Perkara Nomor: 09KPPU-L2009 Perkara Nomor: 17KPPU-I2010

132

c. Perkara Nomor: 09KPPU-L2009

Pelanggaran UU larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat ini berawal dari PT. Carrefour Indonesia mengakuisisi PT.Alfa Retailindo,Tbk. dimana PT.Carrefour menguasai pangsa pasar yang sebelumnya hanya sebesar 46,30 persen setelah itu meningkat menjadi sebesar 57,99 persen di tahun 2008. Peningkatan pangsa pasar 5 ini disalahgunakan oleh PT.Carrefour Indonesia dengan cara menetapkan berbagai syarat perdagangan trading terms kepada pemasok menimbulkan persaingan tidak sehat dan menghambat konsumen memperoleh barang dan jasa yang bersaing. Hal ini dapat dilihat dari pengakuan ketua Gabungan Elektronik GABEL yang mengatakan bahwa PT.Carrefour Indonesia merupakan suatu kekuatan yang cukup besar di Indonesai, sehingga apabila produk Gabel tidak ada di PT.Carrefour Indonesia maka nilai brand GABEL tersebut berkurang. Sehingga sekalipun GABEL mengalami kerugian akibat persyaratan yang ditetapkan oleh PT.Carrefour Indonesia salah 5 Pasal 1 angka 13 UU No.5 tahun 1999. Pangsa pasar adalah persentase nilai jual atau beli barang atau jasa tertentu yang dikuasai olehpelaku usaha pada pasar bersangkutan dalam tahun kalender tertentu. 133 satunya harus memasok juga pada PT.Alfa Retailindo yang diakuisisi oleh PT.Carrefour Indonesia, yang mana dalam persyaratan yang diberlakukan PT.Alfa Retailindo harus sama pada PT.Carrefour Indonesia. 6 Setelah Tim Pemeriksa KPPU melakukan pemeriksaan hingga selesai, Majelis Komisi KPPU menyatakan bahwa PT. Carrefour Indonesia terbukti sah dan meyakinkan melanggar Pasal 25 ayat 1 huruf a Undang-Undang No.5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

d. Perkara Nomor: 17KPPU-I2010

Pelanggaran ini dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia, Pfizer Inc., Pfizer Overseas LLC, Pfizer Global Trading dan PT Pfizer Corporation Panama. Kasus ini berawal dari Kelompok Usaha Pfizer diduga melakukan pelanggaran Pasal 25 ayat 1 Undang-undang nomor 5 tahun 1999 yaitu menyalahgunakan posisi dominannya untuk mempengaruhi dokter danatau apotek agar hanya meresepkan obat dengan merek Norvask. 6 Putusan KPPU Nomor : 09KPPU-L2009 134 Dimana pangsa pasar Norvask sepanjang periode 2000-2007 mencapai di atas 50. Kondisi tersebut memenuhi kriteria posisi dominan sebagaimana diatur dalam pasal 25 ayat 2. Posisi dominan Pfizer untuk produk Norvask menjadi lebih kuat karena adanya hak paten yang baru habis pertengahan 2007. Hak paten tersebut mengakibatkan tidak ada pelaku usaha pesaing yang dapat menawarkan produk sejenis selain PT Dexa Medica dalam periode yang bersangkutan. Pasca paten Norvask habis pertengahan 2007, pangsa pasar Norvask mengalami penurunan seperti tercatat di tahun 2008 menjadi 45.52 dan 2009 mencapai tingkat 39.50. Pfizer Indonesia mencanangkan program HCCP pada tahun 2005 yang melibatkan rekanan dokter dan apotik. Berdasarkan BAP dari apotik serta kesaksian para ahli farmakolog, peran dokter dalam peresepan obat sangat penting. Pihak apotik tidak dapat merubah resep yang sudah dituliskan dokter. Selain itu, pihak dokter lah yang memberikan kartu anggota HCCP kepada pasien, dimana pihak apotik hanya melaksanakan fungsi input data pasien melalui mesin EDC yang disediakan Pfizer Indonesia. 135 Kesaksian dari para farmakolog menyebutkan bahwa terdapat interaksi antar dokter dengan perusahaan farmasi yang diduga berakibat kepada keputusan dokter dalam peresepan obat. Berdasarkan dokumen, diperoleh data rekanan dokter dan apotik yang masuk dalam program HCCP Pfizer Indonesia. Tim pemeriksa menilai bahwa program HCCP yang menjalin kemitraan dengan para dokter akan mempengaruhi preferensi para dokter untuk meresepkan obat kepada pasien nya, terutama untuk produk-produk Pfizer, termasuk Norvask. Tim berpendapat bahwa keputusan peresepan tersebut mempengaruhi obyektifitas dokter sehingga akan tetap meresepkan produk produk Pfizer Indonesia khususnya Norvask untuk pasien penderita hipertensi. Kondisi ini diperkuat dengan fakta bahwa sejak tahun 2007-awal 2010, indicator most sold generic tetap dipegang oleh produk Norvask, sementara walau sudah tersedia branded generic termasuk generic lain dengan harga relatif lebih murah di pasar, merk alternatif tersebut belum banyak terjual atau diresepkan oleh dokter. 136 Putusan Majelis Komisi KPPU menyatakan bahwa PT Pfizer Indonesia, Pfizer Inc., Pfizer Overseas LLC, Pfizer Global Trading dan PT Pfizer Corporation Panama terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 5, Pasal 11, Pasal 16, Pasal 25 ayat 1 huruf a UU No 5 Tahun 1999.

2. Tidak Terbukti Melanggar Pasal 25 ayat 1 Tapi