Penyiapan Hewan Percobaan Perlakuan Hewan Percobaan Penyiapan Plasma Darah Tikus Analisis Data

3.7.5.1 Pembuatan Pereaksi Asam Sulfanilat 1 bv

Sebanyak 1 g asam sulfanilat dilarutkan ke dalam 100 ml asam asetat glasial 15 vv.

3.7.5.2 Pembuatan Pereaksi NED 0,1 bv

Sebanyak 0,1 g NED dilarutkan ke dalam 100 ml asam asetat glasial 15vv.

3.8 Penyiapan Hewan Percobaan

Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur Wistar dengan berat badan 200 – 250 g. Sebelum perlakuan, hewan percobaan dikondisikan terlebih dahulu selama 1 minggu dengan kondisi lingkungan, makanan, suhu, dan minuman yang sama. Setelah 1 minggu, dipilih tikus yang sehat ditandai dengan berat badan yang stabil atau meningkat.

3.9 Perlakuan Hewan Percobaan

Tikus jantan galur Wistar sebanyak 15 ekor dengan berat badan 200- 250 g ditimbang berat badannya, dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok, sehingga setiap kelompok terdiri dari 3 ekor tikus dan diberi perlakuan sebagai berikut: Kelompok I : Tikus tidak diberikan perlakuan blanko Kelompok II : Tikus diberikan suspensi 0,5 CMC-Na dosis 1 BB secara oral Universitas Sumatera Utara Kelompok III : Tikus diberikan suspensi EEDPT dosis 300 mgkg BB secara oral Kelompok IV : Tikus diberikan larutan Doksorubisin HCl 2 mgml dosis 10 mgkg BB secara intraperitonial Kelompok V : Tikus diberikan suspensi EEDPT dosis 300 mgkg BB secara oral dan pada hari kelima, 1 jam setelah pemberian suspensi EEDPT tikus diberikan larutan Doksorubisin HCl 2 mgml dosis 10 mgkg BB secara intraperitonial Semua hewan percobaan dikorbankan pada hari ketujuh dengan cara dislokasi leher, kemudian diambil cuplikan darah melalui jantung tikus cardiac puncture Raheem, 2009.

3.10 Penyiapan Plasma Darah Tikus

Diambil 1,5 ml cuplikan darah dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge. Ditambahkan 1,5 ml TCA 20 kemudian divortex dan disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Diambil supernatan, dimasukkan ke dalam vial, dan disimpan dalam lemari pembeku. 3.11 Pengukuran Kadar Nitrit dan Nitrat Pada Plasma 3.11.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Nitrit Serbuk natrium nitrit dikeringkan pada suhu 110° C selama satu jam, kemudian didinginkan dalam desikator. Ditimbang 100 mg natrium nitrit yang telah dikeringkan dan didinginkan, kemudian dipindahkan dalam labu tentukur 100 ml secara kuantitatif dan dilarutkan dengan air suling, lalu dicukupkan Universitas Sumatera Utara volumenya sampai garis tanda C = 1000,0 μgml LIB I. Dipipet 1 ml LIB I di atas dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml lalu diencerkan dengan air suling sampai garis tanda C = 10,0 μgml LIB II.

3.11.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Nitrit Baku

Dipipet 4 ml LIB II dan dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan 2,5 ml pereaksi asam sulfanilat 1 bv dan dikocok. Setelah 5 menit, ditambahkan 2,5 ml pereaksi NED 0,1 bv dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda kemudian dihomogenkan. Diukur serapan pada panjang gelombang 400-8 00 nm dengan blanko air suling C = 0,8 μgml.

3.11.3 Penentuan Waktu Kerja Nitrit Baku

Dipipet 4 ml LIB II dan dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan 2,5 ml pereaksi asam sulfanilat 1 bv dan dikocok. Setelah 5 menit, ditambahkan 2,5 ml pereaksi NED 0,1 bv dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda kemudian dihomogenkan. Diukur serapan pada panjang gelombang maksimum 540 nm dalam selang waktu 1 menit selama 60 menit.

3.11.4 Penentuan Kurva Kalibrasi Nitrit Baku

Dari LIB II C = 1 0,0 μgml, dipipet masing-masing sebanyak 0,25; 0,5; 0,75; 1; 2; 3; 4; 5 dan 6 ml 0,05 μgml; 0,1 μgml; 0,15 μgml; 0,2 μgml; 0,4 μgml; 0,6 μgml; 0,8 μgml; 1,0 μgml; 1,2 μgml. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Ditambahkan 2,5 ml pereaksi asam sulfanilat 1 bv pada setiap labu tentukur kemudian dikocok. Setelah 5 menit, ditambahkan 2,5 ml pereaksi NED 0,1 bv, dikocok, dan diencerkan sampai Universitas Sumatera Utara garis tanda dengan air suling dan dihomogenkan. Diukur serapan setelah menit ke-12 dimana warna stabil pada panjang gelombang maksimum 540 nm.

3.11.5 Pengukuran Kadar Nitrit dalam Plasma

Sebanyak 1 ml plasma dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Ditambahkan 2,5 ml pereaksi asam sulfanilat 1 bv kemudian dikocok. Setelah 5 menit, ditambahkan 2,5 ml pereaksi NED 0,1 bv, dikocok, dan diencerkan sampai garis tanda dengan air suling dan dihomogenkan. Diukur serapan setelah menit ke-12 dimana warna stabil pada panjang gelombang maksimum 540 nm.

3.11.6 Pengukuran Kadar Nitrat dalam Plasma

Sebanyak 1 ml plasma dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Ditambahkan 10 mg serbuk Zn kemudian dikocok. Setelah 10 menit, ditambahkan 2,5 ml pereaksi asam sulfanilat 1 bv kemudian dikocok. Setelah 5 menit, ditambahkan 2,5 ml pereaksi NED 0,1 bv, dikocok, dan diencerkan sampai garis tanda dengan air suling dan dihomogenkan. Diukur serapan setelah menit ke-12 dimana warna stabil pada panjang gelombang maksimum 540 nm.

3.12 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis variansi ANAVA dengan tingkat kepercayaan 95 dan dilanjutkan dengan uji post hoc Duncan untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Analisis statistik ini menggunakan program SPSS versi 17. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak

Hasil identifikasi tumbuhan dilakukan di “Herbarium Bogoriense”, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor menyebutkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah tumbuhan puguh tanoh Curanga fel-terrae Merr. famili Scrophulariaceae. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 44. Hasil pemeriksaan makroskopik daun puguh tanoh segar dicirikan dengan daun berwarna hijau muda sampai hijau tua, berbentuk bulat telur, tepi daun beringgit, ukuran daun dengan panjang 4 - 6 cm dan lebar 2 - 4 cm, dengan tekstur permukaan daun yang kasar, berkerut-kerut, dan berbulu. Gambar dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 45. Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun puguh tanoh dicirikan dengan daun berwarna hijau muda sampai hijau tua yang lebih pudar dibandingkan dengan daun segar dan tepi daun mengerut. Gambar dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 46. Hasil pemeriksaan mikroskopik pada serbuk simplisia mempunyai fragmen pengenal berupa trikoma uniseluler, berkas pembuluh angkut bentuk spiral, kristal kalsium oksalat bentuk prisma, dan stomata dengan dua tipe yaitu tipe diasitik dan anomositik. Gambar dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 47. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

8 98 122

Uji Antikanker Kombinasi Ekstrak Etil Asetat Daun Poguntano (Picria fel-terrae Lour.) dengan Doksorubisin Terhadap Sel Kanker Payudara Secara In Bitro

8 96 158

Efek Penyembuhan Luka Bakar Dari Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Puguh Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.).

3 59 119

Uji In Vitro Aktivitas Antelmintik Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh [Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.]

8 91 106

Efek Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Terhadap Kadar Nitro Oxide Pada Tikus Jantan yang Diinduksi Doksorubisin

5 49 90

Uji In Vitro Aktivitas Antelmintik Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh [Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.]

5 56 106

Uji In Vitro Aktivitas Antelmintik Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh [Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.]

0 1 17

Efek Penyembuhan Luka Bakar Dari Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Puguh Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.).

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan - Efek Ekstrak Etanol Daun Puguh Tanoh (Curanga fel-terrae Merr.) Terhadap Kadar Nitrogen Monooksida Plasma Darah Tikus Sebagai Terapi Pendamping Pada Penggunaan Doksorubisin

0 0 12

Efek Ekstrak Etanol Daun Puguh Tanoh (Curanga fel-terrae Merr.) Terhadap Kadar Nitrogen Monooksida Plasma Darah Tikus Sebagai Terapi Pendamping Pada Penggunaan Doksorubisin

0 0 15