163
tercantum dalam Pasal tersebut, yakni: terhalanginya konsumen untuk memperoleh barang danatau jasa
yang bersaing, baik dari segi harga maupun kualitas.
7
Sebenarnya Pasal yang secara langsung melarang perjanjian semacam ini adalah Pasal 15 ayat 3 huruf
b.
8
Namun, KPPU berhasil membuktikan bahwa PT ABC mempunyai posisi dominan dalam produk yang
bersangkutan, sehingga bisa menerapkan Pasal 25 ayat 1. KPPU juga mengatakan bahwa PT ABC
melanggar Pasal 19 huruf a karena PT ABC dengan perjanjian semacam itu dianggap telah “menolak
danatau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar
bersangkutan.”
5. Perkara No.05KPPU-L2005
PT BURSA EFEK JAKARTA atau disingkat PT BEJ Terbukti memiliki posisi dominan oleh karena PT BEJ
merupakan satu-satunya pelaku usaha yang bergerak
7
Pasal 25 ayat 1 huruf a UU No.5 tahun 1999.
8
Pasal 15 ayat 3 huruf b berbu yi: Pelaku usaha dilara g e buat perja jia mengenai harga atau potongan harga tertentu atas barang danatau jasa,
yang memuat persyaratan bahwa pelaku usaha yang menerima barang dan
atau jasa dai pelaku usaha pe asok … tidak akan membeli barang danatau jasa yang sama atau sejenis dari pelaku usaha lain yang menjadi
pesai g dari pealku usaha pe asok .
164
di bidang usaha menyelenggarakan kegiatan usaha
bursa efek di Jakarta. Dalam putusan Majelis Komisi KPPU, menyatakan
bahwa PT
BEJ tidak
terbukti melakukan
penyalahgunaan posisi dominan. Dengan demikian PT BEJ tidak melanggar Pasal 25 ayat 1 huruf c Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1999. Karena PT BEJ tidak terbukti tidak menghambat pelaku usaha lain
memasuki pasar
bersangkutan sehingga
unsur menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi
menjadi pesaing untuk memasuki pasar bersangkutan tidak terpenuhi.
6. Perkara No.21KPPU-L2005
Perkara ini, KPPU hanya menyatakan bahwa PT Pertamina menggunakan posisi dominannya memaksa
PT Igas
Utama untuk
menandatangani Surat
Kesepakatan Bersama
Nomor SKB
925D000002004-SI dengan ancaman jika tidak menandatangani SKB maka gas
tidak akan dialirkan. Majelis Komisi KPPU tidak secara tegas menyebutkan
berapa pangsa pasar PT Pertamina pada saat itu. Tapi dari pernyataan KPPU tersebut, bisa dikatakan bahwa
PT Pertamina memiliki posisi dominan.
165
Mengenai dugaan
penyalahgunaan posisi
dominan yang dilakukan oleh PT Pertamina, Majelis Komisi memutuskan bahwa PT Pertamina persero
tidak terbukti melakukan penyalahgunaan posisi dominan sehingga tidak melanggar ketentuan Pasal 25
ayat 1 huruf a Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999. Dengan mempertimbangkan unsur menetapkan syarat-
syarat perdagangan.
Yang dimaksud
dengan menetapkan syarat-syarat perdagangan dalam hal ini
adalah syarat-syarat perdagangan yang dipersyaratkan oleh PT Pertamina kepada para trader yang akan
melakukan hubungan dagang dengan PT Pertamina. PT Pertamina membuat beberapa persyaratan dalam
PJBG yang dibuat dengan para trader yaitu JPMT, SBLC, gas make up, harga gas, sistem pembayaran,
dimana PT. Pertamina telah melakukan diskriminasi terhadap PT. Igas Utama dan PT. Banten Inti Gasindo
dalam hal PT. Banten Inti Gasindo mendapatkan lebih besar pasokan gas dan dipermudah persyaratan
PJBGnya. Dengan demikian, maka unsur menetapkan syarat-syarat perdagangan terpenuhi.
Selain itu,
Majelis Komisi
KPPU mempertimbangkan unsur bertujuan atau menghalangi
konsumen memperoleh barang. Yang dimaksud dengan unsur bertujuan atau menghalangi konsumen dalam
166
perkara ini adalah syarat-syarat perdagangan yang diterapkan
oleh PT
Pertamina mengakibatkan
terhalangnya trader untuk mencari produsen gas lainnya. Dari syarat-syarat dagang yang diterapkan
oleh PT Pertamina sebagaimana diuraikan pada butir 2.6 PT. Igas Utama menyatakan PT Pertamina telah
melakukan diskriminasi terhadap PT. Igas Utama dan PT. Banten Inti Gasindo dalam hal PT. Banten Inti
Gasindo mendapatkan lebih besar pasokan gas dan dipermudah persyaratan PJBGnya tidak terdapat
persyaratan dagang yang mengakibatkan para trader tidak dapat berhubungan dengan produsen gas selain
PT Pertamina atau persyaratan yang membagi alokasi pasar
dari masing-masing
trader dalam
mendistribusikan gas. Dengan demikian, maka unsur bertujuan menghalangi konsumen memperoleh barang
tidak terpenuhi.
7. Perkara No.15KPPU-L2006