BAB II URAIAN TEORITIS
2.1. Pengertian Hotel
Industri perhotelan adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang jasa akomodasi, yang biasanya dilengkapi dengan penjualan makanan dan minuman. Industri
perhotelan merupakan salah satu komponen penting dalam sektor pariwisata. Industri pariwisata itu sendiri telah diakui sebagi industri yang penting dan menguntungkan,
terutama bila ditinjau dari sudut perekonomian industri pariwisata banyak menghasilkan devisa bagi negara.
Hotel sendiri secara umum dapat didefenisikan sebagai suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa
penginapan, penyedia makanan dan minuman, serta fasilitas jasa lainnya di mana semua pelayanan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang
bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel.
Definisi hotel menurut SK Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No.KM 37PW.340MPPT-86, adalah, “Suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan
minuman, serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial”.Sulastiyono, 2001:6.
Sedangkan pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc.1995,menyebutkan bahwa, “Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan
tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum”.Jadi hotel merupakan bagian terpenting dari unsur pariwisata yang mengelola suatu tempat
untuk memuaskan para tamu atau penguna jasa yang akan beristirahat, oleh sebab itu pelayanan yang baik akan mendukung peningkatan rasa puas terhadap tamu atau
pengguna jasa suatu hotel.
2.2. Pemasaran Hotel
Pemasaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam bisnis perhotelan. Keberhasilan penjualan produk hotel tergantung pada usaha pemasaran, namun juga
tanpa mengabaikan faktor-faktor lain yang mendukung. Kegiatan pemasaran hotel menurut Ritherford dalam Yoeti 2004;9,
”Pemasaran adalah aktifitas dengan menggunakan taktik dan strategi yang direncanakan sedemikian rupa untuk menyampaikan ”cerita” tentang layanan yang
diberikan oleh suatu hotel serta memberi gairah atau rangsangan pada tamu untuk memilih pesan yang disampaikan hotel untuk dibandingkan dengan alternatif lainnya
dari hotel pesaing”.
Lain halnya dengan Philip Kotler dalam Yoeti 2004;10 yang mengatakan, ”pemasaran hotel adalah ilmu yang bertujuan untuk menyenangkan tamu dan dari
kegiatan itu hotel memperoleh keuntungan”. Neil Wearne and Alison dalam Yoeti 2004;10 mengatakan bahwa, dari sudut
pandang orang-orang yang bergerak dalam bidang industri jasa, pemasaran dapat diartikan sebagai usaha mengolah makanan, minuman, dan akomodasi hotel menjadi
produk yang diminati orang dengan memberikan nilai tambah melalui pelayanan dan penyajian.
Menurut Agus Sulastiyono 2001 ; 262keberhasilan pemasaran hotel tergantungdari dua faktor sebagai berikut :
1. Faktor yang dapat Dikendalikan
Bauran pemasarandapat diubah dengan berbagai cara, misalnya: hotel dapat merubah atau mengganti media yang digunakan untuk mengiklankan produknya dari
menggunakan media majalah ke media televisi, atau dari radio ke kupon promosi, sedangkan waktu dan uang merupakan faktor yang sifatnya terbatas.
2. Faktor yang Tidak Dapat dikendalikan
Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan adalah kejadian-kejadian diluar jangkauan manajer pemasaran.Faktor ini kadang-kadang disebut faktor eksternal,
yang paling sedikit terdapat enam faktor eksternal seperti : a.
Kompetisi
b. Regulasi dan legalisasi
c. Lingkungan ekonomi
d. TeknologidanLingkungan
e. Sosial-budaya
Suksesnya seorang penjual suatu produk hotel tergantung dari harga atau tarif hotel yang bersangkutan.Jika tarif kamar dianggap tinggi mungkin saja calon tamu memilih
produk hotel yang lain substitusi.
2.3. Penjualan Kamar Hotel
Penjualan kamar hotel merupakan ujung tombak dari suatu bisnis perhotelan karena jika suatu hotel tidak ditunjang dengan penjualan yang baik, hotel tidak akan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Philip Kotler dan Gary Amstrong dalam Kartajaya 2009;99,
“mendefenisikan penjualan merupakan suatu proses menaruh harapan dan melakukan suatu kualifikasi terhadap pelanggan potensial. Proses pendekatan awal yang
dilakukan lebih intensif untuk memberikan pengenalan dari presentasi dan demonstrasi dari barang atau jasa yang ditawarkan”.
Sedangkan Hermawan Kartajaya 2009;100, “mendefenisikan penjualan sebagai taktik untuk menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan melalui
produk perusahaan”.
2.4. Pengertian Pemasaran