Perkara No.05KPPU-L2005 Perkara No.21KPPU-L2005

163 tercantum dalam Pasal tersebut, yakni: terhalanginya konsumen untuk memperoleh barang danatau jasa yang bersaing, baik dari segi harga maupun kualitas. 7 Sebenarnya Pasal yang secara langsung melarang perjanjian semacam ini adalah Pasal 15 ayat 3 huruf b. 8 Namun, KPPU berhasil membuktikan bahwa PT ABC mempunyai posisi dominan dalam produk yang bersangkutan, sehingga bisa menerapkan Pasal 25 ayat 1. KPPU juga mengatakan bahwa PT ABC melanggar Pasal 19 huruf a karena PT ABC dengan perjanjian semacam itu dianggap telah “menolak danatau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan.”

5. Perkara No.05KPPU-L2005

PT BURSA EFEK JAKARTA atau disingkat PT BEJ Terbukti memiliki posisi dominan oleh karena PT BEJ merupakan satu-satunya pelaku usaha yang bergerak 7 Pasal 25 ayat 1 huruf a UU No.5 tahun 1999. 8 Pasal 15 ayat 3 huruf b berbu yi: Pelaku usaha dilara g e buat perja jia mengenai harga atau potongan harga tertentu atas barang danatau jasa, yang memuat persyaratan bahwa pelaku usaha yang menerima barang dan atau jasa dai pelaku usaha pe asok … tidak akan membeli barang danatau jasa yang sama atau sejenis dari pelaku usaha lain yang menjadi pesai g dari pealku usaha pe asok . 164 di bidang usaha menyelenggarakan kegiatan usaha bursa efek di Jakarta. Dalam putusan Majelis Komisi KPPU, menyatakan bahwa PT BEJ tidak terbukti melakukan penyalahgunaan posisi dominan. Dengan demikian PT BEJ tidak melanggar Pasal 25 ayat 1 huruf c Undang- undang Nomor 5 Tahun 1999. Karena PT BEJ tidak terbukti tidak menghambat pelaku usaha lain memasuki pasar bersangkutan sehingga unsur menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar bersangkutan tidak terpenuhi.

6. Perkara No.21KPPU-L2005

Perkara ini, KPPU hanya menyatakan bahwa PT Pertamina menggunakan posisi dominannya memaksa PT Igas Utama untuk menandatangani Surat Kesepakatan Bersama Nomor SKB 925D000002004-SI dengan ancaman jika tidak menandatangani SKB maka gas tidak akan dialirkan. Majelis Komisi KPPU tidak secara tegas menyebutkan berapa pangsa pasar PT Pertamina pada saat itu. Tapi dari pernyataan KPPU tersebut, bisa dikatakan bahwa PT Pertamina memiliki posisi dominan. 165 Mengenai dugaan penyalahgunaan posisi dominan yang dilakukan oleh PT Pertamina, Majelis Komisi memutuskan bahwa PT Pertamina persero tidak terbukti melakukan penyalahgunaan posisi dominan sehingga tidak melanggar ketentuan Pasal 25 ayat 1 huruf a Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999. Dengan mempertimbangkan unsur menetapkan syarat- syarat perdagangan. Yang dimaksud dengan menetapkan syarat-syarat perdagangan dalam hal ini adalah syarat-syarat perdagangan yang dipersyaratkan oleh PT Pertamina kepada para trader yang akan melakukan hubungan dagang dengan PT Pertamina. PT Pertamina membuat beberapa persyaratan dalam PJBG yang dibuat dengan para trader yaitu JPMT, SBLC, gas make up, harga gas, sistem pembayaran, dimana PT. Pertamina telah melakukan diskriminasi terhadap PT. Igas Utama dan PT. Banten Inti Gasindo dalam hal PT. Banten Inti Gasindo mendapatkan lebih besar pasokan gas dan dipermudah persyaratan PJBGnya. Dengan demikian, maka unsur menetapkan syarat-syarat perdagangan terpenuhi. Selain itu, Majelis Komisi KPPU mempertimbangkan unsur bertujuan atau menghalangi konsumen memperoleh barang. Yang dimaksud dengan unsur bertujuan atau menghalangi konsumen dalam 166 perkara ini adalah syarat-syarat perdagangan yang diterapkan oleh PT Pertamina mengakibatkan terhalangnya trader untuk mencari produsen gas lainnya. Dari syarat-syarat dagang yang diterapkan oleh PT Pertamina sebagaimana diuraikan pada butir 2.6 PT. Igas Utama menyatakan PT Pertamina telah melakukan diskriminasi terhadap PT. Igas Utama dan PT. Banten Inti Gasindo dalam hal PT. Banten Inti Gasindo mendapatkan lebih besar pasokan gas dan dipermudah persyaratan PJBGnya tidak terdapat persyaratan dagang yang mengakibatkan para trader tidak dapat berhubungan dengan produsen gas selain PT Pertamina atau persyaratan yang membagi alokasi pasar dari masing-masing trader dalam mendistribusikan gas. Dengan demikian, maka unsur bertujuan menghalangi konsumen memperoleh barang tidak terpenuhi.

7. Perkara No.15KPPU-L2006