Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penenlitian Definisi Epidemiologi

48,800 diantaranya adalah penyandang PJB. Sebuah total yang sangat besar dan tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan terus meningkat. Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia PERKI sekitar 8 – 10 bayi dari 1000 kelahiran hidup dan 30 diantaranya telah memberikan gejala pada minggu – minggu pertama kehidupan. Bila tidak terdeteksi secara dini dan tidak ditangani dengan baik, 50 kematiannya akan terjadi pada bulan pertama kehidupan. Di negara maju hampir semua jenis PJB telah dideteksi dalam masa bayi bahkan pada usia kurang dari 1 bulan, sedangkan di negara berkembang banyak yang baru terdeteksi setelah anak lebih besar, sehingga pada beberapa jenis PJB yang berat mungkin telah meninggal sebelum terdeteksi. Untuk memperbaiki pelayanan di Indonesia, selain pengadaan dana dan pusat pelayanan kardiologi anak yang adekwat, diperlukan juga kemampuan deteksi dini PJB dan pengetahuan saat rujukan yang optimal oleh para dokter umum yang pertama kali berhadapan dengan pasien.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah : bagaimana karakteristik Penyakit Jantung Bawaan pada neonatus di unit neonatalogi RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2011 – 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Penyakit Jantung Bawaan pada neonatus di unit neonatalogi RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2011 – 2013.

1.4 Manfaat Penenlitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1 Meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti tentang Penyakit Jantung Bawaan terutama pada neonatus. Universitas Sumatera Utara 2 Meningkatkan pengetahuan tentang insidensi Penyakit Jantung Bawaan pada neonatus berdasarkan tipe Penyakit Jantung Bawaan, suku, saat didiagnosis, jenis kelamin, status gizi dan tanda dan gejala Penyakit Jantung Bawaan. 3 Sebagai bahan informasi dan pengetahuan kepada tenaga medis, terutama dokter spesialis anak mengenai jumlah kejadian Penyakit Jantung Bawaan pada neonatus di RSUP Haji Adam Malik. 4 Diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu kesehatan khususnya ilmu epidemiologi dan sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

2.1 Definisi

Penyakit Jantung Bawaan PJB adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Ada 2 golongan besar PJB, yaitu non sianotik dan sianotik yang masing – masing memberikan gejala dan memerlukan penatalaksanaan yang berbeda. Webb, 2011.

2.2 Epidemiologi

Angka kejadian PJB dilaporkan sekitar 8 – 10 bayi per 1000 kelahiran hidup dan 30 diantaranya telah memberikan gejala pada minggu – minggu pertama kehidupan. Bila tidak terdeteksi secara dini dan tidak ditangani dengan baik, 50 kematiannya akan terjadi pada bulan pertama kehidupan. Di negara maju hampir semua jenis PJB telah dideteksi dalam masa bayi bahkan pada usia kurang dari 1 bulan, sedangkan di negara berkembang banyak yang baru terdeteksi setelah anak lebih besar, sehingga pada beberapa jenis PJB yang berat mungkin telah meninggal sebelum terdeteksi. Pada beberapa jenis PJB tertentu sangat diperlukan pengenalan dan diagnosis dini agar segera dapat diberikan pelayanan di Indonesia, selain pengadaan dana dan pusat pelayanan kardiologi anak yang adekwat, diperlukan juga kemampuan deteksi dini PJB dan pengetahuan saat rujukan yang optimal oleh para dokter umum yang pertama kali berhadapan dengan pasien PERKI, 2000. Penelitian di Taiwan menunjukkan prevalensi yang sedikit berbeda, yaitu sekitar 13,08 dari 1000 kelahiran hidup, dimana sekitar 12,05 pada bayi berjenis kelamin laki-laki dan 14,21 pada bayi perempuan. Penyakit Jantung Bawaan yang paling sering ditemukan adalah Ventricular Septal Defect Wu, 2009. Universitas Sumatera Utara Bayi baru lahir yang dipelajari di Indonesia adalah 3069 orang, 55,7 laki – laki dan 44,3 perempuan, 28 9,1 per 1000 bayi mempunyai PJB. Patent Ductus Arteriosus PDA ditemukan pada 12 orang bayi 42,9, 6 diantaranya bayi prematur. Ventricular Septal Defect VSD ditemukan pada 8 bayi 28,6, Atrial Septal Defct ASD pada 3 bayi 19,7, Complete Atrio Ventricular Septal Defect CAVSD pada 3,6 bayi, dan kelainan katup jantung pada bayi yang mempunyai Penyakit Jantung Sianotik 10,7, satu bayi Transposition of Great Arteries TGA, dua lain dengan kelainan jantung kompleks sindrom sianotik. Ditemukan satu bayi dengan Sindrom Down dengan ASD, dengan ibu pengidap diabetes. Atrial fibrillation ditemukan di satu orang bayi. Dari 28 bayi dengan PJB, 4 mati 14,3 selama 5 hari pengamatan. Data menunjukkan ibu yang tidak mengkonsumsi vitamin B secara teratur selama kehamilan awal mempunyai 3 kali resiko bayi dengan PJB. Merokok secara signifikan sebagai faktor resiko bagi PJB 37,5 kali. Faktor resiko lain secara statistik tidak berhubungan Harimurti, 1996.

2.3 Etiologi Faktor Resiko