dengan individu-individu lain yangserupa dalam hal karekteristik-karekteristik sosial dengannya.
Bahkan lebih jauh lagi Lubis 2002 mengatakan bahwa
d
alam komunikasi manusia, agaknya diperlukan juga keseimbangan diantara kesamaan dan tidak kesamaan,
antara yang sudah dianggap biasa dengan sesuatu yang baru. Ada suatu proposisi dasar yang menyatakan bahwa kekuatan pertukaran informasi pada komunikasi antara dua
orang ada hubungannya dengan derajat heterofili antara mereka. Dengan kata lain, orang akan menerima hal-hal baru, yang informasional, justru melalui ikatan-ikatan yang lemah.
Heterofili adalah derajat perbedaan dalam beberapa hal tertentu antara pasangan-pasangan individu yang berinteraksi
1.5.3 Model Komunikasi ABX Newcomb Model Keseimbangan
Salah satu teori atau model yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah
Model ABX Newcomb dari Theodore Newcomb. Model komunikasi yang
dikembangkan Newcomb merupakan model komunikasi antar pribadi. Melalui modelnya ini Newcomb menggambarkan tentang dinamika hubungan komunikasi antara dua
individu mengenai suatu objek yang dipersoalkan mereka. Pendekatan Theodore Newcomb dalam Effendy, 2000:260 terhadap komunikasi adalah pendekatan seorang
pakar psikologi sosial berkaitan dengan interaksi manusia. Gambar 1. Model Komunikasi ABX Newcomb
X
A B
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut. Dalam model Newcomb ada dua individu A dan B berorientasi terhadap satu sama lain dan terhadap
objek, manusia atau benda X. Model ini merupakan pengembangan dari hasil pemikiran psikolog Heider. Menurut Teori Heider ada dua orang A dan B yang saling menyukai,
disamping itu ada orang ketiga atau benda lain X, maka hubungan A dan B disebut Balanced atau seimbang. Sebaliknya jika A suka pada B dan B suka pada A, namun A
suka pada X tetapi B tidak suka pada X maka hubungan mereka unbalanced atau tidak seimbang. Bila hubungan seimbang maka tiap pihak akan menentang perubahan. Juka
hubungan tidak seimbang maka akan timbul usaha-usaha untuk memulihkan keseimbangan tersebut.
Newcomb mengembangkan Teori Heider menjadi hubungan antara dua atau lebih manusia. Newcomb mengembangkan postulate = dalil pendapat yang dikemukakan
sebagai kebenaran: A strain symmentry = tekanan menuju kesamaan. Sebagai akibatnya: bidangpersamaan pendapat akan meluas dengan mengadakan komunikasi. Newcomb
mengemukakan assumption = anggapan komunikasi menyelenggarakan fungsi pokok yang memungkinkan dua orang atau lebih memelihara perhatian terus –menerus terhadap
satu sama lain dan terhadap objek-objek lingkungan luar mereka. Dengan demikian: komunikasi adalah a learned response to strain = reaksi yang dipelajari terhadap tekanan
dan bahwa kita ingin memperoleh lebih banyak kegiatan komunikasi memberi, mencari dan bertukar informasi di dalam kondisi ketidakpastian dan ketidakseimbangan.
Model ini mengingatkan kepada diagram jaringan kelompok kerja yang dibuat para psikologi sosial dan merupakan awal formulasi konsistensi kognitif. Menurut
Newcomb, yang kemudian dikenal dengan sebutan “model keseimbangan”, pola komunikasi yang terjadi antara dua individu mempunyai dua bentuk atau situasi
“seimbang” dan “tidak seimbang”. Situasi komunikasi seimbang akan terjadi apabila dua
Universitas Sumatera Utara
orang yang berkomunikasi tentang suatu halobjek sama-sama mempunyai sikap menyukai atau selera yang sama terhadap halobjek yang dibicarakan. Keadaan tidak
seimbang terjadi apabila terdapat perbedaan sikap diantara kedua orang tersebut. Namun, apabila keadaan tidak seimbang ini terjadi, umumnya masing-masing pihak akan
berupaya untuk mengurangi perbedaan sehingga keadaan “relatif seimbang” bisa tercapai. Sementara kalau keadaan seimbang terjadi masing-masing pihak berusaha untuk
terus mempertahankannya. Menjaga keseimbangan inilah yang menurut Newcomb merupakan hakekat utama dari komunikasi antar pribadi McQual dan Windahl dalam
Effendy, 2000:262. Model ABX dari Theodore Newcomb jika dikaitkan dengan penelitian ini adalah
keadaan mahasiswa etnik pendatang yang tidak seimbang dalam berkomunikasi dengan etnik tuan rumah etnik BatakMelayu, sehingga agar keadaan menjadi relatif seimbang
salah satu pihak yaitu etnik pendatang harus bisa mengurangi keadaan yang tidak seimbang tersebut dengan cara beradaptasi.
1.5.4 Teori Adaptasi Antar Budaya pendekatan kedua yang dijadikan landasan berfikir dalam penelitia ini adalah Teori
Adaptasi Antarbudaya yang dikemukakan oleh Young Yun Kim dalam Liliweri,
2001:82 tentang pengalaman-pengalaman adaptasi antarbudaya dari individu-individu yang tumbuh, dilahirkan dan ditingkatkan pada suatu kebudayaan kemudian pindah ke
kebudayaan lain. Beberapa perspektif teori ini diambil dari beberapa konsep dan prinsip- prinsip dari “teori sistem umum” yang menekankan ciri-ciri dinamik holisentrik, interaktif
dari individu-individu sebagai sistem komunikasi terbuka. Proses dan hasil adaptasi antarbudaya secara teoritis berdasarkan pada perspektif “teori sistem umum” , yang
memfokuskan pada pengalaman-pengalaman komunikasi imigran. Proses adaptasi dapat
Universitas Sumatera Utara
dijelaskan sebagai suatu proses komunikasi dimana orang-orang asing mempelajari dan mendapatkan bentuk-bentuk komunikasi dominan dari masyarakat tuan rumah. Orang
asing memperoleh bentuk-bentuk komunikasi kultural dari masyarakat tuan rumah dan mengembangkan hubungan dengan lingkungan sosial baru
melalui komunikasi. Adaptasi merupakan proses pengambangan dari organisme manusia untuk berusaha
menurunkan keseimbangan internal dari stress yang berkepanjangan dengan meningkatkan kemampuan komunikasi tuan rumah dan berpartisipasi melalui komunikasi
antar pribadi dan aktifitas komunikasi massa dengan lingkungan masyarkat tuan rumah. Sebagaimana ditunjukan oleh para imigran tetap dan tidak tetap yang secara sukses
berhasil mengatasi situasi yang menekan dan mentransformasikan diri mereka secara adaptif. Seperti Young Yun Kim kemukakan dalam Mulyana dan Rahmat, 2003:138
bahwa pada saatnya seorang imigran akan menggunakn cara-cara berprilaku masyarakat pribumi untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola yang diterima masyarakat setempat.
Universitas Sumatera Utara
1.5.5 Kerangka konsep