4.7 Gambaran Perilaku Pelajar Kelas Khusus Sebelum Pretest dan Sesudah Diberi Perlakuan Postest
Hasil uji nilai rerata pengetahuan, sikap, dan tindakan pelajar kelas khusus sebelum pretest dan sesudah diberi perlakuan postest menunjukkan perbedaan yang
bermakna p 0,05 pada pengukuran setelah 2 minggu perlakuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7 Perbandingan Rerata Nilai Pretest dan Postest Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pelajar Kelas Khusus terhadap Konsumsi Makanan Jajanan
pada saat Postest di SMA Negeri 1 Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2009
Variabel Rerata Nilai
t p
Sebelum Perlakuan 20.27
Pengetahuan Sesudah Perlakuan
39.00 -81.000 0.000
Sebelum Perlakuan 2.06
Sikap Sesudah Perlakuan
5.00 -26.665 0.000
Sebelum Perlakuan 30.93
Tindakan Sesudah Perlakuan
40.78 -3.165 0.002
4.7.1 Pengaruh Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas Khusus Sesudah Pemajangan Poster dan
Pemberian Leaflet di SMA Negeri 1 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Paired Sampel T-Test diperoleh rata-rata pengetahuan responden sebelum pemajangan poster dan pemberian leaflet
makanan sehat sebesar 20.27 dan sesudah pemajangan poster dan pemberian leaflet sebesar 39.00. Selain itu, t hitung adalah -81.000 dengan nilai probabilitas p=0,000,
oleh karena p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah pemajangan poster dan pemberian leaflet makanan sehat sehingga
dapat diartikan bahwa ada pengaruh media visual poster dan leaflet makanan sehat terhadap pengetahuan pelajar kelas khusus sesudah pemajangan poster dan pemberian
Universitas Sumatera Utara
leaflet makanan sehat. Gambaran secara jelas untuk peningkatan pengetahuan per item pertanyaan dapat dilihat pada gambar 4.7 di bawah ini.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13
No.Item Pertanyaan Pengetahuan J
um la
h R e
s ponde
n Y a
ng M e
nj a
w a
b
Be n
a r
Pretest Postest
Gambar 4.7 Grafik Pengetahuan Responden Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa perbedaan jumlah responden yang
menjawab benar pada saat pretest dan postest sangat mencolok. Pada saat pretest, sebagian besar responden menjawab pertanyaan pengetahuan dengan kelompok pilihan
jawaban hampir benar dan salah. Kemudian pada postest, seluruh responden dapat menjawab dengan benar.
4.7.2 Pengaruh Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat terhadap Sikap Pelajar Kelas Khusus Sesudah Pemajangan Poster dan Pemberian Leaflet di
SMA Negeri 1 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Paired Sampel T-Test diperoleh
rata-rata sikap responden sebelum pemajangan poster dan pemberian leaflet makanan sehat sebesar 2.06 dan sesudah pemajangan poster dan pemberian leaflet makanan sehat
sebesar 5.00. Selain itu, t hitung adalah -26.665 dengan nilai probabilitas p=0,000, oleh karena p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap antara sebelum dan
Universitas Sumatera Utara
sesudah pemajangan poster dan pemberian leaflet makanan sehat sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh media visual poster dan leaflet makanan sehat terhadap
sikap pelajar kelas khusus sesudah pemajangan poster dan pemberian leaflet makanan sehat.
Gambaran secara jelas untuk peningkatan sikap per item pertanyaan dapat dilihat pada gambar 4.8 di bawah ini.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
1 2
3 4
5
No. item Pernyataan Sikap Ju
m la
h R
e sp
o n
d en
Y a
n g
S et
u ju
pretest postest
Gambar 4.8 Grafik Sikap Responden Sebelum Dan Sesudah Perlakuan
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa perbedaan sikap responden saat pretest dan postest sangat mencolok. Pada saat pretest, sebagian besar sikap responden adalah
dalam kategori setuju pada pernyataan negatif. Begitu juga dengan pernyataan yang positif, dimana sebagian besar responden juga memilih sikap tidak setuju. Kemudiaan
saat postest, semua sikap responden berubah menjadi sikap setuju dengan pernyataan yang positif, serta tidak setuju pada pernyataan yang negatif.
Universitas Sumatera Utara
4.7.3 Pengaruh Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat terhadap Tindakan Pelajar Kelas Khusus Sesudah Pemajangan Poster dan Pemberian
Leaflet di SMA Negeri 1 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Paired Sampel T-Test diperoleh
rata-rata tindakan responden sebelum pemajangan poster dan pemberian leaflet makanan sehat sebesar 30.93 dan sesudah pemajangan poster dan pemberian leaflet makanan sehat
sebesar 40.78. Selain itu, t hitung adalah -3.165 dengan nilai probabilitas p=0,002, oleh karena p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tindakan antara sebelum
dan sesudah pemajangan poster dan pemberian leaflet makanan sehat sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh media visual poster dan leaflet makanan sehat terhadap
tindakan pelajar kelas khusus sesudah pemajangan poster dan pemberian leaflet makanan sehat.
Gambaran secara jelas untuk peningkatan tindakan per item pertanyaan dapat dilihat pada gambar 4.9 di bawah ini.
5 10
15 20
25 30
35 40
45
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15
No.Item Pernyataan Tindakan J
uml a
h R e
s pon
de n Y
a ng
S ela
lu M
e lak
u k
an
Pretest Postest
Gambar 4.9 Grafik Tindakan Responden Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan tindakan responden
saat pretest dan postest. Pada saat pretest, sebagian besar tindakan responden adalah
Universitas Sumatera Utara
kadang-kadang dalam melakukan hal yang pernyataan positif dan sering melakukan pernyataan yang negatif. Kemudian pada saat postest, terdapat perubahan pada tindakan,
tetapi tidak begitu menonjol seperti pada pengetahuan dan sikap, dimana masih banyak responden yang tetap melakukan tindakan kadang-kadang dan tidak pernah pada
pernyataan yang positif, serta tindakan sering melakukan pernyataan yang negatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Kantin Sekolah
SMA Negeri 1 Panyabungan memiliki tiga kantin yang terdapat di dalam lingkungan sekolah, sehingga pilihan jajanan pada waktu jam istirahat pun menjadi
bervariasi. Jenis jajanan yang paling banyak dijual di kantin sekolah adalah makanan jajanan yang berbentuk panganan dan permen.
Sebelum dilakukan intervensi berupa pemajangan poster dan pemberian leaflet, di lingkungan kantin-kantin ini masih banyak terdapat sampah yang berserakan. Hal ini
dikarenakan masih ada pelajar yang membuang sampah sembarangan, padahal sudah disediakan tempat sampah. Dalam hal menyajikan makanan, para pengelola kantinnya
juga tidak memakai sarung tangan, sehingga makananminuman tidak begitu terjamin kebersihannya. Walaupun demikian, para pelajar tetap saja selalu jajan di kantin-kantin
tersebut karena memang tidak ada pilihan lain. Setelah dilakukan intervensi berupa pemajangan poster dan pemberian leaflet,
dapat dilihat tindakan pelajar terkait dengan keadaan kantin sekolah, yaitu bahwa hanya 38,8 pelajar kelas khusus yang selalu membeli makanan jajanan yang enak, bersih,
sehat dan bergizi, artinya masih ada banyak pelajar kelas khusus yang kurang memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan, gizi dan rasa dari jajanan yang dikonsumsi.
Hal ini dikarenakan para pelajar ini sudah terlanjur lapar sehingga tidak sempat untuk memperhatikan kondisi jajanan yang akan dikonsumsi. Kemudian masih ada 6,3 yang
sama sekali tidak pernah memilih makanan jajanan dari aspek kesehatan dan gizinya,
Universitas Sumatera Utara