secara sistematis. c. Pencatatan data tes

Pada tahap ini merupakan proses terakhir dari pengumpulan data, dimana data dalam pengukuran dicatat secara sistematis.

E. Teknik Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data kemudian dilakukan penyortiran dari data yang diperoleh untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ukuran, setelah itu data dimasukan ke dalam program SPSS untuk dilakukan proses analisis. Adapun tahap-tahap untuk mengklasifikasikannya adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan teknik dan pelaksanaan analisis data. 2. Penyajian hasil analisis data.

Kedua tahapan teknik analisis tersebut lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Pemilihan teknik dan pelaksanaan analisis data

Data hasil setiap tes yang dicapai oleh setiap siswa yang telah mengikuti tes disebut hasil kasar. Kemampuan gerak motorik anak tidak dapat dinilai secara langsung berdasarkan hasil tes tersebut, karena satuan ukuran masing-masing tes tidak sama yaitu:

a. Untuk lari jarak pendek 40 meter dan Lari Zigzag menggunakan satuan ukuran waktu (menit dan detik).


(28)

b. Untuk lompat jauh tanpa awalan, melempar bola kasti sejauh mungkin menggunakan satuan ukuran jarak (meter dan centimeter).

c. Untuk lempar tangkap bola tenis menggunakan satuan ukuran frekuensi.

Hasil kasar ini perlu diubah agar memiliki ukuran yang sama. Satuan ukuran pengganti ini adalah T-Score. Selanjutnya T-Score dari setiap jenis tes kemampuan dijumlahkan dan dibagi jumlah jenis item tes. sehingga didapatkan rerata T-Score. Hasil rerata T-Score selanjutnya akan dikonversikan ke dalam kategori kemampuan motorik.

b. Penyajian hasil analisis data

Untuk memudahkan dalam mendistribusikan data, maka data yang sudah didapatkan dalam bentukT-Scorekemudian dikonversikan ke dalam kategori kemampuan motorik. Satuan ukuran pengganti ini adalah menggunakan T-Score.

a. Rumus TScoreuntuk lari jarak pendek dan lari zig-zag. Penghitungan dengan satuan waktu, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan semakin bagus hasil yang di peroleh. Adapun rumus T-Scoresebagai berikut :

10 * X X 50 Score

-T 

  

    

SD

b. Rumus TScoreuntuk item tes lompat jauh dan melempar bola kasti sejauh mungkin dan lempar bola di dinding. Penghitungan dengan satuan, semakin banyak angka atau satuan yang diperoleh semakin bagus hasil yang didapat. Adapun rumus T-Scoresebagai berikut :


(29)

10 * X -X 50 Score

-T 

  

   

SD

Kemudian nilai T-Score dari kelima item dijumlahkan, sehingga didapat total T-Score. Hasil total T-Score menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi kemampuan motorik siswa.

Untuk memudahkan dalam mendeskripsikan data, maka data yang sudah dalam bentuk T-Score kemudian dikonversikan kedalam kategori kemampuan motorik. Untuk menentukan kategori kemampuan motorik menggunakan rumus dari B. Syarifudin (2010: 115). Adapun kategori kemampuan motorik dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Kategori Kemampuan Motorik Baik sekali : X ≥ M + 1,5 SD

Baik : M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD Sedang : M – 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD Kurang : M – 1,5 SD ≤ X < M – 0,5 SD Kurang sekali : X ≤ M – 1,5 SD

Keterangan:

X : Skor yang diperoleh SD : Standar Deviasi M :Mean


(30)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian

Penelitian yang berjudul “Kemampuan Motorik Siswa Kelas Atas SD Negeri 1 Wiro Kecamatan Bayat Tahun Ajaran 2011/2012” dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan tes kemampuan motorik dilaksanakan pada bulan Maret 2012 di Lapangan SD Negeri 1 Wiro. Adapun subjek penelitiannya adalah siswa yang duduk di kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro yang berjumlah 65 siswa yang terdiri dari 30 siswa laki-laki dan 35 siswa perempuan.

B. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan motorik siswa. Kemampuan motorik siswa diamati dari serangkaian tes yang meliputi kecepatan, kelincahan, kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, dan koordinasi mata tangan. yaitu: 1. Standing Broad Jump/lompat jauh tanpa awalan, untuk mengukur kekuatan otot tungkai, 2. Shot-put Test With Soflball/melempar bola kasti sejauh mungkin, untuk mengukur kekuatan otot lengan dan bahu, 3.Zig-zag Run/lari ganti arah, untuk mengukur kelincahan, 4. Wall Pass/lempar tangkap bola kasti, untuk mengukur koordinasi antara mata dan tangan, 5. Lari cepat 40m, untuk mengukur kecepatan.

Mengingat setiap tes kemampuan mempunyai satuan ukuran yang berbeda, maka hasil kasar dari setiap item tes kemampuan perlu diubah agar memiliki ukuran yang sama. Satuan pengganti ini adalah T-Score, skor akhir


(31)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah rerata T-Score yaitu jumlah dari nilai-nilai T-Scoresetiap item tes, kemudian hasilnya dibagi jumlah dari jenis item tes (5). Hasil rerata T-Score inilah yang nantinya akan menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi kemampuan motorik siswa.

1. Kekuatan Otot Tungkai

Kekuatan otot tungkai siswa diukur menggunakan tes lompat jauh tanpa awalan. Hasil analisis deskriptif pada data koordinasi mata kaki diperoleh skor tertinggi sebesar 2,00; skor terendah 1,00; rata-rata (mean) sebesar 1,532; nilai tengah (median) sebesar 1,603; modus sebesar 1,55 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0.2410731

2. Koordinasi Mata Tangan

Koordinasi mata tangan siswa diukur menggunakan tes lempar bola kasti ke dinding. Hasil analisis deskriptif pada data koordinasi mata tangan Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif Data Penelitian Tanpa

Membedakan Jenis Kelamin Kekuatan

Otot Tungkai

Koordinasi Mata

Tangan Kelincahan

Kekuatan

otot lengan Kecepatan

N Valid 65 65 65 65 65

Missing 0 0 0 0 0

Mean 1.532 12.9846 11.2465 17.02246 7.906 Median 1.603 15.0023 10.3560 17.80000 8.670

Mode 1.55 17 10.35 17.50 8.57

Std.

Deviation 0.2410731 3.81401 1.03163 5.195536 0.65307

Minimum 1.00 7 9.41 8.36 6.65


(32)

diperoleh skor tertinggi sebesar 20; skor terendah 7 ; rata-rata (mean) sebesar 15.0023; nilai tengah (median) sebesar 17,00; modus sebesar 19 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 3,8140.

3. Kelincahan

Kelincahan siswa diukur menggunakan tes lari zig-zag (zig-zag run). Hasil analisis deskriptif pada data kelincahan diperoleh skor tertinggi sebesar 13,79; skor terendah 9,41; rata-rata (mean) sebesar 10,3096; nilai tengah (median) sebesar 10.3560; modus sebesar 10,35 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 11,2465.

4. Kekuatan Otot Lengan dan Bahu

Kekuatanh otot lengan dan bahu siswa diukur menggunakan tes lempar bola kasti sejauh mungkin. Hasil analisis deskriptif pada data kekuatan otot lengan dan bahu diperoleh skor tertinggi sebesar 28,00; skor terendah 8,36; rata-rata (mean) sebesar 17,02246; nilai tengah (median) sebesar 17,80000; modus sebesar 17,50 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 5,195536.

5. Kecepatan

Kecepatan siswa diukur menggunakan tes lari jarak pendek 40 meter. Hasil analisis deskriptif pada data kecepatan diperoleh skor skor tertinggi sebesar 9,47; skor terendah 6,65; rata-rata (mean) sebesar 7,906; nilai tengah (median) sebesar 8.670; modus sebesar 8,57 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0,65307.


(33)

C. Analisis Data Penelitian

Analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Tingkat kemampuan motorik siswa akan dikategorikan menjadi 5 kategori yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali. Pengkategorian data didasarkan pada nilai mean dan standar deviasi hasil perhitungan. Data terlebih dahulu dibuat dalam bentukT-Scoreuntuk menyetarakan data karena adanya perbedaan satuan hasil pengukuran. Data akan diamati berdasarkan komponen kemampuan motorik yang terdiri dari kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, kelincahan, koordinasi mata tangan, dan kecepatan. Selanjutnya seluruh komponen tersebut di atas akan dijumlah, sehingga akan didapat kemampuan motorik siswa. Hasil perhitungan analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Motorik Siswa Tanpa Membedakan Jenis Kelamin Hasil analisis deskriptif data T-Score kemampuan motorik diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 250,00; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 36.89. Nilai tersebut selanjutnya digunakan sebagai patokan pengkategorian data dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Kategorisasi Data Kemampuan Motorik Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 305.33 6 9.2 % Baik sekali

268.44 < s.d < 305.33 16 24.6 % Baik 231.56 < s.d < 268.44 22 33.8 % Sedang 194.67 < s.d < 231.56 16 24.6 % Kurang

x< 194.67 5 7.7 % Kurang sekali


(34)

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 6 orang (9,2%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori baik sekali, sebanyak 16 orang (24.6%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori baik, sebanyak 22 orang (33.8%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori sedang, sebanyak 16 orang (33.8%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori kurang dan sebanyak 5 orang (7.7%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kemampuan motorik siswa dapat dilihat pada gambar berikut:

5

16

22

16

6 0

5 10 15 20 25

Kurang sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Motorik Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat kemampuan motorik dalam kategori sedang.


(35)

2. Kemampuan Motorik Siswa Putra

Hasil analisis pengkategorian data kemampuan motorik siswa putra adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Kategorisasi Data Kemampuan Motorik Siswa Putra SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 308.13 1 3.3 % Baik sekali

269.38 < s.d < 308.13 9 30.0 % Baik 238.62 < s.d < 269.38 9 30.0 % Sedang 191.87 < s.d < 238.62 9 30.0 % Kurang

x< 191.87 2 6.7 % Kurang sekali

Total 30 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 1 (3.3%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori baik sekali, sebanyak 9 orang (30.0%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori baik. Sebanyak 9 orang (30.0%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori sedang, sebanyak 9 orang (30.0%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori kurang dan sebanyak 2 orang (6,7%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kemampuan motorik siswa putra dapat dilihat pada gambar berikut:


(36)

2

9 9 9

1 0

2 4 6 8 10

Kurang sekali Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Motorik Siswa Putra SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa putra mempunyai tingkat kemampuan motorik dalam kategori baik.

3. Kemampuan Motorik Siswa Putri

Hasil analisis pengkategorian data kemampuan motorik siswa putri adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Kategorisasi Data Kemampuan Motorik Siswa Putri SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 297.13 3 8.6 % Baik sekali

265.71 < s.d < 297.13 7 20.0 % Baik 234.29 < s.d < 265.71 16 45.7 % Sedang 202.87 < s.d < 234.29 5 14.3 % Kurang

x< 202.87 4 11.4 % Kurang sekali

Total 35 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 3 orang (8.6%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori baik sekali, sebanyak 7 orang (20.0%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori baik,


(37)

sebanyak 16 orang (45.7%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori sedang, sebanyak 5 orang (14.3%) mempunyai kemampuan motorik dalam kategori kurang dan sebanyak 4 (11,4%) siswa yang mempunyai kemampuan motorik dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kemampuan motorik siswa putri dapat dilihat pada gambar berikut:

4 5

16

7

3 0

2 4 6 8 10 12 14 16 18

Kurang sekali Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat

Kemampuan Motorik Siswa Putri SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa putri mempunyai tingkat kemampuan motorik dalam kategori sedang.

Berikut ini disajikan rincian kemampuan motorik yang terdiri dari kecepatan, kelincahan, kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan, tanpa membedakan jenis kelamin.


(38)

a. Kekuatan Otot Tungkai Siswa Tanpa Membedakan Jenis Kelamin Hasil analisis deskriptif dataT-Scorekekuatan otot tungkai. nilai rata-rata (mean) sebesar 50.0142; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 10.00846. Nilai tersebut selanjutnya digunakan sebagai patokan pengkategorian data dengan hasil sebagai berikut: Tabel 6. Kategorisasi Data Kekuatan Otot Tungkai Siswa SD

Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 5 7.7 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 15 23.1 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 25 38.5 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 15 23.1 % Kurang

x< 35.00 5 7.7 % Kurang sekali

Total 65 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 5 orang (7.7%) mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori baik sekali, sebanyak 15 orang (23,1%) mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori baik, sebanyak 25 orang (38.5%) mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori sedang, sebanyak 15 orang (23,1%) mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori kurang, dan sebanyak 7 orang (7.7%) mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kekeutan otot tungkai siswa dapat dilihat pada gambar berikut:


(39)

5 15 25 15 5 0 5 10 15 20 25 30 Kur ang sekal i

Kur ang Sed ang B ai k B ai k sekali

Kategori F re k u e n s i

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Kekuatan Otot Tungkai Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat kekuatan otot tungkai dalam kategori sedang.

b. Koordinasi Mata Tangan Siswa Tanpa Membedakan Jenis Kelamin

Hasil analisis deskriptif data T-Score koordinasi mata tangan nilai rata-rata (mean) sebesar 50.0253; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 10.00762. Nilai tersebut selanjutnya digunakan sebagai patokan pengkategorian data dengan hasil sebagai berikut: Tabel 7. Kategorisasi Data Koordinasi Mata Tangan Siswa SD

Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 6 9.2 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 18 27.7 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 17 26.2 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 20 30.8 % Kurang

x< 35.00 4 6.2 % Kurang sekali


(40)

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 6 orang (9.2%) yang mempunyai koordinasi mata tangan dalam kategori baik sekali, sebanyak 18 orang (27.7%) mempunyai koordinasi mata tangan dalam kategori baik. Sebanyak 17 orang (26.2%) mempunyai koordinasi mata tangan dalam kategori sedang, sebanyak 20 orang (30.8%) mempunyai koordinasi mata tangan dalam kategori kurang dan sebanyak 4 orang (6.2%) mempunyai koordinasi mata tangan dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat koordinasi mata tangan siswa dapat dilihat pada gambar berikut:

4

20

17 18

6 0

5 10 15 20 25

Kurang sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Koordinasi Mata Tangan Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat koordinasi mata tangan dalam kategori kurang.


(41)

c. Kelincahan Siswa Tanpa Membedakan Jenis Kelamin

Hasil analisis deskriptif data T-Score kelincahan nilai rata-rata (mean) sebesar 50.0422; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 10.00032. Nilai tersebut selanjutnya digunakan sebagai patokan pengkategorian data dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 8. Kategorisasi Data Kelincahan Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 4 6.2 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 18 27.7 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 24 36.9 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 14 21.5 % Kurang

x< 35.00 5 7.7 % Kurang sekali

Total 65 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 4 orang (6.2%) mempunyai kelincahan dalam kategori baik sekali, sebanyak 18 orang (27.7%) mempunyai kelincahan dalam kategori baik, sebanyak 24 orang (36,9%) mempunyai kelincahan dalam kategori sedang, sebanyak 14 orang (21.5%) mempunyai kelincahan dalam kategori kurang dan sebanyak 5 orang (7.7%) mempunyai kelincahan dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kelincahan siswa dapat dilihat pada gambar berikut:


(42)

5

14

24

18

4 0

5 10 15 20 25 30

Kurang sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Kelincahan Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat kelincahan dalam kategori sedang. d. Kekuatan Otot Lengan Siswa Tanpa Membedakan Jenis Kelamin

Hasil analisis deskriptif data T-Score kekuatan otot lengan nilai rata-rata (mean) sebesar 50.0542; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 10.34750. Nilai tersebut selanjutnya digunakan sebagai patokan pengkategorian data dengan hasil sebagai berikut: Tabel 9. Kategorisasi Kekuatan Otot Lengan Siswa SD Negeri 1

Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 5 7.7 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 16 24.6 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 19 29.2 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 24 36.9 % Kurang

x< 35.00 1 1.5 % Kurang sekali


(43)

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 5 orang (7.7%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori baik sekali, sebanyak 16 orang (24.6%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori baik, sebanyak 19 orang (29.2%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori sedang, sebanyak 24 orang (36.9%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori kurang dan sebanyak 1 orang (1.5%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kekuatan otot lengan siswa dapat dilihat pada gambar berikut:

1

24

19 16

5 0

5 10 15 20 25 30

Kurang sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Kekuatan Otot Lengan Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat kekuatan otot lengan dalam kategori kurang.


(44)

e. Kecepatan Siswa Tanpa Membedakan Jenis Kelamin

Hasil analisis deskriptif data T-Score kecepatan nilai rata-rata (mean) sebesar 50.0000; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 10.88983. Nilai tersebut selanjutnya digunakan sebagai patokan pengkategorian data dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 10. Kategorisasi Data Kecepatan Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 4 6.2 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 10 21.5 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 31 47.7 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 14 15.4 % Kurang

x< 35.00 6 9.2 % Kurang sekali

Total 65 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 4 orang (6.2%) mempunyai kecepatan dalam kategori baik sekali, sebanyak 10 orang (21.5%) mempunyai kecepatan dalam kategori baik, sebanyak 31 orang (47.7%) mempunyai kecepatan dalam kategori sedang, sebanyak 14 orang (15.4%) mempunyai kecepatan dalam kategori kurang dan sebanyak 6 orang (9.2%) mempunyai kecepatan dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kecepatan siswa dapat dilihat pada gambar berikut:


(45)

6 14 31 10 4 0 5 10 15 20 25 30 35 Kur ang sekal i

Kur ang Sed ang B ai k B ai k sekali

Kategori F re k u e n s i

Gambar 8. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Kecepatan Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat kecepatan dalam kategori sedang. 1) Kemampuan Motorik Siswa Putra Pada Masing-Masing Kelompok

Tes Kemampuan Motorik

Hasil analisis pada kemampuan motorik siswa putra adalah sebagai berikut:

a) Kekuatan Otot Tungkai Putra

Hasil analisis pengkategorian data kekuatan otot tungkai siswa putra adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Kategorisasi Data Kekuatan Otot Tungkai Putra Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 1 3.3 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 11 36.7% Baik 45.00 < s.d < 55.00 8 26.7 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 7 23.7 % Kurang

x< 35.00 3 10.0 % Kurang sekali


(46)

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 1 orang (3.3%) yang mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori baik sekali, sebanyak 11 orang (36.7%) mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori baik, sebanyak 8 orang (26.7%) mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori sedang, sebanyak 7 orang (23.7%) mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori kurang dan sebanyak 3 orang (10.0%) mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kekuatan otot tungkai siswa putra dapat dilihat pada gambar berikut:

5 7

8

11

1 0

2 4 6 8 10 12

Kurang sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 9. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat

Kekuatan Otot Tungkai Siswa Putra SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa putra mempunyai tingkat kekuatan otot tungkai dalam kategori baik.


(47)

b) Koordinasi Mata Tangan Siswa Putra

Hasil analisis pengkategorian data koordinasi mata tangan siswa putra adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Kategorisasi Data Koordinasi Mata Tangan Siswa Putra SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 0 0 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 13 43.3 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 3 10.0 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 11 36.7 % Kurang

x< 35.00 3 10.0 % Kurang sekali

Total 30 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui tidak ada siswa yang mempunyai koordinasi mata tangan dalam kategori baik sekali, sebanyak 13 orang (40.3%) mempunyai koordinasi mata tangan dalam kategori baik. Sebanyak 3 orang (10.0%) mempunyai koordinasi mata tangan dalam kategori sedang, sebanyak 11 orang (36.7%) mempunyai koordinasi mata tangan dalam kategori kurang dan sebanyak 3 orang (10.0%) mempunyai kelincahan dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat koordinasi mata tangan siswa dapat dilihat pada gambar berikut:


(48)

3

11

3

13

0 0

2 4 6 8 10 12 14

Kurang sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 10. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Koordinasi Mata Tangan Siswa Putra SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa putra mempunyai tingkat koordinasi mata tangan dalam kategori baik.

c) Kelincahan Siswa Putra

Hasil analisis pengkategorian data kelincahan siswa putra adalah sebagai berikut:

Tabel 13. Kategorisasi Data Kelincahan Siswa Putra SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 2 6.7 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 7 23.3 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 12 40.0 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 6 20.0 % Kurang

x< 35.00 3 10,0 % Kurang sekali


(49)

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 2 orang (6.7%) yang mempunyai kelincahan dalam kategori baik sekali, sebanyak 7 orang (23.3%) mempunyai kelincahan dalam kategori baik, sebanyak 12 orang (40.0%) mempunyai kelincahan dalam kategori sedang, sebanyak 6 orang (20.0%) mempunyai kelincahan dalam kategori kurang dan sebanyak 3 orang (10.0%) mempunyai kelincahan dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kelincahan siswa putra dapat dilihat pada gambar berikut:

3

6

12

7

2 0

2 4 6 8 10 12 14

Kurang sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 11. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Kelincahan Siswa Putra SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa putra mempunyai tingkat kelincahan dalam kategori baik.


(50)

d) Kekuatan Otot Lengan Siswa Putra

Hasil analisis pengkategorian data kekuatan otot lengan siswa putra adalah sebagai berikut:

Tabel 14. Kategorisasi Kekuatan Otot Lengan Siswa SD N 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 0 0 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 13 43.3 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 7 23.3 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 6 20.1 % Kurang

x< 35.00 4 13.3 % Kurang sekali

Total 30 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui tidak ada siswa yang mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori baik sekali, sebanyak 13 orang (43.3%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori baik, sebanyak 7 orang (23,3%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori sedang, sebanyak 6 orang (20.1%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori kurang dan sebanyak 4 orang (13.3%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kekuatan otot lengan siswa putra dapat dilihat pada gambar berikut:


(51)

4 6 7 13 0 0 2 4 6 8 10 12 14 Kurang sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori F re k u e n s i

Gambar 12. Histogram Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Lengan Siswa Putra SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa putra mempunyai tingkat kekuatan otot lengan dalam kategori baik.

e) Kecepatan Siswa Putra

Hasil analisis pengkategorian data kecepatan siswa putra adalah sebagai berikut:

Tabel 15. Kategorisasi Data Kecepatan Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 2 6.7 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 8 26.7 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 11 36.7 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 6 20.0 % Kurang

x< 35.00 3 10.0 % Kurang sekali

Total 30 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 2 orang (6.7%) mempunyai kecepatan dalam kategori baik sekali, sebanyak 8


(52)

orang (26.7%) mempunyai kecepatan dalam kategori baik, sebanyak 11 orang (36.7%) mempunyai kecepatan dalam kategori sedang, sebanyak 6 orang (20.0%) mempunyai kecepatan dalam kategori kurang dan sebanyak 3 orang (10.0%) mempunyai kecepatan dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kecepatan siswa putra dapat dilihat pada gambar berikut:

3

6

11

8

2 0

2 4 6 8 10 12

Kurang sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 13. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat

Kecepatan Siswa Putra SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat kecepatan dalam kategori sedang.

2) Kemampuan Motorik Siswa Putri Pada Masing-Masing Kelompok Tes Kemampuan Motorik

Hasil analisis pada kemampuan motorik siswa putri adalah sebagai berikut:


(53)

a) Kekuatan Otot Tungkai Siswa Putri

Hasil analisis pengkategorian data kekuatan otot tungkai siswa putri adalah sebagai berikut:

Tabel 16. Kategorisasi Data Kekuatan Otot Tungkai Siswa Putri SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 2 5.7 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 8 22.9 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 17 48.6 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 4 11.4 % Kurang

x< 35.00 4 11.4 % Kurang sekali

Total 35 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui 2 orang (5.7%) yang mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori baik sekali, sebanyak 8 orang (22.9%) mempunyaai kekuatan otot tungkai dalam kategori baik, sebanyak 17 orang (48.6%) mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori sedang, sebanyak 4 orang (11.4%) mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori kurang dan sebanyak 4 orang (11.4%) mempunyai kekuatan otot tungkai dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kekuatan otot tungkai siswa putri dapat dilihat pada gambar berikut:


(54)

4 4 17 8 2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Kurang sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori F re k u e n s i

Gambar 14. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat

Kekuatan Otot Tungkai Siswa Putri SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa putri mempunyai tingkat kekuatan otot tungkai dalam kategori sedang.

b) Koordinasi Mata Tangan Siswa Putri

Hasil analisis pengkategorian data koordinasi mata tangan siswa putri adalah sebagai berikut:

Tabel 17. Kategorisasi Data Koordinasi Mata Tangan Siswa Putri SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 3 8.6 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 10 28.6 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 6 17.1 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 16 45.7 % Kurang

x< 35.00 0 0 % Kurang sekali


(55)

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 3 orang (8.6%) yang mempunyai koordinasi mata tangan dalam kategori baik sekali, sebanyak 10 orang (28.6%) mempunyai koordinasi mata tangan dalam kategori baik, sebanyak 6 orang (17.1%) mempunyai koordinasi mata tangan dalam kategori sedang, sebanyak 16 orang (45.7%) mempunyai kelincahan dalam kategori kurang dan tidak ada siswa yang mempunyai kelincahan dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat koordinasi mata tangan siswa dapat dilihat pada gambar berikut:

0

16

6

10

3 0

2 4 6 8 10 12 14 16 18

Kurang sekali Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 15. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat

Koordinasi Mata Tangan Siswa Putri SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa putri mempunyai tingkat koordinasi mata tangan dalam kategori baik.

c) Kelincahan Siswa Putri

Hasil analisis pengkategorian data kelincahan siswa putri adalah sebagai berikut:


(56)

Tabel 18. Kategorisasi Data Kelincahan Siswa Putri SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 1 2.9 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 9 25.7 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 15 42.9 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 6 17.1 % Kurang

x< 35.00 4 11.4 % Kurang sekali

Total 35 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 1 orang (2.9%) mempunyai kelincahan dalam kategori baik sekali, sebanyak 9 orang (25.7%) mempunyai kelincahan dalam kategori baik, sebanyak 15 orang (42.9%) mempunyai kelincahan dalam kategori sedang. Sebanyak 6 orang (17.1%) mempunyai kelincahan dalam kategori kurang dan sebanyak 4 orang (11.4%) mempunyai kelincahan dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kelincahan siswa putri dapat dilihat pada gambar berikut:

4 6

15

9

1 0

2 4 6 8 10 12 14 16

Kurang sekali Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 16. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Kelincahan Siswa Putri SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten


(57)

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa putri mempunyai tingkat kelincahan dalam kategori sedang.

d) Kekuatan Otot Lengan Siswa Putri

Hasil analisis pengkategorian data kekuatan otot lengan siswa putri adalah sebagai berikut:

Tabel 19. Kategorisasi Data Kekuatan Otot Lengan Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 4 11.4 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 4 11.4% Baik 45.00 < s.d < 55.00 17 48.6 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 \9 25.7 % Kurang

x< 35.00 1 2.9 % Kurang sekali

Total 35 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 4 orang (11.4%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori baik sekali, sebanyak 11 orang (11.4%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori baik, sebanyak 17 orang (48.6%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori sedang, sebanyak 9 orang (25.7%) yang mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori kurang , dan sebanyak 1 orang (2.9%) mempunyai kekuatan otot lengan dalam kategori kurang sekali.


(58)

Distribusi frekuensi tingkat kekuatan otot lengan siswa putri dapat dilihat pada gambar berikut:

1 9 17 4 4 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Kur ang sekali

Kur ang Sed ang B aik B ai k sekal i

Kategori F re k u e n s i

Gambar 17. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat

Kekuatan Otot Lengan Siswa Putri SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa putri mempunyai tingkat kekuatan otot lengan dalam kategori sedang.

e) Kecepatan Siswa Putri

Hasil analisis pengkategorian data kecepatan siswa putri adalah sebagai berikut:

Tabel 20. Kategorisasi Data Kecepatan Siswa SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Interval Skor Frekuensi Persentase

(%) Ketegori

x ≥ 65.00 1 2,9 % Baik sekali

55.00 < s.d < 65.00 12 34.3 % Baik 45.00 < s.d < 55.00 13 37.1 % Sedang 35.00 < s.d < 45.00 6 17.1 % Kurang

x< 35.00 3 8.6 % Kurang sekali


(59)

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 1 orang (2.9%) yang mempunyai kecepatan dalam kategori baik sekali, sebanyak 12 orang (34.3%) mempunyai kecepatan dalam kategori baik, sebanyak 13 orang (37.1%) mempunyai kecepatan dalam kategori sedang, sebanyak 6 orang (17.1%) mempunyai kecepatan dalam kategori kurang dan sebanyak 3 orang (8.6%) mempunyai kecepatan dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kecepatan siswa putri dapat dilihat pada gambar berikut:

3

6

13 12

1 0

2 4 6 8 10 12 14

Kurang sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori

F

re

k

u

e

n

s

i

Gambar 18. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat

Kecepatan Siswa Putri SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat kecepatan dalam kategori sedang.


(60)

D. Pembahasan

Berdasarkan pada hasil penelitian di atas tingkat kemampuan motorik siswa kelas IV, V, dan VI di Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten pada tahun ajaran 2011/2012 cukup bervariasi. Dimana terdapat siswa yang berkategori sedang sebanyak 22 siswa (33.8%), berkategori baik 16 siswa (24.6%), berkategori kurang 16 siswa (24.6%), berkategori kurang sekali 5 siswa (7.7%), dan berkategori baik sekali 6 siswa (9.2%). Maka secara umum siswa kelas IV, V, dan VI di Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro memiliki kemampuan motorik yang berkategori sedang, atau berkisar diantara berkategori baik dan sedang. Jarang siswa-siswa tersebut memiliki kemampuan motorik baik sekali atau kurang sekali.

Dari penelitian ini berdasarkan pada perbedaan jenis kelamin antara anak laki-laki dan anak perempuan, dari lima tes kemampuan dapat diketahui bahwa secara umum kemampuan motorik antara anak laki-laki dan anak perempuan berimbang, untuk anak laki-laki paling banyak masuk kategori sedang yakni sebanyak 9 siswa (30.0%), siswa yang masuk kategori baik sebanyak 9 siswa (30.0%), siswa yang berkategori kurang 9 siswa (30.0%) dan berkategori baik sekali sebanyak 1 siswa (3.3%). Sama halnya dengan anak perempuan dimana kemampuan motorik kasarnya paling banyak masuk dalam kategori sedang yakni sebanyak 16 siswa (45.7%), siswa yang berkategori baik sebanyak 7 siswa (20.0%), siswa yang berkategori kurang 5 siswa (14.3%) dan berkategori baik sekali sebanyak 3 siswa (8,6%).


(61)

Keragaman kategori kemampuan motorik dimungkinkan karena dipengaruhi oleh beberapa hal, selain dipengaruhi oleh faktor internal, bisa juga karena dipengaruhi oleh faktor ekternal, salah satu contohnya yaitu faktor lingkungan. Lingkungan disini tidak hanya meliputi lingkungan alam saja akan tetapi meliputi lingkungan sosial, budaya, keluarga, dan lain lain.

Selain itu, pembatasan aktivitas gerak pada anak akan sangat merugikan bagi perkembangan kemampuan motorik anak, karena anak akan kurang memiliki pengalaman gerak. Untuk anak yang seumur, biasanya anak laki-laki lebih kuat dan banyak memperoleh pengalaman untuk menyesuaikan dengan tugas gerak yang selalu dihadapi, karena kemampuan motorik anak laki-laki biasanya lebih baik daripada anak perempuan. Tetapi tidak selalu demikian, penelitian ini membuktikan hal tersebut. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan kemampuan motorik tetapi bukan satu-satunya, karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kemampuan motorik anak.

Hasil penelitian ini hanya mau menegaskan bahwa ada banyak unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik, karena kemungkinan ada siswa yang bisa menguasai semua unsur-unsur yang ada dalam kemampuan motorik, tetapi bisa juga hanya menonjol dalam satu atau dua unsur saja. Jadi untuk dapat mengetahui kemampuan motorik yang dimiliki oleh setiap orang tidak hanya dapat dilihat melalui satu faktor saja, akan tetapi juga melalui berbagai faktor-faktor lainnya


(1)

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 1 orang (2.9%) yang mempunyai kecepatan dalam kategori baik sekali, sebanyak 12 orang (34.3%) mempunyai kecepatan dalam kategori baik, sebanyak 13 orang (37.1%) mempunyai kecepatan dalam kategori sedang, sebanyak 6 orang (17.1%) mempunyai kecepatan dalam kategori kurang dan sebanyak 3 orang (8.6%) mempunyai kecepatan dalam kategori kurang sekali.

Distribusi frekuensi tingkat kecepatan siswa putri dapat dilihat pada gambar berikut:

3 6 13 12 1 0 2 4 6 8 10 12 14 Kurang sekali

Kurang Sedang Baik Baik sekali

Kategori F re k u e n s i

Gambar 18. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat

Kecepatan Siswa Putri SD Negeri 1 Wiro Bayat Klaten

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat kecepatan dalam kategori


(2)

D. Pembahasan

Berdasarkan pada hasil penelitian di atas tingkat kemampuan motorik siswa kelas IV, V, dan VI di Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten pada tahun ajaran 2011/2012 cukup bervariasi. Dimana terdapat siswa yang berkategori sedang sebanyak 22 siswa (33.8%), berkategori baik 16 siswa (24.6%), berkategori kurang 16 siswa (24.6%), berkategori kurang sekali 5 siswa (7.7%), dan berkategori baik sekali 6 siswa (9.2%). Maka secara umum siswa kelas IV, V, dan VI di Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro memiliki kemampuan motorik yang berkategori sedang, atau berkisar diantara berkategori baik dan sedang. Jarang siswa-siswa tersebut memiliki kemampuan motorik baik sekali atau kurang sekali.

Dari penelitian ini berdasarkan pada perbedaan jenis kelamin antara anak laki-laki dan anak perempuan, dari lima tes kemampuan dapat diketahui bahwa secara umum kemampuan motorik antara anak laki-laki dan anak perempuan berimbang, untuk anak laki-laki paling banyak masuk kategori sedang yakni sebanyak 9 siswa (30.0%), siswa yang masuk kategori baik sebanyak 9 siswa (30.0%), siswa yang berkategori kurang 9 siswa (30.0%) dan berkategori baik sekali sebanyak 1 siswa (3.3%). Sama halnya dengan anak perempuan dimana kemampuan motorik kasarnya paling banyak masuk dalam kategori sedang yakni sebanyak 16 siswa (45.7%), siswa yang berkategori baik sebanyak 7 siswa (20.0%), siswa yang berkategori kurang 5 siswa (14.3%) dan berkategori baik sekali sebanyak 3 siswa (8,6%).


(3)

Keragaman kategori kemampuan motorik dimungkinkan karena dipengaruhi oleh beberapa hal, selain dipengaruhi oleh faktor internal, bisa juga karena dipengaruhi oleh faktor ekternal, salah satu contohnya yaitu faktor lingkungan. Lingkungan disini tidak hanya meliputi lingkungan alam saja akan tetapi meliputi lingkungan sosial, budaya, keluarga, dan lain lain.

Selain itu, pembatasan aktivitas gerak pada anak akan sangat merugikan bagi perkembangan kemampuan motorik anak, karena anak akan kurang memiliki pengalaman gerak. Untuk anak yang seumur, biasanya anak laki-laki lebih kuat dan banyak memperoleh pengalaman untuk menyesuaikan dengan tugas gerak yang selalu dihadapi, karena kemampuan motorik anak laki-laki biasanya lebih baik daripada anak perempuan. Tetapi tidak selalu demikian, penelitian ini membuktikan hal tersebut. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan kemampuan motorik tetapi bukan satu-satunya, karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kemampuan motorik anak.

Hasil penelitian ini hanya mau menegaskan bahwa ada banyak unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik, karena kemungkinan ada siswa yang bisa menguasai semua unsur-unsur yang ada dalam kemampuan motorik, tetapi bisa juga hanya menonjol dalam satu atau dua unsur saja. Jadi untuk dapat mengetahui kemampuan motorik yang dimiliki oleh setiap orang tidak hanya dapat dilihat melalui satu faktor saja, akan tetapi juga melalui berbagai faktor-faktor lainnya


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian di depan maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, siswa kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten pada tahun ajaran 2011/2012 memiliki kemampuan motorik yang berkategori sedang dengan rincian: berkategori baik sekali sebanyak 6 siswa (9.2%) berkategori baik sebanyak 16 siswa (24.6 %), berkategori sedang sebanyak 22 siswa (33.8 %), berkategori kurang sebanyak 16 siswa (24,6 %), dan berkategori kurang sekali sebanyak 5 siswa (7,7 %).

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan kesimpulan di atas penelitian ini berimplikasi pada:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu bagi siswa untuk lebih bersungguh-sungguh dan mempunyai rasa senang saat mengikuti pembelajaran Penjas serta bagi guru Pendidikan Jasmani untuk lebih menigkatkan profesionalisme dalam mengajar Pendidikan Jasmani.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang bermanfaat bagi wali murid dan sekolah dalam upaya mendidik anak didik agar dapat lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak sehingga pertumbuhan dan perkembangan motorik anak dapat berkembang secara optimal.


(5)

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan, antara lain:

1. Tidak diketahuinya keadaan fisik siswa pada saat pengambilan data, sehinnga dapat mempengaruhi hasil pengukuran.

2. Hasil penelitian ini tidak menjamin apakah hasil dari tes yang dihasilkan para siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro merupakan kemampuan motorik mereka yang sesungguhnya dalam aktivitas sehari-harinya. Hasil penelitian ini akan lebih baik lagi apabila dilakukan berkali-kali dalam rentang waktu yang lama. Akan tetapi hal itu tidak dapat dilaksanakan mengingat keterbatasan waktu, biaya dan tenaga maupun kemampuan dari penulis.

3. Pada saat pengambilan data siswa kurang dapat diatur.

4. Keterbatasan jumlah testor mengakibatkan waktu penelitian tidak sesuai dengan yang direncanakan.

D.Saran

Dari kesimpulan-kesimpulan di atas maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Setelah mengetahui kemampuan motorik yang ada pada diri siswa itu sendiri, diharapkan agar para siswa lebih bisa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan gerak motorik yang sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya melalui berbagi aktivitas gerak dalam


(6)

2. Bagi guru

Setelah mengetahui kemampuan motorik yang dimiliki oleh setiap siswa, diharapkan data yang diperoleh dapat dimanfaatkan oleh guru di dalam merancang serta mengembangkan setiap program pembelajaran Penjasorkes yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki oleh setiap siswa.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini telah mengidentifikasi kemampuan motorik siswa kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Sehingga data dari penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman dalam merancang kurikulum dan materi program Penjasorkes berdasarkan ketrampilan motorik yang dimiliki oleh siswa.

4. Bagi masyarakat

Setelah mengetahui status kemampuan motorik anak, diharapkan agar masyarakat lebih bisa mendukung hal-hal yang dapat meningkatkan serta mengembangkan kemampuan motorik yang dimiliki oleh anak.