Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa penambahan arang tempurung kelapa berpengaruh nyata, ini menunjukkan bahwa penambahan arang
tempurung kelapa juga dapat meningkatkan kualitas kadar abu. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan 1000 berpengaruh nyata dengan perlakuan
9010, perlakuan 8515, perlakuan 8020 dan perlakuan 7525. Perlakuan 9010 menunjukkan berpengaruh tidak nyata dengan perlakuan 8515 dan
perlakuan 8020, tetapi berpengaruh nyata dengan perlakuan 1000 dan perlakuan 7525.
Menurut Hendra dan Winarni 2003 dalam Hendra 2007 bahwa faktor jenis bahan baku sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kadar abu briket
arang yang dihasilkan. Hal ini karena bahan baku yang digunakan memiliki komposisi kimia dan jumlah mineral yang berbeda-beda sehingga mengakibatkan
kadar abu briket arang yang dihasilkan berbeda pula.
4.3 Kadar Zat Menguap
Menurut Hendra dan Pari 2000 dalam Triyono 2006 bahwa kadar zat menguap adalah zat yang dapat menguap sebagai hasil dekomposisi senyawa-
senyawa yang masih terdapat di dalam arang selain air. Kandungan kadar zat menguap yang tinggi di dalam briket akan menyebabkan asap yang lebih banyak
pada saat briket dinyalakan. Kandungan asap yang tinggi disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon monoksida CO dengan turunan alkohol. Nilai rata-rata
kadar zat menguap yang dihasilkan setiap perlakuan tersaji pada Gambar 12.
Universitas Sumatera Utara
53.36 53.089
50.976 49.813
47.382
44 45
46 47
48 49
50 51
52 53
54
1000 9010
8515 8020
7525
Komposisi Bahan Baku K
a d
a r
Z a
t M
e n
g u
a p
Komposisi = Sludge : Tempurung Kelapa Nilai Uji Duncan
A B
A B
C
Gambar 12 Grafik nilai rata-rata kadar zat menguap.
Gambar 12 menunjukkan bahwa nilai rata-rata terendah kadar zat menguap untuk briket sebesar 47,382 diperoleh pada perlakuan 7525
sedangkan kadar zat menguap tertinggi sebesar 53,36 pada perlakuan kontrol 1000. Nilai kadar zat menguap untuk perlakuan kontrol 0100 sekitar
32,779. Tinggi kadar zat menguap pada komposisi sludge yang lebih besar terjadi karena tidak adanya proses pengarangan sludge melainkan hanya dengan
menyangrainya saja sehingga pada waktu disangrai bahan-bahan kimia yang terdapat pada sludge tidak terurai. Pernyataan ini didukung Triyono 2006 tinggi
rendahnya kadar zat menguap disebabkan oleh kesempurnaan proses karbonisasi dan juga dipengaruhi oleh waktu dan suhu pada proses pengarangan. Semakin
besar suhu dan waktu pengarangan maka semakin banyak zat yang menguap yang terbuang, sehingga pada saat pengujian kadar zat menguap akan diperoleh kadar
zat menguap yang rendah. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa penambahan arang
tempurung kelapa berpengaruh nyata, ini menunjukkan bahwa penambahan arang
Universitas Sumatera Utara
tempurung kelapa juga dapat meningkatkan kualitas kadar zat menguap. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan 1000 berpengaruh tidak nyata dengan
perlakuan 9010 tetapi berpengaruh nyata dengan perlakuan 8515, perlakuan 8020 dan perlakuan 7525. Perlakuan 8515 menunjukkan berpengaruh tidak
nyata dengan perlakuan 8020 tetapi berpengaruh nyata dengan perlakuan 7525.
Perbedaan jenis bahan baku sangat mempengaruhi besarnya nilai kadar zat menguap briket arang yang dihasilkan. Hasil menunjukkan penambahan arang
tempurung menghasilkan briket yang memiliki kandungan kimia dengan komposisi yang berbeda-beda. Banyak sedikitnya kandungan kimia ini yang
menyebabkan nilai kadar zat menguap pun berbeda-beda. Seperti halnya menurut Suparno dkk 2000 dalam Setyawan 2006 bahwa tinggi rendahnya kadar zat
menguap dipengaruhi oleh jenis bahan baku sehingga perbedaan jenis bahan baku berpengaruh nyata terhadapa kadar zat menguap briket arang.
4.4 Kadar Karbon Terikat