Prosedur Pengujian Pengujian Kerapatan

3.3.2 Prosedur Pengujian Pengujian Kerapatan

Kerapatan umumnya dinyatakan dalam perbandingan berat dan volume, yaitu dengan cara menimbang briket dan mengukur volume. Kerapatan briket dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: Kerapatan = V G Keterangan: K = Kerapatan gcm 3 G = Bobot briket g V = Volume cm 3 Pengujian Keteguhan Tekan Prinsip pengujian keteguhan tekan adalah mengukur kekuatan tekan briket dengan memberikan penekanan sampai briket pecah. Pengujian keteguhan tekan dilakukan dengan menggunakan alat Instron dimana beban yang diberikan maksimum adalah 100 kgf. Penekanan yang diberikan secara perlahan-lahan sampai briket tersebut pecah. Penekanan tersaji pada Gambar 5. Penentuan keteguhan tekan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: Kt = L P Keterangan: Kt = beban keteguhan tekan kgcm 2 P = Beban penekanan kg L = Luas permukaan cm 2 Universitas Sumatera Utara Gambar 8 Penekanan contoh uji. Pengujian Kadar Air ASTM D 5142-02 Contoh uji ditimbang sebanyak ± 1 gram, lalu dimasukkan ke crucible tanpa tutup kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 104 - 110 C selama 1 jam, kemudian pindahkan spesimen dan didinginkan ke dalam desikator lalu ditimbang. Kadar air dihitung dengan menggunakan persamaan: M = 100 x W B W − Keterangan: M = Kadar air W = Berat contoh mula-mula g B = Berat contoh setelah dikeringkan pada suhu 104-110 C g Kadar Zat Menguap Briket ASTM D 5142-02 Timbang crucible, spesimen yang berasal dari penghitungan kadar air, tutup dan ditempatkan dalam furnace. Panaskan dalam furnace dengan suhu 950 ± 20 C selama 7 menit, kemudian didinginkan dalam deksikator dan selanjutnya ditimbang. Kadar zat menguap dihitung berdasarkan persamaan: V = 100 x W C B − Keterangan: V = Kadar zat mudah menguap B = Berat contoh setelah dikeringkan pada suhu 104-110 C g C = Berat spesimen setelah dipanaskan pada tes zat menguap g W= Berat contoh mula-mula pada kadar air g Universitas Sumatera Utara Kadar Abu Briket ASTM D 5142-02 Timbang crucible dengan spesimen dan tanpa tutup, tempatkan dalam furnace dan dipanaskan dalam suhu 450 - 500 C selama 1 jam kemudian suhu 700 – 750 C selama 2 jam, kemudian dilanjutkan pengabuan dengan suhu 900 – 950 C selama 2 jam. Pindahkan crucible dari furnace, didinginkan dalam desikator dan timbang segera. Kadar abu dihitung berdasarkan persamaan: A = 100 x W G F − Keterangan: A = Kadar abu F = Berat crucible dan abu g G = Berat kosong crucible g W = Berat awal specimen g Kadar Karbon Terikat Briket ASTM D 5142-02 Karbon terikat adalah fraksi karbon C dalam briket, selain fraksi air, zat mudah menguap dan abu. Kadar karbon terikat dihitung dengan menggunakan persamaan: Fixed Carbon = 100 – M + V + A Keterangan: Fixed Carbon = Kadar karbon terikat M = Kadar air V = Kadar zat mudah menguap A = Kadar Abu Nilai Kalor Briket Prinsip penentuan nilai kalor adalah dengan mengukur energi yang ditimbulkan pada pembakaran 1 gram contoh uji. Penentuan nilai kalor dengan cara ditimbang 0,15 gram spesimen, lalu ditempatkan pada cawan besi, kemudian dimasukkan ke dalam oxsigen calorimeter bomb ialah masukkan spesimen ke dalam cawan, disiapkan kawat untuk penyala dengan menggulungnya dan Universitas Sumatera Utara memasangnya pada tangkai penyala yang terpasang pada penutup bom, ditempatkan cawan berisi bahan bakar pada ujung tangkai penyala, ditutup bom dengan kuat setelah dipasang ring-O dengan memutar penutup tersebut, diisikan oksigen ke dalam bom dengan tekanan 30 bar, ditempatkan bom yang telah terpasang ke dalam calorimeter, dimasukkan air pendingin sebanyak 1250 ml, ditutup calorimeter dengan alat penutupnya, dihidupkan pengaduk air pendingin selama 5 menit sebelum penyalaan dilakukan, dihidupkan penyalaan kemudian diaduk terus air pendingin selama 5 menit setelah penyalaan berlangsung, dibaca dan dicatat kembali temperatur air pendingin, dan dimatikan pengaduk. Penentuan nilai kalor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: Nilai Kalor = xCv T T 05 , 1 2 − − x0,24 Keterangan : T 1 = Suhu air mula-mula C T 2 = Suhu setelah Pembakaran C 0.05 = suhu akibat kenaikan panas pada kawat Cv = berat jenis calorimeter 73529.6 Jg 0.24 = konstanta 1 J= 0,24 kal 3. 4 Rancangan Percobaan Perlakuan dalam penelitian ini adalah perbedaan komposisi sludge:arang serbuk tempurung kelapa yang diberikan, yaitu 1000; 9010; 8515; 8020; 7525 dan 0100. Model rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga kali ulangan. model matematikanya adalah: Yij = μ + αi + ∑ij Keterangan: Yij = Angka pengamatan percobaan µ = Nilai rataan αi = Efek perlakuan ke-i Σ ij = Efek kesalahan percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j 1,2,3 Universitas Sumatera Utara Pengolahan data menggunakan perangkat lunak software Mini Tab versi 14.00 kemudian dilanjutkan dengan Uji Lanjut Duncan selang kepercayaan 95. Universitas Sumatera Utara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Briket yang dihasilkan rata-rata memiliki tinggi 5 – 6 cm, diameter 4.33 – 4.34 cm dan berwarna dari coklat hingga coklat kehitam-hitaman seperti yang tersaji pada Gambar 9. Gambar 9 Briket yang dihasilkan.

4.1. Kadar Air