eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi merupakan kegiatan menggali informasi, mencari pengalaman baru dari situasi yang baru dengan
memaksimalkan penggunaan panca indra melalui berbagai cara, media, dan pengalaman yang bermakna. Elaborasi merupakan kegiatan pembelajaran yang
memberikan kesempatan siswa mengembangkan ide, gagasan, dan kreasi dalam mengekpresikan konsepsi kognitif melalui berbagai cara baik lisan maupun tulisan
sehingga timbul kepercayaan diri yang tinggi tentang kemampuan dan eksistensi dirinya
Nursyam: 2009. Konfirmasi merupakan pemberian umpan balik berupa pembenaran dan penegasan terhadap kegiatan eksplorasi dan elaborasi. Kegiatan
tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan berkesenian melalui penggunaan berbagai macam sumber belajar termasuk pemanfaatan media.
2. Karakteristik Siswa SMP
Siswa SMP berkisar pada usia 12-15 tahun pada masa ini disebut dengan masa remaja awal. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa. Hurlock melalui Izzaty 2008: 124-125 menjelaskan ciri-ciri remaja sebagai berikut: 1 masa remaja merupakan masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan serta mempelajari pola perilaku dan sikap baru,
2 masa remaja merupakan masa mencari identitas, pada masa ini mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan
teman-teman dalam segala hal. Pendapat lain dikemukakan oleh Piaget dalam Izzaty: 2008 mengklasifikasikan perkembangan kognitif menjadi empat yaitu:
tahap senso-motoris 0-2 tahun, tahap pra-operasional 2-7 tahun, tahap operasional-konkrit 7-12 tahun, tahap operasional-formal 12 tahun ke atas.
Berdasarkan tahap-tahap perkembangbangan di atas, siswa SMP termasuk pada tahap operasional-formal. Artinya anak usia berkisar 12 tahun ke
atas. Pada tahapan ini kemampuan anak dalam berpikir secara abstrak dan logis, memiliki kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan
hipotesis, serta memecahkan masalah secara formal. Kemampuan siswa dalam menggunakan hipotesis maka, ia akan berfikir
mengenai hal yang dapat memecahkan masalah dengan menggunakan anggapan yang bersifat logis dan relevan terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu,
perlunya strategi untuk mengatasi masalah remaja terutama dalam proses pembelajaran. Berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran, siswa perlu
diberikan stimulus yang sesuai dengan kondisi kognitifnya, agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan materi pembelajaran mudah dipahami.
Untuk dapat menciptakan hal tersebut, perlunya pemanfaatan media pembelajaran sebagai stimulus siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Media Pembelajaran Seni Tari a. Pengertian Media Pembelajaran