Kadar Abu Karakteristik Briket Arang dari Sludge dengan Penambahan Arang Tempurung Kelapa

bahan baku yang berkerapatan rendah memiliki kadar air yang lebih tinggi daripada briket arang dengan bahan baku berkerapatan tinggi. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa penambahan arang tempurung kelapa berpengaruh tidak nyata pada nilai kadar air yang dihasilkan, sehingga tidak perlu dilanjutkan dengan uji Duncan. Kadar air briket sangatlah mempengaruhi kualitas kalor yang dihasilkan, semakin tinggi kadar air akan menyebabkan kualitas briket arang menurun, terutama akan berpengaruh terhadap nilai kalor. Menurut Sukandarrumidi 2006, kadar air akan berpengaruh pada nilai kalor yang dihasilkan. Apabila kandungan airnya tinggi, maka kalor yang dihasilkan briket sebagian akan dipergunakan lebih dahulu untuk menguapkan air yang terdapat dalam briket. Akibatnya, sebagian kalor yang dihasilkan oleh briket, terpaksa dipakai untuk menguapkan air.

4.2 Kadar Abu

Abu merupakan bahan sisa dari proses pembakaran yang sudah tidak memiliki unsur karbon lagi. Salah satu unsur utama abu adalah silika. Kadar abu berpengaruh terhadap nilai kalor yang dihasilkan. Menurut Hendra dan Darmawan 2000 semakin rendah kadar abu maka semakin baik briket arang tersebut. Pengaruh kadar abu terhadap kualitas briket arang kurang baik, terutama terhadap nilai kalor yang dihasilkan. Kandungan kadar abu yang tinggi dapat menurunkan nilai kalor karena abu merupakan bahan anorganik dan sisa material yang sulit terurai dan tidak terbakar walaupun terjadi pembakaran sempurna Listiyanawati dkk, 2008. Nilai rata-rata kadar abu yang dihasilkan setiap perlakuan tersaji pada Gambar 11. Universitas Sumatera Utara 29.133 26.611 25.84 25.09 22.983 5 10 15 20 25 30 35 1000 9010 8515 8020 7525 Komposisi Bahan Baku K a d a r A b u Komposisi = Sludge : Tempurung Kelapa Nilai Uji Duncan A B B B C Gambar 11 Grafik nilai rata-rata kadar abu. Gambar 11 menunjukkan bahwa nilai rata-rata terendah kadar abu untuk briket arang sebesar 22,983 pada perlakuan 7525 sedangkan nilai rata-rata kadar abu tertinggi 29,133 dihasilkan pada perlakuan kontrol 1000. Nilai kadar abu untuk pelakuan kontrol 0100 sekitar 3,968. Hal ini terjadi karena adanya kandungan kimia sludge yang digunakan pada proses pulping antara lain NaOH, Na 2 S, dan Na 2 CO 3 tidak dapat terurai meskipun sudah mengalami perlakuan sebelumnya. Adanya penambahan arang tempurung kelapa bertujuan untuk mengurangi kadar abu. Meskipun arang tempurung kelapa memiliki kandungan silika tetapi kandungan kimianya berpengaruh tidak nyata terhadap kualitas briket yang dihasilkan Hendra dan Darmawan, 2000. Hasil menunjukkan semakin banyaknya penambahan arang tempurung kelapa semakin menurunkan nilai kadar abu briket yang dihasilkan. Ini disebabkan karena adanya penambahan arang tempurung kelapa penggunaan jumlah sludge semakin sedikit sehingga kandungan bahan kimia yang terdapat pada briket juga semakin berkurang. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa penambahan arang tempurung kelapa berpengaruh nyata, ini menunjukkan bahwa penambahan arang tempurung kelapa juga dapat meningkatkan kualitas kadar abu. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan 1000 berpengaruh nyata dengan perlakuan 9010, perlakuan 8515, perlakuan 8020 dan perlakuan 7525. Perlakuan 9010 menunjukkan berpengaruh tidak nyata dengan perlakuan 8515 dan perlakuan 8020, tetapi berpengaruh nyata dengan perlakuan 1000 dan perlakuan 7525. Menurut Hendra dan Winarni 2003 dalam Hendra 2007 bahwa faktor jenis bahan baku sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kadar abu briket arang yang dihasilkan. Hal ini karena bahan baku yang digunakan memiliki komposisi kimia dan jumlah mineral yang berbeda-beda sehingga mengakibatkan kadar abu briket arang yang dihasilkan berbeda pula.

4.3 Kadar Zat Menguap